Sie sind auf Seite 1von 7

THE

IMUNOMODULATOR

EFFECT

OF

ETHANOL

EXTRACT

OF

BREADFRUIT LEAVES (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) TOWARD NON


SPESIFIC IMMUNE RESPONSE ON MALE MICE BALB/C STRAIN

Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Prihati

ABSTRACT
Breadfruit

leaves

contain

flavonoid

is

suspected

having

effect

of

imunomodulator. The aims of this research is determine ethanol extract of breadfruit


leaves (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) concentration to find out imunomodulator
effect on non specific immune response of male mice Balb/c strain and determine of
phagocytosis activity on male mice Balb/c strain after given the ethanol extract of
breadfruit leaves (Artocarpus altilis (Park) Fosberg).
This research is a experimental metode. The sample consist of 4 groups and each
of group consist of 6 mice.The treatment is given during 5 day. Group I as control
negative (aquadest), group II, III, IV were given ethanol extract of breadfruit leaves with
2,8% w/v, 5,6% w/v and 8,4% w/v concentration. On 7th day, the blood taking on 0
minute, then was injected the carbon ink, and on 4, 8, 12, 16 minute the blood were taken
again through vena tail. Blood carbon concentration had been measured using uv-vis
spectrophotometer.
The result of research showed on 2,8% w/v, 5,6% w/v and 8,4% w/v
concentration ethanol extract of breadfruit leaves rise the imunomodulator effect toward
non specific immune response on male mice Balb/c strain with k score 1,28 (weak), 1,32
(moderate), 1,43 (moderate) and ethanol extract of breadfruit leaves can influence
phagocytosis activity in male mice Balb/c strain.
Key Word : Imunomodulator,

Carbon Clearance, Flavonoid, Breadfruit Leaves

(Artocarpus altilis (Park) Fosberg).

EFEK IMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOL DAUN SUKUN (Artocarpus


Altilis (Park) Fosberg) TERHADAP RESPON IMUN NON SPESIFIK PADA
MENCIT JANTAN GALUR BALB/C
Richa Yuswantina, Agitya Resti Erwiyani, Prihati

INTISARI
Daun sukun mengandung senyawa flavonoid yang diduga mempunyai efek
imunomodulator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol
daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) yang dapat menimbulkan efek
imunomodulator terhadap respon imun non spesifik pada mencit jantan galur Balb/c dan
mengetahui adanya pengaruh aktivitas fagositosis pada mencit jantan galur Balb/c setelah
diberi ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel terdiri dari 4
kelompok perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 6 ekor mencit. Perlakuan diberikan
selama 5 hari. Kelompok I kontrol negatif (aquadest), Kelompok II, III, IV diberi ekstrak
etanol daun sukun dengan konsentrasi 2,8% b/v, 5,6% b/v dan 8,4% b/v. Hari ke-7
pengambilan darah pada menit ke-0, kemudian diinjeksi tinta karbon dan pada menit ke4, 8, 12, 16 kembali dilakukan pengambilan darah melalui vena ekor. Pengukuran kadar
karbon darah menggunakan spektrofotometri uv-vis.
Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 2,8% b/v, 5,6% b/v dan 8,4% b/v
ekstrak etanol daun sukun menimbulkan efek imunomodulator terhadap respon imun non
spesifik pada mencit jantan galur Balb/c dengan nilai k 1,28 (lemah), 1,32 (sedang), 1,43
(sedang) dan ekstrak etanol daun sukun dapat mempengaruhi aktivitas fagositosis pada
mencit jantan galur Balb/c.
Kata kunci : Imunomodulator, Bersihan Karbon, Flavonoid, Daun Sukun (Artocarpus
altilis (Park) Fosberg).

PENDAHULUAN
Akibat invasi berbagai mikroorganisme patogen (bakteri, virus, jamur, dan
kuman) sel-sel yang berperan dalam sistem imun tidak mampu menjaga kondisi tubuh
sehingga tubuh rentan terhadap penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menurunkan
kekebalan tubuh diantaranya adalah kanker, penyakit kronik seperti diabetes melitus,

sirosis hati, tuberkulosis dan lepra. Sehingga, tubuh membutuhkan suatu senyawa yang
dapat memperbaiki sistem imun yang disebut imunomodulator (Suhirman et al., 2007 cit
Djauzi, 2003).
Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme
pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non-spesifik, melalui mekanisme
pertahanan seluler maupun humoral. Fungsi imunomodulator adalah memperbaiki sistem
imun dengan cara mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu (imunorestorasi),
stimulasi (imunostimulan) atau dengan menekan/menormalkan reaksi imun yang
abnormal (imunosupresan) (Subowo, 2009).
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah daun sukun (Artocarpus
altilis (Park) Fosberg). Sebelumnya, penggunaan daun sukun sebagai obat lebih banyak
diterapkan secara tradisional untuk mengobati liver, jantung, ginjal, limfa, gatal-gatal,
sakit gigi, dan radang atau inflamasi (Putra, 2013). Senyawa kimia yang terkandung
dalam daun sukun antara lain flavonoid, fenol, riboflavin, tanin, asetilkolin (Ach), kalium
(Shabella, 2012). Kandungan senyawa flavonoid dalam daun sukun diduga memiliki
potensi sebagai imunomodulator dengan cara menstimulasi aktivasi makrofag peritoneum
dan meningkatkan aktivitas sel NK (Solikhah et al., 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol
daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) yang dapat menimbulkan efek
imunomodulator terhadap respon imun non spesifik pada mencit jantan galur Balb/c dan
mengetahui adanya pengaruh aktivitas fagositosis pada mencit jantan galur Balb/c setelah
diberi ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg).

METODE
Alat dan Bahan
1. Timbangan (Ohaus), ayakan no. 30 mesh, blender, beker gelas, gelas ukur, labu takar,
corong kaca, kain flanel, spuit oral, waterbath, kandang tikus, mikropipet, skalpel,
plat tetes, tabung reaksi, autoclave, spektrofotometer UV-Vis.
2. Daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg), etanol 70%, aquadest, tinta karbon
(pelikan B17), natrium sitrat 1%, asam asetat 1%, gelatin, NaCl 0,9%.
Hewan Percobaan
Mencit jantan galur Balb/c sebanyak 24 ekor berumur 8-12 minggu, dengan berat
rentang 20-22 gram.

Penyiapan Bahan
1. Determinasi Tanaman
Hasil determinasi/identifikasi :
1b - 2b - 3b - 4b - 12b - 13b - 14b - 17b - 18b - 19b - 20b - 21b - 22b - 23b - 24b 25b - 26b - 27b - 799b - 800a (Famili 117. Moraceae) 1b - 2b - 4b - 6b - 8b - 9b - 15b
(Genus. 9. Artocarpus) 1a - 2a - 3b - 4b (Spesies Artocarpus altilis (Park) Fosberg).
2. Pembuatan Serbuk Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg)
Awalnya daun sukun dilakukan sortasi basah, dicuci dan ditiris, kemudian
dikeringkan dibawah sinar matahari tidak langsung, diserbukkan dengan cara
diblender dan diayak dengan ayakan 30 mesh.
3. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg)
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70% selama 5
hari dan remaserasi selama 2 hari. Maserat diuapkan dengan water bath pada suhu
600C hingga didapat ekstrak kental.
4. Identifikasi Flavonoid
a. 3 tetes sampel ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NaOH, akan
membentuk warna kuning pucat menjadi coklat.
b. 3 tetes sampel ditambahkan 1 tetes FeCl3, hasil positif flavonoid akan
menghasilkan warna hijau.

Gambar Identifikasi Flavonoid


c. Pembuatan Suspensi Karbon
Suspensikan 1,6 ml tinta pelikan ke dalam 8,4 ml gelatin 1% b/v dalam larutan
fisiologis NaCl.
d. Penghitungan Dosis Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg)
Ekstrak etanol daun sukun dibuat dengan kadar 2,8% b/v, 5,6% b/v, dan 8,4% b/v
setara dengan dosis 0,7 g, 1,4 g, dan 2,1 g ekstrak etanol daun sukun/Kg BB.

1) 2,8 g ekstrak etanol daun sukun ditambah aquades sampai 100 ml sehingga
diperoleh larutan ekstrak kadar 2,8% b/v.
2) 5,6 g ektsrak etanol daun sukun ditambah aquades sampai 100 ml sehingga
diperoleh larutan ekstrak kadar 5,6% b/v.
3) 8,4 g ekstrak daun sukun ditambah aquades sampai 100 ml sehingga diperoleh
larutan ekstrak kadar 8,4% b/v.
e. Uji Aktivitas Imunomodulator
Uji aktivitas imunomodulator dilakukan dengan metode bersihan karbon. Pada uji
ini mencit dikelompokkan 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 ekor. Tiap
kelompok diberi sediaan uji selama 5 hari. Darah diambil pada hari ke-7 (menit 0),
dan setelah dilakukan injeksi karbon (menit ke-4, 8, 12, 16) melalui vena ekor,
diteteskan ke plat tetes yang mengandung natrium sitrat (antikoagulan), dipipet
sebanyak 50l dilisis dengan 4 ml asam asetat 1% yang kemudian dilakukan
pengukuran kadar karbon dalam darah menggunakan spektrofotometri UV-Vis
dengan panjang gelombang 627 nm.

HASIL
Hasil pengamatan kecepatan fagositosis dalam eliminasi partikel karbon darah
mencit setelah pemberian ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park)
Fosberg) selama 5 hari
Kelompok
perlakuan
I
II
III
IV
Keterangan:
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV

Nilai % serapan (100 - % transmitan) SD


Menit 0

Menit 4

Menit 8

Menit 12

Menit 16

48,586,93
44,784,41
41,055,35
32,774,29

59,104,26
57,925,41
52,474,20
43,704,36

56,755,64
51,274,97
47,423,92
40,473,73

52,906,89
49,405,51
45,534,43
34,724,63

52,135,67
47,985,85
42,255,45
33,824,03

= kontrol negatif (aquadest)


= ekstrak etanol daun sukun kadar 2,8% b/v
= ekstrak etanol daun sukun kadar 5,6% b/v
= ekstrak etanol daun sukun kadar 8,4% b/v

PEMBAHASAN
Dari hasil kecepatan fagositosis dalam eliminasi partikel karbon dapat diketahui
bahwa nilai %serapan dari kelompok kontrol adalah yang paling besar, menunjukkan
kecepatan eliminasinya paling kecil sedangkan pada kelompok IV (ekstrak daun sukun
kadar 8,4% b/v) nilai % serapannya paling kecil dengan kecepatan eliminasi yang paling
besar. Indeks fagositosis dan kriteria efek imunomodulator ekstrak daun sukun

(Artocarpus altilis (Park) Fosberg) dengan metode bersihan karbon dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Kelompok
uji

Koefisien
regresi

Indeks fagositosis
(ku/kk)

Kontrol negatif
Perlakuan I
Perlakuan II
Perlakuan III

- 0,619
- 0,7923
- 0,8138
- 0,8848

1
1,28
1,32
1,43

Keterangan :

Kriteria efek
imunomodulator
(Wagner, 1989)
Imunostimulan lemah
Imunostimulan sedang
Imunostimulan sedang

I = ekstrak etanol daun sukun kadar 2,8% b/v, II = ekstrak etanol daun sukun kadar 5,6%
b/v, III = ekstrak etanol daun sukun kadar 8,4% b/v, ku = koefisien regresi kelompok
perlakuan, kk = koefisien regresi kelompok kontrol negatif.

Aktivitas

imunomodulator

bahan

uji

diklasifikasikan

berdasarkan

indeks

fagositosisnya, apabila nilai indeks fagositosisnya (k) < 1,2 berarti tidak berefek
imunostimulan, k antara 1,3-1,5 berarti memiliki daya imunostimulan sedang dan jika k >
1,5 berarti memiliki daya imunostimulan kuat (Wagner, 1989).
Dari hasil dapat dilihat bahwa pada semua konsentrasi ekstrak etanol daun sukun
yang diberikan pada mencit dapat mempengaruhi aktivitas fagositosis dari makrofag
jaringan untuk melawan dan mengeliminasi partikel asing yang masuk kedalam tubuh.
Kemampuan fagositosis dinyatakan sebanding dengan kenaikan dosis yang digunakan,
hal tersebut berhubungan dengan kandungan flavonoid daun sukun yang dapat
menstimulasi aktivasi makrofag dan meningkatkan aktivitas sel NK, sehingga semakin
tinggi kandungan flavonoid dalam sediaan uji, jumlah makrofag yang teraktivasi dalam
tubuh juga meningkat dan aktivitas fagositosisnya semakin tinggi jika terpapar antigen
dari luar.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pada konsentrasi 2,8% b/v, 5,6% b/v dan 8,4% b/v ekstrak etanol daun sukun
(Artocarpus altilis (Park) Fosberg) menimbulkan efek imunomodulator terhadap
respon imun non spesifik pada mencit jantan galur Balb/C.
2. Ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg) pada konsentrasi
2,8% b/v, 5,6% b/v dan 8,4% b/v dapat mempengaruhi akivitas fagositosis pada
mencit jantan galur Balb/C dengan kategori lemah dan sedang.

B.

Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas imunomodulator dengan
menggunakan metode selain metode carbon clearance seperti metode
perhitungan sel limfosit dan indeks organ limfoid.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi flavonoid yang
terkandung dalam daun sukun (Artocarpus altilis (Park) Fosberg).

UCAPAN TERIMA KASIH


1. Kepada H. Asaat Pitoyo, S.Kp.M.Kes., selaku ketua STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
2. Kepada Drs.Jatmiko Susilo, Apt., M.Kes., selaku ketua Program Studi Farmasi
STIKES Ngudi Waluyo.
3. Kepada Richa Yuswantina, S.Farm., Apt., M.Si., selaku dosen pembimbing I.
4. Kepada Agitya Resti Erwiyani, S.Farm., Apt., selaku dosen pembimbing II.

DAFTAR PUSTAKA
1. Putra, S.R., 2013, Ajaibnya Daun Sukun Berantas Berbagai Penyakit, 36-37,
Flashbooks, Jakarta.
2. Shabella, R., 2012, Terapi Daun Sukun, Cetakan Pertama, 33-44, Cable Book,

Klaten.
3. Solikhah, I.Y.M., Puspita, F.R., dan Samigun., 2011, Pengaruh Pemberian

Ekstrak Air Herba Bidens pilosa L Terhadap Aktivitas Fagositosis Makrofag


Mencit yang Diinduksi Listeria monocytogenes, Jurnal Penelitian, Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
4. Subowo, 2009, Imunobiologi, Edisi II, 12-13, 153, Sagung Seto, Jakarta
5. Suhirman, S., dan Winarti, C., 2007, Prospek Dan Fungsi Tanaman Obat
Sebagai Imunomodulator, 121-122, Jurnal Penelitian, Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik.
6. Widianto, M.B., 1987, Imunomodulator, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.

Das könnte Ihnen auch gefallen