Sie sind auf Seite 1von 53

Budidaya Ikan Nila

(Oreochromis niloticus)

Riza Rahman Hakim, S.Pi


Fisheries Department - UMM

Outline

I. Pendahuluan
II. Teknik Pembenihan
III. Teknik Pembesaran

Pendahuluan
e da u ua

Nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Bogor pd


thn.
h 1969
Pemberian nama nila diambil dari nama spesiesnya, yaitu
nilotica
N
Nama
nilotica
il ti menunjukkan
j kk daerah
d
h asall ikan
ik ini,
i i yaitu
it
sungai Nil di Benua Afrika
Sedangkan utk nila Gift yg merupakan hasil persilangan
dari nila Taiwan,
Taiwan Mesir,
Mesir Thailand,
Thailand Ghana
Ghana, Singapura,
Singapura
Israel, Senegal, dan Kenya, didatangkan ke Indonesia
thn. 1994.

Klasifikasi
as as

Filum
Subfilum
Kelas
S bk l
Subkelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Nama Asing
Nama Lokal

: Chordata
: Vertebrata
: Pisces
: Acanthopterigii
A
th t i ii
: Perciformes
: Cichlidae
: Oreochromis
: Oreochromis niloticus
: Nile tilapia
: nila

Sumber pustaka: Khairuman dan Amri


Amri, 2008

Keunggulan Ikan Nila

Pertumbuhannya cepat
Mudah berkembang biak
Pemakan segala (omnivora)
Tahan terhadap serangan penyakit
Sangat tahan terhadap perubahan lingkungan
Toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi, dapat hidup pada
salinitas 0 s/d 29 promil
promil, suhu 14 s/d 380C dan pH 5 s/d 11
Suhu yang baik untuk berkembang biak berkisar 25 300C, pH 7 8
Dapat memijah sepanjang tahun dan mulai memijah pada umur 6 8
bulan
Seekor induk betina ukuran 200 400 gram dapat menghasilkan anak
500 1000 ekor

Jenis Ikan Nila

1.
2
2.
3.
4.
5.
6.

Nila biasa (lokal)


Nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed Tilapias)
Nila merah
Nila TA
Nila Nirwana Purwakarta
Nila Gesit (Genetically Supermale Indonesia Tilapia)
Sukabumi

Keunggulan nila gift dibanding nila


l k l
lokal

Jumlah telurnya lebih banyak 20 30%


Berat benihnya mencapai 17,5 gr dan pertumbuhannya
lebih cepat 300 400%
Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100 200%
dengan konversi pakan rendah, yaitu berkisar 0,8 1,2
Lebih tahan terhadap lingkungan yg kurang baik dan
p di p
perairan dengan
g salinitas 0
memiliki toleransi hidup
15 promil, shg bisa dipelihara di perairan payau.

Perbedaan Nila dan Mujair


(O
(Oreochromis
h
i mossambicus)
bi
)
Ikan Nila
perbandingan panjang total
dan tinggi badan 3 : 1
terdapat pola garis-garis
vertikal yg terlihat sangat jelas
di sirip ekor (6 buah) dan sirip
punggung (8 buah)
pada umumnya kepalanya
kecil

Ikan Mujair
perbandingan panjang total dan
tinggi badan 2 : 1
tidak ada
kepala lebih besar

Membedakan Ikan Nila dan Mujair

Ikan Nila

<< back

Ikan
a Mujair
uja

Mujair Muda

Teknik Pembenihan Ikan Nila


Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Pengelolaan Kolam
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam

Pemilihan Induk
Manajemen Pakan

Pemijahan

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

<< Back

Ekstensif
Perataan tanah dasar kolam
Pemupukan 250 1000 gr/m2
Pemijahan dilakukan di kolam seluas 400 600 m2
Kolam diisi air setinggi 40 60 cm
Induk jantan dan betina dimasukkan bersama dengan kepadatan 1
ekor/m2. perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3
Selama pemijahan
j
diberi pakan tambahan berupa pellet dengan
g dosis
3% dari berat ikan per hari.
Panen larva dilakukan dengan cara menangkap larva secara langsung
di permukaan air kolam dan langsung ditebar ke kolam pendederan
yang sudah disiapkan
Intensif
Pemijahan dilakukan dalam bak semen/hapa ukuran 24 48 m2 dan
kedalaman air 60 80 cm
Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 4 ekor/m2.
perbandingan antara jantan dan betina 1 : 3
g p
pembenihan ekstensif,, p
pada p
pembenihan intensif
Berbeda dengan
yang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masih dalam
bentuk telur.
Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase, yaitu telur utuh, sudah
bermata, sudah bermata dan berekor, serta larva sempurna. Setiap
fasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda.
T l t l tersebut
Telur-telur
t
b t kemudian
k
di ditetaskan
dit t k dalam
d l
wadah
d h khusus
kh
corong
penetasan dibuat dari fibreglass, dan diberi aliran air.
Biasanya telur ini akan menetas dalam waktu 3-7 hari. Telur yang
tidak menetas berwarna putih dan telur tersebut harus dibuang setiap
hari dengan cara disiphon

Pemilihan Induk
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Ciri-ciri induk yang unggul:

Sehat

Bentuk badan normal

Sisik besar dan tersusun rapi

Kepala lebih kecil dibandingkan badan

Badan tebal dan hitam keabu-abuan

G k lincah
Gerakan
li
h

Respon terhadap pakan tambahan

Pemilihan Induk
Teknik
Pembenihan

Perbedaan Induk jantan dan betina


Nila Jantan

Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Pada alat urogenetalia


terdapat 2 buah lubang,
yaitu: anus dan lubang
sperma merangkap lubang
urine
Ujung sirip berwarna
kemerah-merahan terang
dan jelas
Warna perut lebih gelap
atau kehitam-hitaman
Jika perut distriping
mengeluarkan cairan
sperma.

Nila Betina
Pada alat urogenetalia
terdapat 3 buah lubang,
yaitu: anus, lubang
pengeluaran telur dan
urine
Ujung sirip berwarna
kemerah-merahan pucat
tidak jelas
Warna perut lebih putih
Jika perut distriping tidak
mengeluarkan cairan.

Kriteria Kuantitatif Sifat Reproduksi

Kriteria
1. Umur

Satuan

Jenis Kelamin
Jantan
Betina

Bulan

6-8

6-8

2. Panjang total

Cm

16 - 25

14 - 20

3. Bobot tubuh

400 - 600

300 - 450

4. Fekunditas

Butir/ekor

1.000 2.000

mm

2,5 3,1

5. Diameter telur

Sumber: SNI 01-6138-1999


01 6138 1999
Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Induk Pokok

Padat penebaran, ukuran benih dan jumlah takaran pakan yang


diberikan pada pengembangan calon induk ikan nila hitam

No

Wadah

Penebaran
Kepadatan
(ekor/m3)

Ukuran
(gr)

Dosis pakan
(%)

Frekuensi
pemberian
(kali)

Waktu
pemeliharaan

Pemanenan
SR (%)

Berat
(gr)

Jaring

10 - 25

10

160

80

400500

Kolam

10

160

80

400

Sumber: SNI 01-6139-1999


P d k i IInduk
Produksi
d k Ik
Ikan Nil
Nila Hit
Hitam (O
(Oreochromis
h
i niloticus
il ti
Bl k ) K
Bleeker)
Kelas
l IInduk
d kP
Pokok
k k

Nila Jantan

Nila Betina

Induk Ikan Nila Gift : Membedakan Jantan (atas) dan


Betina (bawah) dari bentuk dan warna tubuh

<< Back

Manajemen Pakan
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

<< Back

Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton,


zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing,
siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat
menjadi makanan ikan nila.
Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa
pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak
tidak lebih dan 3%.
3%
Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup
di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang
berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh
jjuga
g diberi makan tumbuhan air seperti
p
ganggeng
g
gg g ((Hydrilla).
y
)
Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa
per han.
- Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil
kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau
bahan tersebut sudah berbau tengik.
tengik Dedak halus dan bekatul boleh
diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk
menambah kesuburan kolam.

Pemijahan
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam

Pemilihan Induk

Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Pematangan gonad dapat dilakukan dlm bak


beton atau hapa
Luas bak beton yang cukup ideal 20 - 30 m2,
hapa berukuran p = 6 m, l = 4 m, t = 1 m.
Hapa/tempat pematangan gonad min dibuat 6
buah (3 unt jantan & 3 unt betina)
Hapa I : induk yg sdh dipijahkan, hapa II : induk
yg hampir matang gonad, hapa III : induk yg sdh
matang gonad atau siap dipijahkan
Padat tebar 5 10 ekor/m2
Pakan diberikan 3% 5% dari BB
Pematangan gonad berlangsung selama 14 hari

Pemijahan
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam

Pemilihan Induk

Manajemen Pakan

Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Pemijahan dilakukan di bak beton berbentuk


persegi panjang dgn luas 12 20 m2 & dlm 1,5
m
Pengairan dilakukan paralel dgn debit air 2 4
liter/menit
Bak pemijahan diisi air setinggi 75 100 cm
Induk jantan & betina dimasukkan scr
bersamaan dgn kepadatan 2 4 ekor/m2, rasio
jantan : betina = 1 : 3
Pemijahan biasanya terjadi pd hari ke 7 setelah
penebaran induk
Telur yg sdh dibuahi dierami dlm mulut induk
betina

Kolam pemijahan . Harus dikeringkan dahulu sebelum digunakan


kembali agar hama & penyakit dapat ikut terbunuh

Bak pemijahan secara intensif. Penyusunan berderet


dengan sistem pengairan paralel

Proses Pemijahan Nila

Lanjutan

Lanjutan

<< Back

Penetasan Telur
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam

Pemilihan Induk
Manajemen Pakan

Pemijahan

Penetasan Telur

Pemeliharaan Larva

Pemanenan telur dilakukan pd hari ke-9 hingga ke-10


atau saat telur sdg dierami
Mengurangi air scr perlahan shg induk dpt ditangkap dgn
mudah
Induk yg ditangkap hrs yg sdg mengerami telurnya,
tandanya : selalu memisahkan diri dr kelompoknya,
gerakannya lambat, mulut selalu tertutup, pd bag bwh
operkulum menggembung
Stl ditangkap
dit
k mulut
l t induk
i d k dibuka
dib k dgn
d jari
j i tengah
t
h&
telunjuk, operkulum dibuka dgn ibu jari & kelingking,
posisi kepala berada dibwh
Sth itu kepalanya disiram dgn air atau dimasukkan dlm
air agar
g telur yg dierami keluar
Telur tsb ditampung dlm sekup net & dikumpulkan dlm
baskom plastik
Pada waktu panen akan diperoleh bbp fase telur : telur
utuh, sdh ada mata, sdh ada mata & ekor dan larva
sempurna
Keempat fase telur dipisahkan pada baskom yg berbeda

Penetasan Telur
Teknik
Pembenihan

Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk

Manajemen Pakan

Pemijahan

Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Unit penetasan telur dibuat sistem resirkulasi yg


terdiri dr : tempat penampungan air bersih, corong
penetasan telur, tempat penampungan larva
Corong penetasan berbentuk kerucut, yg umumnya
vul 15 liter dgn tinggi 50 cm & diameter bag atas 30
cm
Tower dpt berupa bak beton atau tong plastik yg
letaknya lbh tinggi dr corong penetasan agar aliran
air lbh mudah
Tempat penampungan larva dpt berupa bak beton,
beton
bak ini dipasang sekup net atau baki unt menampung
larva, letaknya harus dibwh corong penetasan

Penetasan Telur
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

<< Back

Pemeliharaan Larva
Teknik
Pembenihan
Pengelolaan Kolam
Pemilihan Induk
Manajemen Pakan
Pemijahan
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva

Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :


a)) Memelihara
M
lih
d memijahkan
dan
ij hk induk
i d k ikan
ik untuk
t k
menghasilkan burayak (anak ikan).
b) Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan
benih ikan yang lebih besar.
Usaha
U h pembenihan
b ih biasanya
bi
menghasilkan
h ilk benih
b ih yang
berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya
pemeliharaan benih.
Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut
"b ih kebul".
"benih
k b l" Benih
B ih yang berumur
b
2 3 minggu
2-3
i
setelah
t l h
menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa
Barat). Ukurannya 3-5 cm.
Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di
sawah.
h Setelah
S t l h dipelihara
di lih
selama
l
3 1 minggu
3-1
i
akan
k
dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10
gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila
merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya 5 cm.
Gelondongan
G l d
k il dipelihara
kecil
di lih
di tempat
t
t lain
l i lagi
l i selama
l
1
11,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 1012 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut
gelondongan besar.

C. Sistem Pembenihan
Benih yang berkualitas :
Bentuk benih normal
Benih harus berasal dari induk yang jelas asal
usulnya
Terasa lembut bila dipegang,
dipegang berarti benih tsb masih
muda & bila dipelihara dpt tumbuh dgn cepat
Benih harus tersedia kontinu sesuai kebutuhan

Benih yang berkualitas

Ikan Nila Gift dipijahkan setelah umur 5 6 bulan


Calon induk betina dapat mencapai 200 250 gram,
mengandung telur 500 1000 butir, larva 200 400 ekor
Calon induk jjantan dapat
p mencapai
p 250 300 g
gram
Selang waktu pemijahan 3 6 minggu
Masa produktif ikan nila gift 1,5 2 tahun

Pembenihan Sistem Intensif


Kelebihan sistem p
pembenihan intensif :
Tidak memerlukan lahan luas
Proses pemijahan lebih cepat
Hasilnya lebih tinggi
Benihnya tunggal kelamin (monosex)
Yang dipanen bukan larva atau benih, tetapi telur

Intensif
Pemijahan
P ij h dilakukan
dil k k dalam
d l
b k semen/hapa
bak
/h
ukuran
k
24 48 m2 dan
d
kedalaman air 60 80 cm
Induk ditebar bersama-sama dengan kepadatan 3 4 ekor/m2.
perbandingan
p
g antara jjantan dan betina 1 : 3
Berbeda dengan pembenihan ekstensif, pada pembenihan intensif
yang dipanen dari tempat pemijahan bukan larva, tetapi masih
dalam bentuk telur.
Telur yang dipanen biasanya ada 4 fase,
fase yaitu telur utuh,
utuh sudah
bermata, sudah bermata dan berekor, serta larva sempurna. Setiap
fasenya, ditampung dalam wadah yang berbeda.
Telur-telur tersebut kemudian ditetaskan dalam wadah khusus
corong penetasan
t
dib t dari
dibuat
d i fibreglass,
fib l
d diberi
dan
dib i aliran
li
air.
i
Biasanya telur ini akan menetas dalam waktu 3-7 hari. Telur yang
tidak menetas berwarna putih dan telur tersebut harus dibuang
p hari dengan
g cara disiphon
p
setiap

Lanjutan

Dua hari setelah menetas larva dipindahkan ke bak semen


(2 x 1 x 0,5) m3 atau hapa ukuran (2 x 1 x 0,5) m3 yang
dipasang di kolam secara berderet. Dalam satu hapa bisa
ditebar larva sebanyak 2000 4000 ekor dan dipelihara 25
30 h
hari.
i
Selama dalam hapa atau bak diberi pakan berupa pellet
halus.

Ekstensif
ste s & Se
Semi Intensif
te s
Kepadatan : 100 200
ekor/m2
Proses pemijahan
memerlukan waktu 14
h i
hari
Induk betina 500 g, larva
yg dihasilkan 500 700
ekor

Intensif
te s
Kepadatan : 1000 ekor/m2
Proses
Proses pemijahan
memerlukan waktu 10 hari
Induk betina 500 g, larva
yg dihasilkan
dih ilk 700 900
ekor

Tahapan teknik pembenihan intensif


ik nila
ikan
il gift
ift :

Pematangan
g g
gonad
Pemijahan
Pemanenan telur
Penetasan telur
Pengubahan jenis kelamin

Teknik Pembesaran
Pendederan:

Pendederan ikan nila dilakukan di kolam yang luasnya


antara 500 1000 m2.
Kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum
penebaran benih.
benih Persiapan meliputi pengeringan,
pengeringan
perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar.
Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak
100 200 gr/m2 dan dipupuk dengan pupuk organik dengan
dosis 500 gr/m2.
Bila kolam sudah siap, larva ditebar pada pagi hari dengan
kepadatan 100 200 ekor/m2.
Setiap
p hari diberi p
pakan tambahan berupa
p p
pellet halus atau
dedak sebanyak 750 gr/10.000 ekor larva dan diberikan 3
kali per hari
Pemeliharaan di kolam pendederan berlangsung selama 3
4 minggu.
minggu

Kriteria Kuantitatif Benih Ikan Nila Hitam

Kriteria

Satuan

Larva

Kebul

Gabar

Belo

Sangkal

1. Umur maksimal

Hari

20

40

70

100

2. Panjang total

Cm

0,6-0,7

1-3

3-5

5-8

8 12

3. Berat minimal

0,02

0,1

1,5

3,0

15

4. Keseragaman
ukuran
k

90

90

90

80

80

5. Keseragaman
warna

90

90

90

100

100

6. Keseragaman
6
kelincahan gerak
akibat rangsang luar

80-90

90-100

90-100

90-100

90-100

7. Keseragaman
gerak berenang
melawan arus

80-90

90-100

90-100

90-100

90-100

Sumber: SNI 01-6140-1999


01 6140 1999
Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar

Sistem ekstenslf ((teknologi


g sederhana))

- Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum


berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan
di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan
tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya
kolam pekarangan yang sempit.
sempit Hasil ikannya hanya untuk konsumsi
keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini
telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.
- Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa
bahan makanan yang terbuang,
terbuang seperti sisa
sisa-sisa
sisa dapur limbah
pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).
- Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat
dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar
cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam
herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang
berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan
kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat
mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam
menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.

Sistem semi-Intensif ((teknologi


g madya)
y )
- Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung.
Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan.
pendederan Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan
dan pemberian pakan tambahan yang teratur.
- Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun.
Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya
membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang.
OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara
sudah berupa benih gelondongan besar.
- Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara
polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan
lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina
betina.
- Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola
bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing,
itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam.
- Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah
sayuran menjadi
j di pupuk
k dan
d pakan
k tambahan
b h bagi
b i ikan.
ik
S d
Sedangkan
k lumpur
l
yang kotor
k
d kolam
dan
k l
ik
ikan
dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.
- Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu,
sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut.
- Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat
menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.

Sistem
S
ste intensif
te s (te
(teknologi
o og maju)
aju)

- Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling


modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan
k b t h pasar.
kebutuhan
- Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan
pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin
sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap
h i sebanyak
hari
b
k 20% atau
t b
bahkan
hk llebih.
bih
- Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain
jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.
- Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan
sebaiknya
b ik
b
berupa
pelet
l t yang berkadar
b k d protein
t i 25-26%,
25 26% lemak
l
k 6-8%.
6 8%

PROSES PRODUKSI
Berdasarkan SNI 01-6141-1999
Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar

a. Kualitas Air Media Pemijahan dan Penetasan Telur

Suhu
: 25 300C
Nilai pH
: 6,5 8,5
Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l
Ketinggian
gg
air : 70 100 cm
Kecerahan : > 50 cm
b. Penggunaan Bahan
b
Penggunaan bahan kimia dan obat-obatan: kalium
permanganat 2-4 ppm, biru metilena 1-3 ppm,
oksitetrasiklin 10 ppm

Lanjutan
c. Padat Tebar Induk

Pada bak 5 ekor/m3, pada hapa 5 ekor/m3,


pada kolam 1 2 ekor/m3
d. Perbandingan nisbah kelamin jantan dan betina
Adalah 1 : 3
e. Produksi larva
500 750 larva/ekor induk/satu periode

f. Kualitas dan Kuantitas Air Media di Kolam untuk Produksi


Kebul, Gabar, Belo, Sangkal (Pendederan I, II, III, IV)
Suhu
S h
: 25 300C
Nilai pH
: 6,5 8,5
Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l
Ketinggian air : 50 - 70 cm
Kecerahan : 20 - 40 cm
Kelimpahan plankton : 5
5.000
000 7.000
7 000 individu/ml
f. Kualitas dan Kuantitas Air Media di Sawah untuk Produksi
Kebul,, Gabar,, Belo,, Sangkal
g
(Pendederan
(
I,, II,, III,, IV))
Suhu
: 25 300C
Nilai pH
: 6,5 8,5
Kandungan oksigen terlarut: min 5 mg/l
Ketinggian air : 5 - 10 cm
Kecerahan : dasar kelihatan

f. Kualitas dan Kuantitas Air Media di Jaring untuk Produksi


Kebul Gabar,
Kebul,
Gabar Belo,
Belo Sangkal (Pendederan I,
I II,
II III,
III IV)

Suhu
: 25 300C
Nil i pH
Nilai
H
: 5 8,5
85
Ketinggian air : 1 1,5 m dengan kedalaman min 5 m
dari dasar jaring
Kecerahan : 65 - 85 cm
Kelimpahan plankton : 5.000 10.000 individu/ml

Laju pertumbuhan nila jantan lebih cepat 40%


dibandingkan
g
dengan
g laju
j nila betina. Pada nila
betina yang sudah mencapai ukuran 200 gr
pertumbuhannya semakin lambat, namun hal ini
tidak berlaku bagi nila jantan
jantan. Oleh sebab itu
memelihara kelamin tunggal (monosex) nila
jjantan akan lebih menguntungkan.
g
g
Salah satu cara untuk membuat ikan monosex
adalah dengan teknik sex reversal.

Cara membuat monosex jantan


ik nila
ikan
il
A.
-

Metode Oral (melalui pakan)


Timbang pellet halus sebanyak 1 kg
Timbang hormon methyltestosteron (60 mg/1 kg pakan)
Larutkan hormon tersebut dalam alkohol 90% sebanyak 25 ml,
aduk sampai homogen. Kemudian tambahkan pula alkohol 70%
sebanyak 300 400 ml dan aduk pula sampai homogen.
Masukkan larutan tersebut dalam pakan dan aduk sampai rata.
Kemudian diangin
diangin-anginkan
anginkan sampai kering (jangan dijemur)
Bila sudah kering, bisa langsung diberikan. Agar awet, masukkan
pakan tersebut dalam plastik dan disimpan dalam kulkas. Pakan
ini tahan sampai 3 bulan
Larva yang diberi pakan harus berukuran panjang total < 13 mm.

B. Metode Deeping (dengan perendaman)


- Larva tersebut direndam dalam larutan hormon
methyltestosteron 5 ppm, selama 6 jam dan umur larva 5 7
hari.

Das könnte Ihnen auch gefallen