Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
:63 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Alamat
: Sewon, Bantul
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Status perkawinan : menikah
No RM
: 039711
Anamnesis
Keluhan Utama
Kontrol kadar gula darah rutin.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke RS untuk kontrol gula darah.
Pasien mengaku awal terdiagnosis diabetes
melitus (DM) di puskesmas 9 tahun yang lalu
(pada tahun 2006). Pasien mengaku setelah
terdiagnosis menderita DM, pasien kontrol rutin
gula darah dan rutin minum obat DM. Sebelum
terdiagnosis DM, pasien mengaku sering merasa
lapar dan haus terus menerus, dan sering buang
air kecil terutama pada malam hari. Pasien saat ini
tidak memiliki keluhan lain seperti pandangan
kabur.
Cont
Pada saat ini, pasien juga mengeluh lututnya
terasa nyeri. Nyeri lutut pada pasien sudah
diderita lama, sudah sejak 10 tahun yang
lalu sebelum pasien terdiagnosis menderita
DM. pasien mengeluh nyeri dan kaku
dirasakan terutama setelah bangun tidur.
Pasien memerlukan 10-15 menit untuk
menghilangkan nyeri dan kaku sendi. Pasien
juga mengeluh telapak dan jari kaki
kesemutan, dan sendi-sendi jari terasa nyeri.
Pasien juga mengeluhkan jari telunjuk
tangan kirinya tak dapat dilipat/ditekuk.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik, compos mentis.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/78 mmHg
Nadi : 80 kpm
Suhu badan : 36,7 C
Pernapasan : 20 kpm
Antropometri
Kepala
Mata
: CA (-/-), SI (-/-)
Telinga
: dbn
Hidung
: dbn
Tenggorokan
: dbn
Mulut dan gigi
: mulut tak kering, gigi goyang (+)
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
odontogram
Pemeriksaan thorax
Pulmo
Inspeksi: simetris, ketertinggalan gerak (-), retraksi (-).
Palpasi: simetris, ketertinggalan gerak (-), vokal fremitus
dalam batas normal.
Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi: suara vesikuler (+/+) normal, suara tambahan
paru (-).
Cor
Inspeksi: ictus cordis tak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi: batas jantung
Kanan atas : SIC II parasternal dextra
Kanan bawah : SIC IV parasternal dextra
Kiri atas : SIC II parasternal sinistra
Kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: S1-S2 reguler, bising jantung (-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : dinding perut lebih tinggi dibanding
dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) dalam batas normal.
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien
tak teraba, massa (-), ascites (-)
Perkusi
: timpani pada seluruh lapang perut.
Pemeriksaan ekstremitas
Tungkai
Lengan
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Tak bebas
Tak bebas
Bebas
Bebas
Tonus
Normal
Normal
Normal
Normal
Trofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Akral
Hangat
Hangat
Hangat
Hangat
Nyeri
Luka diabetik
Gerakan
Edema
Pemeriksaan penunjang
GDS : 164 mg/dL
Pemeriksaan usulan
Fungsi ginjal : ureum dan kreatinin
Profil lipid : kolesterol total, trigliserid, HDL, LDL
HbA1C
GD 2jam post prandial
GDP
Radiologi
Diagnosis
1. Diabetes melitus tipe II
2. Neuropati DM
3. Osteoarthritis
MANIFESTASI ORAL
Xerostomia (mulut kering)
Gingivitis dan periodontitis
Karies gigi
Oral thrush
dll
MANAJEMEN
Kuratif
1. Metformin 500 mg 3 dd 1
2. Glucobay 50 mg
3 dd 1
3. Meloxicam 7,5 mg 2 dd 1 bila perlu
4. Gabapentin 300 mg 1 dd 1
Rehabilitatif
1. Senam kaki diabetik
2. Fisioterapi
Paliatif
belum diperlukan
TREATMENT PLANNING
KESEHATAN GIGI
1. KIE
2. Rontgen foto OPG
3. Berintegrasi dengan dokter spesialis penyakit dalam
4. Scaling USS
5. Exodonsi gigi 24
6. Restorasi gigi
7. Gigi tiruan sebagian lepasan
8. Follow up
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
Diagnosis DM
Diagnosis DM
Komplikasi Akut
Hiperosmolar
Hipoglikemia
Ketoasidosis
Komplikasi Kronis
1. Makroangiopati :
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah tepi
Penyakit arteri perifer sering terjadi pada
penyandang diabetes. Biasanya terjadi
dengan
gejala
tipikal
intermittent
claudicatio.
Pembuluh darah otak
Komplikasi Kronis
2. Mikroangiopati:
a. Retinopati diabetik
Kendali glukosa dan tekanan darah yang
baik
akan
mengurangi
risiko
dan
memberatnya retinopati. Terapi aspirin tidak
mencegah timbulnya retinopati
b. Nefropati diabetik
Kendali glukosa dan tekanan darah yang
baik akan mengurangi risiko nefropati,
pembatasan asupan protein dalam diet (0,8
g/kg BB) juga akan mengurangi risiko
terjadinya nefropati.
Komplikasi Kronis
c. Neuropati
Yang tersering dan paling penting adalah
neuropati perifer, berupa hilangnya
sensasi distal. Berisiko tinggi untuk
terjadinya ulkus kaki dan amputasi.
Gejala yang sering dirasakan kaki terasa
terbakar dan bergetar sendiri, dan lebih
terasa sakit di malam hari.
Apabila diketemukan adanya polineuropati
distal, perawatan kaki yang memadai akan
menurunkan risiko amputasi.
Penatalaksanaan DM
Edukasi
Latihan Jasmani
Intervensi Farmakologis
Indikasi Insulin
Pengendalian DM
OSTEOARTHRITIS
Definisi
Osteoarthritis (OA) bahasa Yunani
arthron = sendi dan itis = inflamasi
Penyakit kronis yang mengenai sendi dan
tulang di sekitar sendi tersebut.
Gambaran Klinis
Keterangan
Normal
Minimal
Sedang
: Osteofit sedang, penyempitan celah sendi nyata, sedikit
sklerosis, kemungkinan ada deformitas.
Berat
: Deformitas nyata, jarak sendi sangat sempit dengan
sklerosis tulang subkhondral.
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Edukasi
Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Modifikasi Faktor Resiko
Farmakologis
OAINS
Chondroprotective
Agent
(asam
hialuronat, khondroitin, glikosamin)
Operatif
At diagnosis
Lifestyle
+
Metformin
Lifestyle + Metformin
+
Basal Insulin
Lifestyle + Metformin
+
Intensive insulin
Lifestyle + metformin
+
Sulfonylurea
STEP 1
STEP 2
STEP 3
Lifestyle + Metformin
+
Pioglitazone
No hypoglycaemia
Oedema/CHF
Bone loss
Lifestyle + Metformin
+
GLP-1 agonist
No hypoglycaemia
Weight loss
Nausea/vomiting
Lifestyle + Metformin
+
Pioglitazone
+
Sulfonylurea
Lifestyle + Metformin
+
Basal Insulin
Penurunan
FPG
Penurunan
HbA1C
Penurunan
PPG
54-70
61
59-78
62-76
59-80
20-30
-
1,5-2,0
1,7
0,6-1,0
1,5-2,0
1,5
1,4-2,6
0,5-1,0
0,5-0,8
92
104
83
40-50
40-60
PEMBAHASAN
Jenis DM pada pasien ini adalah DM
tipe 2 karena pasien terdiagnosis
mengidap DM saat usia 54 tahun.
Dalam keadaan ini yang terjadi pada
pasien adalah glukosa dalam darah
tidak dapat masuk ke sel karena sel
resisten terhadap insulin.
KESIMPULAN
Pada pasien ini terdiagnosis Diabetes
Mellitus tipe 2 yang dihubungkan berbagai
faktor, seperti umur, jenis kelamin, aktifitas
fisik, terpapar asap rokok dan pekerjaan.
Komplikasi dari DM yang sudah timbul
pada pasien adalah neuropati diabetikum
akibat dari DM yang kronik.
Osteoatritis pada pasien ini dihubungkan
dengan umur, berat badan dan penyakit
DM yang di derita pasien.
SARAN
Menerapkan manajemen empat pilar
penatalaksanaan diabetes melitus,
meliputi edukasi, diet dan perencanaan
makan, aktifitas fisik serta penggunaan
obat-obatan
Menjelaskan macam-macam komplikasi
yang dapat ditimbulkan pada penyakit DM
untuk meningkatkan kepatuhan pasien
dalam pengobatan.