Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PERNYATAAN
Indonesia
Untuk memesan buku ini, silahkan hubungi:
+62 851 0518 7118
Analisa Finansil
ANALISA FINANSIL
Pengertian
Analisis finansil memiliki padanan kata (bersinonim) dengan analisa laporan finansil, analisa
laporan keuangan, analisa pembiayaan (finance), atau analisa akuntansi. Tujuannya adalah
untuk mendapatkan gambaran tentang situasi, kondisi, dan posisi keuangan suatu organisasi
seperti yayasan, partai politik, instansi, departemen atau kementerian, perusahaan, atau
lainnya.
Data dan informasi yang dibuat dan disajikan berdasarkan analisa laporan keuangan sangat
berguna bagi pengambilan keputusan suatu tindakan, kegiatan, kebijakan, dan kelangsungan
operasional suatu organisasi. Beberapa analisa dibuat dengan memasukkan pertimbangan
risiko, biaya, harga, potensi keuntungan/kerugian, dan kelayakan finansil.
Struktur laporan keuangan pada umumnya sama. Walau demikian, perbedaan sangat
mencolok terjadi di hampir semua unit usaha, divisi, organisasi, institusi, perusahaan, sektor,
dan industri. Hal ini disebabkan karena setiap individu, baik dalam kapasitasnya sebagai
orang maupun institusi, memiliki standar dan definisinya masing-masing terhadap semua hal.
Perbedaan di setiap individu didasari oleh 3 faktor utama, yakni sensasi (emosi), persepsi,
dan kepentingan atau ekspektasi.
Di Indonesia, PwC diwakili oleh KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan, PT Prima Wahana
Caraka, PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, PT PricewaterhouseCoopers
Consulting Indonesia, (PT PricewaterhouseCoopers FAS); DT diwakili oleh KAP Osman
Bing Satrio & Eny, PT. Deloitte Konsultan Indonesia (DKI) dan Deloitte Tax Solution (DTS);
EY oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja (PSS); dan KPMG oleh KAP Sidharta dan
Widjaja.
Analisa Fundamental
Analisa terhadap fundamental suatu usaha yang utama adalah untung atau rugi. Supaya
untung, harga produk yang dijual harus lebih besar dari biaya produksi. Potensi rugi bisa
terealisasi bila risiko usaha tidak terkalkulasi dan tidak bisa diantisipasi dengan baik.
Berbagai langkah antisipasi seharusnya disiapkan dalam rencana contingency agar
operasional usaha tersebut bisa layak dan sehat secara finansil.
Analisa terhadap (keuangan) internal usaha (company analysis) menjadi lebih berarti bila
dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam satu industri (industry analysis) atau dengan
industri lain, atau dengan kondisi ekonomi makro, baik di tingkat regional, nasional, atau
internasional (economic analysis).
Penyebutan analisa fundamental biasanya banyak disandingkan dengan analisa teknikal,
valuasi instrumen finansil, aset modal (capital asset), aset finansil (financial asset), analisa
(harga saham/instrumen finansil di) pasar (perdagangan), analisa prilaku (herd behavioural
finance/economics), analisa investasi, analisa portfolio, atau lainnya.
Analisa fundamental seharusnya hanya terbatas pada valuasi usaha atau valuasi suatu
perusahaan (company analysis). Sifatnya yang dihasilkan dari kondisi (keuangan) internal
banyak direfleksikan dan ditransformasikan ke dalam harga saham (instrumen finansil)
perusahaan. Salah kaprah banyak pihak (mainstream analysts) adalah penilaian harga saham
tersebut yang dinilai dari kondisi keuangan internal harus cocok dengan kondisi keuangan
dan ekonomi di pasar finansil yang sifatnya eksternal.
Harga saham suatu perusahaan di pasar merupakan bentuk judgment dari pelaku pasar
berdasarkan berbagai sentimen dan ekspektasi yang berkembang. Harga saham yang rendah
dan memiliki frekuensi perdagangan yang tinggi biasanya merefleksinya posisi lemahnya
manajemen perusahaan dalam 'mengelola' turn-over pemegang saham.
Harga saham suatu perusahaan dan nilai suatu perusahaan bisa sejalan, atau sebaliknya, bisa
terlepas satu sama lain. Harga saham bisa naik-turun sesuai kehendak dan kemauan pasar.
Perusahaan yang kuat biasanya tidak (terlalu) terpengaruh dengan naik-turunnya harga
sahamnya di pasar.
Analisa Finansil
Beberapa kondisi yang membuat harga saham terlepas dari nilai suatu perusahaan adalah bila
kinerja operasional dan kinerja keuangan tidak terlalu terpengaruh pada perubahan harga
saham yang sangat dinamis. Perusahaan tetap bisa berjalan dan operasional sesuai dengan
koridornya dan dalam batasan normal dan wajar (business as usual), tanpa hambatan yang
berarti.
Kita tidak akan pernah mengetahui secara langsung apakah tingginya pergantian pemegang
saham (minoritas) memang murni terkait atau tidak terkait dengan pemegang saham
mayoritas. Kemungkinan yang lain adalah apakah pemegang saham minoritas merupakan
figur dummy, boneka, atau kuda troya bagi pemegang saham mayoritas?
Perdagangan saham (atau instrumen finansil lainnya) memiliki pola dan tren serta aturannya
tersendiri. Beberapa istilah teknis mencakup head and shoulders, double top/bottom reversal,
rata-rata bergerak, indeks kekuatan relatif, support, resistance, channels, formasi aman
(obscure) seperti flags, panji-panji (pennants), balance days, cup and handle, candlestick
charting, put/call ratios, bull/bear ratios, short interest, implied volatility, dan lainnya.
Dinamika pasar instrumen finansil sangat tergantung pada prilaku pedagang harian (active
day traders), market makers, pit traders atau floor traders. Analisa teknik lebih baik dijadikan
sebagai cara dalam mengidentifikasi peluang perdagangan, ketimbang sebagai alat untuk
memprediksi harga. Intervensi terhadap pasar bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk
pemerintah, otoritas moneter, pemegang instrumen finansil, bahkan investor kelas kakap.
Cukup banyak teori dan pendekatan dilakukan dalam mengidentifikasi peluang (sinyal)
perdagangan. Beberapa diantaranya mencakup teori Dow, teori gelombang Elliott, hipotesa
pasar yang efisien (EMH), pendekatan mekanis atau sistematis, transformasi harga dan
volume perdagangan, identifikasi dan interpretasi pola perdagangan, korelasi harga inter-
market dan intra-market, siklus usaha, siklus pasar (saham), atau lainnya.
Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia 2015
PSAK# versi KDPPLK (Kerangka Dasar Pelaporan dan Penyajian Laporan Keuangan ) ISAK# PPSAK# PPSAK# 2isak
PSAK 1 20090619 Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 1 20130723 Penyajian Laporan Keuangan
PSAK 2 20091106 Laporan Arus Kas
PSAK 3 20100323 Laporan Keuangan Interim 17
PSAK 4 20091106 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 7
PSAK 4 20130723 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK 5 20090616 Segmen Operasi
PSAK 6 Pelaporan bagi Perusahaan dalam Tahap Pengembangan 1
PSAK 7 20091215 Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
PSAK 8 20100601 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
PSAK 9 Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek
PSAK 10 20091002 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 4
PSAK 11 Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing 10
PSAK 12 20090829 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK 13 20110628 Properti Investasi
PSAK 14 20080407 Persediaan
PSAK 15 20090616 Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 15 20130723 Investasi pada Entitas Asosiasi
PSAK 16 20110628 Aset Tetap
PSAK 17 Penyusutan
PSAK 18 20100219 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK 19 20091107 Aktiva Tak Berwujud 14
PSAK 20 Biaya Riset dan Pengembangan
PSAK 21 Ekuitas 1 6 6
PSAK 21 Ekuitas 2 6 6
PSAK 21 Ekuitas 3 6 6
PSAK 22 20100112 Kombinasi Bisnis
PSAK 23 20091107 Pendapatan
PSAK 24 20100219 Imbalan Kerja 15
PSAK 24 20130723 Imbalan Kerja
PSAK 25 20090811 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 26 20111004 Biaya Pinjaman
PSAK 27 Perkoperasian 8
PSAK 28 20101217 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
PSAK 29 Industri Minyak dan Gas
PSAK 30 20110628 Sewa 8
PSAK 30 Sewa 23
PSAK 30 Sewa 24
PSAK 31 20090130 Perbankan 4
PSAK 32 Kehutanan 1
PSAK 33 20110201 Akuntansi Pertambangan Umum
PSAK 34 20101012 Kontrak Konstruksi
PSAK 35 Pendapatan Jasa Telekomunikasi 1
PSAK 36 20101217 Kontrak Asuransi Jiwa
PSAK 37 Penyelenggaraan Jalan Tol 1
PSAK 38 20110408 Restrukturisasi Entitas Sepengendali
PSAK 39 Kerjasama Operasi 11
PSAK 40 Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan 15
PSAK 41 Waran 2
PSAK 42 Perusahaan Efek 4
PSAK 43 Anjak Piutang 2
PSAK 44 Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate 7
PSAK 45 20101023 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
PSAK 46 20100809 Pajak Penghasilan 20
PSAK 46 20131224 Pajak Penghasilan
PSAK 47 Tanah 25
PSAK 48 20091020 Penurunan Nilai Aset
PSAK 48 20131218 Penurunan Nilai Aset
PSAK 49 Reksadana 4
PSAK 50 20100522 Instrumen Keuangan: Penyajian 5
PSAK 50 20131218 Instrumen Keuangan: Penyajian 10
PSAK 51 Kuasi Re-Organisasi 10
PSAK 52 Mata Uang Pelaporan
PSAK 53 20100522 Pembayaran Berbasis Saham 3
PSAK 54 Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah 5
Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia 2015
PSAK# versi KDPPLK (Kerangka Dasar Pelaporan dan Penyajian Laporan Keuangan ) ISAK# PPSAK# PPSAK# 2isak
PSAK 55 20111004 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 6 6
PSAK 55 20131224 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 56 20101217 Laba per Saham
PSAK 57 20090811 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
PSAK 58 20090811 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
PSAK 59 Perbankan Syariah
PSAK 60 20100522 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 60 20131227 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK 61 20100717 Akuntansi Hibah Pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah
PSAK 62 20101217 Kontrak Asuransi
PSAK 63 20100809 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 19
PSAK 64 20110201 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
PSAK 65 20130723 Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAK 66 20130723 Pengaturan Bersama
PSAK 67 20130723 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
PSAK 68 20130723 Pengukuran Nilai Wajar
PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah
PSAK 102 Akuntansi Murabahah
PSAK 103 Akuntansi Salam
PSAK 104 Akuntansi Istishna
PSAK 105 Akuntansi Mudharabah
PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
PSAK 107 20080407 Akuntansi Ijarah
PSAK 108 20080407 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
PSAK 109 20080407 Zakat dan Infak/Sedekah
PSAK 110 20080709 Akuntansi Hawalah
PSAK 111 20080709 Akuntansi Asuransi Syariah
PSAK 20090130 Usaha Kecil dan Menengah (ETAP)
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-06
Tujuan .......................................................................................................................................... 01
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 02 - 04
Definisi ......................................................................................................................................... 05 - 06
Lampiran
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dengan PSAK 1 (Revisi
1998): Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dengan IAS 1 (2009): Presentation
of Financial Statements
ED PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 1 (2009):
Presentation of Financial Statements, kecuali untuk paragraf- paragraf berikut:
1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 2 mengenai ruang lingkup, yang mana ditambahkan
kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah karena penyajian laporan
keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
2. IAS 1 paragraf 5, mengenai penerapan IAS 1 bagi entitas nirlaba dan entitas sektor publik, dihilangkan.
Karena pelaporan keuangan entitas nirlaba diatur dalam PSAK 45: Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
dan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan standar akuntansi keuangan.
3. IAS 1 paragraf 6, mengenai penerapan IAS 1 bagi entitas tanpa ekuitas (misalnya reksa dana) dan entitas
yang modalnya bukan ekuitas (misalnya koperasi), dihilangkan. Karena penyajian laporan keuangan reksa
dana diatur dalam PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana dan koperasi diatur dalam PSAK 27: Akuntansi
Perkoperasian.
4. Implementation Guidance dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan disesuaikan dengan
penyajian laporan posisi keuangan (neraca) yang selama ini berlaku di Indonesia. Implementation Guidance
tersebut menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Ase t Ekuitas
Aset tidak lancar Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
Laibilitas
Sementara Lampiran dari ED PSAK 1 menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Ase t Laibilitas
Ekuitas
PSAK 1
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
20090421
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 (revisi 2009) terdiri dari paragraf 1-138 dan Lampiran. Seluruh
paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan
miring (bold 10 italic) mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 1 (revisi 2009) harus dibaca dalam kontek
tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini
tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
financial statements) yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur
persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan
keuangan.
Ruang Lingkup
02. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan
umum sesuaidengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas syariah.
03. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi tertentu dan
peristiwa lainnya.
04. Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun sesuai
dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun, paragraf 13-33 diterapkan bagi laporan keuangan interim
tersebut. Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan
konsolidasian dan laporan keuangan terpisah sebagaimana diatur dalam PSAK 4: Laporan Keuangan
Konsolidasi.
Definisi
Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai laporan keuangan) adalah laporan
keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan.
Ketidakpraktisan. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat
menerapkannya setelah melakukan usaha yang memadai.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari:
(a) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK);
(b) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
Material. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan
adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi terkait. Ukuran
atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu.
Penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi
keputusan ekonomi dari pengguna laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan
mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa pengguna
laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Oleh karena itu, penilaian
tersebut perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut diharapkan terpengaruh
dalam membuat keputusan ekonomi.
Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuanganberisi informasi tambahan atas apa yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam
laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan.
Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi)
yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana dipersyaratkan oleh
SAK lainnya.
Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan
komprehensif lain.
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode berjalan yang
sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan atau periode sebelumnya.
Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi
dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik.
Total laba rugi komprehensif terdiri dari komponen laba rugi dan pendapatan komprehensif lain.
06. Meskipun Pernyataan ini menggunakan istilah pendapatan komprehensif lain, laba rugi, dan total laba
rugi komprehensif, entitas dapat menggunakan istilah lain untuk menjelaskan jumlah-jumlah tersebut
sepanjang maksudnya jelas. Misalnya, entitas dapat menggunakan istilah laba neto
untuk menggambarkan laba rugi.
LAPORAN KEUANGAN
07. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi:
(a) aset;
(b) laibilitas;
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
(c) ekuitas;
(d) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
(e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
(f) arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu
pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.
08. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
(a) laporan posisi keuangan pada akhir periode;
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d) laporan arus kas selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan
lainnya; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu
kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau
ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Entitas diperkenankan menggunakan judul laporan selain yang digunakan dalam Pernyataan ini.
09. Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan tingkat keutamaan yang sama.
10. Sebagaimana diperkenankan dalam paragraf 79, entitas dapat menyajikan komponen laba rugi baik sebagai
bagian dari laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah. Jika laporan laba rugi disajikan,
maka laporan tersebut merupakan bagian dari komponen laporan keuangan yang
lengkapdandisajikansebelumlaporanpendapatan komprehensif.
11. Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, suatu kajian keuangan oleh manajemen yang
menjelaskan karakteristik utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan, dan kondisi ketidakpastian utama
yang dihadapi. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai:
(a) Faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan kinerja keuangan, termasuk perubahan lingkungan
tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap perubahan dan pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk
memelihara serta meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk kebijakan dividen;
(b) Sumber pendanaan entitas dan target rasio laibilitas terhadap ekuitas; dan
(c) Sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan`SAK.
12. Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan
laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan
yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi
Keuangan.
Karakteristik Umum
13. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu
entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan . Penerapan SAK, dengan
pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara
wajar.
14. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan
tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak
boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut
telah patuh terhadap semua yang dipersyaratkan dalam SAK.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
15. Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajar apabila memenuhi
SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
(a) memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25. PSAK 25 mengatur hirarki
pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara
khusus mengatur suatu pos tertentu.
(b) menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
informasi yang relevan, andal, dapat diperbandingkan, dan mudah dipahami.
(c) memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan khusus dalam SAK tidak cukup
bagi pengguna laporan keuangan untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi
lain terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.
16. Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan atau pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi
penjelasan.
17. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan
terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang akan
bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, maka entitas menyimpang dari ketentuan tersebut dengan cara yang
ditentukan dalam paragraf 18 jika peraturan yang relevan mensyaratkan atau tidak melarang penyimpangan
tersebut.
18. Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu PSAK sesuai dengan paragraf 17, maka entitas
mengungkapkan:
(a) bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas;
(b) bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait, kecuali pos yang menyimpang dari
ketentuan tertentu untuk mencapai penyajian yang wajar;
(c) nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan, termasuk perlakuan yang disyaratkan oleh
PSAK tersebut, alasan mengapa perlakuan tersebut akan memberikan pemahaman yang salah dalam
situasi tersebut sehingga akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan perlakuan yang diterapkan; dan
(d) untuk masing-masing periode yang disajikan, pengaruh keuangan dari penyimpangan untuk masing-
masing pos dalam laporan keuangan yang seharusnya dilaporkan sesuai dengan ketentuan tersebut.
19. Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu PSAK pada periode sebelumnya, dan
penyimpangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan pada periode
berjalan, maka entitas membuat pengungkapan sebagaimana diatur pada paragraf 18 (c) dan (d).
20. Contoh implementasi paragraf 19 adalah ketika entitas pada periode sebelumnya menyimpang dari suatu
ketentuan dalam suatu PSAK untuk pengukuran aset atau liabilitas dan penyimpangan tersebut memengaruhi
pengukuran atas perubahan aset dan laibilitas yang diakui pada laporan keuangan periode berjalan.
21. Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan
terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan
dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan, tetapi peraturan yang relevan melarang penyimpangan tersebut, maka entitas semaksimal
mungkin mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan mengungkapkan:
(a) nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen menyimpulkan bahwa kepatuhan
terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan
tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan; dan
(b) untukmasing-masing periode yang disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing pos dalam laporan
keuangan yang dipandang perlu oleh manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar.
22. Untuk tujuan penerapan paragraf 17 21, informasi tertentu dapat bertentangan dengan tujuan laporan
keuangan ketika informasi tersebut tidak menyajikan secara jujur transaksi, peristiwa dan kondisi lain baik yang
diminta untuk disajikan atau sewajarnya diharapkan untuk disajikan dan, konsekuensinya, informasi tersebut
dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna laporan keuangan.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Ketika menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu PSAK akan memberikan pemahaman
yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan, manajemen mempertimbangkan:
(a) alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan
(b) bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi persyaratan. Jika entitas
lain dengan kondisi yang sama menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat
diperdebatkan bahwa kepatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang
salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan.
Kelangsungan Usaha
23. Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lainnya yang realistis selain melakukannya.
Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) mengenai adanya ketidakpastian yang material
sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan
ketidakpastian tersebut.
Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan
asumsi kelangsungan usaha.
24. Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen
memerhatikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak dibatasi untuk) dua belas bulan dari
akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan tergantung pada fakta dari setiap kasus.
Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber pembiayaan, maka dapat
disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci.
Dalam kasus lain, manajemen perlu memerhatikan faktor yang mempengaruhi profitabilitas masa kini maupun
masa yang akan datang, jadual pembayaran utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat
menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.
Dasar Akrual
25. Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
26. Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset, laibilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
27. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara
terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.
28. Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang
diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah
penyajian dalam laporan keuangan.
Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos lain yang sejenis dalam laporan
keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan
keuangan.
29. Entitas tidak diperlukan untuk memberikan suatu pengungkapan khusus yang diminta oleh suatu PSAK jika
informasi tersebut tidak material.
Saling Hapus
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
30. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau pendapatan dan beban, kecuali
disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.
31. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan beban. Saling hapus dalam
laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan
kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus
mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa.
Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (misalnya, penyisihan keusangan atas
persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) tidak termasuk kategori saling hapus.
32. PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan entitas untuk mengukurnya
berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah
potongan dagang dan rabat volume yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, entitas juga melakukan
transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan dan bersifat insidentil.
Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan mengurangkan setiap pendapatan dengan beban terkait
yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau
peristiwa lain. Misalnya:
(a) entitas menyajikan keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar, termasuk investasi dan aset
operasional, dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan nilai tercatat dan beban
yang timbul dari pelepasan aset tersebut;
(b) entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan ketentuan yang diakui sesuai dengan PSAK
57 dan diganti berdasarkan perjanjian kontraktual dengan pihak ketiga (seperti perjanjian garansi dari
pemasok) dengan penggantian yang diterima.
33. Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok transaksi yang sejenis secara
neto, misalnya keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan kerugian yang
timbul dari instrumen keuangan yang dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun, entitas menyajikan
keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika keuntungan atau kerugian tersebut material.
Frekuensi Pelaporan
34. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara
tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk
periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode
cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan:
(a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
(b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan secara
keseluruhan.
35. Umumnya entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk periode satu tahun. Namun, untuk
alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu.
Pernyataan ini tidak menghalangi praktik seperti ini.
Informasi Komparatif
36. Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah
yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi
komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan
kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
37. Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan minimal dua laporan posisi keuangan, dua
laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan.
Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara
retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka
entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan
catatan atas laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:
(a) akhir periode berjalan,
(b) akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode berjalan), dan
(c) permulaan dari periode komparasi terawal.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
38. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan pada laporan keuangan periode sebelumnya masih
tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang
dihadapi dengan hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses
penyelesaian, perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan.
Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan
sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
39. Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas
mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tersebut tidak praktis untuk dilakukan. Jika entitas
mereklasifikasi jumlah komparatif, maka entitas mengungkapkan:
(a) sifat reklasifikasi;
(b) jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifikasi; dan
(c) alasan reklasifikasi.
40. Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas mengungkapkan:
(a) alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan
(b) sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.
41. Peningkatan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna dalam membuat keputusan
ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas tren informasi keuangan untuk tujuan prediksi.
Dalam beberapa keadaan, reklasifikasi informasi komparatif tidak praktis untuk dilakukan terhadap periode
sebelumnya untuk mencapai komparabilitas dengan periode berjalan. misalnya entitas mungkin belum
mengumpulkan data dalam periode sebelumnya yang memungkinkan untuk melakukan reklasifikasi, dan
mungkin tidak praktis untuk menyusun kembali informasi tersebut.
42. PSAK 25 mengatur penyesuaian terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas
melakukan perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.
Konsistensi Penyajian
43. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali:
(a) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau review atas laporan
keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat
untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi dalam PSAK 25; atau
(b) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
44. Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau review atas penyajian laporan keuangan,
mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun
demikian perubahan penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru mempunyai kecenderungan akan dipergunakan
seterusnya.
Jika dilakukan perubahan penyajian laporan keuangan, maka entitas mereklasifikasi informasi komparatif sesuai
dengan paragraf 39 dan 40.
Pendahuluan
45. Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan khusus dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi
komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau laporan perubahan ekuitas dan mensyaratkan
pengungkapan dari pos-pos lainnya pada laporan keuangan tersebut atau catatan atas laporan keuangan. PSAK
2: Laporan Arus Kas mengatur persyaratan untuk penyajian informasi arus kas.
46. Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah pengungkapan dalam arti luas, meliputi pos-pos yang
disajikan di dalam laporan keuangan. Pengungkapan juga dipersyaratkan oleh SAK lain. Kecuali dinyatakan lain
dalam Pernyataan ini atau SAK lainnya, pengungkapan tersebut dapat dilakukan dalam laporan keuangan.
47. Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakannya dari informasi lain
dalam dokumen publikasi yang sama.
48. SAK hanya berlaku untuk laporan keuangan, dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan
tahunan, dokumen yang disampaikan kepada regulator atau dokumen
lainnya. Oleh karena itu, sangat penting bahwa pengguna dapat membedakan laporan yang disusun sesuai SAK
dengan informasi lain yang juga bermanfaat bagi pengguna laporan.
49. Entitas mengidentifikasi secara jelas setiap laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Di samping
itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara jelas, dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat
dipahami:
(a) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas lain, dan setiap perubahan informasi dari akhir
periode laporan sebelumnya;
(b) apakah merupakan laporan keuangan satu entitas atau suatu kelompok entitas;
(c) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas laporan
keuangan;
(d) mata uang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52; dan
(e) pembulatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan.
50. Entitas telah memenuhi persyaratan paragraf 49 dengan menyajikan judul yang tepat untuk halaman, laporan
keuangan, catatan atas laporan keuangan, kolom dan sejenisnya. Pertimbangan diperlukan untuk menentukan
cara terbaik dalam menyajikan informasi tersebut. Misalnya, ketika entitas menyajikan laporan keuangan secara
elektronik, maka halaman-halaman terpisah tidak selalu digunakan; selanjutnya entitas menyajikan hal-hal di
atas untuk memastikan bahwa informasi yang dicakup dalam laporan keuangan dapat dipahami.
51. Agar lebih dapat dipahami, entitas pada umumnya menyusun laporan keuangan dengan menyajikan
informasi mata uang dalam unit ribuan atau jutaan. Hal ini diperkenankan sepanjang entitas mengungkapkan
tingkat pembulatan dan tidak menghilangkan informasi yang material.
52. Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut:
(a) aset tetap;
(b) properti investasi;
(c) aset tidak berwujud;
(d) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i));
(e) investasi dengan menggunakan metode ekuitas;
(f) aset biolojik;
(g) persediaan;
(h) piutang dagang dan piutang lainnya;
(i) kas dan setara kas;
(j) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam
kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
(k) utang dagang dan terutang lainnya;
(l) kewajiban diestimasi;
(m) laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l));
(n) laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
(o) laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46;
(p) laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki
untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
(q) kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan
(r) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
53. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian
tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
54. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang
sebagai klasfikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (laibilitas) pajak tangguhan tidak
boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (laibilitas jangka pendek).
55. Pernyataan ini tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos. Paragraf 52 menjelaskan daftar pos-
pos yang berbeda berdasarkan sifat atau fungsinya untuk menjamin penyajian terpisah di dalam laporan posisi
keuangan. Sebagai tambahan:
(a) suatu pos disajikan terpisah jika ukuran, sifat atau fungsi dari pos tersebut atau agregasi pos-pos yang sama
menyebabkan penyajian terpisah menjadi relevan untuk memahami laporan posisi keuangan entitas;
(b) penjelasan yang digunakan dan urutan dari pos-pos atau agregasi pos-pos yang sama dapat diubah sesuai
dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk memberikan informasi yang relevan dalam memahami posisi
keuangan entitas. Misalnya, institusi keuangan mungkin mengubah penjelasan di atas dalam rangka
memberikan informasi yang relevan mengenai operasi institusi keuangan.
56. Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara terpisah didasarkan atas penilaian
dari:
(a) sifat dan likuiditas aset;
(b) fungsi aset tersebut dalam entitas;
(c) jumlah, sifat dan jangka waktu laibilitas.
57. Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda untuk kelompok aset yang berbeda menunjukkan bahwa sifat
dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena itu, entitas menyajikan kelompok aset yang berbeda secara
terpisah. Misalnya, kelompok aset tetap yang berbeda dapat dicatat berdasarkan biaya perolehan atau jumlah
yang direvaluasi sesuai dengan PSAK 16.
Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar dan Laibilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang
58. Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai
klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan paragraf 64-74, kecuali penyajian
berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian
tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan laibilitas berdasarkan urutan likuiditas.
59. Apapun metode penyajian yang digunakan, entitas mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat
dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset dan laibilitas yang
menggabungkan jumlah yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan:
(a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan; dan
(b) lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan
60. Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas,
maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta laibilitas jangka pendek dan jangka panjang dalam laporan
posisi keuangan memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset neto yang digunakan secara
terus menerus sebagai modal kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas jangka panjang.
Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus operasi
berjalan dan laibilitas yang akan jatuh tempo pada periode yang sama.
61. Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, penyajian aset dan laibilitas berdasarkan urutan likuiditas
memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan dibandingkan penyajian berdasarkan lancar dan
tidak lancar atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada industri tersebut tidak menyediakan
barang atau jasa selama siklus operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas.
62. Dalam menerapkan paragraf 58, entitas diperkenankan untuk menyajikan beberapa aset menggunakan
klasifikasi lancar dan tidak lancar, dan laibilitas menggunakan jangka pendek dan jangka panjang dan lainnya
berdasarkan likuiditas jika hal tersebut memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan.
Kebutuhan untuk mengkombinasikan basis penyajian dimungkinkan jika entitas memiliki operasi yang
beragam.
63. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan laibilitas berguna dalam penilaian likuiditas dan
solvabilitas entitas. PSAK 31 mensyaratkan pengungkapan tanggal jatuh tempo aset keuangan dan laibilitas
keuangan. Aset keuangan termasuk piutang usaha dan piutang lainnya, dan laibilitas keuangan termasuk utang
usaha dan terutang lainnya.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Informasi tentang tanggal perkiraan pemulihan aset nonmoneter, seperti persediaan, dan tanggal perkiraan dari
penyelesaian laibilitas seperti kewajiban diestimasi juga bermanfaat, terlepas dari apakah aset diklasifikasikan
sebagai lancar dan tidak lancar dan laibilitas sebagai jangka panjang dan jangka pendek.
Misalnya, entitas mengungkapkan jumlah persediaan yang diharapkan dapat dipulihkan lebih dari dua belas
bulan setelah periode pelaporan.
Aset Lancar
65. Pernyataan ini menggunakan istilah "tidak lancar" untuk mencakup aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset
keuangan yang bersifat jangka panjang. Pernyataan ini tidak melarang penggunaan istilah lainnya sepanjang
pengertiannya jelas.
66. Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya
dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasikan secara jelas,
maka diasumsikan selama 12 bulan.
Aset lancar mencakup aset (seperti persediaan dan piutang dagang) yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan
sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka
waktu 12 bulan setelah periode pelaporan.
Aset lancar juga mencakup aset yang dimiliki untuk diperdagangkan (aset keuangan dalam kategori ini
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55) dan bagian lancar dari aset
keuangan tidak lancar.
68. Beberapa laibilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan dan biaya
operasi lainnya, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal.
Entitas mengklasifikasikan laibilitas-laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka pendek meskipun laibilitas-
laibilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari 12 bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi
normal yang sama diterapkan pada aset dan laibilitas entitas. Jika tidak dapat diidentifikasi secara jelas, maka
siklus operasi normal entitas diasumsikan 12 bulan.
69. Laibilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo untuk
diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan.
Misalnya, laibilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK
55, cerukan bank, dan bagian jangka pendek dari laibilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak
penghasilan terutang, dan terutang nonusaha lainnya.
Laibilitas keuangan yang merupakan pembiayaan jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang
digunakan dalam siklus operasi normal) dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah periode
pelaporan merupakan laibilitas jangka panjang, sebagaimana diatur dalam paragraf 72 dan 73.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
70. Entitas mengklasifikasikan laibilitas keuangan sebagai laibilitas jangka pendek jika laibilitas tersebut akan
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun:
(a) kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan
(b) perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang
telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.
71. Jika entitas mengharapkan (dan memiliki hak) untuk melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan
laibilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan dengan menggunakan fasilitas
pinjaman yang ada, maka entitas mengklasifikasikan laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka panjang,
meskipun laibilitas tersebut akan jatuh tempo dalam periode yang lebih pendek dari 12 bulan.
Namun, jika pembiayaan kembali atau perpanjangan kembali bukan merupakan diskresi entitas (misalnya, tidak
terdapat perjanjian untuk pembiayaan kembali), maka entitas tidak mempertimbangkan kemungkinan
pembiayaan kembali laibilitas dan mengklasifikasikannya sebagai laibilitas jangka pendek.
72. Ketika entitas melanggar ketentuan perjanjian pinjaman jangka panjang pada saat atau sebelum akhir
periode pelaporan yang menyebabkan laibilitas tersebut harus segera dibayar sesuai permintaan, maka entitas
mengklasifikasikan laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka pendek, meskipun pemberi pinjaman menyetujui
(setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan) untuk tidak mensyaratkan
pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Entitas mengklasifikasikan laibilitas tersebut sebagai laibilitas jangka pendek karena (pada akhir periode
pelaporan) entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian laibilitas tersebut dalam jangka waktu
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
73. Namun, entitas mengklasifikasikan laibilitas sebagai laibilitas jangka panjang bila pemberi pinjaman
menyetujui pada khir periode pelaporan untuk memberikan tenggang waktu pembayaran yang berakhir
sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan, selama periode dimana entitas dapat
memperbaiki pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak dapat meminta
percepatan pembayaran segera.
74. Berkaitan dengan pinjaman yang diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek, jika peristiwa-peristiwa
berikut ini terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan keuangan, maka peristiwa-
peristiwa tersebut harus diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian (non-adjusting
events) sesuai dengan PSAK 8:
(a) pembiayaan kembali berbasis jangka panjang;
(b) perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang; dan
(c) pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran perjanjian
pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan
75. Entitas mengungkapkan di laporan posisi keuangan atau di catatan atas laporan keuangan, sub-
klasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi
entitas.
76. Rincian yang tercakup dalam sub-klasifikasi, tergantung pada persyaratan SAK serta ukuran, sifat, dan
fungsi dari jumlah dari masing-masing pos yang bersangkutan. Entitas juga menggunakan faktor-faktor yang
diuraikan pada paragraf 56 untuk menentukan dasar bagi subklasifikasi. Pengungkapan dapat berbeda untuk
setiap pos, misalnya:
(a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16;
(b) piutang dipisahkan ke dalam jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya;
(c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14: Persediaan, ke dalam kelompok barang dagangan, barang
produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;
(d) laibilitas diestimasi dipisahkan menjadi laibilitas diestimasi untuk imbalan kerja dan laibilitas diestimasi
lainnya; dan
(e) ekuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kelompok seperti modal disetor, tambahan modal
disetor dan cadangan.
77. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas,
atau catatan atas laporan keuangan:
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
78. Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau trust, mengungkapkan
informasi yang setara sesuai dengan paragraf 77 (a), yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode
dari setiap jenis penyertaan, hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis penyertaan.
79. Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode:
(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
(b) dalam bentuk dua laporan:
(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan
(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif
lain (laporan pendapatan komprehensif).
80. Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut
selama suatu periode:
(a) pendapatan;
(b) biaya keuangan;
(c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas;
(d) beban pajak;
(e) suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
(i) laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
(ii) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka
operasi yang dihentikan;
(f) laba rugi;
(g) setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain
jumlah dalam huruf (h));
(h) bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas; dan
(i) total laba rugi komprehensif.
81. Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai alokasi
laba rugi untuk periode:
(a) laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan non-pengendali; dan
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
82. Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud paragraf 80(a)-(f) dan pengungkapan
sebagaimana dimaksud paragraf 81(a) dalam laporan laba rugi terpisah (lihat paragraf 79).
83. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan sub jumlah lain dalam laporan laba rugi komprehensif
dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja
keuangan entitas.
84. Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas berbeda dalam frekuensi, potensi
keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja
keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam
membuat proyeksi kinerja keuangan masa depan.
Entitas memasukkan pos-pos tambahan dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), perubahan istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini diperlukan untuk
menjelaskan elemen kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan faktor-faktor termasuk materialitas, sifat dan
fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan beban.
Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah untuk memberikan informasi yang relevan dengan
operasinya. Entitas tidak diperkenankan melakukan saling hapus pendapatan dan beban kecuali memenuhi
kriteria paragraf 30.
85. Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam
laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau dalam catatan atas laporan
keuangan.
86. Entitas mengakui seluruh pos-pos pendapatan dan beban pada suatu periode dalam laba rugi kecuali
suatu PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain.
87. Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar laba rugi dalam
periode berjalan. PSAK 25 menentukan dua kondisi tersebut: koreksi kesalahan dan dampak perubahan
kebijakan akuntansi. SAK lainnya mensyaratkan atau memperkenankan suatu komponen pendapatan
komprehensif lain yang memenuhi definisi pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan dikeluarkan dari laba rugi (lihat paragraf 5).
88. Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen dari pendapatan
komprehensif lain, termasuk penyesuaian reklasifikasi, baik dalam laporan pendapatan komprehensif atau
catatan atas laporan keuangan.
90. Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi yang terkait dengan komponen pendapatan
komprehensif lain.
91. SAK lainnya menjelaskan bagaimana dan kapan jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan
komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi. Reklasifikasi yang dimaksud pada Pernyataan ini adalah
penyesuaian reklasifikasi. Penyesuaian reklasifikasi dimasukkan dengan komponen pendapatan komprehensif
lain yang terkait pada periode dimana penyesuaian direklasifikasi ke laba rugi.
Misalnya, keuntungan yang direalisasi dari pelepasan aset keuangan yang dikategorikan sebagai "tersedia untuk
dijual" dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlah tersebut mungkin telah diakui dalam pendapatan
komprehensif lain sebagai keuntungan yang belum direalisasi pada periode berjalan atau periode sebelumnya.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Keuntungan yang belum direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan komprehensif lain pada periode ketika
keuntungan yang telah direalisasi direklasifikasi ke laba rugi untuk menghindari memasukkan keuntungan yang
belum direalisasi tersebut dua kali dalam total laba rugi komprehensif.
92. Entitas dapat menyajikan penyesuaian reklasifikasi di dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan
atas laporan keuangan. Entitas yang menyajikan penyesuaian reklasifikasi pada catatan atas laporan keuangan
menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian reklasifikasi terkait.
93. Penyesuaian reklasifikasi terjadi, misalnya, dari pelepasan kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 11),
penghentian pengakuan aset keuangan "tersedia untuk dijual" (lihat PSAK 55) dan ketika suatu lindung nilai
atas prakiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi (lihat paragraf 103 PSAK 55 yang berhubungan dengan
lindung nilai atas arus kas).
94. Penyesuaian reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan surplus revaluasi yang diakui berdasarkan PSAK
16 (revisi 2007) atau PSAK 19 atau pada keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam program dana
pensiun manfaat pasti yang diakui berdasarkan paragraf 93A dari PSAK 24.
Komponen tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasifikasi ke laba rugi pada
periode berikutnya. Perubahan surplus revaluasi dapat dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya ketika
aset tersebut digunakan atau dihentikan pengakuannya (lihat PSAK 16 dan PSAK 19).
Keuntungan dan kerugian aktuarial dilaporkan dalam saldo laba pada periode diakuinya keuntungan dan
kerugian aktuarial tersebut sebagai pendapatan komprehensif lain (lihat PSAK 24)
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau Catatan atas Laporan Keuangan
95. Ketika pos-pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya
secara terpisah.
96. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos pendapatan dan beban adalah
sebagai berikut:
(a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto atau penurunan nilai aset tetap menjadi jumlah yang
dapat dipulihkan kembali, sebagaimana pemulihan atas penurunan tersebut;
(b) restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas diestimasi atas biaya
restrukturisasi;
(c) pelepasan aset tetap;
(d) pelepasan investasi;
(e) operasi yang dihentikan;
(f) penyelesaian litigasi; dan
(g) pembalikan laibilitas diestimasi lain.
97. Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi
berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan.
98. Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis pada paragraf 97 pada laporan laba rugi komprehensif atau
pada laporan laba rugi terpisah (jika disajikan).
99. Beban disubklasifikasikan menjadi komponen utama dari kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam
frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan
dalam satu dari dua bentuk.
100. Bentuk pertama analisis ini adalah metode "sifat beban". Entitas mengabungkan beban dalam laba rugi
berdasarkan sifatnya (misalnya, penyusutan, pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya
iklan), dan tidak merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas.
Metode ini mudah diterapkan karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.
Contoh dari klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah sebagai berikut:
Pendapatan XXX
Pendapatan lainnya XXX
Perubahan atas persediaan barang jadi dan barang dalam proses XXX
Bahan baku yang digunakan XXX
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
101. Bentuk kedua analisis ini adalah metode "fungsi beban" atau "biaya penjualan" dan mengklasifikasikan
beban berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau
administratif. Sekurang-kurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan berdasarkan metode ini secara
terpisah dari beban-beban lainnya.
Metode ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada pengguna laporan keuangan dibandingkan
dengan metode klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian biaya berdasarkan fungsi mungkin
membutuhkan pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang. Contoh klasifikasi berdasarkan
metode fungsi beban adalah
sebagai berikut:
Pendapatan XXX
Beban penjualan (XXX)
Laba bruto XXX
Pendapatan lainnya XXX
Beban distribusi (XXX)
Beban administratif (XXX)
Beban lainnya (XXX)
Laba sebelum pajak XXX
103. Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban tergantung pada faktor historis dan industri serta
sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya tersebut yang mungkin berbeda,
baik langsung maupun tidak langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi entitas.
Karena tiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, Pernyataan ini mensyaratkan
manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan. Namun demikian, karena informasi atas sifat
beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan, maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika
metode fungsi beban digunakan. Dalam paragraf 102, "imbalan kerja" memiliki pengertian yang sama seperti di
PSAK 24.
105.Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan,
jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham.
106. Pada paragraf 104, komponen ekuitas termasuk, misalnya, masing-masing jenis modal disetor, saldo
akumulasi dari masing-masing jenis pendapatan komprehensif lain dan saldo laba.
107. Perubahan ekuitas entitas di antara awal dan akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset
neto entitas selama periode. Kecuali untuk perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
kapasitasnya sebagai pemilik (seperti kontribusi modal, akuisisi kembali instrumen ekuitas entitas dan dividen)
dan biaya transaksi yang secara langsung berkaitan dengan tranksaksi tersebut, perubahan keseluruhan atas
ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlah total pendapatan dan beban (termasuk keuntungan dan
kerugian) yang diakibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut.
108. PSAK 25 mensyaratkan penyesuaian retrospektif atas pengaruh perubahan kebijakan akuntansi, sepanjang
praktis, kecuali jika ketentuan transisi pada PSAK lainnya mensyaratkan lain. PSAK 25 juga mensyaratkan
penyajian kembali untuk mengoreksi kesalahan secara retrospektif, sepanjang praktis.
Penyesuaian retrospektif dan penyajian kembali secara retrospektif bukan merupakan perubahan dalam ekuitas
tetapi merupakan penyesuaian atas saldo awal saldo laba, kecuali jika suatu PSAK mensyaratkan penyesuaian
retrospektif atas komponen ekuitas lainnya.
Paragraf 104 (b) mensyaratkan pengungkapan pada laporan perubahan ekuitas, total penyesuaian atas masing-
masing komponen ekuitas yang diakibatkan oleh perubahan kebijakan akuntasi dan, secara terpisah, koreksi atas
kesalahan. Penyesuaian ini diungkapkan untuk masing-masing periode sebelumnya dan pada awal periode.
109. Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2
mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.
Struktur
111. Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas
membuat referensi silang atas masing-masing pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas
untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.
112. Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk
membantu penggunamemahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya:
(a) pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK (lihat par 14) ;
(b) ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (lihat par 115) ;
(c) informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi keuangan dan laporan
laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) , laporan perubahan ekuitas dan laporan
arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
(d) pengungkapan lainnya, termasuk:
(i) laibilitas kontijensi (lihat PSAK 57) dan komitmen kontraktual yang belum diakui; dan
(ii) pengungkapan informasi nonkeuangan, seperti tujuan manajemen risiko keuangan dan kebijakan
entitas. (lihat PSAK 31) .
113. Dalam beberapa keadaaan, mungkin dibutuhkan atau dikehendaki untuk membedakan urutan pos-pos
tertentu dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya, entitas dapat menggabungkan informasi perubahan nilai
wajar yang diakui dalam laba rugi dengan informasi tentang jatuh tempo instrumen keuangan, meskipun
pengungkapan pertama berhubungan dengan laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan) dan yang kedua berhubungan dengan laporan posisi keuangan. Namun demikian, entitas tetap
menjaga struktur yang sistematis untuk catatan atas laporan keuangan sepanjang dapat diterapkan.
114. Entitas dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan yang memberikan informasi tentang dasar
penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu sebagai bagian yang terpisah dalam laporan
keuangan.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
116. Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai dasar pengukuran yang
digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya perolehan kini, nilai realisasi neto, nilai
wajar atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali) karena dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan memengaruhi analisis pengguna secara signifikan.
Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam laporan keuangan, misalnya ketika suatu
kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut adalah memadai dengan memberikan suatu indikasi unrtuk setiap
kelompok aset dan laibilitas yang mana setiap dasar pengukuran diterapkan.
117. Dalam memutuskan apakah kebijakan akuntansi tertentu diungkapkan, manajemen mempertimbangkan
apakah pengungkapan tersebut akan membantu pengguna untuk memahami bagaimana transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya tercermin laporan kinerja keuangan dan posisi keuangan yang dilaporkan.
Pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu bermanfaat bagi pengguna terutama ketika kebijakan akuntansi
tersebut dipilih dari beberapa alternatif yang diperkenankan dalam SAK. Misalnya pengungkapan apakah
venturer mengakui bagian partisipasinya dalam entitas yang dikendalikan secara bersama dengan menggunakan
konsolidasi proporsional atau metode ekuitas (lihat PSAK 12).
Beberapa SAK secara khusus mensyaratkan pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu, termasuk pilihan yang
dibuat oleh manajemen di antara kebijakan akuntansi berbeda yang diperkenankan. Misalnya, PSAK 16 (Revisi
2007) mensyaratkan pengungkapan dasar pengukuran yang digunakan untuk mengelompokkan aset tetap.
118. Setiap entitas mempertimbangkan sifat kegiatan operasi dan kebijakan yang diharapkan pengguna laporan
keuangan untuk diungkapkan oleh entitas yang berjenis seperti itu. Sebagai contoh, pengguna akan
mengharapkan suatu entitas yang menjadi objek pajak penghasilan untuk mengungkapkan kebijakan akuntansi
tentang pajak penghasilan, termasuk kebijakan yang diterapkan atas aset dan laibilitas pajak tangguhan.
Ketika entitas memiliki kegiatan usaha luar negeri atau transaksi dalam mata uang asing yang signifikan, maka
pengguna akan mengharapkan pengungkapan kebijakan akuntansi untuk pengakuan keuntungan dan kerugian
mata uang asing.
119. Suatu kebijakan akuntansi mungkin menjadi signifikan karena sifat kegiatan operasi entitas meskipun
jumlah pada periode berjalan dan periode sebelumnya tidak material. Entitas juga dapat mengungkapkan setiap
kebijakan akuntansi yang tidak secara khusus disyaratkan oleh SAK tetapi entitas memilih dan menerapkannya
sesuai dengan PSAK 25.
120. Entitas mengungkapkan, dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan atau catatan atas laporan
keuangan lainnya, pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam estimasi (lihat paragraf 123)) yang telah
dibuat manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi dan memiliki dampak yang paling
signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.
121. Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen membuat berbagai pertimbangan (selain yang
telah tercakup dalam estimasi) yang secara signifikan dapat memengaruhi jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan. Misalnya, manajemen membuat pertimbangan dalam menentukan :
(a) apakahasetkeuanganmerupakaninvestasiyang dikategorikan sebagai "dimiliki hingga jatuh tempo";
(b) kapan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan aset keuangan dan
aset sewa akan dialihkan kepada entitas lain;
(c) apakah secara substansipenjualan produk tertentu merupakan perjanjian pembiayaan dan dengan demikian
tidak meningkatkan pendapatan; dan
(d) apakah substansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan khusus menunjukkan bahwa entitas tersebut
mengendalikan entitas bertujuan khusus.
122. Beberapa pengungkapan yang dibuat sesuai dengan paragraf 120 disyaratkan oleh SAK lain. Misalnya,
PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan alasan mengapa hak
kepemilikan entitas tidak menimbulkan pengendalian, dalam hal investee bukan merupakan suatu entitas anak
meskipun lebih dari setengah hak suara atau hak suara potensial dimiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui entitas anak lain. PSAK 13 (Revisi 2007): Properti Investasi mensyaratkan pengungkapan kriteria yang
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
dikembangkan oleh entitas untuk membedakan properti investasi dari properti yang digunakan sendiri dan
properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, jika pengklasifikasian properti sulit dilakukan.
123. Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber utama
dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang
mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas dalam periode pelaporan
berikutnya.
Berkaitan dengan aset dan laibilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan memasukkan rincian atas:
(a) sifat; dan
(b) jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
124. Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan laibilitas mensyaratkan estimasi pengaruh ketidakpastian
atas peristiwa masa depan terhadap aset dan laibilitas tersebut pada akhir periode pelaporan.
Misalnya, dalam hal tidak tersedianya harga pasar kini yang diobservasi, maka estimasi berorientasi masa depan
diperlukan untuk mengukur jumlah yang dapat dipulihkan kembali atas kelompok aset tetap, dampak keusangan
teknologi atas persediaan, penyisihan yang tergantung pada hasil masa depan dari proses litigasi yang masih
berjalan, dan laibilitas imbalan kerja jangka panjang seperti laibilitas pensiun.
Estimasi tersebut memasukkan asumsi tentang penyesuaian risiko atas arus kas dan tingkat diskonto, perubahan
gaji di masa depan, dan perubahan harga di masa depan yang memengaruhi biaya-biaya lainnya.
125. Asumsi dan sumber estimasi ketidakpastian lainnya yang diungkapkan sesuai dengan paragaraf 123 terkait
dengan estimasi yang membutuhkan pertimbangan manajemen yang paling sulit, subyektif atau kompleks.
Dengan semakin bertambahnya variabel dan asumsi yang memengaruhi kemungkinan penyelesaian masa depan
atas ketidakpastian, maka pertimbangan tersebut menjadi semakin subyektif dan kompleks, dan potensi
dilakukannya penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas semakin meningkat.
126. Pengungkapan sebagaimana dimaksud pada paragraf 123 tidak dipersyaratkan bagi aset dan laibilitas
dengan risiko signifikan dengan jumlah tercatat aset dan laibilitas tersebut dapat berubah secara material selama
periode tahun berikutnya jika, pada akhir periode pelaporan, aset dan laibilitas tersebut diukur dengan
menggunakan nilai wajar berdasarkan pada harga pasar kini yang diobservasi.
Nilai wajar tersebut dapat berubah secara material selama periode pelaporan berikutnya namun perubahan ini
tidak berasal dari asumsi atau sumber estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan.
127. Entitas menyajikan pengungkapan pada paragraf 123 dalam suatu cara yang dapat membantu pengguna
laporan keuangan untuk memahami pertimbangan yang dibuat manajemen tentang masa depan dan tentang
sumber estimasi ketidakpastian lainnya. Sifat dan luasnya informasi yang diberikan bervariasi sesuai dengan
sifat asumsi dan kondisi lainnya. Contoh pengungkapan yang dibuat adalah:
(a) sifat asumsi atau estimasi ketidakpastian lainnya;
(b) sensitivitas jumlah tercatat terhadap metode, asumsi dan estimasi yang mendasari penghitungan jumlah
tercatat tersebut, termasuk alasan atas sensitivitas tersebut;
(c) penyelesaian yang diharapkan atas ketidakpastian dan kisaran hasil yang mungkin selama periode
pelaporan berikutnya atas jumlah tercatat aset dan laibilitas yang terpengaruh; dan
(d) penjelasan tentang perubahan yang dilakukan terhadap asumsi sebelumnya yang terkait dengan aset dan
laibilitas tersebut,jika ketidakpastian tetap belum dapat diselesaikan.
128. Pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi anggaran atau prakiraan dalam
membuat pengungkapan pada paragraf 123.
129. Seringkali tidak praktis untuk mengungkapkan dampak yang mungkin timbul dari asumsi atau sumber
estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode pelaporan. Dalam kondisi tersebut, berdasarkan pengetahuan
yang dimiliki saat itu, entitas mengungkapkan bahwa merupakan hal yang mungkin terjadi bahwa hasil selama
tahun buku berikutnya yang berbeda dari asumsi akan membutuhkan penyesuaian material terhadap jumlah
tercatat dari aset atau laibilitas yang terpengaruh.
Dalam semua hal, entitas mengungkapkan sifat dan jumlah tercatat dari aset atau laibilitas tertentu (atau
kelompok aset atau laibilitas) yang terpengaruh oleh asumsi tersebut.
PSAK 001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
130. Pengungkapan dalam paragraf 120 mengenai pertimbangan tertentu yang dibuat manajemen dalam rangka
menerapkan kebijakan akuntansi tidak terkait dengan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian pada
paragraf 123.
131. SAK lainnya mensyaratkan pengungkapan dari beberapa asumsi yang mungkin sebaliknya dipersyaratkan
sesuai dengan paragraf 123. Misalnya, PSAK 57 mensyaratkan pengungkapan (dalam kondisi tertentu)
mengenai asumsi utama yang berhubungan dengan peristiwa masa datang yang memengaruhi beberapa jenis
laibilitas diestimasi.
PSAK 31 mensyaratkan pengungkapan asumsi signifikan yang digunakan entitas dalam mengestimasi nilai
wajar dari aset dan laibilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar. PSAK 16 (Revisi 2007) mensyaratkan
pengungkapan asumsi signifkan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dari aset tetap yang
direvaluasi.
Modal
134. Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa cara dan dapat tergantung pada persyaratan permodalan
yang berbeda. Misalnya, entitas konglomerasi mungkin mencakup entitas yang melakukan kegiatan asuransi dan
perbankan dan aktivitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi di beberapa yurisdiksi.
Ketika pengungkapan keseluruhan atas persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola tidak memberikan
informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahaman pengguna laporan keuangan atas sumber
permodalan entitas, maka entitas mengungkapkan informasi terpisah untuk masing-masing persyaratan modal
yang berlaku bagi entitas.
134A.Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual instrumen itu kembali
pada penerbitnya baik secara kas atau dengan aset keuangan lainnya (puttable financial instrument) yang
diklasifikasi sebagai instrumen ekuitas diungkapkan (jika tidak diungkapkan dimanapun):
(a) ikhtisar data kuantitatif mengenai jumlah yang diklasifikasikan sebagai ekuitas;
(b) tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan kewajiban untuk membeli kembali atau menarik instrumen
tersebut jika dipersyaratkan oleh pemegang instrumen, termasuk setiap perubahan dari periode
sebelumnya;
(c) prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau penarikan instrumen tersebut; dan
(d) informasi tentang bagaimana penentuan prakiraan arus kas keluar pada saat pembelian kembali atau
penarikan instrumen.
Pengungkapan Lain
(a) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan
tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah dividen per lembar
sahamnya; dan
(b) jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui.
136. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian manapun dalam
informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
(a) domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat entitas (atau lokasi utama
kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
(b) keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
(c) nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.
TANGGAL EFEKTIF
137. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2011. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode yang
lebih dini, maka fakta tersebut harus diungkapkan.
PENARIKAN
138. Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 (Revisi 1998): Penyajian Laporan Keuangan.
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
LAMPIRAN
01.PSAK 1 mengatur komponen laporan keuangan dan persyaratan minimum pengungkapan di dalam laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, dan laporan perubahan ekuitas. PSAK 1 juga mengungkapkan
lebih lanjut pos-pos yang disajikan baik dalam komponen laporan keuangan yang relevan atau catatan atas
laporan keuangan.
Lampiran ini memberikan contoh sederhana tentang bagaimana ketentuan PSAK 1 terkait laporan posisi
keuangan, laporan laba-rugi komprehensif, dan laporan perubahan ekuitas dapat terpenuhi. Entitas dapat
mengubah urutan penyajian, judul laporan dan istilah yang digunakan untuk menjelaskan pos-pos jika
diperlukan untuk memenuhi kondisi tertentu.
02. Lampiran ini terbagi dalam 3 bagian. Paragraf 03-06 memberikan contoh penyajian laporan keuangan.
Paragraf 07-09 memberikan contoh penentuan penyesuaian reklasfikasi atas aset keuangan yang dikategorikan
sebagai tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran. Paragraf 10 dan 11 memberikan contoh pengungkapan permodalan.
03. Ilustrasi laporan posisi keuangan menunjukkan salah satu cara bagaimana entitas dapat menyajikan laporan
posisi keuangan dengan membedakan pos aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka
panjang. Format lain dapat digunakan sepanjang dapat menunjukkan perbedaan tersebut secara jelas.
04. Ilustrasi-ilustrasi menggunakan istilah "pendapatan komprehensif" untuk menunjukkan seluruh komponen
pendapatan komprehensif, termasuk laba rugi. Ilustrasi-ilustrasi menggunakan istilah "pendapatan komprehensif
lain" untuk menunjukkan pendapatan dan beban yang temasuk dalam pendapatan komprehensif tetapi tidak
termasuk dalam laba rugi.
PSAK 1 tidak mensyaratkan entitas untuk menggunakan istilah tersebut dalam laporan keuangannya.
05. Dua laporan laba rugi komprehensif diberikan, untuk mengilustrasikan alternatif penyajian pendapatan dan
beban dalam satu laporan atau dua laporan. Laporan laba rugi komprehensif tunggal mengilustrasikan
pengklasifikasian pendapatan dan beban dalam bagian laba atau rugi berdasarkan fungsi.
Laporan laba rugi terpisah (di dalam contoh ini adalah "laporan laba rugi") mengilustrasikan pengklasifikasian
pendapatan dan beban dalam bagian laba atau rugi berdasarkan sifat.
06. Contoh-contoh tidak dimaksudkan untuk mengilustrsikan seluruh aspek dari SAK, atau menyajikan satu set
laporan keuangan lengkap, yang di dalamnya termasuk laporan arus kas, ringkasan kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Bagian I:
Ilustrasi Penyajian Laporan Keuangan
Aset lancar
Kas dan setara kas 312.400 322.900
Piutang usaha 91.600 110.800
Persediaan 135.230 132.500
Aset lancar lainnya 25.650 12.540
Total aset lancar 564.880 578.740
LAIBILITAS
EKUITAS
(Ilustrasi penyajian laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan dan pengklasifikasian beban dalam laba
rugi berdasarkan fungsi)
20X7 20X6
Pendapatan 390.000 355.000
Beban pokok penjualan (245.000) (230.000)
Laba bruto 145.000 125.000
Pendapatan lainnya 20.667 11.300
Biaya distribusi (9.000) (8.700)
Beban administrasi (20.000) (21.000)
Beban lain-lain (2.100) (1.200)
Biaya pendanaan (8.000) (7.500)
Bagian laba entitas asosiasi (a) 35.100 30.100
Laba sebelum pajak 161.667 128.000
Beban pajak penghasilan (40.417) (32.000)
Labatahunberjalandarioperasiyangdila 121.250 96.000
njutkan
Kerugian tahun berjalan dari operasi yang
dihentikan - (30.500)
LABATAHUNBERJALAN 121.250 65.500
Pendapatan komprehensif lain:
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing (b) 5.334 10.667
Aset keuangan tersedia untuk dijual (b) (24.000) 26.667
Lindung nilai arus kas (b) (667) (4.000)
Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367
Keuntungan (kerugian) aktuarial dari
program
pensiun manfaat pasti (667) 1.333
Bagian pendapatan komprehensif
lain dari entitas asosiasi (c) 400 (700)
Pajak penghasilan terkait (d) 4.667 (9.334)
Pendapatan komprehensif lain tahun
berjalan setelah pajak (14.000) 28.000
TOTALPENDAPATANKOMPREHE
NSIF
TAHUNBERJALAN 107.250 93.500
Sebagai alternatif, komponen pendapatan komprehensif lain dapat disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif setelah pajak:
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
20X7 20X6
Selisih kurs penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing 4.0000 8.000
Aset keuangan tersedia untuk dijual (18.000) 20.000
Lindung nilai arus kas (500) (3.000)
Keuntungan revaluasi aset tetap 600 2.700
Keuntungan (kerugian) aktuarial
program pensiun manfaat pasti (500) 1.000
Bagian pendapatan komprehensif
lain entitas asosiasi 400 (700)
Pendapatankomprehensiflain
tahunberjalansetelahpajak (14.000) 28.000
(Ilustrasi penyajian laporan laba rugi komprehensif dalam dua laporan dan pengklasifikasian beban dalam laba
rugi berdasarkan sifat)
20X7 20X6
Pendapatan 390.000 355.000
Pendapatan lainnya 20.667 11.300
Perubahan dalam persediaan
barang jadi dan barang dalam
proses (115.100) (107.900)
Pekerjaan dilaksanakan oleh entitas
dan dikapitalisasi 16.000 15.000
Bahan baku yang digunakan (96.000) (92.000)
Beban imbalan kerja (45.000) (43.000)
Beban penyusutan dan amortisasi (19.000) (17.000)
Penurunan nilai aset tetap (4.000) -
Beban lainnya (6.000) (5.500)
Biaya pendanaan (15.000) (18.000)
Bagian laba entitas asosiasi(e) 35.100 30.100
Laba sebelum pajak 161.667 128.000
Beban pajak penghasilan (40.417) (32.000)
Laba tahun berjalan dari
operasi yang dilanjutkan 121.250 96.000
Kerugian tahun berjalan dari
operasi yang dihentikan - (30.500)
LABA TAHUN BERJALAN 121.250 65.500
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 97.000 52.400
Kepentingan non pengendali 24.250 13.100
121.250 65.500
Laba per saham (dalam rupiah)
Dasar dan dilusian 0.46 0.30
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Kelompok Usaha XYZ: Laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X7
(dalam ribuan rupiah) (Ilustrasi penyajian laporan laba rugi komprehensif dalam dua laporan)
20X7 20X6
Laba tahun berjalan 121.250 65.500
Pendapatan komprehensif lain:
Selisih kurs penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing 5.334 10.667
Aset keuangan tersedia untuk dijual (24.000) 26.667
Lindung nilai arus kas (667) (4.000)
Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367
Keuntungan (kerugian) aktuarial
program pensiun manfaat pasti (667) 1.333
Bagian pendapatan komprehensif
lain entitas asosiasi(f) 400 (700)
Pajak penghasilan terkait(g) 4.667 (9.334)
Pendapatan komprehensif lain
tahun berjalan setelah pajak (14.000) 28.000
TOTAL LABA RUGI
KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 107.250 93.500
Total laba rugi komprehensif
yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk 85.800 74.800
Kepentingan nonpengendali 21.450 18.700
107.250 93.500
Alternatif lainnya, komponen laporan pendapatan komprehensif lain dapat disajikan, bersih setelah pajak. Lihat
laporan laba rugi komprehensif yang mengilustrasikan penyajian pendapatan dan beban dalam satu laporan.
Kelompok Usaha XYZ: Pengungkapan komponen pendapatan komprehensif lain(h) (dalam ribuan rupiah)
Catatan atas laporan keuangan Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X7
2007 2006
Pendapatan komprehensif lain:
Selisih kurs penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing (i) 5.334 10.667
Aset keuangan tersedia untuk dijual:
Keuntungan tahun berjalan 1.333 30.667
Dikurangi: penyesuaian
reklasifikasi atas keuntungan
termasuk dalam laba rugi (25.333) (24.000) (4.000) 26.667
Lindung nilai arus kas:
Keuntungan (kerugian) tahun berjalan (4.667) (4.000)
Dikurangi: penyesuaian
reklasifikasi atas keuntungan
yang termasuk dalam laba rugi 3.333 -
Dikurangi: penyesuaian atas
jumlah yang di transfer kepada
nilai tercatat awal item lindung nilai 667 (667) - (4.000)
Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367
Keuntungan (kerugian) aktuarial
program pensiun manfaat pasti (667) 1.333
Bagian pendapatan komprehensif
lain entitas asosiasi 400 (700)
Pendapatan komprehensif lain (18.667) 37.334
Pajak penghasilan terkait(j) 4.667 (9.334)
Pendapatan komprehensif lain
tahun berjalan (14.000) 28.000
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
2007 2006
Jumlah Manfaat Jumlah Jumlah Manfaat Jumlah
sebelum (beban) neto setelah sebelum (beban) neto setelah
pajak pajak pajak pajak pajak pajak
Selisih kurs penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing 5.334 (1.334) 4.000 10.677 (2.677) 8.000
Aset keuangan tersedia untuk dijual: (24.000) 6.000 (18.000) 26.667 (6.667) 20.000
Lindung nilai arus kas: (667) 167 (500) (4.000) 1.000 (3.000)
Keuntungan revaluasi aset tetap 933 (333) 600 3.367 (667) 2.700
Keuntungan (kerugian) aktuarial program
pensiun manfaat pasti (667) 167 (500) 1.333 (333) 1.000
Bagian pendapatan komprehensif lain
entitas asosiasi 400 - 400 (700) - (700)
Pendapatan komprehensif lain (18.667) 4.667 (14.000) 37.334 (9.334) 28.000
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Modal Saldo Penjabaran Aset Lindung Surplus Tota l Kepentingan Total ekuitas
saham laba mata uang keuangan nilai revaluasi no n
dari kegiatan tersedia arus pengendali
usaha luar untuk kas
negeri dijual
Saldo per
1 Januari 20X6 6 00 .00 0 1 18 .10 0 (4 .000 ) 1.600 2.000 - 7 17 .70 0 29 .80 0 7 47 .50 0
Perubahan kebijakan
akuntansi - 400 - - - - 400 100 500
Saldo yang disajikan
kembali 6 00 .00 0 1 18 .50 0 (4 .000 ) 1 .6 0 0 2 .0 0 0 - 7 18 .10 0 29 .90 0 7 48 .00 0
Bagian II:
Contoh ilustrasi penentuan penyesuaian reklasifikasi
07. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi terkait dengan setiap
komponen pendapatan komprehensif lain.
08. Lampiran ini memberikan ilustrasi perhitungan penyesuaian reklasifikasi untuk aset keuangan yang tersedia
untuk dijual yang diakui sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006).
09. Pada 31 Desember 20X5, Kelompok Usaha XYZ membeli 1.000 saham (instrumen ekuitas) dengan harga
Rp. 10 per saham, dan mengklasifikasikannya sebagai tersedia untuk dijual. Nilai wajar instrumen tersebut pada
31 Desember 20X6 adalah Rp.12; pada 31 Desember 20X7, nilai wajarnya meningkat menjadi Rp.15. Seluruh
instrumen tersebut dijual pada 31 Desember 20X7; tidak ada pembagian dividen yang diumumkan selama
instrumen tersebut dipegang oleh Kelompok Usaha XYZ. Tarif pajak yang dikenakan adalah 30%.
Perhitungan keuntungan
(dalam rupiah)
Sebelum Pajak Neto
pajak penghasilan setelah
pajak
Keuntungan yang diakui
pada pendapatan
komprehensif lain:
Tahun berakhir
31 Desember 20X6 2.000 (600) 1.400
Tahun berakhir
31 Desember 20X7 3.000 (900) 2.100
Total keuntungan 5.000 (1.500) 3.500
Alternatif lainnya, komponen pendapatan komprehensif lain dapat disajikan bruto sebelum pajak dengan
menambahkan pos terpisah untuk dampak perpajakan: Jumlah yang dilaporkan dalam laba rugi dan pendapatan
komprehensif lain untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X6 dan 31 Desember 20X7
20X7 20X6
Laba atau rugi:
Keuntungan penjualan instrumen 5.000
Beban pajak penghasilan (1.500)
Keuntungan neto yang diakui
dalam laba rugi 3.500
Bagian III:
Contoh ilustrasi pengungkapan permodalan (paragraf 132-134)
10. Contoh berikut ini mengilustrasikan penerapan paragraf 132 dan133 untuk entitas bukan institusi keuangan
dan bukan subyek dari persyaratan permodalan yang diwajibkan oleh pihak eksternal. Dalam contoh ini, entitas
memonitor permodalan dengan menggunakan rasio utang terhadap modal yang disesuaikan (debt-to-adjusted
capital ratio).
Entitas lain mungkin menggunakan metode yang berbeda untuk memonitor permodalan. Contoh ini juga relatif
sederhana. Entitas menentukan sesuai dengan kondisinya, seberapa rinci pengungkapan yang dilakukan dapat
memenuhi persyaratan dalam paragraf 132 dan 133.
Fakta
Kelompok Usaha A memproduksi dan menjual mobil. Kelompok Usaha A mencakup entitas anak pembiayaan
yang menyediakan pembiayaan untuk pelanggan, terutama dalam bentuk sewa. Kelompok Usaha A bukan
subyek dari persyaratan permodalan yang diwajibkan oleh pihak eksternal.
Contoh pengungkapan
Kelompok Usaha menetapkan sejumlah modal sesuai proporsi terhadap risiko. Kelompok Usaha mengelola
struktur modal dan membuat penyesuaian dengan memperhatikan perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik
risiko aset yang mendasari.
Untuk menjaga atau menyesuaikan struktur modal, Kelompok Usaha mungkin menyesuaikan jumlah dividen
yang dibayar kepada pemegang saham, pengembalian modal kepada pemegang saham, penerbitan saham baru,
atau menjual aset untuk mengurangi utang. Konsisten dengan entitas lain dalam industri, Kelompok Usaha
memonitor modal dengan dasar rasio utang terhadap modal yang disesuaikan.
Rasio ini dihitung sebagai berikut: utang neto dibagi modal yang disesuaikan. Utang neto dihitung: total utang
(sebagaimana jumlah dalam laporan posisi keuangan) dikurangi kas dan setara kas. Modal yang disesuaikan
terdiri dari seluruh komponen ekuitas (misalnya modal saham, agio saham, kepentingan non-pengendalai, saldo
laba dan cadangan revaluasi) selain jumlah akumulasi dalam ekuitas terkait dengan lindung nilai arus kas, dan
termasuk beberapa bentuk utang subordiansi.
Selama 20X4, strategi Kelompok Usaha tidak berubah sejak 20X3, yaitu mempertahankan rasio utang terhadap
modal yang disesuaikan pada batas bawah dari kisaran 6:1 sampai dengan 7:1, dalam rangka menjamin akses ke
pembiayaan dengan biaya yang wajar untuk mempertahankan peringkat kredit BB. Rasio utang terhadap modal
yang disesuaikan pada 31 Desember 20X4 dan 31 Desember 20X3 adalah sebagai berikut:
Penurunan rasio utang terhadap modal disesuaikan selama 20X4 diakibatkan terutama dari pengurangan utang
neto yang terjadi dari penjualan entitas anak Z. Sebagai akibat dari pengurangan utang neto, meningkatkan
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
profitabilitas dan menurunkan tingkat piutang yang dikelola, pembayaran dividen naik menjadi Rp. 2,8 juta
untuk 20X4 (dari Rp. 2,5 juta untuk 20X3).
Entitas yang belum memenuhi persyaratan permodalan yang diwajibkan oleh pihak eksternal
11. Contoh berikut ini mengilustrasikan penerapan paragraf 133 (e) ketika entitas belum memenuhi persyaratan
permodalan yang diwajibkan secara eksternal selama periode berjalan. Pengungkapan lain akan diberikan untuk
memenuhi persyaratan lainnya dalam paragraf 132 dan 133.
Fakta
Entitas A memberikan jasa keuangan kepada pelanggannya dan subyek dari persyaratan permodalan yang
diwajibkan oleh Regulator B. Selama tahun yang berakhir 31 Desember 20X7, Entitas A tidak memenuhi
persyaratan permodalan yang diwajibkan oleh Regulator B. Dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
31 Desember 20X7, Entitas A mengungkapkan hal-hal terkait dengan ketidakpatuhannya.
Contoh pengungkapan
Entitas A menyampaikan laporan kuartalan tentang pemenuhan permodalan yang dipersyaratkan per 30
September 20X7 pada tanggal 20 Oktober 20X7. Pada tanggal tersebut, permodalan yang dipersyaratkan bagi
Entitas A berada di bawah persyaratan permodalan yang diwajibkan oleh Regulator B sebesar Rp. 1 juta.
Sebagai akibatnya, Entitas A diwajibkan untuk menyampaikan suatu rencana kepada regulator yang
mengindikasikan bagaimana Entitas A akan meningkatkan permodalan yang dipersyaratkan. Entitas A
menyampaikan rencana yang menjelaskan penjualan sebagian dari portofolio ekuitas yang tidak dikuotasi
dengan nilai tercatat sebesar Rp. 11,5 juta dalam kuartal ke empat tahun 20X7. Dalam kuartal ke empat, Entitas
A menjual portofolio investasi berbunga tetap sebesar Rp. 12,6 juta dan memenuhi persyaratan permodalan
yang ditentukan.
End Notes
(a) Hal ini berarti bagian dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas asosiasi, yaitu setelah pajak dan kepemilikan nonpengendali dalam entitas asosiasi.
(b) Hal ini mengilustrasikan penyajian agregat, dengan pengungkapan atas keuntungan atau kerugian dan
penyesuaian reklasifikasi tahun berjalan disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Sebagai alternatif,
penyajian secara bruto juga dapat digunakan.
(c) Hal ini berarti bagian dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas asosiasi, yaitu setelah pajak dan kepemilikan nonpengendali dalam entitas asosiasi.
(d) Pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
(e) Hal ini berarti bagian dari laba entitas asosiasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas asosiasi,
yaitu setelah pajak dan kepemilikan nonpengendali dalam entitas asosiasi.
(f) Hal ini berarti bagian dari pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas asosiasi, yaitu setelah pajak dan kepemilikan nonpengendali dalam entitas asosiasi.
(g) Pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
(h) Jika entitas memilih penyajian agregat dalam laporan laba rugi komprehensif, maka jumlah penyesuaian
reklasifikasi dan keuntungan atau kerugian tahun berjalan disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
(i) Tidak terdapat pelepasan kegiatan usaha luar negeri. Oleh karena itu, tidak ada penyesuaian reklasifikasi
untuk tahun sajian.
(j) Pajak penghasilan terkait dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
(k) Jumlah yang termasuk dalam saldo laba pada tahun 20X6 sebesar Rp.53.200 menunjukkan laba yang
diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp.52.400 ditambah keuntungan aktuarial dari program
pensiun manfaat pasti sebesar Rp.800 (Rp.1.333 dikurangi pajak Rp.333 dan kepentingan nonpengendali
Rp.200).
Jumlah yang termasuk dalam penjabaran, tersedia untuk dijual dan cadangan lindung nilai arus kas
menunjukkan pendapatan komprehensif lain untuk setiap komponen, neto setelah pajak dan kepentingan
non pengendali, yaitu pendapatan komprehensif lain terkait aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada
tahun 20X6 sebesar Rp.16.000 (Rp.26.667, dikurangi pajak Rp.6.667 dan kepentingan nonpengendali
Rp.4.000).
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20090421, Exposure Draft
Jumlah yang termasuk dalam surplus revaluasi sebesar Rp.1.600 menunjukkan bagian pendapatan
komprehensif lain entitas asosiasi sebesar (Rp.700) ditambah keuntungan atas revaluasi aset tetap sebesar
Rp.2.300 (Rp.3.367 dikurangi pajak sebesar Rp.667 dan kepentingan nonpengendali sebesar Rp.400).
Pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi hanya terkait dengan keuntungan atau kerugian revaluasi
aset tetap.
(l) Jumlah yang termasuk dalam saldo laba pada tahun 20X7 sebesar Rp.96.600 menunjukkan laba yang
diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp.97.000 dikurang kerugian aktuarial dari program
pensiun manfaat pasti sebesar Rp.400 (Rp.667 dikurangi pajak Rp.167 dan kepentingan nonpengendali
Rp.100).
Jumlah yang termasuk dalam penjabaran, tersedia untuk dijual dan cadangan lindung nilai arus kas
menunjukkan pendapatan komprehensif lain untuk setiap komponen, neto setelah pajak dan kepentingan
non pengendali, yaitu pendapatan komprehensif lain terkait aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada
tahun 20X7 sebesar Rp.3.200 (Rp.5.337, dikurangi pajak Rp.1.334 dan kepentingan nonpengendali
Rp.800).
Jumlah yang termasuk dalam surplus revaluasi sebesar Rp.800 menunjukkan bagian pendapatan
komprehensif lain entitas asosiasi sebesar Rp.400 ditambah keuntungan atas revaluasi aset tetap sebesar
Rp.400 (Rp.933 dikurangi pajak sebesar Rp.333 dan kepentingan nonpengendali sebesar Rp.200).
Pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi hanya terkait dengan keuntungan atau kerugian revaluasi
aset tetap.
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20130723, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-07
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 04
Definisi ......................................................................................................................................... 07
Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan laporan keuangan.... 105A132
PSAK-001: Penyajian Laporan Keuangan
20130723, Exposure Draft
IKHTISAR RINGKAS
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan dengan PSAK 1 (2009):
Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-04
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 01-03
Definisi ......................................................................................................................................... 04
LAMPIRAN
A: Penjelasan mengenai periode yang disyaratkan untuk disajikan
B: Contoh penerapan prinsip pengakuan dan pengukuran
C: Contoh Penggunaan Estimasi
PSAK-003: Laporan Keuangan Interim
20100323, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim dengan PSAK 3 (1994):
Laporan Keuangan Interim adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim dengan IAS 34 Interim Financial
Reporting per 1 Januari 2009
ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim mengadopsi seluruh IAS 34 Interim Financial Reporting
per 1 Januari 2009, kecuali:
(1) IAS 34 paragraf 1 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang ruang lingkup dengan menghilangkan
anjuran untuk entitas yang menjual efeknya ke publik untuk menyajikan laporan keuangan interim. Hal ini
sudah diatur oleh peraturan yang berlaku.
(2) IAS 34 paragraf 14 tentang interaksi antara laporan keuangan interim dengan laporan keuangan interim,
tidak diadopsi. Hal ini disesuaikan dengan pengaturan laporan keuangan konsolidasian dalam PSAK 4
(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
(3) IAS 34 paragraf 46 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang tanggal efektif dengan menghilangkan
penerapan dini. Pertimbangannya penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRSs diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRSs menjadi SAK di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
(4) IAS 34 paragraf 47 dan 48 tentang tanggal efektif untuk dampak amandemen IFRSs, tidak diadopsi. Hal
ini tidak relevan karena IFRSs yang diamandemen belum diadopsi sebelumnya.
(5) IAS 34 appendix B paragraf B31-B33 yang menjadi ED PSAK 3 lampiran B paragraf B31-B33 tentang
pelaporan keuangan interim pada ekonomi hiperinflasi dengan menghilangkan rujukan ke PSAK, karena
ekonomi hiperinflasi belum diatur dalam PSAK tersendiri.
PSAK-004: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
20091106, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-06
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 01 - 03
Definisi ......................................................................................................................................... 04-06
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 40-41
PENARIKAN .............................................................................................................................. 44
PEDOMAN IMPLEMENTASI
PSAK-004: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
20091106, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan ED PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri dengan PSAK 4 (revisi 1998): Laporan Keuangan Konsolidasi adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 4 (2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dengan IAS 27 (2009): Consolidated and Separate Financial
Statements
ED PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 27 (2009): Consolidated and
Separate Financial Statements, kecuali untuk beberapa paragraf berikut:
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-04
Tujuan .......................................................................................................................................... 01
Ruang lingkup............................................................................................................................... 02
Definisi ......................................................................................................................................... 03-04
PENARIKAN .............................................................................................................................. 13
PSAK-004: Laporan Keuangan Tersendiri
20130723, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan ED PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri dengan PSAK 4 (2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
adalah sebagai berikut:
Perbedaan PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri dengan IAS 27 (2013): Separate Financial
Statements
PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 27 Separate
Financial Statements per 1 Januari 2013, kecuali:
1. IAS 27 paragraf 1 yang menjadi PSAK 4 paragraf 01 tentang tujuan IAS 27. IAS 27 bertujuan untuk
memberikan persyaratan akuntansi dan pengungkapan dalam entitas anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama
ketika entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri.
PSAK 4 hanya mengizinkan entitas induk yang dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri dan laporan
keuangan tersendiri tersebut harus sebagai lampiran dalam laporan keuangan konsolidasian. Karena laporan
keuangan tersendiri hanya sebagai lampiran, maka tidak disyaratkan adanya pengungkapan.
2. IAS 27 paragraf 2 yang menjadi PSAK 4 paragraf 02 tentang ruang lingkup untuk entitas yang menyajikan
laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengizinkan investor dalam entitas asosiasi, venturer dalam ventura
bersama, dan entitas induk untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri.
PSAK 4 hanya mengizinkan entitas induk yang dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri dan laporan
keuangan tersendiri tersebut harus sebagai lampiran dalam laporan keuangan konsolidasian.
Hal ini disesuaikan dengan konteks di Indonesia karena:
(a) Penyajian laporan keuangan tersendiri merupakan suatu pilihan, bukan suatu keharusan bagi entitas
pelapor.
(b) Suatu entitas sebagai investor dalam entitas asosiasi dan venturer dalam ventura bersama dianggap tidak
relevan untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri.
(c) Regulasi yang berlaku hanya mensyaratkan entitas induk untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri
untuk pelaporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial reporting).
3. IAS 27 paragraf 3 tentang entitas yang menyajikan laporan keuangan tersendiri yang tersedia untuk
pemakaian publik, tidak diadopsi. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27.
4. IAS 27 paragraf 4 yang menjadi PSAK 4 paragraf 03 tentang definisi laporan keuangan tersendiri. IAS 27
mengatur laporan keuangan tersendiri dapat disajikan oleh investor dalam entitas asosiasi, venturer dalam
ventura bersama, dan entitas induk.
PSAK 4 mengatur laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan oleh entitas induk. Lihat penjelasan di
angka 2 untuk pertimbangan yang digunakan. Selain itu PSAK 4 menambahkan penjelasan mengenai komponen
minimal laporan keuangan tersendiri untuk memberikan panduan yang lebih jelas.
5. IAS 27 paragraf 6 tentang penyajian laporan keuangan tersendiri sebagai tambahan atau bukan tambahan dari
laporan keuangan konsolidasian tidak diadopsi. IAS 27 mengatur laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai
tambahan dari laporan keuangan konsolidasian atau disajikan tersendiri.
PSAK 4 mengatur laporan keuangan tersendiri harus disajikan sebagai tambahan (lampiran) dari laporan
keuangan konsolidasian. Lihat penjelasan di angka 2 untuk pertimbangan yang digunakan.
6. IAS 27 paragraf 7 mengenai penjelasan laporan keuangan tersendiri, tidak diadopsi. Hal ini karena pengertian
tentang laporan keuangan tersendiri dan perbedaannya dengan laporan keuangan individual dan laporan
keuangan konsolidasian sudah jelas. Penjelasan dalam IAS 27 paragraf 7 dianggap akan membingungkan
pengguna.
7. IAS 27 paragraf 8 tentang pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan
konsolidasian, tidak diadopsi, karena:
(a) Pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian merupakan suatu
pilihan, bukan keharusan.
(b) Pengecualian tersebut tidak relevan dengan konteks di Indonesia karena manfaatnya lebih sedikit
dibandingkan biayanya (cost and benefit consideration).
Selain itu, penjelasan dalam angka 2 dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
mengenai tidak adanya pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
8. IAS 27 paragraf 8A tentang penyajian laporan keuangan tersendiri entitas investasi sebagai satu-satunya
laporan keuangannya yang berdasarkan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian entitas investasi tidak
mengkonsolidasi entitas anaknya, tidak diadopsi. Hal ini karena berdasarkan kondisi di Indonesia, laporan
keuangan tersendiri harus disajikan sebagai tambahan (lampiran) dari laporan keuangan konsolidasian.
PSAK-004: Laporan Keuangan Tersendiri
20130723, Exposure Draft
9. IAS 27 paragraf 10 yang menjadi PSAK 4 paragraf 06 tentang penyajian laporan keuangan tersendiri. PSAK
4 menambahkan penjelasan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan dari laporan keuangan
konsolidasian. Lihat penjelasan dalam angka 7, dan hal ini merupakan dampak dari pengaturan dalam PSAK 4
yang berbeda dengan IAS 27.
10. IAS 27 paragraf 11A tentang penyajian investasi dalam entitas anak dari entitas investasi dalam laporan
keuangan tersendiri, tidak diadopsi.
PSAK 4 hanya mengizinkan entitas induk yang dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri dan laporan
keuangan tersendiri tersebut harus sebagai lampiran dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK 65: Laporan
Keuangan Konsolidasian memberikan pengecualian bagi entitas investasi untuk tidak membuat laporan
keuangan konsolidasian.
11. IAS 27 paragraf 11B(b) tentang pencatatan pada saat perubahan status entitas investasi (dahulu bukan
merupakan entitas investasi dan sekarang menjadi entitas investasi), tidak diadopsi. Hal ini tidak relevan karena
saat entitas menjadi entitas investasi, maka entitas tidak lagi menyusun laporan keuangan konsolidasian.
12. IAS 27 paragraf 15-17 tentang pengungkapan dalam laporan keuangan tersendiri, tidak diadopsi. Hal ini
dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27 sebagaimana yang dijelaskan di atas.
13. IAS 27 paragraf 18 yang menjadi PSAK 4 paragraf 12 tentang tanggal efektif dengan meniadakan penerapan
dini. Opsi penerapan dini tidak ditawarkan dengan pertimbangan keselarasan penerapan (pemberlakuan efektif )
antara PSAK 4 dengan PSAK/ISAK lain yang terkena dampaknya.
14. IAS 27 paragraf 18A18I tentang ketentuan transisi pada saat perubahan status entitas investasi (dahulu
bukan merupakan entitas investasi dan sekarang menjadi entitas investasi), tidak diadopsi. Hal ini tidak relevan
karena saat entitas menjadi entitas investasi, maka entitas tidak lagi menyusun laporan keuangan konsolidasian.
15. IAS 27 paragraf 19 tentang referensi ke IFRS 9: Financial Instruments, tidak diadopsi. Hal ini karena
Indonesia belum mengadopsi IFRS 9, sehingga referensi yang digunakan adalah PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengukuran yang diadopsi dari IAS 39: Financial Instruments: Recognition and
Measurements.
PSAK-005: Segmen Operasi
20090616, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-04
Prinsip Utama ............................................................................................................................... 01
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 02-04
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 20-24
Informasi Umum ........................................................................................................................... 22
Informasi tentang Laba atau Rugi, Aset, dan Kewajiban................................................................. 23-24
PENARIKAN .............................................................................................................................. 37
LAMPIRAN
PEDOMAN IMPLEMENTASI
Pendahuluan.................................................................................................................................. PI1
Uraian Informasi tentang Segmen Dilaporkan dari Entitas.............................................................. PI2
Informasi tentang Laba atau Rugi, Aset, dan Kewajiban Segmen Dilaporkan ................................. PI3
Rekonsiliasi Pendapatan, Laba atau Rugi, Aset, dan Kewajiban Segmen Dilaporkan ...................... PI4
Informasi Geografis ...................................................................................................................... PI5
Informasi tentang Pelaporan Utama ............................................................................................... PI6
Diagram untuk Membantu dalam Mengidentifikasi Segmen Dilaporkan ......................................... PI7
PSAK-005: Segmen Operasi
20090616, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan ED PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi dengan PSAK 5 (revisi 2000): Pelaporan Segmen adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi dengan IFRS 8 (2009): Segment Reporting
ED PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi mengadopsi seluruh pengaturan dalam IFRS 8 (2009): Operating
Segment, kecuali IFRS 8 paragraf 35 yang menjadi ED PSAK 5 paragraf 35 tentang tanggal efektif.
PSAK-007: Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
20091215, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-12
Tujuan .......................................................................................................................................... 01
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 02-04
Tujuan Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa..................................... 05-08
Definisi ......................................................................................................................................... 09-12
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 13 - 27
Seluruh Entitas .............................................................................................................................. 13 - 24
Entitas yang Mempunyai Hubungan Istimewa dengan Pemerintah ................................................. 25 - 27
PENARIKAN .............................................................................................................................. 29
Contoh Ilustrasi
PSAK-007: Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
20091215, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 7 (revisi 2009): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa dengan PSAK 7 (1994): Pengungkapan Pihak- pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 7 (Revisi 2009): Pengungkapan Pihak- pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
dengan IAS 24 (2009): Related Party Disclosures
ED PSAK 7 (revisi 2009): Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa mengadopsi
seluruh pengaturan dalam IAS 24 Related Party Disclosures per 4 November 2009, kecuali:
1. IAS 24 paragraf 03 yang menjadi ED PSAK 7 (revisi 2009) paragraf 03 mengenai ruang lingkup dengan
menghilangkan penerapan ED PSAK 7 (revisi 2009) atas laporan keuangan tersendiri venturer dan investor. Hal
ini untuk konsistensi pengaturan dengan PSAK 4 (revisi
2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
2. IAS 24 paragraf 13 yang menjadi ED PSAK 7 (revisi 2009) paragraf 13 mengenai entitas induk yang tidak
menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Hal ini untuk konsistensi pengaturan dengan PSAK 4 (revisi 2009)
yang mengharuskan semua entitas induk untuk menyajikan laporan keuangan konsolidasian, dimana hal ini
berbeda dengan IAS 27 Consolidated and Separate Financial Statements.
3. IAS 24 paragraf 16 mengenai entitas induk mana yang menyajikan laporan keuangan konsolidasian dalam
suatu kelompok usaha tidak diadopsi. Hal ini untuk konsistensi pengaturan dengan PSAK 4 (revisi 2009)
sebagaimana dijelaskan di angka 2.
4. IAS 24 paragraf 28 yang menjadi ED PSAK 7 paragraf 27 mengenai tanggal efektif dengan tidak
mengijinkan penerapan dini, karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika
seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di
Indonesia dilakukan secara bertahap.
PSAK-008: Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
20100601, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-07
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 02
Definisi ......................................................................................................................................... 03 - 07
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 17 - 22
Tanggal Otorisasi Penerbitan ......................................................................................................... 17 - 18
Pemutakhiran Pengungkapan Kondisi pada Akhir Periode Pelaporan ............................................. 19 - 20
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan yang Tidak Memerlukan Penyesuaian .................................... 21 - 22
PENARIKAN .............................................................................................................................. 24
PSAK-008: Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
20100601, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan dengan PSAK 8
(revisi 2003): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 8 (Revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan dengan IAS 10 (2009): Events
after the Reporting Period
ED PSAK 8 (revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan mengadopsi IAS 10 Events after the Reporting
Period per 1 Januari 2009, kecuali:
1. ED PSAK 8 (2010) paragraf 03 tentang definisi tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit yang
berasal dari PSAK 8 (revisi 2003): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca. Definisi tersebut tidak ada dalam IAS 10.
Pertimbangannya, untuk tidak menimbulkan pengertian yang berbeda-beda.
2. IAS 10 paragraf 17 yang menjadi ED PSAK 8 (revisi 2010) paragraf 17 tentang pengungkapan atas pihak
yang mempunyai kekuasaan untuk mengubah laporan keuangan, menghilangkan kalimat mengenai
pengungkapan pemilik atau pihak lain yang memiliki kuasa untuk mengubah laporan keuangan. Kalimat
tersebut tidak diadopsi. Pertimbangannya, secara legal di Indonesia tidak ada pihak yang mempunyai kekuasaan
untuk mengubah laporan keuangan setelah diotorisasi untuk diterbitkan.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-09
Tujuan .......................................................................................................................................... 01 - 02
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 03-07
Definisi ......................................................................................................................................... 08-15
Penguraian Definisi.................................................................................................................. 09-15
Mata uang fungsional ............................................................................................................... 09-13
Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri ............................................................... 14-14A
Pos-pos moneter ...................................................................................................................... 15
Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang Fungsional ................................ 18-35
Pengakuan awal ............................................................................................................................ 18-20
Pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya ........................................................................ 21-24
Pengakuan selisih nilai tukar ......................................................................................................... 25-32
Perubahan dalam mata uang fungsional ......................................................................................... 33-35
Penggunaan Suatu Mata Uang Pelaporan selain Mata Uang Fungsional .................................. 36-45
Penjabaran ke mata uang pelaporan ............................................................................................... 36-39
Penjabaran kegiatan usaha luar negeri............................................................................................ 40-45
Penarikkan .................................................................................................................................. 58
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
PSAK 10 (2009) vs
PSAK 10 (1994), PSAK 11 (1994), PSAK 52 (1998), ISAK 4 (1997)
Ikhtisar Ringkas
PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing menggantikan PSAK 10 (1994): Transaksi dalam Mata Uang Asing, PSAK 11 (1994): Penjabaran
Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing, dan PSAK 52 (1998): Mata Uang Pelaporan.
Secara umum perbedaan ED PSAK 10 (Revisi 2009) Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing dengan PSAK 10 (1994): Transaksi dalam Mata Uang Asing, PSAK 11
(1994): Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing, dan PSAK 52 (1998) Mata Uang Pelaporan, dan ISAK 4(1997) Interpretasi atas paragraf 20 PSAK 10
tentang alternatif perlakuan yang diizinkan atas selisih kurs adalah sebagai berikut:
Perihal ED PSAK 1 (Revisi 2009) PSAK 10 (1994), PSAK 11 (1994), PSAK 52 (1998),
ISAK 4 (1997)
Referensi ED PSAK 10 (Revisi 2009) mengadopsi IAS 21: The Effects of Changes in Foreign PSAK 10 (1994) dan PSAK 11 (1994) mengadopsi IAS 21
Exchange Rates (revisi 1993): The Effects of Changes in Foreign Exchange
Rates, PSAK 52 (1998) mengadopsi SFAS 52: Foreign
Currency Translation, ISAK 4 (1997): Interpretasi atas
paragraf 20 PSAK 10 tentang alternatif perlakuan yang
diizinkan atas selisih kurs.
Ruang Lingkup Mengecualikan transaksi derivatif dan saldo dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi Tidak ada pengecualian tersebut.
2006).
Penjabaran hasil dan posisi keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan. Tidak ada pengecualian tersebut.
Tidak diterapkan pada akuntansi lindung nilai (hedge) pada mata uang asing, PSAK 10: Mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs
termasuk lindung nilai dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri. dalam transaksi hedge.
Definisi Terdapat definisi nilai tukar spot. Tidak terdapat definisi nilai tukar spot.
Penguraian 1. Investasi neto di dalam suatu kegiatan usaha luar negeri; dan Tidak menguraikan definisi tersebut.
2. Pos-pos moneter
3. Hirarki indikator dalam penentuan suatu mata uang fungsional: PSAK 52 (8): ada 3 Indikator mata uang fungsional:
(a) (i) Mata uang: 1. Indikator arus kas
1) yang sebagian besar mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa, 2. Indikator harga jual
2) dari suatu negara yang mempunyai kekuatan persaingan dan UU 3. Indikator biaya
sebagian besar menentukan harga penjualan.
(ii) Mata uang yang sebagian besar mempengaruhi tenaga kerja, material &
biaya lain.
(b) (i) mata uang yang dananya dihasilkan dari aktivitas pendanaan.
(ii) mata uang yang diterima dari aktivitas operasi yang pada umumnya
ditahan.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Perihal ED PSAK 1 (Revisi 2009) PSAK 10 (1994), PSAK 11 (1994), PSAK 52 (1998),
ISAK 4 (1997)
Mata Uang Jika indikator-indikator tersebut masih belum bisa menentukan mata uang fungsional
Fungsional secara jelas maka menggunakan professional judgment manajemen.
Perubahan dalam Entitas menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru Tidak ada pengaturan tersebut.
mata uang fungsional secara prospektif sejak tanggal perubahan.
Pengukuran dan 1. Pengukuran mata uang menggunakan mata uang fungsional. Pengukuran dan penyajian mata uang menggunakan Rupiah.
penyajian mata uang 2. Penyajian mata uang dapat menggunakan mata uang selain mata uang fungsional. Entitas dapat menggunakan mata uang selain Rupiah jika
mata uang tersebut memenuhi kriteria sebagai mata uang
fungsional.
Kapitalisasi selisih Tidak diatur. Selisih kurs yang disebabkan devaluasi atau depresiasi luar
kurs biasa dimana tidak mungkin dilakukan lindung nilai
dikapitalisasi ke aset yang bersangkutan.
Prosedur Pengukuran Tidak diatur secara eksplisit. Terdapat pengaturan prosedur untuk pengukuran kembali
kembali (remeasurement).
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Perbedaan ED PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing dengan IAS 21:
The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates.
1. ED PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing menghapus paragraf 14, 42, dan
43 IAS 21: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates terkait dengan penerapan IAS 29: Financial
Reporting in Hyperinflationary Economies, hal ini dikarenakan IAS 29 belum diadopsi pada saat penerbitan ED
PSAK 10 (revisi 2009).
2. ED PSAK 10 tidak mengadopsi SIC 7: Introduction of the Euro sebagai acuan pada paragraf 3 IAS 21.
3. ED PSAK 10 menghapus paragraf 19 IAS 21 tentang entitas yang membuat laporan keuangan tersendiri.
4. Paragraf 39 dan 56 IAS 21 pada ED PSAK 10 (revisi 2009) menjadi paragraf 38 dan 53 ditambah catatan
mengenai penjelasan definisi ekonomi hiperinflasi yang dikutip dari IAS 29: Financial Reporting in
Hyperinflationary Economies.
5. Paragraf 58 IAS 21 tentang tanggal efektif penerapan IAS 21 yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2005 menjadi paragraf 55 ED PSAK 10 (revisi 2009), sedangkan tanggal efektifnya dimulai pada atau setelah 1
Januari 2011.
6. ED PSAK 10 (Revisi 2009) menghapus sejarah amandemen IAS 21 pada paragraf 58A, 60A, dan 60B IAS
21.
7. IAS 21 menggantikan:
(a) SIC-11: Foreign ExchangeCapitalisation of Losses Resulting from Severe Currency Devaluations;
(b) SIC-19: Reporting Currency Measurement and Presentation of Financial Statements under IAS 21 and IAS
29; and
(c) SIC-30 Reporting CurrencyTranslation from Measurement Currency to Presentation Currency.
Sedangkan ED PSAK 10 (revisi 2009) menggantikan:
(a) PSAK 10 (1994): Transaksi dalam Mata Uang Asing,
(b) PSAK 11 (1994): Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing,
(c) PSAK 52 (1998): Mata Uang Pelaporan,
(d) ISAK 4: Interpretasi atas paragraf 20 PSAK 10 tentang alternatif perlakuan yang diizinkan atas selisih
kurs.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
PSAK 10
PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR VALUTA ASING
20091002
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10 (revisi 2009) terdiri dari paragraf 1-58. Seluruh paragraf
tersebut memi- liki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak 10 dengan huruf tebal dan miring
mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 10 (revisi 2009) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan
untuk unsur-unsur yang tidak material. PSAK 25 memberikan dasar pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi ketika tidak ada panduan secara eksplisit.
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin
memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri. Di samping itu, suatu
entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang asing.
Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata
uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan bagaimana menjabarkan
laporan keuangan kedalam suatu mata uang pelaporan.
02. Permasalahan utama adalah nilai tukar mana yang digunakan dan bagaimana melaporkan pengaruh dari
perubahan nilai tukar dalam laporan keuangan.
Ruang Lingkup
04. PSAK 55 (revisi 2006) diterapkan pada beberapa derivatif mata uang asing sehingga hal itu tidak termasuk
dari ruang lingkup Pernyataan ini. Namun, derivatif dalam mata uang asing yang tidak termasuk di dalam ruang
lingkup PSAK 55 (revisi 2006) misalnya, beberapa derivatif dalam mata uang asing yang melekat pada kontrak-
kontrak lain, termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini.
Pernyataan ini juga diterapkan ketika suatu entitas menjabarkan jumlah yang terkait dengan derivatif dari mata
uang fungsional ke mata uang pelaporannya.
05. Pernyataan ini tidak diterapkan pada akuntansi lindung nilai untuk mata uang asing, termasuk lindung nilai
dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri. PSAK 55 (revisi 2006) diterapkan untuk akuntansi lindung
nilai.
06. Pernyataan ini diterapkan untuk penyajian laporan keuangan entitas dalam mata uang asing dan mengatur
persyaratan untuk menghasilkan laporan keuangan yang patuh pada PSAK. Untuk penjabaran informasi
keuangan ke dalam suatu mata uang asing yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, Pernyataan ini
menentukan informasi apa saja yang harus diungkapkan.
07. Pernyataan ini tidak diterapkan pada penyajian laporan arus kas untuk arus kas yang timbul dari transaksi-
transaksi dalam mata uang asing, atau pada penjabaran arus kas dari suatu kegiatan usaha luar negeri (lihat
PSAK 2: Laporan Arus Kas).
Definisi
08. Berikut ini adalah pengertian istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah dari kepentingan entitas pelapor di
dalam aset neto dari kegiatan usaha itu.
Kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas yang merupakan entitas anak, perusahaan asosiasi, ventura
bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara atau
menggunakan mata uang selain dari mata uang entitas pelapor.
Kurs penutup adalah nilai tukar spot pada akhir periode pelaporan.
Mata uang asing adalah suatu mata uang selain mata uang fungsional suatu entitas.
Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi.
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau menyelesaikan kewajiban
antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi wajar
(arms length transaction).
Pos-pos moneter adalah unit-unit mata uang yang dimiliki dan aset serta laibilitas yang akan diterima atau
dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang pasti atau dapat ditentukan.
Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke dalam mata
uang lainnya pada nilai tukar yang berbeda.
Penguraian definisi
09. Lingkungan ekonomi utama dimana sebuah entitas beroperasi adalah lingkungan dimana entitas tersebut
utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Suatu entitas mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam
menentukan mata uang fungsionalnya:
(a) mata uang:
(i) yang paling mempengaruhi harga jual untuk barang dan jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata
uang dimana harga jual untuk barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
(ii) dari suatu negara yang kekuatan persaingan dan perundang-undangannya sebagian besar menentukan
harga jual dari barang dan jasanya.
(b) mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material dan biaya-biaya lain dari pengadaan
barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang dimana biaya-biaya tersebut
didenominasikan dan diselesaikan).
10. Faktor-faktor berikut juga dapat memberikan bukti dari mata uang fungsional suatu entitas:
(a) mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan (antara lain penerbitan instrumen utang dan instrumen
ekuitas) dihasilkan.
(b) mata uang dalam mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan.
11. Faktor-faktor berikut ini dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional dari suatu kegiatan
usaha luar negeri, dan apakah mata uang fungsionalnya sama seperti mata uang entitas pelapor (entitas pelapor,
dalam konteks ini, merupakan entitas yang memiliki kegiatan usaha luar negeri sebagai entitas anak, cabang,
entitas asosiasi atau ventura bersama):
(a) apakah aktivitas-aktivitas dari kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai suatu perpanjangan dari
entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan otonomi yang signifikan.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Contoh aktivitas kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan sebagai perpanjangan dari entitas pelapor
adalah ketika kegiatan usaha luar negeri hanya menjual barang-barang yang diimpor dari entitas pelapor
dan mengirimkan hasilnya ke entitas pelapor.
Contoh aktivitas kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan dengan otonomi yang signifikan adalah
ketika operasi mengakumulasikan kas dan pos-pos moneter lainnya, mengadakan pengeluaran,
menghasilkan pendapatan dan mengatur pinjaman, yang secara substansial menggunakan mata uang
lokalnya.
(b) tinggi rendahnya proporsi kegiatan usaha luar negeri terhadap transaksi dengan entitas pelapor.
(c) apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung mempengaruhi arus kas entitas pelapor
dan apakah arus kas tersebut siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor.
(d) apakah arus kas dari aktivitas-aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk membayar kewajiban
instrumen utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi tanpa adanya dana yang disediakan oleh
entitas pelapor.
12. Ketika indikator-indikator diatas semuanya tergabung dan mata uang fungsionalnya tidak jelas, manajemen
menggunakan pertimbangannya untuk menentukan mata uang fungsional manakah yang paling tepat
menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi-transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.
Sebagai bagian dari pendekatan ini, manajemen memberikan prioritas pada indikator-indikator utama dalam
paragraf 9 sebelum mempertimbangkan indikator-indikator dalam paragraf 10 dan 11, yang didesain untuk
memberikan tambahan bukti pendukung untuk menentukan mata uang fungsional suatu entitas.
13. Mata uang fungsional suatu entitas mencerminkan transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasari yang
relevan. Sehingga, sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah kecuali ada perubahan pada transaksi,
kejadian dan kondisi yang mendasari tersebut.
14. Entitas mungkin memiliki suatu pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang kepada suatu kegiatan
usaha luar negeri. Suatu pos yang penyelesaiannya tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi
dimasa mendatang, pada hakekatnya adalah bagian dari investasi neto entitas tersebut di dalam kegiatan usaha
luar negeri, dan diperlakukan sesuai dengan paragraf 30 dan 31.
Pos-pos moneter ini mungkin mencakup piutang atau utang jangka panjang. Pos-pos moneter ini tidak
mencakup piutang dagang atau utang dagang.
14A. Entitas yang memiliki pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang kepada suatu kegiatan usaha
luar negeri yang dijelaskan dalam paragraf 14 mungkin adalah sebuah entitas anak dari suatu kelompok tertentu.
Contohnya, suatu entitas memiliki dua entitas anak, A dan B. B adalah suatu kegiatan usaha luar negeri. A
memberikan pinjaman ke B.
Piutang tagihan A dari B akan menjadi bagian dari investasi neto entitas induk pada entitas anak B jika
penyelesaian pinjaman tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi di masa mendatang. Hal ini juga
adalah benar jika entitas anak A itu sendiri adalah suatu kegiatan usaha luar negeri.
Pos-pos Moneter
15. Fitur utama dari suatu pos moneter adalah hak untuk menerima (atau kewajiban untuk menyerahkan) suatu
jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. Contoh yang termasuk didalamnya: pensiun dan
imbalan kerja lainnya harus dibayar dalam kas, kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan secara kas, dan
dividen kas yang diakui sebagai kewajiban.
Demikian juga, suatu kontrak untuk menerima (atau menyerahkan) suatu jumlah variabel dari instrumen ekuitas
yang dimiliki oleh entitas atau suatu jumlah variabel dari suatu aset yang nilai wajarnya harus diterima (atau
diserahkan) setara dengan suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan, adalah merupakan
suatu pos moneter.
Fitur utama dari dari suatu pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima (atau kewajiban untuk
menyerahkan) suatu jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. Contoh yang termasuk
didalamnya: uang muka untuk barang dan jasa (misalnya sewa dibayar dimuka), goodwill, aset tidak berwujud,
persediaan, aset tetap, dan kewajiban diestimasi yang harus diselesaikan dengan penyerahan aset nonmoneter.
16. Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap entitas, baik entitas yang berdiri sendiri, entitas dengan
kegiatan usaha luar negeri (seperti sebuah entitas induk) ataupun suatu kegiatan usaha luar negeri (seperti
sebuah entitas anak atau cabang) menentukan mata uang fungsionalnya sesuai dengan paragraf 9-13.
Entitas menjabarkan pos mata uang asing ke dalam mata uang fungsionalnya dan melaporkan pengaruhdari
penjabaran tersebut sesuai dengan paragraf 18-34 dan 47.
17. Beberapa entitas pelapor terdiri dari sejumlah entitas individual (misalnya sebuah kelompok terdiri dari satu
entitas induk dan satu atau lebih entitas anak). Beberapa entitas, apakah entitas tersebut adalah anggota dari
suatu kelompok ataupun sebaliknya, mungkin memiliki investasi di perusahaan asosiasi atau ventura bersama.
Entitas mungkin dapat juga memiliki cabang. Hal itu membutuhkan hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas
individual yang dimasukkan ke dalam entitas pelapor dijabarkan kedalam mata uang di mana entitas pelapor
menyajikan laporan keuangannya. Pernyataan ini mengijinkan mata uang (atau beberapa mata uang) apapun
sebagai mata uang penyajian dari suatu entitas pelapor.
Hasil dan posisi keuangan dari setiap entitas individual yang dimasukan didalam entitas pelapor, di mana mata
uang fungsionalnya berbeda dari mata uang penyajiannya, dijabarkan sesuai dengan paragraf 36-47.
Pengakuan Awal
18. Suatu transaksi mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasikan atau memerlukan
penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi-transaksi yang timbul ketika suatu entitas:
(a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata uang asing.
(b) meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan didenominasikan
dalam suatu mata uang asing; atau
(c) memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan kewajiban yang didenominasikan
dalam suatu mata uang asing.
19. Pada pengakuan awal, suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional,
dengan menerapkan jumlah mata uang asing, nilai tukar spot antara mata uang fungsional dan mata uang
asing pada tanggal transaksi.
20. Tanggal suatu transaksi adalah tanggal pada saat pertama kali, suatu transaksi memenuhi untuk kriteria
pengakuan sesuai dengan SAK. Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs aktual pada tanggal
transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata untuk seminggu atau sebulan mungkin dapat
digunakan untuk semua transaksi dalam mata uang asing yang terjadi selama periode tersebut.
Bagaimanapun, jika nilai tukar berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode
adalah tidak tepat.
22. Jumlah tercatat dari suatu pos ditentukan sejalan dengan Pernyataan lain yang relevan. Sebagai contoh, aset
tetap dapat diukur dengan nilai wajar atau biaya historis sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap. Apakah jumlah
tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis ataupun berdasarkan nilai wajar, jika jumlahnya ditentukan dalam
mata uang asing maka kemudian dijabarkan kedalam mata uang fungsional sesuai Pernyataan ini.
23. Jumlah tercatat beberapa pos ditentukan dengan membandingkan dua atau lebih jumlah. Contohnya, jumlah
tercatat persediaan adalah nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih sesuai dengan
PSAK 14: Persediaan.
Demikian pula, sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, jumlah tercatat suatu aset di mana terdapat
indikasi penurunan nilai adalah nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatatnya sebelum mempertimbangkan
kemungkinan rugi penurunan nilai dan jumlah yang dapat dipulihkan kembali.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Ketika suatu aset adalah nonmoneter dan diukur dalam suatu mata uang asing, jumlah tercatatnya ditentukan
dengan membandingkan:
(a) biaya perolehan atau jumlah tercatat (yang mana yang tepat), dijabarkan dengan nilai tukar pada tanggal
ketika jumlah itu ditentukan (yaitu nilai pada tanggal transaksi untuk suatu pos yang diukur dalam biaya
historis); dan
(b) nilai realisasi bersih atau jumlah yang dapat dipulihkan kembali (yang mana yang tepat), dijabarkan
dengan nilai tukar pada tanggal ketika nilai itu ditentukan (misalnya kurs penutup pada akhir periode
pelaporan).
Pengaruh dari perbandingan ini mungkin bahwa suatu kerugian penurunan nilai diakui dalam mata uang
fungsional tetapi tidak diakui dalam mata uang asing, atau sebaliknya.
24. Ketika beberapa nilai tukar tersedia, kurs yang digunakan adalah kurs di mana arus kas masa depan
digambarkan oleh transaksi atau kurs di mana suatu saldo mungkin dapat diselesaikan jika arus kas tersebut
telah terjadi pada tanggal pengukuran. Jika kemungkinan pertukaran antara dua mata uang terkadang kurang,
kurs yang digunakan adalah kurs pertama berikutnya pada saat nilai tukar dapat dibuat.
25. Seperti dijelaskan pada paragraf 3, PSAK 55 (revisi 2006) diterapkan untuk akuntansi lindung nilai untuk
pos mata uang asing. Penerapan akuntansi lindung nilai mensyaratkan entitas untuk menghitung beberapa selisih
nilai tukar secara berbeda dari perlakuan selisih nilai tukar yang dipersyaratkan Pernyataan ini.
Contohnya, PSAK 55 (revisi 2006) mensyaratkan bahwa selisih nilai tukar pada pos moneter yang memenuhi
kualifikasi sebagai instrumen lindung nilai dalam suatu lindung nilai atas arus kas diakui di awal dalam
pendapatan komprehensif lain sepanjang lindung nilai tersebut efektif.
26. Selisih nilai tukar yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada penjabaran pos moneter pada
kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan pada pengakuan awal selama periode
atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, harus diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada
saat terjadinya, kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 29.
27. Ketika pos moneter timbul dari transaksi mata uang asing dan terdapat perubahan dalam nilai tukar antara
tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian, terjadilah sejumlah selisih nilai tukar. Ketika transaksi diselesaikan
dalam suatu periode akuntansi yang sama seperti saat transaksi itu terjadi, semua selisih nilai tukar diakui dalam
periode itu.
Namun ketika transaksi diselesaikan dalam periode akuntansi berikutnya, selisih nilai tukar yang diakui dalam
setiap periode sampai pada tanggal penyelesaian, ditentukan dengan perubahan pada nilai tukar selama masing-
masing periode.
28. Ketika suatu keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter diakui dalam pendapatan
komprehensif lain, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian itu harus diakui dalam
pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, ketika keuntungan atau kerugian pada suatu pos nonmoneter
diakui dalam laba atau rugi, setiap komponen perubahan dari keuntungan atau kerugian tersebut harus
diakui dalam laba atau rugi.
29. Pernyataan lain mensyaratkan keuntungan atau kerugian harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Contohnya, PSAK 16: Asset Tetap mensyaratkan beberapa keuntungan atau kerugian yang timbul pada suatu
penilaian kembali aset tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
Ketika suatu aset diukur dalam mata uang asing, paragraf 21(c) dari Pernyataan ini mensyaratkan jumlah yang
dinilai kembali harus dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal di mana nilai itu ditentukan, yang
menghasilkan suatu selisih nilai tukar yang juga harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
30. Selisih nilai tukar yang timbul pada suatu pos moneter yang membentuk bagian dari investasi neto suatu
entitas pelapor dalam suatu kegiatan usaha luar negeri (lihat paragraf 14) harus diakui dalam laba atau rugi
dalam laporan keuangan terpisah dari entitas pelapor atau laporan keuangan individual dari kegiatan usaha
luar negeri, yang mana yang tepat.
Dalam laporan keuangan yang memasukkan kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (misalnya
laporan keuangan konsolidasian ketika kegiatan usaha luar negeri adalah suatu entitas anak), selisih nilai
tukar harus diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain dan dikelompokkan kembali dari ekuitas
ke laba atau rugi pada saat pelepasan investasi neto sesuai dengan paragraf 44.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
31. Ketika suatu pos moneter membentuk bagian dari investasi neto suatu entitas pelapor dalam suatu kegiatan
usaha luar negeri dan didenominasikan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor, suatu selisih nilai tukar
muncul dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri sesuai dengan paragraf 26.
Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam mata uang fungsional dari kegiatan usaha luar negeri itu,
selisih nilai tukar muncul di dalam laporan keuangan terpisah suatu entitas pelapor sesuai dengan paragraf 26.
Jika pos moneter tersebut didenominasikan dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional baik entitas
pelapor atau kegiatan usaha luar negeri, suatu selisih nilai tukar muncul dalam laporan keuangan terpisah entitas
pelapor dan dalam laporan keuangan individual kegiatan usaha luar negeri sesuai dengan paragraf 26.
Selisih nilai tukar tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada laporan keuangan yang mencakup
kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor (yaitu laporan keuangan yang didalamnya kegiatan usaha luar
negeri dikonsolidasikan, dikonsolidasikan secara proporsional atau dihitung dengan menggunakan metode
ekuitas).
32. Ketika entitas melaksanakan pembukuan dan pencatatannya dalam suatu mata uang selain mata uang
fungsionalnya, pada waktu entitas menyiapkan laporan keuangannya, semua jumlah harus dijabarkan ke dalam
mata uang fungsional sesuai dengan paragraf 18-24.
Hal ini menghasilkan jumlah yang sama di dalam mata uang fungsionalnya seperti yang seharusnya sudah
terjadi seandainya pos-pos tersebut telah dicatat diawal dalam mata uang fungsional.
Contohnya, pos moneter dijabarkan ke dalam mata uang fungsional menggunakan kurs penutup, dan pos
nonmoneter yang diukur berdasarkan nilai historis dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal transaksi
saat diakuinya pos tersebut.
33. Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional suatu entitas, entitas harus menerapkan
prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal perubahan itu.
34. Seperti yang dinyatakan dalam paragraf 13, mata uang fungsional dari suatu entitas mencerminkan
transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi yang mendasari yang relevan terhadap entitas.
Sehingga, sekali ditentukan, mata uang fungsional dapat berubah hanya jika terdapat perubahan pada transaksi-
transaksi, kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi yang mendasari tersebut.
Contohnya, suatu perubahan dalam mata uang yang terutama mempengaruhi harga jual dari barang dan jasa
dapat mengakibatkan perubahan di dalam mata uang fungsional suatu entitas.
35. Pengaruh dari perubahan dalam mata uang fungsional diperlakukan secara prospektif. Dalam kata lain, suatu
entitas menjabarkan semua pos-pos ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan nilai tukar pada
tanggal perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap sebagai biaya historis
entitas.
Selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha luar negeri, yang sudah diakui sebelumnya di
dalam pendapatan komprehensif lain sesuai dengan paragraf 29 dan 37(c) tidak dikelompokkan ulang dari
ekuitas ke dalam laba atau rugi sampai pelepasan kegiatan usaha tersebut.
36. Entitas dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang (atau beberapa mata uang) apapun. Jika
mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional entitas, entitas menjabarkan hasil dan posisi
keuangannya ke dalam mata uang penyajian.
Contohnya, ketika suatu kelompok berisi entitas individual dengan mata uang fungsional yang berbeda, hasil
dan posisi keuangan dari setiap entitas dinyatakan dalam suatu mata uang umum sehingga laporan keuangan
konsolidasian dapat disajikan.
37. Hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu
ekonomi hiperinflasi1) harus dijabarkan ke dalam mata uang pelaporan yang berbeda menggunakan
prosedur sebagai berikut:
(a) aset dan laibilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan (yaitu termasuk
komparatif) harus dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan dari posisi keuangan
itu.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
(b) pendapatan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah
yang disajikan (yaitu termasuk komparatif) harus dijabarkan menggunakan nilai tukar pada tanggal
transaksi; dan
(c) semua hasil dari selisih nilai tukar harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.
1) Indikasi hiperinflasi adalah adanya karakteristik dari lingkungan ekonomi suatu negara yang
meliputi, tapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
(a) populasi penduduk pada umumnya lebih memilih untuk menyimpan kekayaannya dalam aset
non-moneter or dalam mata uang asing yang relatif stabil. Mata uang lokal yang dimilikinya
segera diinvestasikan untuk mempertahankan daya belinya;
(b) populasi penduduk pada umumnya menilai jumlah moneter bukan dalam mata uang lokal
tetapi dalam mata uang asing yang relatif stabil. Harga mungkin dikuotasikan dalam mata
uang asing ini;
(c) penjualan dan pembelian secara kredit terjadi pada harga yang mengkompensasikan kerugian
yang telah diestimasi terhadap daya beli selama periode kredit, bahkan jika periode tersebut
sangat pendek;
(d) tingkat bunga, gaji dan harga diindeks terhadap suatu indeks harga; dan
(e) tingkat akumulasi inflasi selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%.
38. Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati nilai tukar pada tanggal transaksi, contohnya suatu kurs
rata-rata untuk periode itu, sering digunakan untuk menjabarkan pos-pos pendapatan dan beban. Bagaimanapun,
jika nilai tukar berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode adalah tidak tepat.
39. Selisih nilai tukar yang terkait dengan paragraf 37(c) dihasilkan dari:
(a) penjabaran pendapatan dan beban dengan nilai tukar pada tanggal transaksi dan aset serta kewajiban
dengan kurs penutup.
(b) penjabaran saldo awal aset neto dengan kurs penutup yang berbeda dari kurs penutup sebelumnya.
Selisih nilai tukar ini tidak diakui dalam laba atau rugi karena perubahan dalam nilai tukar memiliki sedikit atau
tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas sekarang dan masa depan dari kegiatan usaha. Jumlah
kumulatif dari selisih nilai tukar disajikan dalam suatu komponen terpisah dari ekuitas sampai pelepasan
kegiatan usaha luar negeri tersebut.
Ketika selisih nilai tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang dikonsolidasikan tetapi tidak
sepenuhnya dimiliki, akumulasi selisih nilai tukar yang timbul dari penjabaran dan dapat diatribusikan kepada
kepentingan nonpengendali dialokasikan ke, dan diakui sebagai bagian dari, kepentingan nonpengendali dalam
laporan konsolidasi dari posisi keuangan.
40. Paragraf 41-43, sebagai tambahan paragraf 36-39, diterapkan ketika hasil dan posisi keuangan dari suatu
kegiatan usaha luar negeri dijabarkan dalam mata uang pelaporan sehingga kegiatan usaha luar negeri dapat
digabungkan ke dalam laporan keuangan dari entitas pelapor dengan cara konsolidasi, konsolidasi secara
proporsional atau metode ekuitas.
41. Penggabungan dari hasil dan posisi keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri dengan entitas pelapor
mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti eliminasi saldo antar kelompok dan transaksi antar kelompok
dari suatu entitas anak (lihat PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri dan
PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama).
Namun, suatu aset atau kewajiban moneter antar kelompok, baik jangka pendek atau jangka panjang, tidak dapat
dieliminasi terhadap kewajiban atau aset antar kelompok tanpa menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam
laporan keuangan konsolidasian. Hal ini karena pos moneter menggambarkan suatu komitmen untuk
mengkonversi satu mata uang ke dalam mata uang lainnya dan mengakibatkan suatu entitas pelapor memiliki
resiko atas keuntungan atau kerugian melalui fluktuasi mata uang.
Sehingga, dalam laporan keuangan konsolidasian dari suatu entitas pelapor, selisih nilai tukar ini diakui dalam
laba atau rugi atau, jika selisih nilai tukar ini timbul dari kondisi-kondisi yang digambarkan dalam paragraf 30,
selisih ini diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam suatu komponen terpisah dari
ekuitas sampai pelepasan kegiatan usaha luar negeri.
42. Ketika laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri memiliki tanggal yang berbeda dari entitas
pelapor, kegiatan usaha luar negeri sering mempersiapkan laporan tambahan dengan tanggal yang sama seperti
laporan keuangan entitas pelapor.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Ketika hal ini tidak dilakukan, PSAK 4 mengijinkan penggunaan tanggal yang berbeda yang menunjukkan
bahwa perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dibuat untuk dampak dari setiap transaksi
signifikan atau kejadian lain yang terjadi antara tanggal yang berbeda tersebut.
Dalam kasus demikian, aset dan kewajiban dari kegiatan usaha luar negeri dijabarkan pada nilai tukar pada akhir
periode pelaporan dari kegiatan usaha luar negeri itu. Penyesuaian dibuat untuk perubahan yang signifikan
dalam nilai tukar sampai akhir periode pelaporan dari entitas pelapor sesuai dengan PSAK 4.
Pendekatan yang sama digunakan dalam penerapan metode ekuitas untuk entitas asosiasi dan ventura bersama
dan dalam penerapan konsolidasi secara proporsional untuk ventura bersama sesuai dengan PSAK 15 dan PSAK
12.
43. Setiap goodwill yang timbul pada akuisisi suatu kegiatan usaha luar negeri dan setiap penyesuaian nilai
wajar jumlah tercatat suatu aset dan kewajiban yang timbul pada akuisisi kegiatan usaha luar negeri
tersebut harus diperlakukan sebagai aset dan kewajiban dari kegiatan usaha luar negeri itu.
Sehingga mereka harus dinyatakan dalam mata uang fungsional dari kegiatan usaha luar negeri dan harus
dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup sesuai dengan paragraf 37.
44. Pada pelepasan pada suatu kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif dari selisih nilai tukar yang
terkait dengan kegiatan usaha luar negeri, yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain dan
diakumulasi ke dalam komponen terpisah dari ekuitas, harus dikelompokkan ulang dari ekuitas ke laba atau
rugi (sebagai penyesuaian untuk pengelompokkan ulang) ketika keuntungan atau kerugian dari pelepasan
suatu kegiatan usaha di luar negeri diakui (lihat PSAK 1).
44A. Selain pelepasan dari seluruh kepentingan suatu entitas dalam suatu kegiatan usaha luar negeri, hal-hal
berikut ini dicatat sebagai pelepasan walaupun jika entitas masih memiliki kepentingan dalam entitas anak,
perusahaan asosiasi atau pengendalian bersama entitas sebelum:
(a) hilangnya pengendalian pada suatu entitas anak yang merupakan suatu kegiatan usaha luar negeri;
(b) hilangnya pengaruh yang signifikan pada suatu perusahaan asosiasi yang merupakan suatu kegiatan usaha
luar negeri; dan
(c) hilangnya pengendalian bersama pada suatu pengendalian bersama entitas yang merupakan kegiatan usaha
luar negeri.
44B. Pada pelepasan suatu entitas anak yang termasuk kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif selisih nilai
tukar yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang telah diatribusikan ke dalam kepentingan
nonpengendali harus dihentikan pengakuannya, tetapi tidak dikelompokkan ulang ke laba rugi.
44C. Pada pelepasan sebagian dari suatu entitas anak yang merupakan suatu kegiatan usaha luar negeri,
entitas mengatribusikan kembali bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih nilai tukar yang
diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke kepentingan nonpengendali pada kegiatan usaha luar negeri
tersebut.
Dalam setiap pelepasan yang lain atas sebagian kegiatan usaha luar negeri, entitas harus mengelompokkan
ulang, sebatas bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih nilai tukar yang diakui dalam
pendapatan komprehensif lain ke dalam laba rugi.
44D. Suatu pelepasan sebagian dari suatu kepentingan entitas di dalam kegiatan usaha luar negeri adalah setiap
pengurangan terhadap suatu kepentingan kepemilikan entitas dalam suatu kegiatan usaha luar negeri, kecuali
pengurangan-pengurangan dalam paragraf 44A yang dicatat sebagai pelepasan.
45. Suatu entitas dapat melepas atau melepas sebagian kepentingannya dalam suatu kegiatan usaha luar negeri
melalui penjualan, likuidasi, pembayaran kembali modal saham atau penelantaran semua atau sebagian dari
entitas tersebut. Pembayaran suatu dividen adalah bagian dari suatu pelepasan hanya ketika pembayaran tersebut
merupakan suatu pengembalian dari investasi, contohnya ketika dividen dibayarkan dari laba pra akuisisi.
Kerugian nilai tercatat dari suatu kegiatan usaha luar negeri, apakah karena kerugian usahanya sendiri atau
karena suatu penurunan nilai yang diakui oleh investor, bukan merupakan suatu pelepasan sebagian. Oleh
karena itu, tidak ada bagian dari keuntungan atau kerugian mata uang asing yang diakui di dalam pendapatan
komprehensif lain yang dikelompokkan ulang ke laba atau rugi pada saat terjadinya kerugian nilai.
46. Keuntungan atau kerugian pada transaksi mata uang asing dan selisih nilai tukar yang timbul pada
penjabaran hasil dan posisi keuangan dari suatu entitas (termasuk suatu kegiatan usaha luar negeri) ke dalam
suatu mata uang yang berbeda mungkin memiliki pengaruh pajak. PSAK 46 diterapkan ke pengaruh pajak ini.
Pengungkapan
47. Pada paragraf 49 dan 51-53, dalam kasus suatu kelompok, acuan mata uang fungsional berlaku
untuk mata uang fungsional dari entitas induk.
49. Ketika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, fakta tersebut harus dinyatakan,
bersama dengan pengungkapan mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan suatu mata uang
pelaporan yang berbeda.
50. Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor maupun dari suatu
kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, fakta tersebut dan alasan untuk perubahan dalam mata uang
fungsional harus diungkapkan.
51. Ketika entitas menyajikan laporan keuangannya dalam suatu mata uang yang berbeda dari mata uang
fungsionalnya, entitas harus menjelaskan bahwa laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika
entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap Pernyataan dan setiap Interpretasi dari Pernyataan yang
berlaku termasuk metode penjabaran sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 37.
52. Entitas terkadang menyajikan laporan keuangannya atau informasi keuangan lainnya dalam suatu mata uang
yang bukan mata uang fungsionalnya tanpa memenuhi persyaratan-persyaratan dari paragraf 51. Contohnya,
suatu entitas dapat melakukan konversi hanya terhadap pos-pos tertentu dari laporan keuangannya.
Atau, suatu entitas yang mata uang fungsionalnya bukan mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi1) dapat
melakukan konversi terhadap laporan keuangannya ke dalam mata uang lain dengan menjabarkan semua pos-
pos dengan kurs penutup terkini. Konversi sebagaimana disebut di atas tidak sesuai dengan PSAK dan
pengungkapan yang dijelaskan dalam paragraf 54 dipersyaratkan.
53. Ketika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lainnya di dalam suatu mata
uang yang berbeda baik dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pelaporannya, dan
persyaratan-persyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas harus:
(a) mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan untuk membedakannya dari
informasi yang tunduk dengan PSAK;
(b) mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan; dan
(c) mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan untuk
menentukan informasi tambahan.
54. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2011.
55. Entitas harus menerapkan paragraf 43 secara prospektif untuk semua akuisisi yang terjadi setelah awal dari
periode laporan keuangan di mana Pernyataan ini pertama kali diterapkan. Penerapan secara retrospektif dari
paragraf 43 untuk akuisisi terdahulu diijinkan.
Untuk akuisisi dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang diperlakukan secara prospektif tetapi yang terjadi
sebelum tanggal Pernyataan ini pertama kali diterapkan, entitas tidak harus menyajikan kembali tahun-tahun
sebelumnya dan oleh karena itu entitas dapat, jika tepat, memperlakukan goodwill dan penyesuaian atas nilai
wajar yang timbul pada akuisisi sebagai aset dan kewajiban dari kegiaatan usaha luar negeri.
PSAK-010: Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
20091002, Exposure Draft
Sehingga, goodwill dan penyesuaian nilai wajar tersebut sudah dinyatakan didalam mata uang fungsional entitas
atau merupakan pos nonmoneter dalam mata uang asing, yang dilaporkan menggunakan kurs nilai tukar pada
tanggal akuisisi tersebut.
56. Pernyataan ini menghapus paragraf 20 PSAK 10 (1994) mengenai devaluasi atau depresiasi luar biasa dan
ISAK 4 Interpretasi Atas Paragraf 20 PSAK 10 tentang Alternatif Perlakuan yang diizinkan atas Selisih Kurs.
Perubahan ini diterapkan secara prospektif.
57. Semua perubahan lain yang dihasilkan dari penerapan Pernyataan ini harus diperlakukan sesuai dengan
Persyaratan dari PSAK 25.
Penarikan
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-12
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 01-02
Definisi ......................................................................................................................................... 03-12
Bentuk Ventura Bersama ......................................................................................................... 07
Pengendalian Bersama ............................................................................................................. 08
Perjanjian Kontraktual ............................................................................................................. 09-12
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 53-56
PENARIKAN .............................................................................................................................. 58
PSAK-012: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
20090829, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan ED PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama dengan PSAK
12: Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset adalah
sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama dengan IAS 31 (2009):
Interests in Joint Ventures
ED PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama mengadopsi seluruh pengaturan dalam
IAS 31 (2009): Interests in Joint Ventures, kecuali:
5. IAS 31 paragraf 58A dan 58B tentang ketentuan transisi tidak diadopsi.
(a) IAS 31 paragraf 58A mengatur ketentuan transisi pada paragraf 45, 45A, 45B, dan 46 yang merupakan
dampak amandemen IAS 27 pada tahun 2008. IAS 31 paragraf 58B mengatur ketentuan transisi yang
merupakan dampak Improvements to IFRS pada tahun 2008.
(b) ED PSAK 12 tidak mengadopsi kedua paragraf tersebut.
Pertimbangannya adalah tidak relevan untuk mengadopsi IAS 31 paragraf 58A dan 58B mengingat IAS 31
paragraf 1, 45, 45A, 45B, dan 46 yang terkena dampak dari amandemen IAS 27 dan Improvements to IFRS
(termasuk IAS/IFRS yang diamandemen) belum diadopsi.
PSAK-013: Properti Investasi
20110628, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-15
Tujuan .......................................................................................................................................... 01
Ruang lingkup............................................................................................................................... 02-04
Definisi ......................................................................................................................................... 05-15
PENGAKUAN............................................................................................................................. 16-19
PELEPASAN............................................................................................................................... 70-77
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 78-79
Model nilai wajar dan model biaya ................................................................................................ 78-79
Model nilai wajar ..................................................................................................................... 80-82
Model biaya ............................................................................................................................. 83
PENARIKAN .............................................................................................................................. 86
PSAK-013: Properti Investasi
20110628, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi dengan PSAK 13 (2007): Properti
Investasi adalah sebagai berikut:
Perbedaan PSAK 13 (2011): Properti Investasi dengan IAS 40 (2009): Investment Property
ED PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 40 Investment
Property per 1 Januari 2009, kecuali:
1. Paragraf 80, 81, 82, 83, dan 84 mengenai ketentuan transisi karena ketentuan tersebut telah diadopsi pada
PSAK 13 (revisi 2007) sehingga tidak perlu lagi diadopsi.
2. Paragraf 85, 85A, dan 85B mengenai tanggal efektif karena PSAK 13 (revisi 2011) memiliki ketentuan
tanggal efektif yang berbeda.
3. IAS 40 paragraf 23 menjadi PSAK 13 (revisi 2010) paragraf 22. Paragraf berikutnya menyesuaikan.
PSAK-014: Persediaan
20080226, Exposure Draft
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-07
Tujuan .......................................................................................................................................... 01
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 02 - 04
Definisi ......................................................................................................................................... 05 - 07
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 34 - 37
PENARIKAN .............................................................................................................................. 39
PSAK-014: Persediaan
20080226, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 14 (2008): Persediaan dengan PSAK 14 (1994): Persediaan adalah
sebagai berikut:
ED PSAK 14 (2008): Persediaan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 2 (2003): Inventories, kecuali
untuk beberapa paragraf berikut:
1. IAS 2 paragraf 2(c) yang kemudian menjadi ED PSAK 14 paragraf 2(c) karena IAS 41: Agriculture belum
diadopsi.
2. IAS 2 paragraf 3(a) dihilangkan karena IAS 41: Agriculture belum diadopsi.
3. IAS 2 paragraf 4 dihilangkan karena IAS 41: Agriculture belum diadopsi.
4. IAS 2 paragraf 20 dihilangkan karena IAS 41: Agriculture belum diadopsi.
5. IAS 2 paragraf 40 yang menjadi ED PSAK 14 paragraf 39 mengenai tanggal efektif.
6. IAS 2 paragraf 42 dihilangkan karena SIC-1: Consistency Different Cost Formulas for Inventories belum
diadopsi.
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN........................................................................................................................ 01-05
Ruang Lingkup ............................................................................................................................. 01
Definisi ......................................................................................................................................... 02-05
Pengaruh Signifikan ...................................................................................................................... 06-10
Metode Ekuitas ............................................................................................................................. 11-12
PENGUNGKAPAN..................................................................................................................... 37-40
PENARIKAN .............................................................................................................................. 42
PSAK-015: Investasi pada Entitas Asosiasi
20090616, Exposure Draft
Ikhtisar Ringkas
Secara umum perbedaan ED PSAK 15 (Revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi dengan PSAK 15 (1998):
Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi adalah sebagai berikut:
Perbedaan ED PSAK 15 (Revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi dengan IAS 28 (2009): Investment
in Associates
ED PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 28
(2009): Investment in Associates, kecuali:
1. IAS 28 paragraf 41, 41A, 41B, dan 41C tentang tanggal efektif dan ketentuan transisi yang menjadi ED
PSAK 15 paragraf 41.
2. IAS 28 paragraf 42 dan 43 tentang penarikan yang menjadi ED PSAK 15 paragraf 42.