Sie sind auf Seite 1von 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena Rahmat dan Hidayah- Nya
jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak yang berpartisipasi
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menampilkan yang terbaik dalam
makalah ini. Namun, makalah ini sepenuhnya masih belum sempurna, oleh karena itu dengan
tulus dan rendah hati kami mengharapkan kritikan dan saran dari Dosen pengajar, serta
teman-teman guna memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini agar bermanfaat bagi
semua. Amin.
Terima kasih.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................iii
A. Latar Belakang.....................................................................................................iii
B. Tujuan...................................................................................................................iv
BAB II Landasan teori..................................................................................................1
A. Anatomi dan Fisiologi..............................................................................................1
B. Definition ................................................................................................................2
C. Etiologi.......................................................................................................2
D. Patofisiologi.............................................................................................................3
E. Gejala Klinis.............................................................................................................4
F. Komplikasi dan Prognosis........................................................................................5
G. Pemeriksaan dan Penatalaksanaan...........................................................................6
BAB III Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................8
1. Pengkajian................................................................................................................8
2. Diagnosa.................................................................................................................11
3. Intervensi................................................................................................................12
BAB IV Penutup.........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

BAB I
ii

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya .

Perdarahan pada kehamilan muda disebut sebagai abortus sedangkan perdarahan pada
kehamilan tua disebut perdarahan anterpartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dengan
kehamilan tua adalah 22 minggu mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus .
Perdarahan anterpartum biasanya berbatas pada perdarahan jalan lahir setelah
kehamilan 22 minggu tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22
minggu dengan patologis yang sama. Perdarahan saat kehamilan setelah 22 minggu biasanya
lebih berbahaya dan lebih banyak daripada kehamilan sebelum 22 minggu . Oleh karena itu
perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya
bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan perdarahan yang tidak bersumber pada
kelainan plasenta umpamanya kelainan serviks biasanya tidak seberapa berbahaya. Pada
setiap perdarahan anterpartum pertama-tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber
pada kelainan plasenta.
Perdarahan anterpartum yang bersumber dari kelainan plasenta yang secara klinis
biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio
plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya . Perdarahan anterpartum terjadi kirakira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan
perdarahan yang belum jelas penyebabnya.
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan tiga atau setelah usia
kehamilan , namun beberapa penderita mengalami perdarahan sedikit-sedikit kemungkinan
tidak akan tergesa-gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangka sebagai
tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahan yang berlangsung banyak ,
mereka datang untuk mendapatkan pertolongan.
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada
permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan anterpartum apapun
penyebabnya , penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk
transfusi darah dan operasi . Perdarahan anterpartum diharapkan penanganan yang adekuat
dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek keperawatannya yang sangat membantu
dalam penyelamatan ibu dan janinnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
iii

Mampu menerapkan asuhan keperawatan klien dengan plasenta previa.


2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada klien plasenta previa.
b. Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada klien
plasenta previa.
c. Dapat membuat perencanaan pada klien plasenta previa.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi tindakan
yang telah dilakukan pada klien plasenta previa.

iv

Das könnte Ihnen auch gefallen