Sie sind auf Seite 1von 136

KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN METODE MIND MAPPING PADA


MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 17 BANDA ACEH

Skripsi

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ERNI YUNITA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013

KETUNTASAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE


PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN METODE MIND MAPPING
PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 17 BANDA ACEH

Skripsi

Oleh
Nama
NIM
Program Studi

: Erni Yunita
: 0806103010068
: Pendidikan Biologi

disetujui,
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Khairil, M.Si.


NIP. 195806291986031002

Dr. M. Ali S, M.Si.


NIP. 195903251986031003

diketahui,

Dekan,

Ketua Jurusan/Prodi,

Prof. Dr. H. M. Yusuf Aziz, M.Pd.


NIP. 195712311984031011

Dra. Asiah M.D., M.P.


NIP. 196704031991022001

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Nama: Erni Yunita ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
tanggal 13 Maret 2013.

Dewan Penguji:

1. Ketua
Dr. Khairil, M.Si.
NIP. 195806291986031002

2. Anggota
Dr. M. Ali S, M.Si.
NIP. 195903251986031003

3. Anggota
Dr. Djufri, M.Si.
NIP. 196311111989031001

4. Anggota
Dr. Abdullah, M.Si.
NIP. 197402051999031004

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan kesehatan, kesempatan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat berangkai salam senantiasa kita persembahkan
keharibaan Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah ilmu pengetahuan, beserta
keluarga dan sahabat beliau. Skripsi yang berjudul Ketuntasan Hasil Belajar
Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind Mapping
pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Banda
Aceh disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah
Kuala.
Proses penyelesaian skripsi ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan
dari banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ungkapan rasa terimakasih
kepada bapak Dr. Khairil, M.Si, selaku pembimbing I dan bapak Dr. M. Ali S, M.Si,
selaku pembimbing II. Dengan adanya bimbingan dan motivasi dari bapak, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Kemudian rasa terimakasih juga
kepada:
1. Dekan FKIP Universitas Syiah Kuala, Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang telah membantu proses pelaksanaan penelitian untuk penulisan
skripsi ini.

2. Bapak/Ibu staf pengajar Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Syiah


Kuala yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Banda Aceh yang telah memberi izin pada
saat pengambilan data berserta Ibu Yetti Agoes, S.Pd selaku guru mata
pelajaran Biologi di SMP Negeri 17 Banda Aceh yang telah membantu
penulis ketika proses pengumpulan data berlangsung.
4. Dewan guru beserta siswa-siswi SMP Negeri 17 Banda Aceh kelas VII-1 dan
VII-2 yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
5. Teristimewa kepada Ayahanda Abdul Hamid dan Ibunda Dra. Ellidar beserta
keluarga, yang telah banyak membantu baik secara moril maupun materil,
serta doa yang selalu dipanjatkan demi kesuksesan penulis.
Sesungguhnya penulis tidak sanggup membalas semua kebaikan dan
dorongan semangat yang telah bapak dan ibu berikan. Semoga Allah membalas
semua kebaikan ini.
Segala usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan skripsi ini, namun
kesempurnaan hanyalah milik Allah, jika terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran guna untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

Darussalam, 13 Maret 2013

Penulis

ABSTRAK

Kata kunci : ketuntasan, card sort, mind mapping, klasifikasi makhluk hidup
Penelitian yang berjudul Ketuntasan Hasil Belajar Menggunakan Metode
Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind Mapping pada Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh telah dilaksanakan
pada tanggal 8 sampai dengan 31 Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ketuntasan dan perbedaan hasil belajar menggunakan metode
pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi
makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan populasi penelitian siswa kelas
VII SMP Negeri 17 Banda Aceh tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 224
siswa dan penentuan sampel dilakukan secara acak. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik tes dan pengolahan data mengggunakan rumus persentase serta uji t.
Hasil analisis data ketuntasan belajar siswa menunjukkan bahwa tercapainya tingkat
ketuntasan hasil belajar siswa lebih tinggi pada kelas yang menggunakan metode
pembelajaran card sort dengan persentase 83,3% dibandingkan kelas yang
menggunakan metode mind mapping dengan persentase 76,6%. Perbedaan hasil
belajar melalui analisis dengan uji t diperoleh thitung = 3,48 > ttabel = 1,67 pada taraf
signifikan 0,05. Dengan demikian, kesimpulan penelitian adalah terdapat ketuntasan
dan perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran card sort
dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII
SMP Negeri 17 Banda Aceh.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................................
ABSTRAK ..........................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
BAB II

i
ii
iii
iv
v
vi

Latar Belakang Masalah .....................................................


Rumusan Masalah ..............................................................
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian .............................................................
Hipotesis Penelitian .
Definisi Istilah ...................................................................

1
3
4
4
5
5

LANDASAN TEORETIS

2.1 Ketuntasan Hasil Belajar ...................................................


2.2 Strategi Pembelajaran Aktif ...............................................
2.3 Metode Pembelajaran ........................................................
2.3.1 Pengertian Card Sort ................................................
2.3.2 Aplikasi Metode Card Sort ......................................
2.3.3 Pengertian Mind Mapping .........................................
2.3.4 Aplikasi Metode Mind Mapping ..............................
2.4 Klasifikasi Makhluk Hidup ..............................................
2.4.1 Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup ...........................
2.4.2 Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup .............................
2.4.3 Tata Cara Pemberian Nama Ilmiah .
2.4.4 Tingkatan Takson
2.5. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom ...

7
8
9
11
12
15
16
20
21
22
22
24
25

2.5.1 Kingdom Monera ................................................................


2.5.2 Kingdom Protista ................................................................
2.5.3 Kingdom Fungi .................................................................
2.5.4 Kingdom Plantae ................................................................
2.5.5 Kingdom Animalia ............................................................
2.6 Kunci Determinasi .......................................................................

25
25
26
27
28
29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ..........................................


3.2 Populasi dan Sampel ............................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................
3.4 Teknik Analisis Data ...........................................................
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................


4.1.1 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Individual ............
4.1.2 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal ..............
4.1.3 Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa ...................
4.1.4 Tinjauan Terhadap Hipotesis ....................................
4.2 Pembahasan .........................................................................
4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Individual .........................
4.2.2 Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal ............................
4.2.3 Perbedaan Hasil Belajar Siswa .................................
BAB V

31
31
31
32

34
34
36
37
41
42
42
43
44

PENUTUP

5.1 Simpulan .......................................................................


5.2 Saran .............................................................................

46
46

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


LAMPIRAN .........................................................................................................
BIODATA ..........................................................................................................

47
49
130

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Perbedaan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind


Mapping ...............................................................................................

20

4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-1 Menggunakan


Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas Eksperimen
Pertama ................................................................................................

34

4.2 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 Menggunakan


Metode Pembelajaran Mind Mapping sebagai Kelas Eksperimen
Kedua ..................................................................................................

35

4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-1


Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas
Eksperimen Pertama ............................................................................

38

4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-2


Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping sebagai Kelas
Eksperimen Kedua ..............................................................................

39

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

4.4 Contoh Mind Mapping Biologi ............................................................

17

4.5 Kingdom Monera; (a) Bakteri (Bacillus anthracis) dan (b) Alga Hijau
Biru (Oscilatoria sp) ...........................................................................

25

4.6 Kingdom Protista; Euglena viridis ......................................................

26

4.7 Kingdom Fungi; Rhizopus sp ..............................................................

27

4.8 Kingdom Plantae; Tumbuhan Asam Jawa (Tamarindus indica) ........

28

4.9 Kingdom Animalia; (a) Bekicot (Achatina fulica), dan (b) Kodok
(Bufo melanostictus) ...........................................................................

29

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Silabus Pembelajaran ...........................................................................

49

2. RPP Menggunakan Metode Card Sort..................................................

52

3. RPP Menggunakan Metode Mind Mapping ..........................................

78

4. Soal Post-Test ......................................................................................

104

5. Lembar Jawaban ...................................................................................

114

6. Kunci Jawaban .....................................................................................

115

7. Pengolahan Data ...................................................................................

116

8. Tabel Uji Statistik ................................................................................

123

9. Foto-foto Kegiatan Pembelajaran .......................................................

124

10. Surat Keputusan Penunjukan Dosen Pembimbing ...............................

126

11. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Dekan .....................................

127

12. Surat Keterangan Izin Mengumpulkan Data Penelitian dari Dinas


Pendidikan ............................................................................................

128

13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelititan dari Kepala Sekolah


SMP Negeri 17 Banda Aceh ................................................................

129

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai
komponen yang berkaitan satu sama lain. Jika pendidikan ingin dilaksanakan secara
terencana dan teratur, maka berbagai elemen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan
perlu dikenali. Elemen yang saling berkaitan, merupakan satu kesatuan yang
berfungsi mencapai tujuan pendidikan (Fattah, 2001:6).
Pendidikan tidak terlepas dari keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi
di sekolah. Proses pembelajaran ini dipengaruhi oleh beberapa komponen utama
yang saling berkaitan, diantaranya guru, siswa, dan metode pembelajaran. Komponen
tersebut

menentukan

keberhasilan

proses

pembelajaran,

sehingga

akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa.


SMP Negeri 17 Banda Aceh merupakan salah satu sekolah negeri yang
mempunyai fasilitas cukup memadai dan input siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda, mulai dari siswa yang memiliki kemampuan belajar rendah, sedang
dan tinggi. Perbedaan kemampuan belajar siswa dalam menyikapi kegiatan belajar di
kelas juga sangat beragam.
Hasil observasi awal terhadap pembelajaran Biologi di kelas VII SMP
Negeri 17 Banda Aceh yang penulis lakukan melalui tanya jawab dengan guru mata
pelajaran Biologi, diketahui bahwa proses pembelajaran masih didominasi dengan
metode konvensional berupa ceramah dan mencatat. Hal ini mengakibatkan hasil
belajar siswa kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, jika

diperhatikan nilai rata-rata ketuntasan siswa berada di bawah KKM yang ditetapkan
sekolah adalah 72.
Kajian terhadap hasil observasi awal diketahui persentase tingkat ketuntasan
siswa dengan menggunakan metode konvensional berupa ceramah dan mencatat
adalah 45%, dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai 72. Melalui diskusi
dengan guru ditemukan permasalahan yang menjadi penyebab rendahnya hasil
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh dalam pembelajaran Biologi.
Guru menggunakan metode yang kurang bervariasi dan siswa kurang dilibatkan
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran ini menyebabkan
siswa menjadi pembelajar yang pasif, karena dalam kegiatan pembelajaran siswa
lebih berperan sebagai penerima informasi pasif yaitu cenderung hanya mendengar
dan mencatat penjelasan dari guru.
Mengetahui kondisi tersebut, pembelajaran yang terjadi belum menunjukkan
suatu aktivitas belajar mengajar yang optimal. Penyajian pembelajaran yang baik
tidak cukup hanya dilakukan dengan penyampaian materi melalui metode
konvensional, namun perlu adanya penyesuaian kebutuhan siswa terhadap materi
dengan mengikutsertakan siswa kedalam sebuah strategi pembelajaran yang
menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menyikapi hal ini, maka
diperlukan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.
Penyajian materi pelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar efektif siswa adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui
penerapan metode card sort dan mind mapping. Metode ini dipilih karena menyadari
bahwa di dalam pembelajaran kelas kurang produktif. Penggunaan metode card sort

dan mind mapping hingga saat ini masih belum pernah dipraktikkan pada materi
klasifikasi makhluk hidup di SMP Negeri 17 Banda Aceh.
Berdasarkan penelusuran dengan judul sejenis, penulis menemukan bahwa
penelitian Ambarini dengan menggunakan pembelajaran aktif card sort disertai mind
mapping dapat meningkatkan minat belajar Biologi siswa kelas VII di SMP Negeri 5
Surakarta tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian Fitria melalui pembelajaran dengan
card sort juga dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa kelas VII di SMP
Negeri 2 Dewantara Kabupaten Aceh Utara tahun pelajaran 2010/2011. Oleh sebab
itu, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berhubungan dengan penelitian
yang sudah ada sebelumnya dengan berinisiatif mengambil judul Ketuntasan Hasil
Belajar Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind
Mapping pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Siswa Kelas VII SMP Negeri
17 Banda Aceh.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah

ketuntasan

hasil

belajar

secara

individual

dan

klasikal

menggunakan metode pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada
materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran card
sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa
kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Ketuntasan hasil belajar secara individual dan klasikal menggunakan metode
pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi
makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.
2. Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran card sort
dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas
VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
atau alternatif dalam rangka meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar di
sekolah.
2. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran yang positif demi
meningkatkan kreatifitas guru dalam mendidik, membuat pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa didikannya pada materi
klasifikasi makhluk hidup.

3. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar dan
meningkatkan hasil belajar Biologi siswa pada materi klasifikasi makhluk hidup
dengan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.
4. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keterampilan
peneliti mengenai metode pembelajaran aktif serta menjadi bahan rujukan untuk
penelitian lebih lanjut di masa mendatang.

1.5 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar
menggunakan metode pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada
materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

1.6 Definisi Istilah


1. Ketuntasan adalah ketentuan belajar yang dinyatakan telah terpenuhi jika
seseorang (siswa) telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi
setiap unit bahan yang dipelajarinya.
2. Metode card sort adalah metode mensortir kartu yaitu suatu strategi yang
digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan
konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.

3. Metode mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara
menyeluruh dengan memetakan pikiran yang diaplikasikan melalui teknik
mencatat kreatif.
4. Klasifikasi makhluk hidup adalah salah satu materi pelajaran yang terdapat dalam
mata pelajaran Biologi untuk SMP kelas VII, mencakup pokok bahasan dasardasar klasifikasi makhluk hidup, tujuan klasifikasi makhluk hidup, tata cara
pemberian nama ilmiah (binomial nomenclature), tingkat takson, sistem
klasifikasi lima kingdom dan kunci determinasi.

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Ketuntasan Hasil Belajar


Belajar tuntas adalah satu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sistem
pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari hampir
keseluruhan materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Belajar tuntas ini sebenarnya
sudah ada sejak enam puluh tahun yang lalu tatkala C. Washburn dan H.C Marison
mengembangkan suatu sistem pengajaran sehingga semua siswa diharapkan dapat
menguasai sejumlah tujuan pendidikan (Suryosubroto, 2002:96).
Pendekatan ini mensyaratkan para peserta didik untuk dapat belajar pada
setiap tahapan hingga mencapai tahap pengusaan yang tertinggi. Untuk menentukan
dengan cermat tingkat penguasaan suatu tahap belajar, perlu diterapkan sistem yang
objektif dan tepercaya (Harsanto, 2007:11).
Cara belajar mengajar dengan menggunakan prinsip belajar tuntas, dipandang
dari sudut pendidikan sangat menguntungkan siswa, karena hanya dengan cara
tersebut setiap siswa dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Pandangan yang
menyatakan semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik juga akan mempunyai
imbas pada pandangan bahwa semua guru dapat mengajar dengan baik
(Suryosubroto, 2002:97).
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar, guru terlebih dahulu perlu
menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Sebagaimana Syah
(2010:221) mengatakan bahwa menetapkan batas minimal keberhasilan adalah hal
penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap

berhasil dalam arti luas bukanlah mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti
keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa.

2.2 Strategi Pembelajaran Aktif


Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan hanya dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah
terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan siswa (Isjoni,
2011:11).
Syah (2010:238) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dapat memproses masukan, yakni para siswa yang diharapkan
termotivasi untuk belajar aneka materi yang disajikan oleh guru. Belajar dan
pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai
hasil belajar yang diinginkan.
Pembelajaran aktif (active learning) merupakan dasar pijak yang menuntut
pendidik untuk memberikan peran maksimal kepada siswa agar terwujud
perkembangan kreativitas. Upaya itu membutuhkan suasana pendidikan dan
pembelajaran

yang

menyenangkan

dengan

dasar

bahwa

pendidikan

dan

pembelajaran yang menyenangkan akan berakibat pada peningkatan motivasi siswa


(Roqib, 2009:91).
Sapaat (2012:163) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran active
learning, guru disarankan selalu dapat menghadirkan dua aktivitas utama berupa
dialog dan pengalaman belajar. Dialog terbagi menjadi dua bagian yakni, dialog

dengan diri sendiri dan dialog dengan orang lain. Sebagai seorang pembelajar yang
berpikir reflektif, siswa harus berlatih untuk dapat menyatakan apa yang mereka
pikirkan atau mereka rasakan tentang topik pelajaran yang sedang dipelajari.
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki. Selain itu, pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan
untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

2.3 Metode Pembelajaran


Metode (method) secara harfiah berarti cara, sedang dalam pemakaian yang
umum metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep sistematis. Metode dalam
dunia Psikologi berarti prosedur sistematis yang biasa digunakan untuk menyelidiki
fenomena kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya (Syah,
2004:202).
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pelajaran kepada siswa yang berlangsung dalam interaksi edukatif.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Oleh karena itu, metode pembelajaran merupakan alat untuk
menciptakan kegiatan belajar mengajar.

Karakteristik metode pembelajaran adalah luwes, terbuka dan partisipatif.


Luwes adalah dapat dimodifikasikan dalam penggunaannya. Terbuka adalah dapat
menerima masukan untuk perubahan dan pengembangan metode. Partisipatif berarti
bahwa siswa diikutsertakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran (Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007:7).
Prasetya (1997:52) mengemukakan bahwa di dalam penggunaan satu atau
beberapa metode, syarat-syarat berikut ini harus selalu diperhatikan.
1. Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat
atau gairah belajar siswa.
2. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa.
3. Metode mengajar yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karyanya.
4. Metode mengajar yang digunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.
6. Metode mengajar yang digunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang
bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata
dan bertujuan.
7. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai dan sikap utama yang diharapkan dapat diterapkan dalam kebiasaan
cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya metode pembelajaran diharapkan tumbuh berbagai kegiatan


belajar siswa sehubungan dengan mengajar yang dilakukan oleh guru, sehingga
terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik, jika siswa lebih aktif
dibandingkan dengan gurunya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya demi merealisasikan proses interaksi
sedemikian rupa dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyajikan
materi pelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif melalui penerapan metode
pembelajaran card sort dan mind mapping.
2.3.1 Pengertian Card Sort
Zaini (dalam Aminah 2008:9) mengemukakan bahwa card sort (sortir kartu)
merupakan kegiatan kolaboratif yang dapat digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan
fisik yang dominan dalam strategi pembelajaran ini dapat membantu mendinamiskan
kelas yang cenderung membosankan.
Selanjutnya, Zaini (dalam Fitria 2011:45) mengatakan bahwa pembelajaran
dengan card sort akan mengaktifkan siswa untuk belajar dengan strategi
pembelajaran aktif yang diharapkan dapat menggugah semangat dan antusias siswa
dalam belajar melalui kerja kelompok memilah kartu, menemukan pasangan,
berdiskusi mengemukakan pendapat dan membuat pertanyaan untuk kelompok lain.
Guru harus berusaha membuat suasana kelas menyenangkan dengan menunjukkan

ekspresi wajah ceria dan memberikan respons positif terhadap hasil positif yang
dilakukan siswa.
Strategi ini dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan materi atau
topik pembelajaran yang memiliki bagian-bagian atau kategori yang luas.
Pelaksanaan metode card sort dapat divariasikan oleh pihak guru/pendidik agar
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan lebih menarik. Tujuan dari
metode pembelajaran dengan menggunakan memilah dan memilih kartu (card sort)
adalah untuk mengungkapkan daya ingat (recoll) terhadap materi pelajaran yang
dipelajari siswa.
Pada strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode pembelajaran
card sort pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi
yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi
selesai. Penerapan metode card sort ini, selain dapat mengaktifkan siswa, diharapkan
juga dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar dan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran.
2.3.2 Aplikasi Metode Card Sort
Belajar bukanlah konsekuensi dari penuangan informasi ke dalam benak
siswa semata. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.
Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang baik
bagi siswa. Pola belajar yang dapat membuahkan hasil belajar yang baik adalah
dengan kegiatan belajar aktif.

Hamid (2010) mengatakan bahwa aplikasi metode card sort diperkenalkan


oleh Melvin L. Silberman pada tahun 2002 dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Masing-masing siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran. Kartu
indeks dibuat berpasangan berdasarkan definisi, kategori/kelompok. Semakin
banyak siswa, maka semakin banyak pula pasangan kartunya.
b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, sementara siswa yang lain
diminta berpasangan dengan siswa tersebut apabila merasa kartu yang
dipegangnya memiliki kesamaan definisi atau kategori.
c. Guru dapat memberikan hukuman bagi siswa yang melakukan kesalahan, agar
situasi pembelajaran tidak membosankan. Jenis hukuman dapat dibuat atas
kesepakatan bersama.
d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.
Strategi belajar dengan memilah dan memilih kartu atau card sort telah
dirumuskan oleh pakar pendidikan lainnya dengan langkah-langkah aplikasi sebagai
berikut.
Langkah-langkah aplikasi metode card sort menurut Yasin (2008:185), yaitu:
a. Guru membagikan kartu yang bertuliskan informasi atau kategori secara acak.
b. Guru dapat menempelkan kertas/kartu kategori utama di papan atau di dinding
kelas.
c. Siswa kemudian diminta untuk mencari temannya yang memiliki kertas/kartu
yang berisi informasi atau kategori yang sama untuk membentuk kelompok dan
mendiskusikannya.
d. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

Langkah-langkah aplikasi metode card sort Hartono (2006), sebagai berikut.


a. Guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut
telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari kartu judul dan kartu
bahasan dari judul tersebut. Kartu judul dibuat menggunakan huruf kapital dan
kartu-kartu sub judul menggunakan huruf non-kapital.
b. Siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu judul) yang sesuai dengan
masalah yang ada pada kartunya untuk membentuk satu kelompok.
c. Siswa berkelompok dalam satu pokok bahasan atau masalah masing-masing.
d. Siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu
tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasan yang dipegang kelompoknya.
e. Siswa pemegang kartu judul dari masing-masing kelompok bertugas menjelaskan
dan sekaligus mengecek kebenaran pokok bahasan.
f. Siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau materi pelajaran
tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai
dengan kartu yang dipegang.
g. Guru memberikan komentar atau penjelasan dari prosesi tersebut.
Zaini (dalam Aminah 2008:16) mengemukakan bahwa, langkah-langkah
dalam aplikasi metode card sort seperti:
a. Guru meminta setiap kelompok melakukan penjelasan tentang kategori yang
siswa selesaikan.
b. Pada awal kegiatan guru membentuk beberapa tim. Tiap tim diberikan satu set
kartu yang sudah diacak, sehingga kategori yang akan siswa sortir tidak tampak.
Kemudian guru dapat meminta setiap tim untuk mensortir kartu-kartu tersebut ke

dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk setiap kartu
yang disortir dengan benar.
Selanjutnya Hamid (2012) mengatakan bahwa kelebihan metode card sort
sebagai berikut.
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Mudah dilaksanakan.
c. Mudah mengorganisir kelas.
d. Dapat diikuti oleh siswa yang jumlahnya banyak.
e. Mudah menyiapkannya.
f. Guru mudah menerangkan dengan baik.
2.3.3 Pengertian Mind Mapping.
Putra (2010:38) mengemukakan bahwa mind mapping pada awalnya
merupakan metode pencatatan alternatif dari metode konvensional sebelumnya, yaitu
pencatatan linear atau literal. Pada perkembangannya, mind mapping mulai lebih
dikenal dan disarankan oleh ahli pendidikan untuk diterapkan dalam pembelajaran
dibandingkan metode lama.
Sistem peta pikiran atau mind mapping adalah suatu teknis grafis yang dapat
menyelaraskan proses belajar mengajar dengan cara kerja alami otak. Sistem ini
ditemukan dan dipopulerkan oleh Dr. Tony Buzan di awal tahun 1970 dan
merupakan sistem pembelajaran yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Lebih dari 300 juta orang di dunia sudah memakainya dan salah satu pemakaiannya
terdapat pada bidang pendidikan (Windura, 2008:69).

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam


otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping juga sangat
sederhana dan dapat dibandingkan dengan konsep peta jalan. Pusat mind mapping
mewakili ide terpenting, dimana jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat
mewakili setiap pikiran. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk khusus pada mind
mapping mewakili area yang menarik dari ide tertentu (Buzan, 2008:4).
Michallo (2001:55) mengemukakan bahwa mind mapping (pemetaan pikiran)
dapat membuat siswa lebih mudah mengakses potensi luar biasa dari otak dengan
merepresentasikan pikiran menggunakan kata kunci. Pemetaan pikiran adalah sebuah
metode curah gagasan yang terorganisasi untuk menemukan apa yang diketahui
dengan menuliskan sebuah tema pusat, kemudian melukiskan asosiasi dan pikiran
sebagai cabang-cabang yang tumbuh disegala jurusan tema pusat.
Mind mapping adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang
memudahkan siswa belajar. Mind mapping dapat juga dikategorikan sebagai teknik
mencatat kreatif. Mind mapping dikategorikan ke dalam teknik kreatif, karena
pembuatannya membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari sipembuat. Siswa yang
kreatif akan lebih mudah membuat mind mapping ini. Begitu pula dengan semakin
seringnya siswa membuat mind mapping, maka siswa akan menjadi semakin kreatif.
2.3.4 Aplikasi Metode Mind Mapping
Mind mapping dapat digunakan secara luas untuk keperluan sekolah.
Penggunaan di sekolah adalah untuk membantu siswa berpikir secara kreatif
sekaligus kritis, mengingat dengan baik materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di
kelas, memahami buku yang dibaca, dan penugasan lain yang diberikan. Selain itu,

mind mapping dapat membantu siswa mempersiapkan presentasi yang baik dengan
cara mengembangkan ide-ide pemikirannya.
Membuat mind mapping cukup mudah dan sederhana. Santoso (2011)
mengatakan bahwa cara membuat mind mapping, dilakukan dengan mempersiapkan
selembar kertas kosong yang diatur dalam posisi landscape. Topik yang akan dibahas
ditempatkan pada tengah-tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Membuat
mind mapping dapat diacu dengan menggunakan gambar, simbol atau kode dan
pewarnaan. Dengan adanya gambar, simbol atau kode dan pewarnaan yang
digunakan, siswa akan lebih mudah mengingat informasi yang dipelajari. Kombinasi
warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung pada peta pikiran ini juga dapat
merangsang kinerja siswa secara visual daripada metode pencatatan tradisional yang
cenderung linier dan satu warna.

Gambar 2.1 Contoh Mind Mapping Biologi (Sari, 2011)

Siswa dapat menggunakan kata-kata kunci pada setiap cabang pemikiran


berupa sebuah kata atau kalimat. Setiap garis-garis cabang berhubungan satu sama
lain ke pusat gambar. Penggunaan garis-garis yang dibentuk, dibuat tidak lurus agar
tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya juga dibuat untuk menandakan
tingkat kepentingan dari masing-masing garis.
Mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi
pelajaran. Hal ini disebabkan karena setiap siswa memiliki emosi dan perasaan yang
berbeda. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada di ruang kelas
pada saat proses pembelajaran juga akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran.
Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan mind
mapping.
Proses belajar yang dialami seseorang sangat bergantung kepada lingkungan
tempat belajar. Jika lingkungan belajar dapat memberikan sugesti positif, maka akan
baik dampaknya bagi proses dan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan tersebut
memberikan sugesti negatif maka akan buruk dampaknya bagi proses dan hasil
belajar.
Langkah-langkah aplikasi mind mapping Sari (2011) adalah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa.
c. Guru membentuk kelompok.
d. Tiap kelompok mencatat dalam kegiatan diskusi dengan bentuk mind mapping.
e. Tiap kelompok atau diacak kelompok tertentu membaca hasil diskusinya.

f. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, siswa diminta membuat kesimpulan


atau guru memberikan bandingan sesuai dengan konsep kesimpulan yang
disediakan guru.
Agustini

(2012:15)

mengemukakan

bahwa

manfaat

belajar

dengan

menggunakan mind mapping ialah:


a) Hemat waktu.
b) Mengembangkan skil.
c) Meningkatkan memori.
Desiree (2006:1) mengatakan bahwa metode mind mapping mempunyai
beberapa kelebihan sebagai berikut.
a) Lebih efisien untuk membuat catatan dan memahami suatu informasi daripada
penulisan tradisional yang memanjang dari tepi kiri ke kanan buku.
b) Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri dan kanan secara penuh.
c) Paling awet menempel di memori otak.
d) Penggunaannya sangat luas.
e) Apapun materinya dapat dituangkan melalui teknik mind mapping.
f) Dapat ditulis tangan atau menggunakan software computer.
Selain itu, ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping
ini, yaitu:
a) Caranya cepat.
b) Mengorganisasikan ide-ide yang kreatif.
c) Diagram yang sudah terbentuk dapat menjadi panduan untuk menulis.

Perbedaan penggunaan metode pembelajaran card sort dengan metode mind


mapping disajikan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Perbedaan Metode Pembelajaran Card Sort dengan Metode Mind Mapping
No
1.

Card Sort
Mind Mapping
Melibatkan peran siswa secara Tidak melibatkan peran siswa
menyeluruh.
secara menyeluruh.
2. Mengungkap daya ingat atau Mempola secara visual dan grafis
recoll terhadap materi pelajaran materi pelajaran yang dipelajari
yang dipelajari siswa.
siswa.
3. Pengaplikasiannya dalam proses Pengaplikasiannya dalam proses
pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran dilakukan dengan
memilah dan menghubungkan tiap teknik meringkas materi yang
kartu materi yang dipelajari untuk dipelajari untuk kegiatan presentasi
kegiatan presentasi kelompok.
kelompok.
(Sumber: Jurnal Pendidikan Biologi oleh Ambarini, 2010)

2.4 Klasifikasi Makhluk Hidup


Makhluk hidup di muka bumi ini sangat banyak jumlahnya dan sangat
beraneka ragam baik bentuk, corak, ukuran, anatomi, fisiologi, maupun perilakunya.
Untuk memudahkan

mempelajari makhluk

hidup,

para pakar

melakukan

penggolongan atau klasifikasi. Pengklasifikasian terlebih dahulu dilakukan dengan


pencandraan atau identifikasi. Identifikasi ini didasarkan pada persamaan atau
perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh (anatomi), faal tubuh
(fisiologi), perilaku dan kromosom (Syamsuri, 2007:32).
Sujiranto (2006:26) menyatakan bahwa klasifikasi adalah pengelompokkan
organisme atau makhluk hidup dalam takson melalui pencarian keseragaman dalam
keanekaragaman. Makhluk hidup yang dapat diklasifikasikan dalam suatu kelompok
atau takson yang berbeda, akan memiliki perbedaan sifat atau ciri-ciri khusus.

Klasifikasi ialah menempatkan bersama-sama dalam kategori hal-hal yang


mirip satu sama lain. Sementara hal itu tampaknya sederhana, namun dalam
praktiknya dapat menjadi sulit. Klasifikasi yang didasarkan organ-organ homolog
merupakan klasifikasi yang berdasarkan pada kekerabatan (Kimball, 1999:823).
2.4.1 Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan untuk memudahkan mengenal
organisme yang beraneka ragam. Klasifikasi dilakukan menurut keperluannya.
Makhluk hidup yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan ke dalam golongan
yang sama. Makhluk hidup yang memiliki ciri berbeda tidak dikelompokkan ke
dalam golongan yang sama (Syamsuri, 2006:32).
Supriatno (2008:133) mengemukakan bahwa tujuan klasifikasi yang utama
adalah menyederhanakan objek studi, artinya mengingat sedikit mungkin, tetapi
dalam ingatan tersebut mengandung informasi yang banyak. Klasifikasi juga harus
dapat memberikan petunjuk dalam mengenal hewan maupun tumbuhan yang belum
diberi nama untuk diidentifikasi, yaitu dengan membandingkannya dengan kelompok
yang telah diberi nama. Selain itu, klasifikasi juga dapat digunakan sebagai alat
prediksi.
Tujuan klasifikasi yang lain adalah sebagai alat bantu menyimpan informasi
yang setiap saat dapat dipanggil kembali. Sistem klasifikasi yang sifatnya hirarkis
harusnya mengandung informasi yang dapat dimanfaatkan dari berbagai aspek oleh
ahli lain. Dengan demikian, informasi itu harus berfungsi sebagai dasar studi lebih
lanjut (Hasanuddin, 2006:54).

2.4.2 Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Salah satu kegiatan manusia yang sudah pasti selalu dikerjakan setiap hari
adalah mengklasifikasikan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Mengenal ciri objek
dan menentukan macamnya atau namanya merupakan dua kegiatan lain yang
dilaksanakan terlebih dahulu dalam klasifikasi. Kenyataan itu merupakan naluri yang
dibawa sejak dilahirkan dan akan terus dimiliki hingga mati (Supriatno, 2008:132).
Hasanuddin (2006:49) mengemukakan bahwa dasar klasifikasi adalah adanya
keanekaragaman. Keanekaragaman merupakan gejala yang dapat diamati dan
kehadirannya tidak mungkin ditolak serta berlaku universal. Keanekaragaman dapat
berupa bentuk, ukuran, fungsi, perawakan, dan tanggapan terhadap faktor
lingkungan.
Keanekaragaman akan selalu bertambah dan faktor yang mendorong
pertambahan itu adalah: genetik (autogami, allogami, geitonogami, dan hibridisasi),
mutasi (perubahan yang bersifat baka), adaptasi, dan kompetisi. Keanekaragaman
berguna untuk keefisienan dan keefektifan pemanfaatan alam dengan kondisi
lingkungannya. Dengan adanya gejala itu, manusia berusaha mencari kesamaannya.
Kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam
mengadakan klasifikasi.
2.4.3 Tata Cara Pemberian Nama Ilmiah
(Supriatno 2008:131) mengemukakan bahwa nama adalah sesuatu yang
dipakai utuk menunjukkan suatu benda, atau sebagai candra dari suatu benda.
Penyampaian informasi tidak mungkin berlangsung secara baik serta aktifitas
kehidupan akan terhenti tanpa menyebut nama.

Nama ilmiah merupakan nama yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa
memandang dari mana asal kata yang digunakan untuk nama tadi. Nama ilmiah
untuk jenis hewan maupun tumbuhan terdiri dari nama marga dan petunjuk jenis.
Nama ilmiah yang lengkap harus diikuti dengan nama orang yang pertama
mempublikasikan nama tersebut. Beberapa hal aturan pemberian nama hewan tidak
sama dengan peraturan pemberian nama tumbuhan. Nama ilmiah sangat diperlukan
untuk kepastian ilmiah. Dengan demikian, tidak akan ditemukan satu jenis hewan
maupun tumbuhan yang mempunyai nama yang berbeda, atau beberapa jenis hewan
atau tumbuhan mempunyai nama yang sama. Nama ilmiah ini berlaku secara
internasional (Supriatno, 2008:132).
Sujiranto (2006:27) menyatakan bahwa dalam Biologi ada ketentuan dalam
pemberian nama suatu spesies. Carolus Linnaeus (1707-1778) memberi nama species
dengan dua kata yang diambil dari bahasa Latin atau yang dilantinkan dengan istilah
binomial nomenklatur.
Ketentuan penamaan ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Nama species terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa Latin atau
dilatinkan, misalnya Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu).
2. Nama

depan

menunjukkan

nama

genus

dengan

huruf

pertama

menggunakan huruf kapital, misalnya Hibiscus, Carica, dan Oryza.


3. Nama belakang menunjukkan nama spesies atau penunjuk jenis. Huruf
awal ditulis dengan huruf kecil, misalnya sativa, papaya, dan arabica.
4. Nama species dicetak dengan huruf miring atau digarisbawahi, misalnya
Oryza sativa.

2.4.4 Tingkat Takson


Istilah takson dapat diartikan sebagai kelompok individu yang digolongkan
bersama berdasarkan pada andil sifatnya secara umum. Selanjutnya dalam klasifikasi
takson itu dapat diurutkan menurut tingkatan berdasarkan kesamaan atau
ketidaksamaannya (Hasanuddin 2006:13).
Tingkat takson sangat penting karena tanpa adanya tingkat takson, maka
faedah dari sistem klasifikasi tidak dapat dihasilkan. Tingkat takson itu, mempunyai
fungsi untuk menunjukkan satuan klasifikasi ditempatkan dalam kategori yang
mencerminkan derajat perbedaan dalam sifat dan kedudukan sifatnya (Hasanuddin
2006:50).
Untuk memudahkan pengelompokkan makhluk hidup di muka bumi ini,
maka disusun suatu aturan pengelompokkan. Pengelompokkan dilakukan dari
tingkatan yang paling rendah, yaitu species, ketingkatan yang paling tinggi, yaitu
kingdom (Sujiranto, 2006:26).
Supriatno (2008:133) mengemukakan bahwa kategori dalam klasifikasi dari
yang tinggi hingga ke yang terendah adalah:
1. Kingdom, dalam bahasa Indonesia dinamakan kerajaan.
2. Divisio (Phyllum), dalam bahasa Indonesia dikenal dengan divisi (Fillum).
3. Classis, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama kelas.
4. Ordo, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama bangsa.
5. Familia, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama famili (suku).
6. Genus, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama marga.
7. Species, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama spesies (jenis).

2.5 Sistem Klasifikasi Lima Kingdom


Supriatno (2008:136) mengemukakan bahwa Robert H. Whittaker pada tahun
1969 menyusun klasifikasi berdasarkan pada tingkatan organisme, susunan sel, dan
cara pemenuhan makanannya. Oleh karena itu, organisme dibedakan atas lima
kingdom, yaitu: Kingdom Monera, Kingdom Protista, Kingdom Fungi, Kingdom
Plantae dan Kingdom Animalia.
2.5.1 Kingdom Monera
Monera berasal dari kata monares yang berarti tunggal, namun tidak semua
monera bersel tunggal. Mikroorganisme yang tergolong monera adalah bakteri dan
alga hijau biru (Sujiranto, 2006:29).
Fried (2002:313) mengemukakan bahwa kingdom monera terdiri atas
organisme-organisme prokariotik bersel tunggal. Anggota kingdom monera
membelah melalui pembelahan biner.

(a)

(b)

Gambar 2.2 Kingdom Monera; (a) Bakteri (Bacillus anthracis), (Anonymous, 2010)
dan (b) Alga Hijau Biru (Oscilatoria sp), (Anonymous, 2010)

2.5.2 Kingdom Protista


Nama protista secara harfiah berarti yang paling pertama. Meskipun secara
evolusi kekerabatannya sama sekali tidak jelas. Hal ini kemungkinan terjadi karena
sebagian besar dari filum yang dimasukkan ke dalam protista muncul di muka bumi
sebelum tumbuhan maupun sebelum hewan (Kimball, 1999:856).
Sujiranto (2006:30) mengemukakan bahwa protista merupakan kingdom yang
terdiri atas makhluk hidup yang selnya memiliki membran inti (eukariotik) dan tubuh
bersel tunggal. Tergolong dalam kingdom protista adalah protozoa dan semua
ganggang bersel tunggal atau yang multiseluler.
Supriatno (2008:136) mengemukakan bahwa filum yang termasuk protista
adalah filum euglenophyta, filum sarcodina atau rhizopoda (berkaki semu), filum
mastigophora (berflagel), filum ciliophora (bersilia), dan filum sporozoa (berspora).
Salah satu species yang tergolong protista adalah Euglena viridis (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Kingdom Protista; Euglena viridis, (Priya, 2011)


2.5.3 Kingdom Fungi
Fried (2002:327) mengemukakan bahwa fungi ditempatkan dalam sebuah
kingdom tersendiri berdasarkan sejumlah ciri yang berbeda. Semua fungi adalah

eukariotik, heterotrofik dan multiseluler. Semua fungi tidak memiliki flagella dan
terbatas motilitasnya.
Tubuh fungi ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas
banyak sel. Fungi yang bersel banyak, tubuhnya tersusun dari hifa. Hifa merupakan
benang-benang halus yang tersusun dari banyak sel. Hifa yang bercabang-cabang
membentuk anyaman disebut miselium. Hifa fungi ada yang bersekat dan ada yang
tidak bersekat (Sujiranto, 2006:31).

Gambar 2.4 Kingdom Fungi; Rhizopus sp, (Mudarwan, 2009)


Supriatno (2008:136) mengemukakan bahwa fungi memiliki sel eukariota,
heterotrof, tidak berklorofil, dinding sel disusun oleh zat khitin. Divisi yang
tergolong ke dalam kingdom fungi adalah: divisi zygomycota, divisi ascomycota,
divisi basidiomycota, dan divisi deuteromycota.
2.5.4 Kingdom Plantae
Hidayat (1995:4) mengemukakan bahwa dunia tumbuhan atau golongan
plantae termasuk tumbuhan yang sangat tua, yakni muncul lebih dari 550.000.000
tahun yang lalu. Selama lebih dari seratus juta tahun tumbuhan hijau hidup di air

sebagai alga dan barulah 420.000.000 tahun yang lalu muncul sebagai tumbuhan
darat.
Secara umum, dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berpembuluh atau
tracheophyta (memiliki jaringan pembuluh yang mengangkut air serta nutrisi) dan
thallophyta (tidak memiliki jaringan pembuluh: alga, lumut, dan lumut kerak).
Tumbuhan berpembuluh dibagi menjadi dua kelompok. Pertama yang mempunyai
alat reproduksi tersembunyi sebagaimana paku-pakuan. Kelompok kedua mencakup
tumbuhan berbiji dan sering disebut spermatophyta.
Tumbuhan berbiji dibagi menjadi gymnospermae (tumbuhan biji terbuka) dan
angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Angiospermae merupakan tumbuhan yang
paling akhir muncul dan kini menjadi bagian utama dari vegetasi alam dan yang
dibudidayakan di bumi.

Gambar 2.5 Kingdom Plantae; Asam Jawa (Tamarindus indica), (Anynomous, 2010)

2.5.5 Kingdom Animalia


Fried (2002:343) mengemukakan bahwa animalia adalah organismeorganisme eukariotik dan multiseluler. Banyak hewan yang memangsa hewan lain
dan dikenal sebagai karnivora. Hewan lainnya yang memakan tumbuh-tumbuhan
diklasifikasikan sebagai herbivora.
Tubuh animalia tersusun atas banyak sel dan telah terspesialisasi membentuk
jaringan. Kingdom animalia bersifat multiseluler, eukariotik, dan heterotrof (tidak
dapat membuat makanan sendiri) (Sujiranto, 2006:43).
Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, kingdom animalia (dunia
hewan) dibedakan menjadi avertebrata dan vertebrata. Avertebrata adalah hewan
yang tidak bertulang belakang atau disebut pula hewan tingkat rendah. Vertebrata
adalah kelompok hewan bertulang belakang atau disebut pula hewan tingkat tinggi
(Syamsuri, 2007:88).

(a)

(b)

Gambar 2.6 Kingdom Animalia (a) Bekicot (Achatina fulica), (Anynomous, 2010)
dan (b) Kodok (Bufo melanostictus), (Anynomous, 2010)

2.6 Kunci Determinasi


Supriatno (2008:130) mengemukakan bahwa kunci atau key dalam bahasa
Latin disebut dengan clavis dan digunakan pertama sekali oleh Linnaeus pada tahun
1736. Namun orang pertama yang menggunakan kunci untuk tujuan determinasi
adalah Lamarck, pada tahun 1778.
Topik dalam setiap kunci disusun secara berurutan menurun berdasarkan
urutan pentingnya. Apabila jumlah ciri dari topik yang dipertentangkan cukup
banyak, maka sejumlah kemungkinan yang ada, hanya akan tinggal satu
kemungkinan saja. Kunci juga merupakan daya penganalisis yang berisi ciri-ciri khas
atas apa yang dicakupnya, dimana ciri tadi disusun sedemikian rupa sehingga
selangkah demi selangkah pemakaian kunci akhirnya memperoleh suatu jawaban
berupa identitas yang diinginkan.
Sujiranto (2006:51) mengatakan bahwa kunci determinasi merupakan uraian
keterangan tentang ciri-ciri suatu organisme yang disusun secara berurutan mulai
dari ciri umum hingga ke ciri khusus. Untuk menggunakan kunci determinasi kita
harus mengetahui nama bagian yang diamati. Ciri-ciri tersebut kemudian dicocokkan
dengan ciri-ciri pada kunci determinasi.
Pendeterminasian dengan menggunakan kunci harus dilakukan secara
bertahap, karena setiap kunci mempunyai batas kemampuan masing-masing. Ada
kunci yang hanya memuat sampai ordo, familia, genus, atau bahkan sampai tingkat
species (Supriatno, 2008:131).

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu
penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dari hasil tes. Jenis penelitian
yang penulis gunakan adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian bentuk
post-test.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda
Aceh dengan jumlah keseluruhan 224 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara
acak dengan sampel dalam penelitian adalah siswa kelas VII-1 berjumlah 30 siswa,
sebagai kelas eksperimen pertama yang pengajarannya menggunakan metode
pembelajaran card sort dan kelas VII-2 berjumlah 30 siswa, sebagai kelas
eksperimen kedua yang pengajarannya menggunakan metode mind mapping.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Pelaksanaan penelitian perlu adanya alat pengumpulan data atau instrumen
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang
dari arah yang telah ditetapkan, untuk memperoleh data penelitian mengenai
penerapan metode pembelajaran card sort dan metode mind mapping.

Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan dalam


penelitian.
1.

Tahap persiapan, yaitu mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus,


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal post-test dan lembar jawaban
siswa.

2.

Tahap pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran.


a) Pertemuan pertama sampai pertemuan kedua: siswa kelas VII-1 sebagai kelas
eksperimen pertama diajarkan dengan menggunakan metode card sort sesuai
dengan RPP (Lampiran 2) dan siswa kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen
kedua diajarkan dengan menggunakan metode mind mapping sesuai dengan
RPP (Lampiran 3).
b) Pertemuan ketiga: siswa diberikan post-test berupa soal pilihan ganda yang
berjumlah 50 butir (Lampiran 4).

3.4 Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian agar peneliti dapat merumuskan hasil
penelitiannya. Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara individual,
dilakukan perhitungan terhadap jumlah siswa yang mendapat nilai

72. Sedangkan

untuk mengetahui ketuntasan siswa secara klasikal setelah penerapan metode card
sort dan metode mind mapping berlangsung, maka rumus persentase yang digunakan
adalah:

Pembelajaran dinyatakan tuntas apabila 75% jumlah siswa dari suatu kelas
mendapat

72, sehingga dapat diketahui tuntas atau tidaknya pembelajaran pada

materi klasifikasi makhluk hidup.


Perbedaan hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran card sort
dengan metode mind mapping dianalisis menggunakan rumus uji t (Sudjana, 2005:
239) dengan formulasi, sebagai berikut.

Keterangan :

= Harga t yang dicari


= Nilai rata-rata kelas eksperimen pertama
= Nilai rata-rata kelas eksperimen kedua
S = Simpangan baku
= Jumlah siswa kelas eksperimen pertama
= Jumlah siswa kelas eksperimen kedua

Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan


a. Jika t-hitung

= 0.05 dan dk = n1 + n2 2

t-tabel maka ha diterima, berarti antara dua variabel yang diteliti

terdapat perbedaan.
b. Jika t-hitung

t-tabel maka ha ditolak, berarti antara dua variabel yang diteliti

tidak terdapat perbedaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Individual


Hasil ketuntasan belajar yang diperoleh selama penelitian pada siswa kelas

VII-1 yang menggunakan metode pembelajaran card sort disajikan dalam Tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-1 Menggunakan Metode
Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas Eksperimen Pertama
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

Nama Siswa
Abdi Ramadhani Tarigan
Ade Safitri
Adinda Vania Adella
Anjali Safitri
Aulia Ramadhan
Azwar Radmansyah
Clarita Wahyu Nurjannah
Cut Namira Putri
Cut Putri Rania
Dara Mutia
Desi Nadila Anwar
Donny Harriza
Elmira Maulani
Farah Fitriani
Gebrina Riska Nasution
Jupan MT Simalango
Maulizal Ridwan
Muhammad Akmal
Muhammad Arif Furqan
Nadya Nadhita
Nurul Fadhilah
Radita Phonna
Refina Saprilla
Riski Qausari
Reza Darusman
Rismadi Syahputra
Wildan Khairi
Zikri Rahmatullah

Nilai Post-test
78
74
80
80
84
78
78
80
78
78
76
80
68
82
80
80
86
76
58
90
84
76
90
70
70
62
72
76

Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas

Lanjutan Tabel 4.1

No Nama Siswa
29. Aviqa Humaira Rizky
30. Yoanda Maria Fitria
Rata-rata

Nilai Post-test
80
78
77,4

Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)


Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat 25 siswa yang tuntas
secara individual, masing-masing siswa tersebut mencapai nilai KKM yang telah
ditetapkan di SMP Negeri 17 Banda Aceh yaitu 72.
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas VII-2 yang menggunakan metode
pembelajaran mind mapping dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-2 Menggunakan Metode
Mind Mapping sebagai Kelas Eksperimen Kedua
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Nama Siswa
Alfath Rajif
Amira Nadhifa
Andi Hijrah Pita Baru
Aulia Ulfa
Aidul Fitrah
Bukhari Adamy
Chyva Rizka Nanda
Cut Hidayatul Munar
Cut Methia Firda
Fauzul Ihsan
Fitri Wahyuni
Harist Mulia
Muhammad Thayyeb W.
Mahfud
Mirayanti Sardila
Muhammad Reyner F.A
Muhammad Hanin H. B
Muhammad Revaldi K.
Nabila Warhamni
Naqiya Aniqa
Putri Elma Nazirah
Raihan

Nilai Post-test
74
72
80
74
72
74
52
76
56
60
82
60
72
78
62
80
74
78
74
76
72
80

Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas

Lanjutan Tabel 4.2

No
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Nama Siswa
Rizka Khairunnisa Herlis
Riski Akbar Nanda
Riski Mardhatillah
Siti Nabila
Sonia
Tasya Liva Maulidia
Wilda Hikmah
Zahratin Nadira
Rata-rata

Nilai Post-test
72
72
56
78
72
66
80
72

Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas

71,5

Tuntas

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)


Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 siswa terdapat 23 siswa yang tuntas
secara individual, masing-masing siswa tersebut mencapai nilai KKM yang telah
ditetapkan di SMP Negeri 17 Banda Aceh yaitu 72.
Hasil penelitian yang diperoleh menyimpulkan bahwa kelas VII-1 yang
menggunakan metode pembelajaran card sort memiliki jumlah siswa dengan
ketuntasan secara individual lebih tinggi yaitu 25 siswa, dibandingkan kelas VII-2
yang menggunakan metode pembelajaran mind mapping yaitu 23 siswa.
4.1.2

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal


Berdasarkan data yang diperoleh dari Tabel 4.1 dapat ditentukan ketuntasan

hasil belajar klasikal siswa kelas VII-1 yang menggunakan metode pembelajaran
card sort adalah sebagai berikut.

Perhitungan ketuntasan hasil belajar klasikal siswa kelas VII-2 yang


menggunakan metode pembelajaran mind mapping tertera pada Tabel 4.2 sebagai
berikut.

Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka melalui perhitungan


tersebut ketuntasan secara klasikal telah tercapai. Jadi, dapat dikatakan bahwa
penggunaan metode pembelajaran card sort dan mind mapping, keduanya dapat
mencapai ketuntasan belajar baik secara individual maupun klasikal pada materi
klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.
4.1.3

Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 diperoleh nilai rata-rata post-test kedua

kelas eksperimen yaitu, kelas VII-1 yang menggunakan metode pembelajaran card
sort memiliki nilai rata-rata 77,4 dan kelas VII-2 yang menggunakan metode
pembelajaran mind mapping memiliki nilai rata-rata 71,5.
Hasil yang diperoleh dari nilai post-test Tabel 4.1 lalu dianalisis dengan
rumus statistik, sehingga diketahui Rentang (R)=32, banyak kelas interval (K)=6 dan
panjang kelas interval (P)=5. Sedangkan analisis statistik perolehan dari hasil nilai
post-test Tabel 4.2 diketahui Rentang (R)=30, banyak kelas interval (K)=6 dan
panjang kelas interval (P)=5 (dapat dilihat pada Lampiran 7). Setelah data yang

diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mentabulasi data daftar


distribusi frekuensi menurut kelas penelitian sebagai berikut.
Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-1 Menggunakan
Metode Pembelajaran Card Sort sebagai Kelas Eksperimen Pertama
Nilai
Post-test
58-63
64-69
70-75
76-81
82-87
88-93
Jumlah

fi

xi

xi2

2
1
4
17
4
2
30

60,5
66,5
72,5
78,5
84,5
90,5
-

3660,25
4422,25
5256,25
6162,25
7140,25
8190,25
-

fixi
121
66,5
290
1334,5
338
181
fixi = 2331

fixi2
7320,5
4422,25
21025
104758,25
28561
16380,5
fixi2= 182467,5

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)


Data Tabel 4.3 kemudian dipergunakan untuk menghitung rata-rata ( X 1)
sebagai berikut.
fixi

X 1=

fi

X 1=

X 1 = 77,7
Setelah rata-rata ( X 1) diketahui, langkah berikutnya adalah menghitung
varians (S12).
2

S1 =

S12=
S12=

fixi 2

n(n 1)

fixi) 2

S1 =
S12= 46,51
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh hasil X

adalah 77,7 dan S12

adalah 46,51.
Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas VII-2 Menggunakan
Metode Mind Mapping sebagai Kelas Eksperimen Kedua
Nilai
Post-test
52-57
58-63
64-69
70-75
76-81
82-87
Jumlah

fi

xi

xi2

3
2
1
13
10
1
30

54,5
60,5
66,5
72,5
78,5
84,5
-

2970,25
3660,25
4422,25
5256,25
6162,25
7140,25
-

fixi
163,5
181,5
66,5
942,5
706,5
84,5
fixi = 2145

fixi2
8910,75
10980,75
4422,25
68331,25
55460,25
7140,25
2
fixi = 155245,5

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)


Data Tabel 4.4 kemudian dipergunakan untuk menghitung rata-rata ( X 2)
sebagai berikut.

X 2=

fixi
fi

X 2=
X 2 = 71,5
Setelah rata-rata ( X 2) diketahui, langkah berikutnya adalah menghitung
varians (S22).

S22 =

fixi 2

fixi) 2

n(n 1)

S22=
S22=
S22=
S22= 64,75
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X

adalah 71,5 dan S22 adalah

64,75. Jadi, melalui analisis data pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 maka nilai rata-rata
dan varians kedua kelas penelitian adalah sebagai berikut:

X 1= 77,7

S12= 46,51

X 2= 71,5

S22= 64,75

Sehingga dapat ditentukan simpangan baku (S2):


2

S=

S2=

S2=
S2=
S2=

(n1 1) S1
n1

(n 2 1) S 2
n2

S2=55,63
S=
S= 7,45
Perbedaan hasil belajar siswa kelas VII-1 menggunakan metode pembelajaran
card sort dan kelas VII-2 menggunakan metode pembelajaran mind mapping
selanjutnya dihitung ke dalam rumus uji t sebagai berikut.

t=

t=

t=

t = 3,48
Untuk memperoleh harga ttabel maka harus dihitung derajat kebebasan (dk),
dengan harga dk sampel, yaitu:
dk= n1 +n22
dk= 30+302

dk= 58
4.1.4 Tinjauan Terhadap Hipotesis
Berdasarkan analisis data perbedaan hasil belajar, diperoleh bahwa harga
thitung sebesar 3,48 dan ttabel sebesar 1,67 pada taraf signifikan 0,05. Harga t hitung ttabel
(3,48

1,67) maka, hipotesis yang berbunyi terdapat perbedaan hasil belajar

menggunakan metode pembelajaran card sort dengan metode mind mapping pada
materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh
diterima.

4.2 Pembahasan
4.2.1

Ketuntasan Hasil Belajar Individual


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mencoba menganalisis

ketuntasan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran card sort dengan


metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP
Negeri 17 Banda Aceh. Ketuntasan belajar siswa dilihat dari hasil pengolahan data
yang bersumber pada tes yang diberikan di akhir pertemuan (post-test), yakni tes
berbentuk objektif sebanyak 50 butir soal dengan 4 alternatif jawaban.
Syah (2010:221) mengemukakan bahwa dalam sistem belajar tuntas (mastery
learning), seorang siswa baru dapat dinyatakan lulus dalam evaluasi suatu mata
pelajaran apabila ia telah menguasai seluruh materi secara merata dan mendalam
dengan nilai minimal. Oleh karena itu, siswa dapat dikatakan tuntas belajarnya secara
individual jika mencapai nilai rata-rata 72 sesuai dengan standar Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Biologi kelas VII di SMP Negeri
17 Banda Aceh.
Melalui data yang ada diketahui siswa kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen
pertama yang pembelajarannya menggunakan metode card sort memiliki 25 siswa
yang tuntas secara individual dari jumlah 30 siswa. Sedangkan siswa kelas VII-2
sebagai kelas eksperimen kedua yang pembelajarannya menggunakan metode mind
mapping memiliki 23 siswa yang tuntas secara individual dari jumlah 30 siswa.
4.2.2

Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal


Pengolahan data yang dilakukan menggunakan rumus persentase diperoleh

hasil belajar siswa kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen pertama yang
pembelajarannya menggunakan metode card sort pada materi klasifikasi makhluk
hidup telah mencapai ketuntasan secara klasikal, yakni sebesar 83,3% dari jumlah
siswa yang telah mencapai nilai 72 sesuai dengan ketetapan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) di SMP Negeri 17 Banda Aceh.
Hasil belajar siswa kelas VII-2 sebagai kelas eksperimen kedua yang
pembelajarannya menggunakan metode mind mapping pada materi yang sama juga
telah mencapai ketuntasan, yakni sebesar 76,6% dari jumlah siswa yang mendapat
nilai 72, maka jelas bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen pertama dan kelas
eksperimen

kedua

sama-sama

mencapai

standar

ketuntasan

sebagaimana

Suryosubroto (2002:118) mengatakan untuk setiap topik atau pokok bahasan, siswa
harus mencapai taraf penguasaan yang ditetapkan, yaitu minimal 75%.
Kedua metode pembelajaran tersebut berhasil mencapai tingkat ketuntasan
belajar siswa secara klasikal sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan di SMP

Negeri 17 Banda Aceh. Untuk kelas eskperimen pertama yang menggunakan strategi
pembelajaran aktif melalui penerapan metode card sort memiliki tingkat ketuntasan
yang lebih tinggi, yakni sebesar 83,3% bila dibandingkan dengan kelas eksperimen
kedua yang menggunakan metode mind mapping, yakni sebesar 76,6%.
Ketuntasan hasil belajar siswa ini tidak terlepas dari proses pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas, dimana siswa tampak termotivasi dengan adanya metode
pembelajaran card sort maupun mind mapping. Ketika melaksanakan penelitian,
tampak bahwa kelebihan lainnya dari metode pembelajaran card sort dan mind
mapping ini adalah menjadikan siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran,
berhasil membangun sosialisasi yang baik antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru, serta mampu meminimalisasir metode ceramah yang cenderung
menyebabkan siswa jenuh.
Jadi, secara keseluruhan tercapai ketuntasan hasil belajar yang memuaskan
baik melalui penggunaan metode pembelajaran card sort maupun metode mind
mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17
Banda Aceh.
4.2.3

Perbedaan Hasil Belajar Siswa


Hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan statistik

rumus uji t diperoleh harga thitung = 3,48 dan harga ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel
atau 3,48 > 1,67 pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 58, dengan demikian diketahui
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan metode pembelajaran card sort
dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII
SMP Negeri 17 Banda Aceh. Perolehan ini juga menunjukkan bahwa siswa kelas

VII-1 sebagai kelas eksperimen pertama mempunyai hasil belajar yang lebih baik,
bila dibandingkan dengan kelas siswa VII-2 sebagai kelas eksperimen kedua.
Rendahnya hasil belajar siswa kelas VII-2 yang penerapan pembelajarannya
menggunakan metode mind mapping dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar seperti kurangnya kesiapan dan kematangan siswa dalam
pembelajaran, sehingga keaktifan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung
tidak maksimal.
Sebaliknya kelas VII-1 yang penerapan pembelajarannya menggunakan
metode card sort menunjukkan keaktifan siswa yang lebih tinggi. Selain adanya
kesiapan dan kematangan siswa dalam pembelajaran, keaktifan siswa ini dapat
dipengaruhi dari kondisi internal siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki kebutuhan
untuk mengetahui dan mengerti; yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu,
mendapatkan

pengetahuan,

informasi

dan

untuk

mengerti

sesuatu

dapat

meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran (Slameto, 2010:75).


Meski pembelajaran ini memiliki banyak kelebihan, akan tetapi pada
penerapannya metode card sort dan mind mapping ini juga memiliki kelemahan,
seperti banyak menyita waktu dalam pembelajaran dan kegiatan yang dilakukan
siswa harus senantiasa dikontrol secara langsung demi memelihara kualitas
pembelajaran. Untuk itu guru harus pintar menjadi pengelola pengajaran,
sebagaimana Slameto (2010:98) mengatakan bahwa seorang guru harus mampu
mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisikondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar secara efektif
dan efisien.

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data disimpulkan bahwa:
1.

Ketuntasan hasil belajar siswa lebih baik pada kelas yang menggunakan metode
pembelajaran card sort dibandingkan kelas yang menggunakan metode mind
mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup siswa kelas VII SMP Negeri 17
Banda Aceh.

2.

Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran


card sort dengan metode mind mapping pada materi klasifikasi makhluk hidup
siswa kelas VII SMP Negeri 17 Banda Aceh.

5.2 Saran
1.

Guru

diharapkan

dapat

mempertimbangkan

dan

memilih

pendekatan

pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan kreatif dalam pengajaran
Biologi.
2.

Guru diharapkan dapat menyajikan pembelajaran dengan menerapkan metode


pembelajaran card sort maupun mind mapping dengan efisien demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3.

Hendaknya guru dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran, karakter siswa, waktu yang tersedia serta kompetensi yang dimiliki
siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, N. 2012. Perbandingan Penerapan Model Jigsaw dan Mind Mapping


dengan Model Jigsaw Tanpa Mind Mapping pada Materi Sistem Sirkulasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya Lamno Kabupaten Aceh
Jaya. Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Ambarini, N. 2010. Penerapan Pembelajaran Aktif Card Sort Disertai Mind Mapping
untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Siswa
Kelas VII-E SMP Negeri 5 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, (Online),
Jilid 1, No. 1, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id., diakses 30 Agustus 2012).
Aminah. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran Card Sort dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Kelas VII-A pada Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs.
Negeri Batu. (pdf). Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang, (Online),
(http://lib.uin-malang.ac.id., diakses 30 Agustus 2012).
Buzan, T. 2008. Buku Pintar Mind Mapp. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Desiree. 2006. Mengasah ESQ Anak. Jakarta: PT Kawasan Pustaka.
Fattah, N. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fitria. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Melalui Model Pembelajaran Card
Sort dengan Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Fried, G.H dan George J. Hademenos. 2002. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Hamid, H. 2012. Metode Card Short, (Online). (http://zaifbio.wordpress.com.,
diakses 10 September 2012).
Harsanto, R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius.
Hartono. 2006. Strategi Pembelajaran Active Learning (Suatu Strategi Pembelajaran
Berbasis Student Centred), (Online). (http://www.sanaky.com., diakses 12
juli 2012).
Hasanuddin. 2006. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Banda Aceh: Universitas Syiah
Kuala.

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.


Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Kimball, J.W. 1999. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Michallo, M. 2001. Cracking Creativity The Secret of Creative Genius. Yogyakarta:
Andi.
Prasetya, J.T dan Abu Ahmadi. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka
Setia.
Putra, Y.P dan Bayu Issetyadi. Lejitkan Memori 1000%. Jakarta: PT Gramedia.
Roqib, M. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS.
Santoso, R.E.B. 2011. Mind Mapping, (Online). (http://ras-eko.blogspot.com.,
diakses 01 September 2012).
Sapaat, A. 2012. Stop Menjadi Guru. Jakarta: Tangga Pustaka.
Sari, A. 2011. Mind Mapp Biologi, (Online). (http://atika-sari.blogspot.com).,
diakses 01 September 2012).
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sujiranto dkk. 2006. Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII. Semarang: Aneka Ilmu.
Supriatno dkk. 2008. Biologi Umum. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Syamsuri, I dkk. 2007. IPA Biologi untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.
Windura, S. 2008. Be An Absolute Genius!. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Yasin, A.F. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Jakarta: UIN Malang Press.

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran


Nama Sekolah

: SMP Negeri 17 Banda Aceh

Mata Pelajaran

: Biologi

Kelas/Semester

: VII/I

Standar Kompetensi

: 6. Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar
6.2 Mengklasifikasikan
makhluk hidup
berdasarkan ciri
yang dimiliki.

Materi
Pembelajar
an
Klasifikasi
makhluk
hidup

Kegiatan
Pembelajaran
Mendorong siswa untuk
mengetahui klasifikasi
makhluk hidup.
Mengkaji informasi
mengenai klasifikasi
makhluk hidup.
Menarik minat siswa
dengan menggunakan
media pembelajaran
untuk mengetahui
tujuan klasifikasi
makhluk hidup, dasar
kriteria klasifikasi, tata
nama (binomial

Indikator Pencapaian
Kompetensi

Menyebutkan
pentingnya dilakukan
klasifikasi makhluk
hidup.
Mendeskripsikan
urutan takson
pengelompokkan
makhluk hidup.
Membedakan
makhluk hidup yang
satu dengan yang
lainnya berdasarkan
ciri khusus
kehidupan yang

Teknik
Penilaia
n
Tes tulis

Tes tulis

Penilaian
Bentuk
Contoh
Instrume
Instrumen/Soa
n
l
Tes uraian Mengapa makhluk
hidup perlu
diklasifikasikan?
Berikan
pendapatmu!

Tes isian

Tuliskan urutan
takson mulai
takson yang
paling rendah ke
yang paling
tinggi!
Tuliskan masing-

Alokasi
Waktu

Sumber
Belajar

Karakter siswa
yang
diharapkan

6x40

1. Buku Biologi
1 untuk
SMP/MTs
Kelas VII,
Karangan
Sujiranto dkk,
Penerbit
Aneka Ilmu.
2. Buku IPA
Biologi untuk
SMP Kelas
VII Jilid 1,
Karangan
Istamar

Keagamaan
(religius)
Kedisiplinan
(discipline)
Rasa hormat
dan perhatian
(respect)
Tekun
(diligence)
Tanggung
jawab
(responsibility)
Ketelitian
(carefulness)

nomenclature), tingkat
takson, sistem
klasifikasi lima
kingdom dan kunci
determinasi.
Melakukan diskusi
mengenai klasifikasi
makhluk hidup dan
sistem klasifikasi lima
kingdom.
Melakukan klasifikasi
makhluk hidup
berdasarkan ciri yang
dimiliki.
Mendengarkan
penjelasan singkat
mengenai sistem
klasifikasi lima
kingdom.
Mengelompokkan
organisme yang
memiliki persamaan
ciri satu kelompok
tertentu.
Melangsungkan proses
presentasi dari diskusi
mengenai materi
pelajaran.
Menjawab pertanyaan
yang terkait materi
pelajaran.
Melakukan kesimpulan.

dimilikinya.

Tes tulis

Tes isian

Tes tulis

Tes isian

Tes tulis

Tes isian

Tes tulis

Tes isian

Tes tulis

Tes uraian

Mengklasifikasikan
beberapa makhluk
hidup di sekitar
berdasar ciri yang
diamati.
Menyebutkan
pembagian
klasifikasi sistem
lima kingdom.
Membedakan ciriciri khusus tiap
kingdom dalam
sistem klasifikasi
lima kingdom.
Menjelaskan tujuan
kunci determinasi.

masing 5 nama
tumbuhan dan 5
nama hewan yang
ada di sekitar
lingkungan
sekolah atau
rumahmu!
Klasifikasikan
tumbuhan dan
hewan tersebut
berdasarkan
fungsinya bagi
manusia ke dalam
tabel!
Sebutkan
pembagian sistem
klasifikasi lima
kingdom?
Tuliskan
perbedaan antara
tiap kingdom
makhluk hidup!
Apakah tujuan
adanya kunci
determinasi?

Syamsuri
dkk, Penerbit
Erlangga.
3. Siswa dan
guru.

Banda Aceh,

Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran

Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd.

Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004

NIM 0806103010068

Lampiran 2. RPP Menggunakan Metode Card Sort

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP I)

Nama Sekolah

: SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester

: VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran

: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu

: 3 x 40 (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6.
Kompetensi Dasar

Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

: 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciriciri yang dimiliki.

Indikator
Menyebutkan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup.
Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri
khusus kehidupan yang dimilikinya.
Mengklasifikasikan beberapa makhluk hidup di sekitar berdasar ciri yang
diamati.
Mendeskripsikan urutan takson pengelompokkan makhluk hidup.

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa diharapkan mampu:


1. Mendeskripsikan pentingnya klasifikasi makhluk hidup.
2. Menyebutkan tujuan klasifikasi makhluk hidup.
3. Menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup.
4. Menuliskan nama ilmiah makhluk hidup.
5. Mengklasifikasikan secara sederhana hewan dan tumbuhan yang berada di
lingkungan sekitar.

Karakter siswa yang diharapkan :

Keagamaan (religius)
Kedisiplinan (discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran*
- Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup
- Tujuan klasifikasi makhluk hidup
- Tata nama atau Binomial Nomenclature
- Tingkat takson
(terlampir)

C. Model Pembelajaran
1. Pendekatan

: Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Card sort disertai ceramah, tanya jawab dan


diskusi

3. Strategi Pembelajaran : Active learning


D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Apersepsi
- Guru memberikan gambaran kepada siswa berkaitan dengan materi
klasifikasi makhluk hidup dan mengkaitkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Motivasi
- Guru bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab
manfaat serta pentingnya klasifikasi makhluk hidup.
c. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.
2. Kegiatan Inti (90 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mengajak siswa untuk membaca buku paket tentang pengertian
klasifikasi, dasar kriteria klasifikasi, tujuan klasifikasi makhluk hidup,

tata nama atau Binomial Nomenclature serta urutan tingkat takson


selama15 menit.
Meminta masing-masing siswa mengambil satu gulungan kartu yang
telah diacak, yang mana kartu tersebut berisikan judul materi.
Mengarahkan siswa yang sudah memiliki kartu untuk bergerak keliling
di dalam kelas kemudian mencari teman yang memiliki kartu dengan
isi yang sama untuk membentuk satu kelompok.
Membagikan tiap kelompok satu karton dan satu set potonganpotongan card berisikan ringkasan materi berdasarkan kartu awal yang
mereka miliki.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Mengarahkan siswa untuk bersama-sama mendiskusikan ringkasan
materi dari potongan-potongan kartu yang telah dibagikan. Selama
proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan
siswa dari dekat serta memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.
Meminta

siswa

untuk

menempelkan

kartu-kartu

yang

telah

didiskusikan tersebut pada karton yang telah dibagikan sebelumnya.


Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk
melakukan presentasi di depan kelas dengan menempelkan karton yang
sudah ditempelkan kartu di papan tulis terlebih dahulu.
Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang
sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.

Membuat catatan penting di papan tulis setelah prosesi terjadi.


c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami mengenai materi bersangkutan.
Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3.

Kegiatan Penutup (20 Menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi
yang telah disajikan.
b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran
1. Alat tulis menulis.
2. Bahan cetak (printed) antara lain handout, kartu, buku, dan lembar kerja
siswa.
F. Sumber Pembelajaran
Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit
Aneka Ilmu.

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri
dkk, Penerbit Erlangga.
Siswa dan guru.
G. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian meliputi
a. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)
b. Hasil belajar, berupa:
- Tugas (ranah psikomotor)
- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)
c. Bentuk instrumen:
- Tugas

Banda Aceh, Oktober 2012


Guru Mata Pelajaran

Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd.

Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004

NIM 0806103010068

Uraian Materi Pembelajaran*

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


Makhluk hidup dipermukaan bumi beraneka ragam bentuk, ukuran, warna,
kelengkapan organ tubuh, kebiasaan hidup, habitat (tempat hidup), dan tingkah laku.
Untuk mempermudah mempelajarinya, dilakukan pengelompokkan makhluk hidup
yang dikenal dengan sistem klasifikasi. Makhluk hidup yang memiliki sifat yang
sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Makhluk hidup yang memiliki
sifat berbeda dikelompokkan ke dalam golongan berbeda.
Klasifikasi
pengelompokkan

makhluk

hidup

makhluk

yang

adalah

suatu

dilakukan

cara

secara

penggolongan
sistematis

atau

dimana

pengelompokkan ini didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri-ciri atau sifat
dari makhluk hidup tersebut. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
klasifikasi makhluk hidup adalah Taksonomi. Dalam klasifikasi, terlebih dahulu
dilakukan pencandraan atau identifikasi. Identifikasi didasarkan pada persamaan atau
perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh (anatomi), faal tubuh
(fisiologi), perilaku dan kromosom.
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Memudahkan mengenal organisme yang beraneka ragam.
b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang
dimiliki.

c. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya


dengan makhluk hidup dari jenis lain.
d. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
e. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau
belum memiliki nama.

Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Bertambahnya jumlah species makhluk hidup dan perkembangan taksonomi
membawa perubahan terhadap dasar-dasar kriteria yang digunakan dalam
mengadakan klasifikasi. Beberapa dasar dan kriteria klasifikasi antara lain;
(a) Berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan yang berguna untuk
sandang, obat-obatan, hiasan, ataupun hewan yang menghasilkan daging
atau susu.
(b) Berdasarkan lingkungan hidup, misalnya tumbuhan air, tumbuhan darat,
tumbuhan dataran tinggi, dan tumbuhan dataran rendah. Kemudian ada
hewan darat dan hewan air.
(c) Berdasarkan tempat hidupnya, misalnya tumbuhan yang hidup pada
sampah (jamur), tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain
(anggrek), atau hewan yang hidup di dalam tanah, air atau di pohon.
(d) Berdasarkan ukuran tubuhnya misalnya hewan besar (kambing, gajah,
sapi, badak) serta hewan kecil (serangga dan cacing).

Tata Nama (Binomial Nomenclature)


Menurut aturan kode internasional tata nama hewan dan tumbuhan, setiap
jenis makhluk hidup dapat digolongkan pada kelompok tertentu. Setiap jenis
makhluk hidup yang sudah dikenal diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua suku
kata. Pemberian nama ini disebut Tata nama binomial atau Binomial nomenclature
yaitu suatu aturan penulisan nama species. Sistem ini pertama kali dikenalkan oleh
Carolus Linnaeus. Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut.
1. Nama species terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa latin atau
dilatinkan.
2. Nama

depan

menunjukkan

nama

genus

dengan

huruf

pertama

menggunakan huruf kapital.


3. Nama belakang menunjukkan nama spesifik atau penunjuk jenis, dengan
huruf awal ditulis dengan huruf kecil.
4. Nama species dicetak dengan huruf miring atau digarisbawahi.
Contoh penulisan nama ilmiah makhluk hidup yaitu;
a) Oryza sativa (padi)
b) Zea mays (jagung)
c) Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu)
d) Felix domestica (kucing)
e) Rana pipiens (katak)

Tingkat Takson
Menurut sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu
kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang
lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang
beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan
ini disebut takson.
Urutan takson antara lain:

Tingkatan dalam Bahasa Indonesia:

Kingdom

Dunia/Kerajaan

Divisio

Divisi/Filum

Clasis

Kelas

Ordo

Bangsa

Familia

Suku

Genus

Marga

Species

Jenis

1. Kingdom (Kerajaan)
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan
ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi
lima kingdom (diusulkan oleh Robert H. Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom
tersebut antara lain: Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

2. Filum/Divisi
Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama divisio digunakan pada
tumbuhan. Filum atau divisi terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu
atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan
nama divisio umumnya memiliki akhiran khas, antara lain -phyta dan -mycota.
3. Kelas (Classis)
Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio.
4. Ordo (Bangsa)
Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo
umumnya diberi akhiran -ales.
5. Famili (Suku)
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan
biasanya diberi akhiran -aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama -idea.
6. Genus (Marga)
Genus adalah takson yang lebih rendah daripada famili. Nama genus terdiri
atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital dan seluruh huruf dalam
kata itu ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi.
7. Species (Jenis)
Species atau jenis merupakan takson yang paling rendah.

Evaluasi Pertemuan Pertama

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!


1.

Mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan? Berikan pendapatmu!


Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

2.

Tuliskan urutan takson mulai takson yang paling rendah ke yang paling tinggi!
Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

3.

Isilah tabel berikut sesuai dengan pertanyaan di bawah ini:


a. Tuliskan masing-masing 5 nama tumbuhan dan 5 nama hewan yang ada di
sekitar lingkungan sekolah atau rumahmu!
b. Klasifikasikan tumbuhan dan hewan tersebut berdasarkan fungsinya bagi
manusia!

Tabel pengelompokkan tumbuhan

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Tumbuhan
(boleh menggunakan nama
daerah)
Mawar
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................

Kelompok
Tanaman
sayur

Kelompok
tanaman buah

Kelompok
tanaman
bunga

Tabel pengelompokkan hewan

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Hewan
Kelompok
(boleh menggunakan nama
hewan peliharan
daerah)
Singa
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................

Kelompok
hewan
liar

Kelompok
hewan
ternak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP II)

Nama Sekolah

: SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester

: VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran

: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu

: 3 x 40 (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6.
Kompetensi Dasar

Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

: 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciriciri yang dimiliki.

Indikator
Menyebutkan pembagian klasifikasi sistem lima kingdom.
Membedakan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima
kingdom.
Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

A. Tujuan Pembelajaran :
Siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom.
2. Menjelaskan sistem klasifikasi lima kingdom.

3. Membandingkan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima


kingdom.
4. Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

Karakter siswa yang diharapkan :

Keagamaan (religius)
Kedisiplinan (discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Ketelitian (carefulness)

B. Materi Pembelajaran*
- Klasifikasi sistem lima kingdom
- Kunci determinasi
(terlampir)
C. Model Pembelajaran
1. Pendekatan

: Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Card sort disertai ceramah, tanya jawab dan


diskusi
3. Strategi Pembelajaran : Active learning

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Apersepsi
- Guru meminta siswa mengingat kembali materi pembelajaran
sebelumnya (pada RPP I).
- menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Motivasi
- Bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab tentang
perkembangan sistem klasifikasi.
c. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.
2. Kegiatan Inti (90 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mengajak siswa untuk membaca buku paket tentang sistem klasifikasi
lima kingdom dan kunci determinasi selama15 menit.
Meminta masing-masing siswa mengambil satu gulungan kartu yang
telah diacak, yang mana kartu tersebut berisikan judul materi.
Mengarahkan siswa yang sudah memiliki kartu untuk bergerak keliling
di dalam kelas kemudian mencari teman yang memiliki kartu dengan
isi yang sama untuk membentuk satu kelompok.

Membagikan tiap kelompok satu karton dan satu set potonganpotongan kartu berisikan ringkasan materi berdasarkan kartu awal yang
mereka miliki.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Mengarahkan siswa untuk bersama-sama mendiskusikan ringkasan
materi dari potongan-potongan kartu yang telah dibagikan. Selama
proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan
siswa dari dekat serta memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.
Meminta

siswa

untuk

menempelkan

kartu-kartu

yang

telah

didiskusikan tersebut pada karton yang telah dibagikan sebelumnya.


Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk
melakukan presentasi di depan kelas dengan menempelkan karton yang
sudah ditempelkan kartu di papan tulis terlebih dahulu.
Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang
sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.
Membuat catatan penting di papan tulis setelah prosesi terjadi.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami mengenai materi bersangkutan.
Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.

3.

Kegiatan Penutup (20 Menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi
yang telah disajikan.
b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.
c. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran
1. Alat tulis menulis.
2. Bahan cetak (printed) antara lain handout, kartu, buku, dan lembar kerja
siswa.
F. Sumber Pembelajaran
Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit
Aneka Ilmu.
Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri
dkk, Penerbit Erlangga.
Siswa dan guru.

G. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian meliputi
a. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)
b. Hasil belajar, berupa:
- Tugas (ranah psikomotor)
- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)

c. Bentuk instrumen:
- Tugas

Banda Aceh,

Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran

Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd.

Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004

NIM 0806103010068

Uraian Materi Pembelajaran*

Klasifikasi Sistem Lima Kingdom

Sejak zaman dahulu manusia sudah mengelompokkan makhluk hidup


menjadi dua kelompok besar, yaitu dunia tumbuhan dan dunia hewan. Namun
ternyata beberapa makhluk hidup tidak dapat dikelompokkan ke dalam hewan
ataupun tumbuhan. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan diperkenalkan
pengelompokan makhluk hidup menjadi lima kingdom atau dunia oleh Roberts H.
Whittaker pada tahun 1969, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
1.

Monera
Monera merupakan makhluk hidup prokariot. Kingdom monera terdiri atas

bakteri dan ganggang biru hijau. Hampir semua bakteri bersel satu dengan ukuran
yang sangat kecil. Bakteri hanya mampu dilihat dengan mikroskop yang berkekuatan
pembesaran tinggi. Secara umum terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu lonjong atau bulat
(kokus), batang atau silinder (basilus), dan spiral atau sekrup (spirilus).
Bakteri ada yang hidup dalam tubuh kita, yaitu ada yang ada di dalam usus,
kulit, mulut, hidung, dan bagian tubuh lainnya. Bakteri juga terdapat di udara, air,
dan tanah. Bakteri ada yang menguntungkan manusia, misalnya bakteri yang hidup
di dalam usus manusia dapat membantu menguraikan sisa-sisa makanan yang sudah
tidak dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa jenis bakteri juga dapat membantu dalam
pembuatan

makanan,

misalnya

pembuatan

yogurt.

Bakteri-bakteri

saprofit

menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan sisa-sisa makhluk hidup

yang telah mati. Tetapi, tidak semua bakteri menguntungkan manusia, ada beberapa
jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, misalnya penyakit tuberkulosis,
tetanus, kolera, dan sebagainya.
Ganggang biru hijau lebih menyerupai tumbuhan karena mengandung
klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Ganggang tersebut ditemukan disembarang
tempat yang berkelembapan cukup, misalnya di laut, kolam, selokan, bahkan sumber
air panas. Ganggang tersebut dapat mengotori air minum menyebabkan bau dan
warna sehingga rasanya tidak enak.

2.

Protista
Protista merupakan makhluk hidup bersel satu yang sudah mempunyai

membran inti (eukariotik). Makhluk hidup yang termasuk protista adalah protozoa
dan ganggang (kecuali ganggang biru hijau). Anggota kingdom protista ada yang
bergerak dengan rambut getar (cilia). Gerakan dari rambut getar dapat mendorong sel
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Makhluk hidup yang bergerak
dengan rambut getar disebut Ciliata. Salah satu contoh dari Ciliata adalah
Paramaecium.
Selain rambut getar, ada pula protista yang bergerak dengan flagel (sulur
yang menyerupai cambuk) dan kaki semu. Euglena merupakan contoh protista yang
bergerak dengan flagel. Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari seperti tumbuh-tumbuhan karena mempunyai klorofil. Sedangkan
contoh protista yang bergerak dengan kaki semu adalah Amoeba. Gerakan dari kaki
semu tersebut menyebabkan Amoeba mempunyai bentuk yang berbeda-beda.

3.

Fungi
Tubuh jamur ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas

banyak sel. Jamur tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis
untuk

membuat

makanannya

sendiri.

Jamur

memperoleh

makanan

dari

lingkungannya. Jamur banyak hidup di tempat-tempat yang lembap dan terdapat


sumber makanan.
Beberapa jenis jamur bermanfaat bagi manusia, misalnya ragi yang
digunakan dalam pembuatan tempe dan roti serta ada pula Penicillium yang dapat
menghasilkan penisilin (antibiotik). Namun demikian, tidak semua jamur bermanfaat
bagi manusia. Ada pula jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman budi
daya, misalnya penyakit busuk akar dan kutil pada tanaman kentang, bahkan ada
pula jenis jamur yang beracun.

4.

Plantae
Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji merupakan contoh-contoh

makhluk hidup yang termasuk dalam Kingdom Plantae. Tumbuhan berbiji dapat
dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup. Biji
tumbuhan berbiji tertutup terdapat di dalam buah. Beberapa jenis tumbuhan berbiji
terbuka, antara lain pakis haji, pinus, melinjo, dan lain-lain. Tumbuhan berbiji
tertutup disebut pula tumbuhan berbunga karena mempunyai bunga sebagai alat
perkembangbiakannya. Tumbuhan berbiji tertutup dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Pengelompokan
tersebut dilakukan berdasarkan banyaknya keping biji yang dimiliki. Tumbuhan

dikotil mempunyai dua keping biji, sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai satu
keping biji.
Contoh tumbuhan dikotil adalah kacang panjang, kacang hijau, kacang tanah,
mangga, dan lain-lain. Sedangkan contoh tumbuhan monokotil, antara lain rumput,
jagung, pisang, dan lain-lain.

5.

Animalia
Kingdom animalia terdiri atas hewan-hewan. Hewan tidak dapat membuat

makanan sendiri, tetapi mengambil makanan dari tumbuhan atau hewan lain.
Terdapat beraneka ragam hewan yang hidup di dunia ini dengan berbagai bentuk
tubuh, warna tubuh, tempat hidup, dan perbedaan ciri-ciri yang lainnya. Berdasarkan
tulang belakangnya ada dua kelompok hewan, yaitu hewan avertebrata (hewan tidak
bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan yang bertulang belakang). Kupukupu, belalang, siput, dan cacing adalah contoh hewan-hewan tak bertulang
belakang. Sedangkan ikan, burung, katak, dan sapi adalah contoh-contoh hewan
bertulang belakang.

Kunci Determinasi
Untuk mempermudah menulusuri tahapan klasifikasi suatu organisme, dapat
digunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah suatu kunci yang digunakan
untuk identifikasi makhluk hidup berupa keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup.
Untuk menggunakan kunci determinasi, mula-mula kita harus mengetahui nama
bagian yang diamati. Ciri-ciri tersebut kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri pada

kunci determinasi. Setiap ciri yang cocok, kemudian dilanjutkan sesuai dengan
nomor yang tertera di akhir pernyataan.

Evaluasi Pertemuan Kedua

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

1. Sebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom?


Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
2. Tuliskan perbedaan ciri antara tiap kingdom makhluk hidup ke dalam tabel
berikut!
No
Kingdom
1. ............................

2. ............................

3. ............................

4. ............................

5. ............................

Ciri-ciri

3.

Apakah tujuan adanya kunci determinasi?


Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Lampiran 3. RPP Menggunakan Metode Mind Mapping

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP I)

Nama Sekolah

: SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester

: VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran

: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu

: 3 x 40 (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6.
Kompetensi Dasar

Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

: 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciriciri yang dimiliki.

Indikator
Menyebutkan pentingnya dilakukan klasifikasi makhluk hidup.
Membedakan makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya berdasarkan ciri
khusus kehidupan yang dimilikinya.
Mengklasifikasikan beberapa makhluk hidup di sekitar berdasar ciri yang
diamati.
Mendeskripsikan urutan takson pengelompokkan makhluk hidup.

C. Tujuan Pembelajaran

Siswa diharapkan mampu:


1. Mendeskripsikan pentingnya klasifikasi makhluk hidup.
2. Menyebutkan tujuan klasifikasi makhluk hidup.
3. Menjelaskan dasar klasifikasi makhluk hidup.
4. Menuliskan nama ilmiah makhluk hidup.
5. Mengklasifikasikan secara sederhana hewan dan tumbuhan yang berada di
lingkungan sekitar.

Karakter siswa yang diharapkan :

Keagamaan (religius)
Kedisiplinan (discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Ketelitian (carefulness)

D. Materi Pembelajaran*
- Dasar-dasar klasifikasi makhluk hidup
- Tujuan klasifikasi makhluk hidup
- Tata nama atau Binomial Nomenclature
- Tingkat takson
(terlampir)

C. Model Pembelajaran
1. Pendekatan

: Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Mind mapping disertai ceramah, tanya jawab dan


diskusi
3. Strategi Pembelajaran : Active learning
D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Apersepsi
- Guru memberikan gambaran kepada siswa berkaitan dengan materi
klasifikasi makhluk hidup dan mengkaitkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Motivasi
- Guru bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab
manfaat serta pentingnya klasifikasi makhluk hidup.
c. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.
2. Kegiatan Inti (90 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menjelaskan secara garis besar tentang klasifikasi makhluk hidup.
Mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi.

Meminta setiap siswa masing-masing mengambil satu gulungan kertas


yang telah berisi nomor, dimana nomor tersebut akan membentuk
siswa kedalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen.
Membagikan tiap kelompok pokok bahasan yang berbeda, karton dan
spidol warna.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Mengajak siswa membaca materi sesuai judul pokok bahasan yang
ditugaskan dan membuat ringkasan dengan mind mapping pada
selembar karton yang telah dibagikan. Selama proses ini berlangsung
guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan siswa dari dekat serta
memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.
Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan mind mapping yang telah selesai dibuat di depan
kelas dengan menempelkan mind mapping tersebut di papan tulis
terlebih dahulu.
Mengarahkan siswa membuat mind mapping pada karton yang telah
dibagikan dengan mengatur karton dalam posisi landscape, lalu
memulai pembuatan mind mapping dengan menempatkan topik
bahasan yang akan dibahas di tengah-tengah lembaran karton. Selama
proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan
siswa dari dekat dan memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang


sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.

c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami mengenai materi bersangkutan.
Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.
3.

Kegiatan Penutup (20 Menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi
yang telah disajikan.
b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.
c. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
d. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran
1. Alat tulis menulis.
2. Bahan cetak antara lain handout, karton, buku, dan lembar kerja siswa.

F. Sumber Pembelajaran
Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit
Aneka Ilmu.

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri
dkk, Penerbit Erlangga.
Siswa dan guru.
G. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian meliputi
a. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)
b. Hasil belajar, berupa:
- Tugas (ranah psikomotor)
- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)
c. Bentuk instrumen:
- Tugas

Banda Aceh,

Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran

Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd.

Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004

NIM 0806103010068

Uraian Materi Pembelajaran*

KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Makhluk hidup dipermukaan bumi beraneka ragam bentuk, ukuran, warna,


kelengkapan organ tubuh, kebiasaan hidup, habitat (tempat hidup), dan tingkah laku.
Untuk mempermudah mempelajarinya, dilakukan pengelompokkan makhluk hidup
yang dikenal dengan sistem klasifikasi. Makhluk hidup yang memiliki sifat yang
sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Makhluk hidup yang memiliki
sifat berbeda dikelompokkan ke dalam golongan berbeda.
Klasifikasi
pengelompokkan

makhluk

hidup

makhluk

yang

adalah

suatu

dilakukan

cara

secara

penggolongan
sistematis

atau

dimana

pengelompokkan ini didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri-ciri atau sifat
dari makhluk hidup tersebut. Cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari
klasifikasi makhluk hidup adalah Taksonomi. Dalam klasifikasi, terlebih dahulu
dilakukan pencandraan atau identifikasi. Identifikasi didasarkan pada persamaan atau
perbedaan ciri bentuk luar (morfologi), susunan tubuh (anatomi), faal tubuh
(fisiologi), perilaku dan kromosom.
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Pengelompokkan atau klasifikasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Memudahkan mengenal organisme yang beraneka ragam.
b. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang
dimiliki.

c. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya


dengan makhluk hidup dari jenis lain.
d. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup.
e. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau
belum memiliki nama.

Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Bertambahnya jumlah species makhluk hidup dan perkembangan taksonomi
membawa perubahan terhadap dasar-dasar kriteria yang digunakan dalam
mengadakan klasifikasi. Beberapa dasar dan kriteria klasifikasi antara lain;
(a) Berdasarkan kegunaannya, misalnya tumbuhan yang berguna untuk sandang,
obat-obatan, hiasan, ataupun hewan yang menghasilkan daging atau susu.
(b) Berdasarkan lingkungan hidup, misalnya tumbuhan air, tumbuhan darat,
tumbuhan dataran tinggi, dan tumbuhan dataran rendah. Kemudian ada hewan
darat dan hewan air.
(c) Berdasarkan tempat hidupnya, misalnya tumbuhan yang hidup pada sampah
(jamur), tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain (anggrek), atau hewan
yang hidup di dalam tanah, air atau di pohon.
(d) Berdasarkan ukuran tubuhnya misalnya hewan besar (kambing, gajah, sapi,
badak) serta hewan kecil (serangga dan cacing).

Tata Nama (Binomial Nomenclature)


Menurut aturan kode internasional tata nama hewan dan tumbuhan, setiap
jenis makhluk hidup dapat digolongkan pada kelompok tertentu. Setiap jenis
makhluk hidup yang sudah dikenal diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua suku
kata. Pemberian nama ini disebut Tata nama binomial atau Binomial nomenclature
yaitu suatu aturan penulisan nama species. Sistem ini pertama kali dikenalkan oleh
Carolus Linnaeus. Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut:
1. Nama species terdiri dari 2 kata atau lebih dalam bahasa latin atau dilatinkan.
2. Nama depan menunjukkan nama genus dengan huruf pertama menggunakan huruf
kapital.
3. Nama belakang menunjukkan nama spesifik atau penunjuk jenis, dengan huruf
awal ditulis dengan huruf kecil.
4. Nama species dicetak dengan huruf miring atau digarisbawahi.
Contoh penulisan nama ilmiah makhluk hidup yaitu;
a) Oryza sativa (padi)
b) Zea mays (jagung)
c) Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu)
d) Felix domestica (kucing)
e) Rana pipiens (katak)

Tingkatan Takson

Menurut sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu


kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang
lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan
ini disebut takson.
Urutan takson antara lain:

Tingkatan dalam Bahasa Indonesia:

Kingdom

Dunia/Kerajaan

Divisio

Divisi/Filum

Clasis

Kelas

Ordo

Bangsa

Familia

Suku

Genus

Marga

Species

Jenis

8. Kingdom (Kerajaan)
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan
ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi
lima kingdom (diusulkan oleh Robert H. Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom
tersebut antara lain: Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

9. Filum/Divisi
Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama divisio digunakan pada
tumbuhan. Filum atau divisi terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu
atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan
nama divisio umumnya memiliki akhiran khas, antara lain -phyta dan -mycota.
10.

Kelas (Classis)
Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio.

11.

Ordo (Bangsa)
Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo

umumnya diberi akhiran -ales.


12.

Famili (Suku)
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan

biasanya diberi akhiran -aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama -idea.
13.

Genus (Marga)
Genus adalah takson yang lebih rendah daripada famili. Nama genus terdiri

atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf capital dan seluruh huruf dalam
kata itu ditulis dengan huruf miring atau digarisbawahi.
14.

Species (Jenis)
Species atau jenis merupakan takson yang paling rendah.

Evaluasi Pertemuan Pertama

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!


1.

Mengapa makhluk hidup perlu diklasifikasikan? Berikan pendapatmu!


Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

2.

Tuliskan urutan takson mulai takson yang paling rendah ke yang paling tinggi!
Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

3.

Isilah tabel berikut sesuai dengan pertanyaan di bawah ini:


a. Tuliskan masing-masing 5 nama tumbuhan dan 5 nama hewan yang ada di
sekitar lingkungan sekolah atau rumahmu!
b. Klasifikasikan tumbuhan dan hewan tersebut berdasarkan fungsinya bagi
manusia!

Tabel pengelompokkan tumbuhan

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Tumbuhan
(boleh menggunakan nama
daerah)
Mawar
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................

Kelompok
Tanaman
sayur

Kelompok
tanaman buah

Kelompok
tanaman
bunga

Tabel pengelompokkan hewan

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Hewan
Kelompok
(boleh menggunakan nama
hewan peliharan
daerah)
Singa
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................
..........................................

Kelompok
hewan
liar

Kelompok
hewan
ternak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP II)
Nama Sekolah

: SMP Negeri 17 Banda Aceh

Kelas / Semester

: VII (Tujuh) / Ganjil

Mata Pelajaran

: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

Alokasi Waktu

: 3 x 40 (1x Pertemuan)

Standar Kompetensi : 6.
Kompetensi Dasar

Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

: 6.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan ciriciri yang dimiliki.

Indikator
Menyebutkan pembagian klasifikasi sistem lima kingdom.
Membedakan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima
kingdom.
Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

C. Tujuan Pembelajaran :
Siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom.
2. Menjelaskan sistem klasifikasi lima kingdom.

3. Membandingkan ciri-ciri khusus tiap kingdom dalam sistem klasifikasi lima


kingdom.
4. Menjelaskan tujuan kunci determinasi.

Karakter siswa yang diharapkan :

Keagamaan (religius)
Kedisiplinan (discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
Ketelitian (carefulness)

D. Materi Pembelajaran*
- Klasifikasi sistem lima kingdom
- Kunci determinasi
(terlampir)

C. Model Pembelajaran
1. Pendekatan

: Kolaboratif

2. Metode Pembelajaran : Mind mapping disertai ceramah, tanya jawab dan


diskusi
3. Strategi Pembelajaran : Active learning

D. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Kedua
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
a. Apersepsi
- Guru meminta siswa mengingat kembali materi pembelajaran
sebelumnya (pada RPP I).
- menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Motivasi
- Bersama dengan siswa membahas dan melakukan tanya jawab tentang
perkembangan sistem klasifikasi.
c. Pengetahuan Prasyarat
Siswa telah memahami ciri-ciri makhluk hidup.
2. Kegiatan Inti (90 Menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Mengarahkan siswa agar dapat mengetahui sistem klasifikasi lima
kingdom secara singkat.
Mengarahkan siswa dalam pembentukan kelompok diskusi.

Meminta setiap siswa masing-masing mengambil satu gulungan kertas


yang telah berisi nomor, dimana nomor tersebut akan membentuk
siswa kedalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen.
Membagikan tiap kelompok pokok bahasan yang berbeda, karton dan
spidol warna.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Mengajak siswa membaca materi sesuai judul pokok bahasan yang
ditugaskan dan membuat ringkasan dengan mind mapping pada
selembar karton yang telah dibagikan. Selama proses ini berlangsung
guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan siswa dari dekat serta
memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.
Membimbing perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan mind mapping yang telah selesai dibuat di depan
kelas dengan menempelkan mind mapping tersebut di papan tulis
terlebih dahulu.
Mengarahkan siswa membuat mind mapping pada karton yang telah
dibagikan dengan mengatur karton dalam posisi landscape, lalu
memulai pembuatan mind mapping dengan menempatkan topik
bahasan yang akan dibahas di tengah-tengah lembaran karton. Selama
proses ini berlangsung guru ikut memantau kegiatan yang dilakukan
siswa dari dekat dan memberikan bimbingan terbatas jika diperlukan.

Meminta siswa memberikan informasi, komentar atau penjelasan yang


sebenar-benarnya mengenai hasil diskusi.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang
belum dipahami mengenai materi bersangkutan.
Meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan.

3.

Kegiatan Penutup (20 Menit)


Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama dengan siswa membahas hasil pembelajaran mengenai materi
yang telah disajikan.
b. Memberikan tugas yang dikerjakan secara individu.
c. Menganjurkan siswa untuk belajar di rumah dan menutup pelajaran.

E. Media Pembelajaran
1. Alat tulis menulis.
2. Bahan cetak antara lain handout, karton, buku, dan lembar tugas.

F. Sumber Pembelajaran
Buku Biologi 1 untuk SMP/MTs Kelas VII, Karangan Sujiranto dkk, Penerbit
Aneka Ilmu.

Buku IPA Biologi untuk SMP Kelas VII Jilid 1, Karangan Istamar Syamsuri
dkk, Penerbit Erlangga.
Siswa dan guru.

G. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian meliputi
c. Sikap siswa saat proses pembelajaran (ranah afektif)
d. Hasil belajar, berupa:
- Tugas (ranah psikomotor)
- Performans (ranah psikomotor dan kognitif)
c. Bentuk instrumen:
- Tugas

Banda Aceh,

Oktober 2012

Guru Mata Pelajaran

Guru Peneliti

Yetti Agoes, S.Pd.

Erni Yunita

NIP 19721217 200604 2 004

NIM 0806103010068

Uraian Materi Pembelajaran*

Klasifikasi Sistem Lima Kingdom


Sejak zaman dahulu manusia sudah mengelompokkan makhluk hidup
menjadi dua kelompok besar, yaitu dunia tumbuhan dan dunia hewan. Namun
ternyata beberapa makhluk hidup tidak dapat dikelompokkan ke dalam hewan
ataupun tumbuhan. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan diperkenalkan
pengelompokan makhluk hidup menjadi lima kingdom atau dunia oleh Roberts H.
Whittaker pada tahun 1969, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
6.

Monera
Monera merupakan makhluk hidup prokariot. Kingdom monera terdiri atas

bakteri dan ganggang biru hijau. Hampir semua bakteri bersel satu dengan ukuran
yang sangat kecil. Bakteri hanya mampu dilihat dengan mikroskop yang berkekuatan
pembesaran tinggi. Secara umum terdapat 3 bentuk bakteri, yaitu lonjong atau bulat
(kokus), batang atau silinder (basilus), dan spiral atau sekrup (spirilus).
Bakteri ada yang hidup dalam tubuh kita, yaitu ada yang ada di dalam usus,
kulit, mulut, hidung, dan bagian tubuh lainnya. Bakteri juga terdapat di udara, air,
dan tanah. Bakteri ada yang menguntungkan manusia, misalnya bakteri yang hidup
di dalam usus manusia dapat membantu menguraikan sisa-sisa makanan yang sudah
tidak dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa jenis bakteri juga dapat membantu dalam
pembuatan

makanan,

misalnya

pembuatan

yogurt.

Bakteri-bakteri

saprofit

menguntungkan karena membantu menguraikan sampah dan sisa-sisa makhluk hidup


yang telah mati. Tetapi, tidak semua bakteri menguntungkan manusia, ada beberapa

jenis bakteri yang dapat menimbulkan penyakit, misalnya penyakit tuberkulosis,


tetanus, kolera, dan sebagainya.
Ganggang biru hijau lebih menyerupai tumbuhan karena mengandung
klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Ganggang tersebut ditemukan disembarang
tempat yang berkelembapan cukup, misalnya di laut, kolam, selokan, bahkan sumber
air panas. Ganggang tersebut dapat mengotori air minum menyebabkan bau dan
warna sehingga rasanya tidak enak.
7.

Protista
Protista merupakan makhluk hidup bersel satu yang sudah mempunyai

membran inti (eukariotik). Makhluk hidup yang termasuk protista adalah protozoa
dan ganggang (kecuali ganggang biru hijau). Anggota kingdom protista ada yang
bergerak dengan rambut getar (cilia). Gerakan dari rambut getar dapat mendorong sel
untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Makhluk hidup yang bergerak
dengan rambut getar disebut Ciliata. Salah satu contoh dari Ciliata adalah
Paramaecium.
Selain rambut getar, ada pula protista yang bergerak dengan flagel (sulur
yang menyerupai cambuk) dan kaki semu. Euglena merupakan contoh protista yang
bergerak dengan flagel. Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan
cahaya matahari seperti tumbuh-tumbuhan karena mempunyai klorofil. Sedangkan
contoh protista yang bergerak dengan kaki semu adalah Amoeba. Gerakan dari kaki
semu tersebut menyebabkan Amoeba mempunyai bentuk yang berbeda-beda.

8.

Fungi
Tubuh jamur ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas

banyak sel. Jamur tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis
untuk

membuat

makanannya

sendiri.

Jamur

memperoleh

makanan

dari

lingkungannya. Jamur banyak hidup di tempat-tempat yang lembap dan terdapat


sumber makanan.
Beberapa jenis jamur bermanfaat bagi manusia, misalnya ragi yang
digunakan dalam pembuatan tempe dan roti serta ada pula Penicillium yang dapat
menghasilkan penisilin (antibiotik). Namun demikian, tidak semua jamur bermanfaat
bagi manusia. Ada pula jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman budi
daya, misalnya penyakit busuk akar dan kutil pada tanaman kentang, bahkan ada
pula jenis jamur yang beracun.
9.

Plantae
Lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji merupakan contoh-contoh

makhluk hidup yang termasuk dalam Kingdom Plantae. Tumbuhan berbiji dapat
dibedakan menjadi tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbiji tertutup. Biji
tumbuhan berbiji tertutup terdapat di dalam buah. Beberapa jenis tumbuhan berbiji
terbuka, antara lain pakis haji, pinus, melinjo, dan lain-lain. Tumbuhan berbiji
tertutup disebut pula tumbuhan berbunga karena mempunyai bunga sebagai alat
perkembangbiakannya. Tumbuhan berbiji tertutup dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil. Pengelompokan
tersebut dilakukan berdasarkan banyaknya keping biji yang dimiliki. Tumbuhan

dikotil mempunyai dua keping biji, sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai satu
keping biji.
Contoh tumbuhan dikotil adalah kacang panjang, kacang hijau, kacang tanah,
mangga, dan lain-lain. Sedangkan contoh tumbuhan monokotil, antara lain rumput,
jagung, pisang, dan lain-lain.

10. Animalia
Kingdom animalia terdiri atas hewan-hewan. Hewan tidak dapat membuat
makanan sendiri, tetapi mengambil makanan dari tumbuhan atau hewan lain.
Terdapat beraneka ragam hewan yang hidup di dunia ini dengan berbagai bentuk
tubuh, warna tubuh, tempat hidup, dan perbedaan ciri-ciri yang lainnya. Berdasarkan
tulang belakangnya ada dua kelompok hewan, yaitu hewan avertebrata (hewan tidak
bertulang belakang) dan hewan vertebrata (hewan yang bertulang belakang). Kupukupu, belalang, siput, dan cacing adalah contoh hewan-hewan tak bertulang
belakang. Sedangkan ikan, burung, katak, dan sapi adalah contoh-contoh hewan
bertulang belakang.

Kunci Determinasi

Untuk mempermudah menulusuri tahapan klasifikasi suatu organisme, dapat


digunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah suatu kunci yang digunakan
untuk identifikasi makhluk hidup berupa keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup.
Untuk menggunakan kunci determinasi, mula-mula kita harus mengetahui nama

bagian yang diamati. Ciri-ciri tersebut kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri pada
kunci determinasi. Setiap ciri yang cocok, kemudian dilanjutkan sesuai dengan
nomor yang tertera di akhir pernyataan.

Evaluasi Pertemuan Kedua

Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas!

1. Sebutkan pembagian sistem klasifikasi lima kingdom?


Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
2. Tuliskan perbedaan ciri antara tiap kingdom makhluk hidup ke dalam tabel
berikut!
No
Kingdom
1. ............................

2. ............................

3. ............................

4. ............................

5. ............................

Ciri-ciri

3.

Apakah tujuan adanya kunci determinasi?


Jawaban:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Lampiran 4. Soal Post-test

Petunjuk Umum :
Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang tersedia!
Bacalah dengan teliti dan kerjakan dengan baik!
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat (a, b, c
atau d)!
Periksalah kembali lembar jawaban sebelum dikumpulkan!
1.

Di bawah ini yang sesuai dengan pengertian klasifikasi makhluk hidup adalah ....
a. mengenali dan menetapkan identitas suatu makhluk hidup agar dapat
dimasukkan kedalam kelompok tertentu
b. suatu cara memilah-milah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan-golongan atau unit-unit tertentu
c. setiap tingkatan pengelompokkan
d. petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan jenis hewan dan
tumbuhan yang ada di lingkungan tertentu

2.

Berikut yang bukan merupakan tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah ....
a. mengetahui hubungan kekerabatan antar organisme
b. menyederhanakan makhluk hidup yang beraneka ragam
c. mengumpulkan makhluk hidup untuk diketahui
d. mengenal berbagai makhluk hidup yang bermacam-macam

3.

4.

Cabang biologi yang khusus mempelajari klasifikasi makhluk hidup adalah ....
a. zoologi

c. taksonomi

b. botani

d. geologi

Tingkatan-tingkatan dalam klasifikasi disebut ....


a. takson

c. species

b. kingdom

d. determinasi

5.

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam kegiatan klasifikasi makhluk


hidup adalah ....
a. pencocokkan kelompok ke dalam suatu hirarki formal (pengelompokkan)
b. pencandraan atau identifikasi
c. pemberian nama untuk berbagai kelompok (penamaan)
d. penggantian nama kelompok

6.

Pemberian tata nama ganda diatur dalam Kode Internasional yang disebut
dengan ....

7.

a. binomial nomenklature

c. klasifikasi

b. kunci determinasi

d. identifikasi

Pernyataan di bawah ini yang benar adalah ....


a. semakin sedikit persamaan ciri, semakin dekat kekerabatannya
b. semakin banyak persamaan ciri, semakin dekat kekerabatannya
c. semakin sedikit perbedaan ciri, semakin jauh kekerabatannya
d. semakin banyak perbedaan ciri, semakin jauh kekerabatannya

8.

9.

Berikut adalah dasar yang digunakan dalam melakukan klasifikasi kecuali ....
a. ciri morfologinya

c. manfaatnya

b. habitatnya

d. kerugiannya

Berdasarkan tata cara pemberian nama ilmiah, penulisan yang benar untuk nama
jenis jagung adalah ....
a. Zea mays

c. ZEA MAYS

b. Zea Mays

d. zea mays

10. Pernyataan berikut yang benar mengenai Mimosa pudica (putri malu) dan
Mimosa invisa (putri malu berduri) adalah ....
a. marga sama, suku berbeda

c. suku berbeda, jenis sama

b. jenis sama, marga sama

d. marga sama, jenis berbeda

11. Nama ilmiah dari suatu species hewan maupun tumbuhan setiap makhluk hidup
terdiri dari dua suku kata. Kata pertama dari nama tersebut menunjukkan ....
a. genus

c. ordo

b. kingdom

d. familia

12. Makhluk hidup dikelompokkan (diklasifikasikan) berdasarkan ....


a. persamaan dan perbedaan sifat atau ciri
b. persamaan dan perbedaan alat gerak
c. persamaan dan perbedaan kulit
d. semua benar
13. Berikut adalah nama ilmiah beberapa makhluk hidup yang terdapat di sekitar
kita.
1) Oryza sativa

3) Musa paradisiaca

2) Musa texstilis

4) Felix domestica

Berdasarkan nama ilmiahya, manakah yang paling dekat kekerabatannya....


a. 2) dan 3)

c. 1) dan 3)

b. 1) dan 2)

d. 3) dan 4)

14. Penulisan nama ilmiah sesuai aturan Binomial Nomenklatur dari tanaman
kembang sepatu adalah ....
a. hibiscus Rosa-sinensis

c. Hibiscus Rosa-Sinensis

b. Hibiscus rosa-sinensis

d. hibiscus-rosa sinensis

15. Ilmuwan yang mengembangkan sistem klasifikasi lima kingdom ialah ....
a. Charles Darwin

c. Carolus Linnaeus

b. Aristoteles

d. Robert H Whittaker

16. Tingkatan terendah dari klasifikasi tumbuhan dan hewan adalah ....
a. kingdom

c. familia

b. species

d. genus

17. Urutan takson dari tingkat terendah ketingkat tertinggi pada tumbuhan adalah ....
a. jenis-marga-bangsa-suku-kelas-divisi
b. jenis-bangsa-marga-suku-kelas-divisi
c. marga-jenis-bangsa-suku-kelas-divisi
d. jenis-marga-suku-bangsa-kelas-divisi
18. Pada awal perkembangan klasifikasi mula-mula makhluk hidup hanya dibedakan
dalam dua kingdom saja, yaitu ....
a. Plantae dan Animalia

c. Monera dan Animalia

b. Monera dan Plantae

d. Animalia dan Fungi

19. Menurut sistem klasifikasi lima kingdom, makhluk hidup dikelompokkan


menjadi ....
a. Virus, Monera, Protista, Plantae, Animalia
b. Virus, Monera, Fungi, Plantae, Animalia
c. Monera, Fungi, Protozoa, Plantae, Animalia
d. Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia

20. Seorang siswa mengamati makhluk hidup dengan mikroskop, diperoleh ciri
sebagai berikut: tubuh tersusun dari benang-benang halus disebut hifa dan
memiliki spora. Makhluk hidup ini termasuk kingdom ....
a. Protista

c. Fungi

b. Alga

d. Plantae

21. Dalam klasifikasi lima kingdom, bakteri dimasukkan ke dalam kingdom ....
a. Protista

c. Monera

b. Fungi

d. Animalia

22. Salah satu ciri khas yang membedakan ganggang dan jamur adalah ....
a. ganggang tak berklorofil

c. jamur berklorofil

b. jamur tak berklorofil

d. ganggang bersel satu

23. Benang-benang halus berwarna putih yang terdapat pada jamur adalah ....
a. spora

c. sporangium

b. rhizoid

d. hifa

24. Jamur tidak dimasukkan dalam kategori tumbuhan atau hewan karena ....
a. berkembangbiak dengan spora
b. hidup sebagai parasit
c. tidak berbunga
d. tidak berkloroplas, berdinding sel dari kitin
25. Monera merupakan makhluk hidup prokariotik, arti dari pada prokarotik adalah
....
a. tidak mempunyai membran inti
b. mempunyai membran inti
c. mempunyai satu sel
d. mempuyai banyak sel

26. Manakah yang bukan merupakan ciri dari monera ....


a. berkembangbiak dengan membelah diri
b. tidak memiliki membran inti
c. berukuran sangat kecil
d. hidup secara parasit
27. Berikut yang merupakan kelompok protista adalah ....
a. Fungi

c. Plantae

b. Protozoa

d. Euphorbia

28. Berdasarkan sistem klasifikasi lima kingdom, bakteri dan ganggang biru
termasuk ke dalam dunia ....
a. Fungi

c. Monera

b. Protista

d. Plantae

29. Jamur yang dapat dipergunakan dalam pembuatan tempe adalah ....
a. Aspergillus

c. Spirogyra

b. Rhizopus

d. Saccharomyces

30. Berdasarkan cara memeroleh makanannya, jamur (Fungi) dikategorikan


sebagai....
a. autotrof

c. saprofit

b. heterotrof

d. parasit

31. Perhatikan data-data berikut ini!


(1) Tubuh berongga
(2) Permukaan tubuh berpori
(3) Permukaan tubuh terdapat banyak duri
(4) Memiliki tentakel

Yang termasuk ciri Porifera adalah ....


a. (1) dan (2)

c. (2) dan (3)

b. (1) dan (3)

d. (3) dan (4)

32. Berikut ini yang bukan ciri-ciri tumbuhan monokotil adalah ....
a. berakar serabut
b. ruas-ruas batangnya tampak jelas
c. tulang daunnya sejajar
d. bagian-bagian bunganya berjumlah lima
33. Pohon jambu merupakan pohon yang berklorofil dan dapat membuat
makanannya sendiri, sehingga dikatakan hidup secara ....
a. kemoautotrof

c. autotrof

b. saprofit

d. heterotrof

34. Tumbuhan di bawah ini bermanfaat sebagai bahan makanan, kecuali ....
a. kentang

c. kacang tanah

b. kina

d. pepaya

35. Tumbuhan yang hidup di lingkungan kering disebut ....


a. hidrofit

c. xerofit

b. higrofit

d. heterofit

36. Berikut ini adalah beberapa tanaman yang ditemukan di kebun sekolah:
1) Mangga

4) Jagung

2) Kembang sepatu

5) Jeruk

3) Padi

Tanaman yang dapat dikelompokkan dalam kelompok yang sama karena berakar
tunggang adalah ....
a. 1), 2) dan 3)

c. 2), 3) dan 5)

b. 1), 2) dan 5)

d. 2), 4) dan 5)

37. Perhatikan daftar nama tumbuhan berikut!


1) Padi

4) Jagung

2) Bayam

5) Asam Jawa

3) Kangkung

6) Kelapa

Kelompok tumbuhan yang berakar serabut meliputi nomor....


a. 1), 3) dan 4)

c. 2), 3) dan 5)

b. 1), 4) dan 6)

d. 3), 5) dan 6)

38. Kaktus digolongkan tumbuhan xerofit, sedangkan talas digolongkan tumbuhan


higrofit. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada ....
a. bentuk daunnya

c. tempat hidupnya

b. sistem perakaran

d. pemanfaatannya

39. Tumbuhan yang memiliki bagian seperti akar, batang, dan daun yang berwarna
hijau. Kedalam kelompok manakah tumbuhan itu digolongkan ....
a. jamur

c. lumut

b. alga

d. tumbuhan paku

40. Contoh hewan tidak bertulang belakang adalah ....


a. cacing dan siput

c. katak dan buaya

b. burung dan ikan

d. ikan dan katak

41. Kucing dan harimau dimasukkan dalam kelompok yang sama karena
mempunyai persamaan ciri bentuk luar yang sama. Identifikasi yang dilakukan
adalah identifikasi berdasarkan persamaan ....
a. morfologi

c. anatomi

b. fisiologi

d. tingkah laku

42. Oryza sativa merupakan nama ilmiah dari tumbuhan .


a. padi

c. bawang merah

b. kacang tanah

d. jahe

43. Bebek, sapi dan kerbau dikelompokkan ke dalam hewan ternak. Dasar
klasifikasi dari hewan-hewan tersebut adalah ....
a. semua hewan tersebut dapat dibiarkan
b. semua hewan tersebut dapat diliarkan
c. semua hewan tersebut dapat diternakkan
d. semua salah
44. Hewan yang tidak tergolong serangga adalah ....
a. kupu-kupu

c. nyamuk

b. laba-laba

d. lalat

45. Kupu-kupu, burung dan ayam dapat dimasukkan menjadi satu kelompok
berdasarkan ....
a. jenis makanan

c. jumlah kaki

b. adanya sayap

d. tempat hidupnya

46. Kelompok hewan yang tubuhnya ditutupi oleh sisik adalah ....
a. mamalia

c. amfibi

b. aves

d. pisces

47. Di antara hewan berikut yang rangkanya berupa rangka dalam adalah ....
a. belalang dan kupu-kupu

c. lebah dan laba-laba

b. katak dan kadal

d. kumbang dan kalajengking

48. Pasangan yang memiliki kekerabatan paling dekat ....


a. rubah dan serigala

c. serigala dan anjing

b. rubah dan berang-berang

d. serigala dan beruang

49. Pernyataan berikut yang salah adalah ....


a. semua organisme dikelompokkan kedalam golongan yang sama
b. organisme yang memiliki persamaan ciri dikelompokkan kedalam takson atau
unit
c. organisme yang memiliki sedikit persamaan ciri dikelompokkan kedalam
tingkatan takson yang tinggi
d. organisme yang memiliki banyak persamaan ciri dikelompokkan dalam
tingkatan takson yang rendah
50. Kegunaan kunci determinasi adalah ....
a. menentukan nama makhluk hidup disuatu lingkungan
b. menentukan jenis makhluk hidup disuatu lingkungan
c. menentukan marga makhluk hidup disuatu lingkungan
d. menentukan perbedaan-perbedaan makhluk hidup disuatu lingkungan

Lampiran 5. Lembar Jawaban

Nama Siswa : ................................................


Kelas

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

: ................................................

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b

c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c

d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d

26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.

a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a
a

b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b
b

c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c

d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d
d

Lampiran 6. Kunci Jawaban


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

b
c
c
a
b
a
b
d
a
d

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

a
a
a
b
d
b
d
a
d
c

21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

c
b
d
d
a
a
b
c
b
b

31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.

a
d
c
b
c
b
a
c
d
a

41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.

a
a
c
a
b
d
b
a
a
b

Lampiran 7. Pengolahan Data


Statistik lain yang diperlukan sehubungan dengan penggunaan uji t adalah:
1. Membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas sama. Sudjana
(2005:47) menyatakan beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut:
a. Menentukan rentang (R) ialah data terbesar dikurangi data terkecil.
b. Menentukan banyak kelas interval (K) yang diperlukan dengan menggunakan
aturan Sturges, yaitu:
banyak kelas = 1 + (3,3) log n
c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu dengan aturan:
P=

2. Menghitung rata-rata X menurut Sudjana (2005:70) dapat dipergunakan rumus:

fixi

X=

fi

3. Menghitung varians (S2), Sudjana (2005:95) menyatakan dapat dipergunakan


rumus:
S2 =

fixi 2

fixi) 2

n(n 1)

4. Untuk menghitung varians gabungan, Sudjana (2005:239) menyatakan dapat


menggunakan rumus:
2

S =

(n1 1) S1
n1

(n 2 1) S 2
n2

Berdasarkan data yang diperoleh, maka distribusi frekuensi untuk data siswa kelas
VII-1 sebagai kelas eksperimen pertama sebagai berikut:
Rentang (R)

= data terbesar data terkecil


= 90 58
= 32

Banyak kelas interval (K)

= 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 30
= 1 + (3,3) 1,47
= 5,85 (diambil 6)

Panjang kelas interval (P)

=
= 5,33 (diambil 5)
Menentukan ( X 1), (S21), dan (S1):

fixi

X 1=

fi

X 1=

X 1 = 77,7

S12 =

fixi 2

n(n 1)

fixi) 2

S12=

S12=

S12=
S12= 46,51
Berdasarkan data yang diperoleh, maka distribusi frekuensi untuk data siswa kelas
VII-2 sebagai kelas eksperimen kedua sebagai berikut:
Rentang (R)

= data terbesar data terkecil


= 82 52
= 30

Banyak kelas interval (K)

= 1 + (3,3) log n
= 1 + (3,3) log 30
= 1 + (3,3) 1,47
= 5,85 (diambil 6)

Panjang kelas interval (P)

=
= 5 (diambil 5)

Menentukan ( X 2), (S22), dan (S2):

2=

2=

fixi
fi

X 2 = 71,5

S22 =

fixi 2

fixi) 2

n(n 1)

S22=
S22=
S22=

S22= 64,75
Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai rata-rata varians dan simpangan baku,
sebagai berikut:

X 1= 77,7

S12= 46,51

X 2= 71,5

S22= 64,75

Sehingga dapat ditentukan:

S=

(n1 1) S1
n1

(n 2 1) S 2
n2

S2=

S2=

S2=

S2=

S2=55,63
S=
S= 7,45
Diperoleh nilai S= 7,45, jadi nilai t adalah:

t=

t=

t=
t = 3,48

Lampiran 8. Tabel Uji Statistik

Lampiran 9. Foto-foto Kegiatan Pembelajaran


a.

Kelas VII-1 yang Menggunakan Metode Pembelajaran Card Sort

Foto 1: Siswa mencari pasangan kelompoknya

Foto 2: Siswa melakukan diskusi

Foto 3: Siswa menempelkan kartu yang


berisikan ringkasan materi pelajaran

Foto 4: Siswa melakukan presentasi di depan


kelas

Foto 5: Guru membimbing siswa memberikan


pendapat mengenai diskusi

Foto 6: Siswa mengerjakan post-test

b. Kelas VII-2 yang Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping

Foto 1: Guru menjelaskan materi pelajaran

Foto 2: Guru meminta siswa mengambil

secara singkat

nomor untuk membentuk kelompok

Foto 3: Siswa berdiskusi dan membuat mind mapping

Foto 5: Siswa melakukan presentasi di depan


kelas

Foto 4: Guru melakukan bimbingan


dalam menyelesaikan mind mapping

Foto 6: Siswa mengerjakan post-test

BIODATA

1.
2.

Nama Lengkap
Tempat/Tgl. Lahir

: Erni Yunita
: Banda Aceh,
5 Juni 1990

3.
4.
5.
6.
7.

Jenis Kelamin
Agama
Kebangsaan
Status
Alamat

: Perempuan
: Islam
: Indonesia
: Belum Kawin
: Jl. Kampus Unida
Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru,
Banda Aceh.

8.
9.

Pekerjaan
Nama Orang Tua,
a. Ayah
b. Ibu
c. Pekerjaan Ayah
d. Pekerjaan Ibu
e. Alamat

: Mahasiswi
: Abdul Hamid
: Dra. Ellidar
: Wiraswasta
: Pegawai Negeri Sipil (PNS)
: Jl. Kampus Unida
Gampong Lamteumen Timur, Kecamatan Jaya Baru,
Banda Aceh.

10. Riwayat Pendidikan,


a. SD Negeri 93 Banda Aceh, tamat tahun 2002
b. SMP Negeri 7 Banda Aceh, tamat tahun 2005
c. SMA Negeri 1 Darul Imarah, tamat tahun 2008
d. FKIP Unsyiah, Jurusan/Prodi Pendidikan Biologi,
masuk tahun 2008.

Banda Aceh, 13 Maret 2013


Penulis,

Erni Yunita

Das könnte Ihnen auch gefallen