Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
(Oreochromis niloticus)
Outline
I. Pendahuluan
II. Teknik Pembenihan
III. Teknik Pembesaran
Pendahuluan
e da u ua
Klasifikasi
as as
Filum
Subfilum
Kelas
S bk l
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Nama Asing
Nama Lokal
: Chordata
: Vertebrata
: Pisces
: Acanthopterigii
A
th t i ii
: Perciformes
: Cichlidae
: Oreochromis
: Oreochromis niloticus
: Nile tilapia
: nila
Pertumbuhannya cepat
Mudah berkembang biak
Pemakan segala (omnivora)
Tahan terhadap serangan penyakit
Sangat tahan terhadap perubahan lingkungan
Toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi, dapat hidup pada
salinitas 0 s/d 29 promil
promil, suhu 14 s/d 380C dan pH 5 s/d 11
Suhu yang baik untuk berkembang biak berkisar 25 300C, pH 7 8
Dapat memijah sepanjang tahun dan mulai memijah pada umur 6 8
bulan
Seekor induk betina ukuran 200 400 gram dapat menghasilkan anak
500 1000 ekor
1.
2
2.
3.
4.
5.
6.
Ikan Mujair
perbandingan panjang total dan
tinggi badan 2 : 1
tidak ada
kepala lebih besar
Ikan Nila
<< back
Ikan
a Mujair
uja
Mujair Muda
Pengelolaan Kolam
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
<< Back
Ekstensif
Perataan tanah dasar kolam
Pemupukan 250 1000 gr/m2
Pemijahan dilakukan di kolam seluas 400 600 m2
Kolam diisi air setinggi 40 60 cm
Induk jantan dan betina dimasukkan bersama dengan kepadatan 1
ekor/m2. perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3
Selama pemijahan
j
diberi pakan tambahan berupa pellet dengan
g dosis
3% dari berat ikan per hari.
Panen larva dilakukan dengan cara menangkap larva secara langsung
di permukaan air kolam dan langsung ditebar ke kolam pendederan
yang sudah disiapkan
Intensif
Pemijahan dilakukan dalam bak semen/hapa ukuran 24 48 m2 dan
kedalaman air 60 80 cm
Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 4 ekor/m2.
perbandingan antara jantan dan betina 1 : 3
g p
pembenihan ekstensif,, p
pada p
pembenihan intensif
Berbeda dengan
yang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masih dalam
bentuk telur.
Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase, yaitu telur utuh, sudah
bermata, sudah bermata dan berekor, serta larva sempurna. Setiap
fasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda.
T l t l tersebut
Telur-telur
t
b t kemudian
k
di ditetaskan
dit t k dalam
d l
wadah
d h khusus
kh
corong
penetasan dibuat dari fibreglass, dan diberi aliran air.
Biasanya telur ini akan menetas dalam waktu 3-7 hari. Telur yang
tidak menetas berwarna putih dan telur tersebut harus dibuang setiap
hari dengan cara disiphon
Pemilihan Induk
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Sehat
G k lincah
Gerakan
li
h
Pemilihan Induk
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Nila Betina
Pada alat urogenetalia
terdapat 3 buah lubang,
yaitu: anus, lubang
pengeluaran telur dan
urine
Ujung sirip berwarna
kemerah-merahan pucat
tidak jelas
Warna perut lebih putih
Jika perut distriping tidak
mengeluarkan cairan.
Kriteria
1. Umur
Satuan
Jenis Kelamin
Jantan
Betina
Bulan
6-8
6-8
2. Panjang total
Cm
16 - 25
14 - 20
3. Bobot tubuh
400 - 600
300 - 450
4. Fekunditas
Butir/ekor
1.000 2.000
mm
2,5 3,1
5. Diameter telur
No
Wadah
Penebaran
Kepadatan
(ekor/m3)
Ukuran
(gr)
Dosis pakan
(%)
Frekuensi
pemberian
(kali)
Waktu
pemeliharaan
Pemanenan
SR (%)
Berat
(gr)
Jaring
10 - 25
10
160
80
400500
Kolam
10
160
80
400
Nila Jantan
Nila Betina
<< Back
Manajemen Pakan
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
<< Back
Pemijahan
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Pemijahan
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Lanjutan
Lanjutan
<< Back
Penetasan Telur
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Penetasan Telur
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Penetasan Telur
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
<< Back
Pemeliharaan Larva
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
C. Sistem Pembenihan
Benih yang berkualitas :
Bentuk benih normal
Benih harus berasal dari induk yang jelas asal
usulnya
Terasa lembut bila dipegang,
dipegang berarti benih tsb masih
muda & bila dipelihara dpt tumbuh dgn cepat
Benih harus tersedia kontinu sesuai kebutuhan
Intensif
Pemijahan
P ij h dilakukan
dil k k dalam
d l
b k semen/hapa
bak
/h
ukuran
k
24 48 m2 dan
d
kedalaman air 60 80 cm
Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 4 ekor/m2.
perbandingan
p
g antara jjantan dan betina 1 : 3
Berbeda dengan pembenihan ekstensif, pada pembenihan intensif
yang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masih
dalam bentuk telur.
Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase,
fase yaitu telur utuh,
utuh sudah
bermata, sudah bermata dan berekor, serta larva sempurna. Setiap
fasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda.
Telur-telur tersebut kemudian ditetaskan dalam wadah khusus
corong penetasan
t
dib t dari
dibuat
d i fibreglass,
fib l
d diberi
dan
dib i aliran
li
air.
i
Biasanya telur ini akan menetas dalam waktu 3-7 hari. Telur yang
tidak menetas berwarna putih dan telur tersebut harus dibuang
p hari dengan
g cara disiphon
p
setiap
Lanjutan
Ekstensif
ste s & Se
Semi Intensif
te s
Kepadatan : 100 200
ekor/m2
Proses pemijahan
memerlukan waktu 14
h i
hari
Induk betina 500 g, larva
yg dihasilkan 500 700
ekor
Intensif
te s
Kepadatan : 1000 ekor/m2
Proses
Proses pemijahan
memerlukan waktu 10 hari
Induk betina 500 g, larva
yg dihasilkan
dih ilk 700 900
ekor
Pematangan
g g
gonad
Pemijahan
Pemanenan telur
Penetasan telur
Pengubahan jenis kelamin
Teknik Pembesaran
Pendederan:
Kriteria
Satuan
Larva
Kebul
Gabar
Belo
Sangkal
1. Umur maksimal
Hari
20
40
70
100
2. Panjang total
Cm
0,6-0,7
1-3
3-5
5-8
8 12
3. Berat minimal
0,02
0,1
1,5
3,0
15
4. Keseragaman
ukuran
k
90
90
90
80
80
5. Keseragaman
warna
90
90
90
100
100
6. Keseragaman
6
kelincahan gerak
akibat rangsang luar
80-90
90-100
90-100
90-100
90-100
7. Keseragaman
gerak berenang
melawan arus
80-90
90-100
90-100
90-100
90-100
Sistem
S
ste intensif
te s (te
(teknologi
o og maju)
aju)
PROSES PRODUKSI
Berdasarkan SNI 01-6141-1999
Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar
Suhu
: 25 300C
Nilai pH
: 6,5 8,5
Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l
Ketinggian
gg
air : 70 100 cm
Kecerahan : > 50 cm
b. Penggunaan Bahan
b
Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan: kalium
permanganat 2-4 ppm, biru metilena 1-3 ppm,
oksitetrasiklin 10 ppm
Lanjutan
c. Padat Tebar Induk
Suhu
: 25 300C
Nil i pH
Nilai
H
: 5 8,5
85
Ketinggian air : 1 1,5 m dengan kedalaman min 5 m
dari dasar jaring
Kecerahan : 65 - 85 cm
Kelimpahan plankton : 5.000 10.000 individu/ml