Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pencahayaan didefinisikan sebagai jumlah cahaya yang jatuh pada permukaan. Satuannya
adalah lux (1 lm/m2), dimana lm adalah lumens atau lux cahaya. Salah satu faktor penting dari
lingkungan kerja yang dapat memberikan kepuasan dan produktivitas adalah adanya penerangan
yang baik. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan pekerja dapat melihat
obyek-obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu.
Menurut Suhadri (2008), setiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan pada
permukaannya. Pencahayaan yang baik menjadi penting untuk menampilkan tugas yang bersifat
visual. Pencahayaan yang lebih baik akan membuat orang bekerja lebih produktif. Membaca
buku dapat dilakukan dengan 100 sampai 200 lux. Hal ini merupakan pertanyaan awal perancang
sebelum memilih tingkat pencahayaan yang benar. CIE (Commission International de
lEclairage) dan IES (Illuminating Engineers Society) telah menerbitkan tingkat pencahayaan
yang direkomendasikan untuk berbagai pekerjaan. Nilai nilai yang direkomendasikan tersebut
telah dipakai sebagai standar nasional dan internasional bagi perancangan pencahayaan.
Tabel 1 Jenis Kegiatan dan Tingkat Penerangan
(Sumber : Suhadri, 2008)
Pengukuran cahaya dilakukan dengan menggunakan Lux meter.
Jenis Kegiatan
Tingkat
Minimal (lux)
Pencahayaan
Keterangan
Ruang penyimpanan dan peralatan atau
100
instalasi
kontinyu
yang
memerlukan
pekerjaan
kasar
200
Ruang
Pekerjaan rutin
administrasi,
ruang
kontrol,
300
dengan mesin
Pemilihan
Pekerjaan halus
warna,
pemrosesan
tekstil,
1000
Pekerjaan terinci
1500
3000
tidak menimbulkan bayangan
halus
Sedangkan menurut PMP no. 7 tahun 1964, tingkat penerangan atau NAB (Nilai
Ambang Batas) di tempat kerja tercantum dalam tabel 2
Tabel 2 Tingkat Penerangan atau NAB (Nilai Ambang Batas)
di Masing-Masing Area Kerja
Tingkat
Area Kegiatan
Penerangan
Penerangan darurat
Penerangan untuk halaman dan jalan dalam lingkungan perusahaan
Pekerjaan yang membedakan barang kasar, seperti:
Minimal (Lux)
5 lux
20 lux
50 lux
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Penggilingan padi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
4.
200 lux
5.
6.
Pembungkusan daging
7.
Mengerjakan kayu
8.
Melapis perabot
Pekerjaan perbedaan yang teliti daripada barang-barang kecil, seperti:
1.
2.
3.
4.
Pembuatan tepung
5.
300 lux
berwarna muda
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1000 lux
sedikit
Jenis Permukaan
Langit-langit
Dinding
Perkakas (mebel)
Mesin dan perlengkapannya
Lantai
Reflektan (%)
80 -90
40 - 60
25 45
30 50
20 - 40
d. Dosis ekivalen pada ekstremitas (tangan dan kaki) atau kulit sebesar 500 mSv dalam
satu tahun (nilai batas dosis ekivalen pada kulit dirata-ratakan untuk luas 1 cm 2 dari
daerah kulit yang memperoleh penyinaran tertinggi).
Untuk siswa dan magang yang berusia antara 16 sampai 18 tahun yang mengikuti latihan
untuk pekerjaannya yang menggunakan penyinaran radiasi, dan untuk siswa yang berusia
antara 16 sampai 18 tahun yang menggunakan sumber radiasi dalam studinya, penyinaran
radiasi harus diawasi sehingga nilai batas berikut tidak dilampaui:
a. dosis efektif sebesar 6 mSv dalam satu tahun,
b. dosis ekivalen pada lensa mata sebesar 50 mSv dalam satu tahun,
c. dosis ekivalen pada ekstremitas atau kulit sebesar 150 mSv dalam satu tahun.
2) Nilai Batas Dosis Untuk Penyinaran Masyarakat
a. Dosis efektif sebesar 1 mSv dalam satu tahun
b. Dalam keadaan khusus, dosis efektif sampai dengan 5 mSv dalam satu tahun dengan
syarat bahwa dosis rata-rata selama lima tahun berturut-turut tidak lebih dari 1 mSv
dalam satu tahun.
c. Dosis ekivalen pada lensa mata sebesar 15 mSv dalam satu tahun, dan
d. Dosis ekivalen pada kulit sebesar mSv dalam satu tahun.
3) Pembatasan dosis bagi penggembira dan pengunjung pasien
a. Untuk orang dewasa tidak boleh lebih besar daripada 5 mSv selama masa
pemeriksaan diagnosa dan terapi dari seorang pasien.
b. Untuk anak-anak yang mengunjungi pasien yang menelan zat radioaktif (kedokteran
nuklir), tidak boleh lebih besar dari 1 mSv.
Nilai Batas Dosis seperti yang tertera diatas tadi adalah:
(1) Merupakan jumlah dari dosis radiasi eksterna dan interna, atau salah satu dari
keduanya, yaitu dosis radiasi eksterna saja atau dosis radiasi interna saja;
(2) Tidak termasuk penyinaran medik;
(3) Tidak termasuk penyinaran radiasi alam.
Di Indonesia besarnya NBD diatur dalam buku Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi,
dengan Surat Keputusan Dirjen Batan No. PN 03/160/DJ/89 diperkuat dengan Surat
Keputusan Kepala Bapeten No. 08 tahun 2013 tentang Keselamatan Radiasi Dalam
Penggunaan Pesawat Sinar-x dan Intervensional, NBD yang ditetapkan yaitu:
Tabel berikut memperlihatkan beberapa sumber paparan yang dapat menambah dosis
radiasi.
Rata-rata
Power
Medan
medan
Waktu
Density
listrik
magnet
Pemajanan
( V/m )
( A/m )
(menit)
614
614
1842/f
61,4
61,4
163
16,3/f
16,3/f
16,3/f
0,163
6
6
6
6
6
6
( mW/cm2 )
30 kHz -100 kHz
100 kHz -3 MHz
3 MHz -30 MHz
30 MHz -100 MHz
100 MHz -300 MHz
6 300 MHz -3 GHz
Kekuatan
1
F/300
10
10
6
6
Keterangan :
kHz
: Kilo Hertz
MHz
: Mega Hertz
GHz
: Gega Hertz
A/m
.uW cm2
8 jam
4 jam
2 jam
1 jam
0,1
0,2
0,4
0,8
1 jam
15 menit
10 menit
5 menit
1 menit
1,7
3,3
5
10
50
30 detik
10 detik
1 detik
0,5 detik
0,1 detik
100
300
3000
6000
30000
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, F., 2010. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenaga
Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur. Skripsi :
Universitas Sebelas Maret
Jeyaratnam dan David. 2010. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Peraturan Menteri Perburuhan no. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta
Penerangan Dalam Tempat Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kemenaker) Nomor: KEP-51/MEN/1999 Tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
Harrianto, Ridwan. 2009. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soeripto, 2008. Higiene Industri. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Suhadri, B., 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Sumamur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta : CV Sagung
Seto