Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Nowadays the use of traditional/herbal medicine in both developing and developed countries
tends to increase. This tendency has two significant dimensions: medical aspect dimension related to its
widely use in global world, and economic aspect dimension related to the creation of added-value in
economy for human being. WHO has underlined that framework for joint actions between WHO and
country members is very important aiming at more significant roles of herbal medicine in health care
system.
Indonesian herbal medicines, called JAMU, have been widely used by Indonesian to maintain
their health and to cure the diseases since many centuries ago. In the future, the development and the use of
Indonesian herbal medicines must be based on the stronger scientific evidence, especially through R&D
and standardization, so that they can be integrated into national health care system.
Key words: Herbal medicine, medical aspect, economic aspect, standardization,
health care.
national system of
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal secara luas sebagai
mega center keaneka ragaman hayati
(biodiversity) terbesar ke dua setelah Brazil di
dunia, yang terdiri dari tumbuhan tropis dan
biota laut. Di wilayah Indonesia terdapat
sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di
antaranya ditengarai memiliki khasiat sebagai
obat. Kekayaan keaneka ragaman hayati ini
perlu diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk peningkatan kesehatan maupun tujuan
ekonomi,
dengan
tetap
menjaga
kelestariannya.
Obat tradisional Indonesia yang
dikenal sebagai Jamu, telah digunakan secara
luas oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga
kesehatan dan mengatasi berbagai penyakit
sejak berabad-abad yang lalu jauh sebelum era
Majapahit. Ke depan pengembangan dan
pemanfaatan obat bahan alam/obat herbal
Indonesia ini perlu mendapatkan substansi
ilmiah yang lebih kuat, terutama melalui
penelitian dan standarisasi sehingga obat
herbal Indonesia dapat diintegrasikan dalam
sistem pelayanan kesehatan nasional (WHO,
2002).
Dewasa ini penggunaan obat herbal
cenderung terus meningkat, baik di negara
sedang berkembang maupun di negara-negara
maju. Peningkatan penggunaan obat herbal ini
mempunyai dua dimensi penting yaitu aspek
medik terkait dengan penggunaannya yang
sangat luas diseluruh dunia, dan aspek
ekonomi terkait dengan nilai tambah yang
mempunyai makna pada perekonomian
masyarakat.
Obat Tradisional Cina/Traditional
Chines Medicine (TCM) memiliki akar sejarah
yang jauh lebih tua dibanding dengan obat
entitas kimia (chemical entity) yang berasal
dari Barat. TCM telah lebih dari 3000 tahun
menjadi bagian dari budaya Cina dan telah
puluhan abad menyebar luas dibawa oleh oleh
warga bangsa itu yang merantau keseluruh
penjuru dunia (Chinese Oversease). Dengan
meningkatnya globalisasi dan kemajuan di
bidang teknologi informasi dan komunikasi,
maka penyebaran TCM makin meluas
keseluruh dunia dan terus meningkat dari
tahun ke tahun.
Dalam konteks penggunaan obat
diintegrasikan
dalam
sistem
pelayanan kesehatan nasional. Ini
berarti obat tradisional telah menjadi
komponen dari kebijakan obat
nasional, ada sistem registrasi
produk dan regulasi; obat tradisional
digunakan di rumah sakit dan sistem
asuransi kesehatan, ada penelitian
dan pengembangan serta pendidikan
tentang obat tradisional. Negara
yang menganut sistem integratif ini
antara lain ialah RRC, Korea Utara
dan Viet Nam.
2) Sistem inclusive. Mengakui obat
tradisional
tetapi
belum
mengintegrasikan
pada
sistem
pelayanan
kesehatan.
Sistem
inclusive ini dianut oleh negara
sedang berkembang seperti Nigeria
dan Mali maupun negara maju
seperti Kanada dan Inggris. Dewasa
---------------------------------------------------------------------------------------------Peringkat
Herbal
Nilai Penjualan
(Juta US$)
---------------------------------------------------------------------------------------------1
Ginko bilba
46
2
Echinacea
40
3
Garlic
35
4
Ginseng
31
5
Soy
28
6
Saw palmetto
25
7
St Johns wort
24
8
Valerian
12
9
Cranberry
10
10
Black cohosh
10
----------------------------------------------------------------------------------------------Sumber: Prescribing herbal medications appropriately (Ernest E, 2004)
Tabel 2. Contoh Obat Herbal Yang Ditengarai Mempunyai Efek Samping Serius
Indikasi
---------------------------------------------------------------------------------------------------Feverfew
(Tanacetum parthenium)
Hawtorn (Crataegus)
Kava
(Piper methysticum)
St. Johns wort
(Hyperticum perforatum)
Tea tree oil
Pencegahan Migrain
Congestive heart
failure
Kelelahan
Depresi
Untuk masalah
B. Standarisasi
Standarisasi obat herbal Indonesia
terutama standarisasi simplisia dan sediaan
ekstrak mempunyai arti yang penting untuk
menjaga mutu obat herbal. Batasan mengenai
kadar air, jasad renik dan lain-lain sangat
penting
untuk
menjamin
keamanan
penggunaan obat herbal sekaligus sebagai
acuan dalam memproduksi obat herbal skala
industri. Nilai tambah ekonomi dari simplisia
dan ekstrak yang memenuhi standar, jauh
lebih besar dibandingklan dengan yang belum
distandarisasi. Dalam konteks ini perlu
dikembangkan standarisasi dengan metoda
finger print sebagai acuan baku yang
dikenal dan diakui secara internasional.
C. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan obat
herbal di Indonesia masih belum optimal
terutama masih lemahnya koordinasi dan
jaringan R&D di Indonesia.
Berbagai
penelitian obat herbal memang telah dilakukan
di Indonesia oleh berbagai institusi, tetapi
tanpa koordinasi dan arah yang jelas.
Sebagian besar penelitian masih bersifat
marjinal, belum komprehensif dan kurang
memiliki kedalaman sehingga hasilnya tidak
optimal untuk diimplementasikan oleh usaha
industri. Dalam konteks ini Pemerintah harus
memiliki visi yang jelas, komitmen yang kuat
dan program yang kongkret mengenai
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Joseph. 1999. Scientific Evaluation of
Traditional Chinese Medicine Under
DSHEA (The Dietary Supplement Health
and Education Act): A Conundrum. The
Journal of Al;ternative and Complentary
Medicine Volume 5, Number 2 pp 181189
Ernst, Edzard. 2004. Prescribing Herbal
Medications Appropriately. Journal of
Family Practice.. Vol. 53. No. 12
WHO. 2002. Traditional Medicine Growing
Needs and Potential.Geneva
WHO. 2002. WHO Traditional Medicine Strategy.
Geneva.