Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pemeriksaan Diagnostik
Terapi
Pencegahan
Siapa yang memiliki resiko tinggi?
Hiperplasia Endometrium seringkali terjadi pada sejumlah wanita yang memiliki
resiko tinhggi :
1.
Sekitar usia menopause
2.
Didahului dengan terlambat haid atau amenorea
3.
Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi estrogen dalam jaringan
lemak )
4.
Penderita Diabetes melitus
5.
Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa disertai pemberian
progestin pada kasus menopause
6.
PCOS polycystic ovarian syndrome
7.
Penderita tumor ovarium dari jenis granulosa theca cell tumor
Keluhan utama hiperplasia glandulare adalah perdarahan uterus abnormal
dengan spektrum histologis yang luas .
Terdapat 2 golongan :
1.
2.
Simple Hyperplasia
Complex Hyperplasia
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pada wanita pasca menopause ketebalan endometrium pada pemeriksaan
ultrasonografi transvaginal kira kira < 4 mm. Untuk dapat melihat keadaan
dinding cavum uteri secara lebih baik maka dapat dilakukan pemeriksaan
hysterosonografi dengan memasukkan cairan kedalam uterus
Complex Hyperplasia
TERAPI
Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia endometrium atipik dilakukan
dengan memberikan hormon progesteron. Dengan pemberian progesteron,
endometrium dapat luruh dan mencegah pertumbuhan kembali. Kadang kadang
disertai dengan perdarahan per vaginam.
Besarnya dosis dan lamanya pemberian progesteron ditentukan secara
individual. Setelah terapi , dilakukan biopsi ulang untuk melihat efek terapi.
Umumnya jenis progesteron yang diberikan adalah Medroxyprogetseron acetate
(MPA) 5 10 mg per hari selama 10 hari setiap bulannya dan diberikana selama
3 bulan berturut turut
Pada pasien hiperplasia komplek harus dilakukan evaluasi dengan D & C
fraksional dan terapi diberikan dengan progestin setiap hari selama 3 6 bulan
Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi
progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan. Tderapi
terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.