SEBELAS LANGKAH PENELITIAN

Ns. L. Wiresanta, S.Kep.,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN STIKES QH BAGU

11 LANGKAH PENELITIAN (SIKLUS)

TEORI/
KONSEP
YANG TELAH
BAKU
IDENTIFIKASI
MASALAH

PERUMUSAN
HIPOTESIS

HASIL
PENELITIAN
TERDAHULU

11

2
2

SEMINAR/
PUBLIKASI

IDENTIFIKASI
VARIABEL

PENENTUAN
INSTRUMEN

INTERPRETASI
HASIL ANALISA

10

PENENTUAN
RANCANGAN

PENGAMBILAN
SAMPEL

ANALISA
DATA

PENGUMULAN DATA

HIPOTESIS

TIPOLOGI PENELITIAN

kualitatif versus kuantitatif,

deskriptif vs analitik atau explanation,
observasional vs eksperimental,
cross-sectional vs longitudinal,
restrospektif vs prospektif,
analisa data primer vs analisa data
sekunder,
penelitian dasar vs penelitian terapan

PENGERTIAN
Hipotesis :
Jawaban sementara atas masalah
penelitian yang kebenarannya perlu
dibuktikan secara empiris
Suatu dugaan yang perlu diketahui
kebenarannya yang berarti dugaan itu
mungkin benar mungkin salah.

PERLUKAH HIPOTESIS ??
YA (Analitik)

TIDAK

(Deskriptif)

Sebuah hipotesis yang baik hendaknya

mengandung
beberapa
:
Pertauatan antara
duahal
variabel
atau lebih
Dinyatakan dalam kalimat deklaratif
(pernyataan)
Dapat diuji kebenarannya secara empiris
Dirumuskan secara sederhana,singkat
dan padat

HIPOTESIS
Tentang hubungan
Tentang perbedaan

JENIS HIPOTESIS
Hipotesis penelitian
Hipotesis kerja /hipotesis statistik
Ho (hipotesa nol) Hipotesis
Statistik
HA (hipotesa alternatif) Hipotesis
kerja

Menurut Suharsimi Arikunto :

1. Hipotesa Kerja/ Hipotesa alternatif (Ha).
Hipotesa kerja menyatakan adanya hub.
antara variabel X dan Y, atau adanya
perbedaan antara dua kelompok.
2. Hipotesa Nol (Null hypotheses) /Ho.
Disebut Hipotesa statistik,karena biasanya
dipakai dalam penelitian yang bersifat
statistik, yaitu diuji dengan perhitungan
statistik

CONTOH-CONTOH HIPOTESIS
1. Pada desa-desa dengan karakteristik lebih
modern tingkat pemakaian kontrasepsinya lebih
tinggi dibanding dibanding desa-desa yang
kurang modern
2. Desa-desa dengan petugas lapangan lebih
kredibel, tingkat pemakaian kontrasepsinya
lebih tinggi dibanding desa-desa yang
petugas lapangannya kurang kredibel
3. Tingkat pemakaian kontrasepsi berhubungan
dengan kinerja petugas lapangan

4. Petugas kesehatan yang dilatih selama 6

minggu dengan metode kerja lapangan
mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding
petugas lapangan yang dilatih selama 4 minggu
dengan metode latihan di kelas
5. KIE melalui radio, televisi, media cetak akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
keluarga berencana
6. Penduduk yang mempunyai tingkat pengetahuan
KB lebih tinggi, kemungkinannya untuk memakai
kontrasepsi lebih tinggi dibanding yang tingkat
pengetahuannya lebih rendah

Siklus Studi Epidemiologi

r y
e
th ud
o
t
n
s
A sc
de

4. Data
analysis

1. Studi deskriptif
(WHO, WHERE, WHEN)

Hipotesis baru

2. Formulasi
hipotesis

3. Studi analitik
untuk uji hipotesis

Independent
variable
Risk faktor
Sebab

Dependent variable
Kejadian penyakit
Akibat

CONTOH
Kejadian penyakit
jantung koroner
(PJK)

Kebiasaan
merokok
Kadar lemak
darah
Hipertensi

Anemia pada ibu

hamil

Asupan gizi
Asupan Fe
Perdarahan

Studi deskriptif

Studi analitik

1. Mempelajari
distribusi penyakit
di populasi (how
much, who, where,
when)

1. Meneliti penjelasannya
mengapa distribusinya
seperti itu

2. Tidak meneliti
hubungan antara
penyakit dengan
faktor risiko
(variabel dependen
dan independen)

2. Meneliti hubungan
(relationship) antara
penyakit dan faktor
risiko yang dicurigai

Studi deskriptif

Studi analitik

3. Sebagai dasar untuk

merumuskan
hipotesis

3. Sebagai metode
untuk membuktikan
hipotesis

4. Tidak memakai
kelompok
pembanding

4. Selalu memakai
kelompok
pembanding

PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Adanya perbedaan angka
insiden penyakit
2. Adanya kesesuaian
3. Adanya variasi penyakit dengan
variasi faktor (secara kuantitatif)
4. Adanya analogi (kesamaan)

Perumusan hipotesis bertolak dari adanya

perbedaan angka insiden spesifik (A.I.S)
- Who,
- Where,
- When

KANKER SERVIKS
Rendah pada Biarawati
Tinggi pada laki-laki kawin muda
Tinggi pada WTS
Tinggi pada Sos-ek rendah

Analisa
Data

-- Iritasi
-- Virus

STUDI
ANALITIK

CONTOH ASAS PERBEDAAN (1)

WHO

A.I Penyakit kanker serviks

PSK

15 per 1.000

BIARAWATI

1,5 per 1.000

DATA
DESKRIPTIF

HIPOTESIS: ADA HUBUNGAN ANTARA KANKER

SERVIKS DENGAN IRITASI (IRITASI VIRUS HPV)

PERBEDAAN AI
Kanker payudara
Berdasar paritas
Lebih tinggi paritas lebih rendah A.I

Analisa
data

Hipotesa
hormonal

STUDI
ANALITIK

CONTOH ASAS PERBEDAAN (2)

WHO

A.I kanker payudara

ANAK NOL

10 per 1.000

ANAK >=1

2 per 1.000

DATA
DESKRIPTIF

HIPOTESIS: ADA HUBUNGAN ANTARA KANKER

PAYUDARA DENGAN HORMONAL

Perumusan hipotesis bertolak

dari adanya kesesuaian antara
distribusi penyakit
(angka insiden spesifik dengan
distribusi faktor penyebab)

ASAS KESESUAIAN
Distribusi
risk faktor

AI penyakit

WHO
WHERE
WHEN

 DISTRIBUSI
HAMIL EKTOPIK
DISTRIBUSI
PEMAKAI IUD

Analisa
data

HAMIL EKTOPIK
IUD

STUDI
ANALITIK

CONTOH ASAS KESESUAIAN (1)

Kabupaten (WHERE)

Proporsi pakai IUD

AI HET

Tabanan

60%

10 per 1000

Buleleleng

40%

6 per 1000

Jembrana

25%

2 per 1000

HIPOTESIS: ADA HUBUNGAN ANTARA HAMIL

EKTOPIK DENGAN PEMAKAIAN IUD

KATARAK KONGENITAL
WABAH RUBELLA
BERDASAR WAKTU

HIPOTESIS
VIRUS TRANSPLASENTA

ANALISA
DATA

STUDI
ANALITIK

CONTOH ASAS KESESUAIAN (2)

Tahun (WHEN)

A.I. rubella bumil AI katarak pd bayi

1941-1950 1 per 1000

3 per 1000

1951- 1960 100 per 1000 150 per 1000

HIPOTESIS: ADA HUBUNGAN ANTARA KATARAK

KONGENITAL DENGAN INFEKSI VIRUS RUBELLA
PADA SAAT HAMIL

TABEL-1: KENAIKAN ANGKA KEMATIAN PADA 51-60 & 61-70

Data
desk
rip
tif
(1)

Jenis Kelamin

1951-1960

1961-1970

Laki-laki

80%

22%

Wanita

29%

36%

TABEL-2: POLA PEROKOK PADA KURUN WAKTU 51-60 & 61-70

Data
desk
rip
tif
(2)

Jenis Kelamin

1951-1960

1961-1970

Laki-laki

70%

55%

Wanita

30%

45%

CONTOH KESESUAIAN BERDASARKAN WAKTU

(WHEN) DAN JENIS KELAMIN (WHO)

ADA KESESUAIAN ANTARA KENAIKAN ANGKA KEMATIAN

KANKER PARU-PARU BERDASAR WAKTU DAN JENIS KELAMIN
DENGAN POLA MEROKOK BERDASAR WAKTU DAN JENIS KELAMIN.
(DATA DESKRIPTIF)

HIPOTESIS:

ADA HUBUNGAN ANTARA

KENKER - MEROKOK

PERUMUSAN HIPOTESIS BERTOLAK

DARI VARIASI A.I.S. PENYAKIT
DENGAN VARIASI FAKTOR
SECARA KUANTITATIF (DOSIS A.I)

A.I. LEUKEMIA BERDASAR TEMPAT

DAN KUANTITAS RADIASI

HIROSHIMA DAN
NAGASAKI

KARIES GIGI DAN KONSENTRASI FLUOR DALAM AIR

KADAR KOLESTEROL DAN P.J.K.

PERUMUSAN HIPOTESIS
DENGAN METODE ANALOGI

PENYAKIT A TELAH DIKETAHUI PENYEBABNYA (MIS: X)

PENYAKIT B BELUM DIKETAHUI
DIJUMPAI (DARI DATA DESKRIPTIF)
ADANYA KESAMAAN DISTRIBUSI A & B

HIPOTESIS: PENYAKIT B MUNGKIN OLEH X

BEBERAPA CONTOH:

1. PENYAKIT YELLOW FEVER TELAH DIKETAHUI PENYEBAB

OLEH: VIRUS, DITULARKAN OLEH NYAMUK (VEKTOR)
PENYAKIT BURKITTS LIMFOMA (SEJENIS TUMOR) DIJUMPAI
MEMPUNYAI KEMIRIPAN DISTRIBUSI BERDASAR TEMPAT.
2. POLIOMYELITIS SUDAH DIKETAHUI OLEH: VIRUS
MULTIPLE SKLEROSIS BELUM DIKETAHUI
DIJUMPAI (CARI DATA DESK. ADANYA KESAMAAN DISTRIBUSI
MENURUT TEMPAT POLIO DAN MULTIPLE SKLEROSIS
HIPOTESIS: MULTIPLE SKLEROSIS JUGA OLEH VIRUS

3. ANGKA INSIDEN BURKITS LIMFOMA NAIK SESUAI UMUR

PREVALENSI ANTIBODI PENYAKIT YELLOW FEVER NAIK SESUAI
HIPOTESIS: BURKITTS LIMPOMA MUNGKIN OLEH VIRUS

METODE PERUMUSAN
HIPOTESIS
1,2,3

METODE 4
(ANALOGI)

PENALARAN
INDUKTIF

PENALARAN
DEDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF:
Cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual (empiris)

KASUS
KESIMPULAN UMUM

KASUS

PENALARAN DEDUKTIF:
Dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus

UMUM

KHUSUS

PERUMUSAN HIPOTESIS DENGAN CARA ANALOGI

SERING MELESET
(PALING LEMAH DIBANDING 3 METODE TERDAHULU)

PENYAKIT GENETIK BIASANYA

MENGELOMPOK DI SUATU FAMILI
HIPOTESIS: SEMUA PENYAKIT YANG
MENGELOMPOK DI SUATU FAMILI
GENETIK.

BELAKANGAN TERBUKTI BAHWA:

BANYAK SEKALI PENYAKIT-PENYAKIT
YANG MENGELOMPOK
DISUATU KELUARGA
BUKAN GENETIK

KOLERA
TBC
PES
LEPRA
DLL

11 LANGKAH PENELITIAN (SIKLUS)

TEORI/
KONSEP
YANG TELAH
BAKU
IDENTIFIKASI
MASALAH

PERUMUSAN
HIPOTESIS

HASIL
PENELITIAN
TERDAHULU

11

2
2

SEMINAR/
PUBLIKASI

IDENTIFIKASI
VARIABEL

PENENTUAN
INSTRUMEN

INTERPRETASI
HASIL ANALISA

10

PENENTUAN
RANCANGAN

PENGAMBILAN
SAMPEL

ANALISA
DATA

PENGUMULAN DATA

SUMBER BACAAN: TENTANG

VARIABEL
Di Buku Handout (DR. Komang
Gunung) yang sudah di foto copy

Halaman 69
Di foto copy: MATERI DASAR
PENDIDIKAN PROGRAM AKTA
MENGAJAR V

Halaman 39

Jenis-jenis variabel
berdasar fungsinya
1. Var. tergantung (dependent
var.)
2. Var. bebas (independent var.)
3. Var. pengacau atau variabel
luaran

(confounding
variable)
4. Var. terkendali (control var.)

VARIABEL DIKELOMPOKKAN
BERDASAR SKALA PENGUKURANNYA
Variabel rasio (sama dengan variabel
interval tetapi punya nilai nol)
Variabel interval (variabel kontinyu)
tidak punya nilai nol
Variabel ordinal
Variabel katagorikal
Variabel nominal

Sangat perlu dimengerti sejak

awal penelitian, agar nantinya:
Tidak salah membuat alat ukur
variabel/isntrumen/kuesioner
penelitian
Tujuan penelitian bisa tercapai,
hipotesis bisa dibuktikan
Analisa data tidak salah

VARIABEL BERDASAR FUNGSINYA

ISTILAH-ISTILAH YANG SERING DIPAKAI

Sebab akibat
Faktor/risk faktor/determinant penyakit
Intervensi kesembuhan (outcome)
Variabel bebas variabel tergantung
Independent variable dependent var
Influencing variable response variable

Variabel confounding =
variabel pengacau = variabel
luaran
Yaitu variabel yang secara teoritis
diketahui ada pengaruhnya pada
variabel
tergantung, tetapi dalam penelitian
yang
sedang dijalankan tidak dipelajari
(tidak
diinginkan) efeknya

Efek atau pengaruh var.

confounding dihilangkan atau
dinetralisir:
Pada saat merancang penelitian
(Control by design)
Pada saat analisa data hasil penelitian
(Control by analysis)
Kombinasi
(By design maupun by analysis)

Cara-cara control by
design
Restriksi
Matching:
Membuat ciri-ciri kelompok studi dan
kelompok
pembanding menjadi semirip mungkin

Trials: dengan randomisasi (blok, berlapis)

Case-control: dengan memilih control yang
ciri-cirinya mirip dengan cases

Cohort: dengan memilih kelompok

pembanding (tidak terpapar) yang mirip
dengan kelompok studi (terpapar)

 Cross-sectional analitic:
Bagaimana caranya by design?
In theory only by restrictions, but in
practices is rarely used because the
generalization of study finding will
be very limited

Control by analysis
Variabel pengacau yang tidak
dinetralisir efeknya by design,
misalnya karena peneliti:

Kurang membaca literatur

Karena lupa
Karena tidak memungkinkan
Diupayakan dilakukan saat analisa data
(control by analysis)

Cara-cara control by
analysis
Membandingkan angka spesifik
(RR spesifik, OR spesifik,
outcome spesifik) STRATIFIKASI
Membandingkan angka adjusted
(RR adjusted, OR adjusted,
outcome adjusted)
MULTIVARIATE ANALYSIS
(Mis: ANOVA, multiple regression, dll)

Bila pengaruhnya tidak dinetralisir,

baik by design maupun by analysis
misalnya karena data tidak
dikumpulkan dalam penelitian
(misalnya karena peneliti kurang
membaca literatur), maka:
Variabel tersebut akan tetap sebagai variabel
pengacau/variabel confounding ini
menjadi sumber bias penelitian dan lazimnya
dikemukakan oleh peneliti dalam laporannya
sebagai KELEMAHAN PENELITIAN

Variabel control (var.

kendali)
Adalah variabel confounding yang
sudah
di control/sudah dikendalikan/sudah
dinetralisir efeknya baik by design, by
analysis, maupun keduanya (by
design +
by analysis)
Catatan:
control by design bisa
gagal
kemudian dilakukan lagi
control by analysis

11 LANGKAH PENELITIAN (SIKLUS)

TEORI/
KONSEP
YANG TELAH
BAKU
IDENTIFIKASI
MASALAH

PERUMUSAN
HIPOTESIS

HASIL
PENELITIAN
TERDAHULU

11

2
2

SEMINAR/
PUBLIKASI

IDENTIFIKASI
VARIABEL

PENENTUAN
INSTRUMEN

INTERPRETASI
HASIL ANALISA

10

PENENTUAN
RANCANGAN

PENGAMBILAN
SAMPEL

ANALISA
DATA

PENGUMULAN DATA

TIPOLOGI PENELITIAN

kualitatif versus kuantitatif,

deskriptif vs analitik atau explanation,
observasional vs eksperimental,
cross-sectional vs longitudinal,
restrospektif vs prospektif,
analisa data primer vs analisa data
sekunder,
penelitian dasar vs penelitian terapan

Did investigator
assign exposures?

Yes
Experimental study

No
Observational study

Random allocation?

Comparison group?

Yes

Nonrandomised
controlled
trial

Randomised
controlled
trial
Exposure

No

Yes

No

Analytical
study

Descriptive
study

Direction?

Outcome

CaseControl
study

Cohort
study
Exposure

Outcome

Crosssectional
study

Exposure
and
outcome
at the same
time

STUDI
OBSERVATIONAL
1. Cross-sectional
analitik
Belum
sakit
terpapar

Berapa
akan
sakit

Belum
sakit
tidak
terpapar

Berapa
akan
sakit

2. Cohort

Diperiksa PJK dan

kolesterol darah
Mis: 500 sampel

Berapa
terpapar

Berapa
terpapar

Penduduk
yang sakit

Penduduk
yang tidak
sakit

3. Case-control

DITINJAU DARI WAKTU PENGUKURAN

VARIABEL DAN TUJUAN PENELITIAN

Waktu
Bila kejadian jantung koroner diperiksa pada
satu titik waktu saja deskriptif crosssectional (studi prevalensi)
Bila kadar kolesterol darah pada suatu
populasi diperiksa pada satu titik waktu saja
deskriptif cross-sectional (studi prevalensi)

DITINJAU DARI WAKTU PENGUKURAN

VARIABEL DAN TUJUAN PENELITIAN

Waktu
Bila variabel dependen (misalnya: jantung
koroner) diperiksa bersamaan dan pada satu
titik waktu saja dengan variabel independen
(mis: kadar kolesterol darah) dan tujuan
penelitiannya untuk mengetahui hubungan
antara kedua variabel ini maka ini adalah
studi cross-sectional analitik

DITINJAU DARI WAKTU PENGUKURAN

VARIABEL DAN TUJUAN PENELITIAN

Waktu
Bila sekelompok penduduk diperiksa secara
berkala dalam KURUN WAKTU TERTENTU
untuk mengetahui terjadinya penyakit jantung
koroner studi deskriptif longitudinal akan
diperoleh ANGKA INSIDEN PJK
BERDASARKAN WHO, WHEN, WHERE

DITINJAU DARI APAKAH DIBERIKAN

PERLAKUAN (INTERVENSI) ATAU TIDAK
Diberikan perlakuan studi intervensi/eks- Ya
perimental/clinical trials: sekelompok pasien
pasca serangan jantung diberikan aspirin
dibandingkan dengan sekelompok pasien PJK
lain yang diberikan placebo
Hanya diamati saja (tanpa perlakuan) studi Tdk
observasional ini ada yang deskriptif dan
ada yang analitik (cross-sectional, cohort dan
case control)