Sie sind auf Seite 1von 44

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

DAN MINYAK ATSIRI SIMPLISIA BUNGA CENGKEH


(Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) TERHADAP
Stenotrophomonas maltophilia
HASIL PENELITIAN
Oleh :
Gan Soon Chong
260110103008
Dosen Pembimbing:
Tina Rostinawati, M.Si, Apt
Yasmiwar Susilawati, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013

LATAR BELAKANG
IDENTIFIKASI MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
KEGUNAAN PENELITIAN
METODE DAN HASIL PENELITIAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Latar Belakang

Infeksi nosokomial ialah Infeksi yang terjadi


di rumah sakit dan menyerang penderitapenderita yang sedang dalam proses asuhan
keperawatan
(Darmadi, 2008)

Penelitian WHO menunjukkan, adanya infeksi nosokomial


pada Asia Tenggara sebanyak 10,0% (Ducel, G, 2002).
Umumnya penyebab infeksi nosokomial ialah
Methicilin resistant Staphylococcus aureus (MRSA),
Vancomycin resistant enteroccocus (VRE), Clostridium
diffucile, dll (Louis V.Bihari, 1995)
Salah satu bakteri patogen penyebab infeksi
nosokomial yang relative baru ialah
Stenotrophomonas maltophilia dan resisten
terhadap sejumlah besar antibiotik spektrum luas
(Looney WJ,2005)

Stenotrophomonas
maltophilia

Tersebar luas di alam terutama di lingkungan lembab rumah sakit


Invasif
Jarang ditemui pada flora normal manusia
Menyebabkan penyakit pada manusia dengan ketahanan tubuh
yang imunodefisien

Multiresisten terhadap berbagai golongan


antibiotik

Jadi harus mencari obat herbal alternatif


untuk infeksi bakteri Stenotrophomonas
5
maltophilia

Tanaman Cengkeh

(Syzygium aromaticum
(L) Merr & Perry)

Obat Tradisional

Tanaman asli Indonesia


Berasal asli dari Kepulauan Maluku
dan ditanam di Zanzibar, India dan
Sri Lanka
- Bahan antibakteri dalam
makanan
-Agen flavor di indonesia
-sakit perut
-sakit mata

Menurut Asman (1997), cengkeh merupakan salah


satu tumbuhan yang berefektif untuk mengobati
infeksi bakteri, fungi dan nematoda.

Analisa kandungan bunga cengkeh (Syzygium


Aromaticum (L) Merr & Perry) dengan
ekstraksi menggunakan etanol 95%

Bunga Cengkeh kering mengandung zat-zat kimia seperti :


minyak atsiri, serta glikosida, tanin, saponin dan flavonoid
( Ferdinanti , 2001)

Diantara zat-zat tersebut terdapat senyawa eugenol


yang menunjukkan sifat antibakteri dan sangat efektif
dalam membunuh dan menghambat beberapa
pertumbuhan bakteri (Asman , 1997).

Identifikasi Masalah
Apakah ekstrak etanol dan minyak atsiri bunga
cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry)
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S.
maltophilia?
Berapakah Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum
(KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)
ekstrak etanol dan minyak atsiri bunga cengkeh
(Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) terhadap S.
maltophilia?
Bagaimana kesetaraan aktivitas zat aktif yang
terkandung dalam ekstrak etanol dan minyak atsiri
bunga cengkeh terhadap antibiotik tetrasiklin?
8

Tujuan Penelitian
-Mengetahui ekstrak etanol bunga cengkeh (Syzygium
aromaticum (L) Merr & Perry) mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap isolat S. maltophilia
-Menetapkan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum
(KHTM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak
etanol bunga cengkeh terhadap S. maltophilia
-Menetapkan Nilai Banding ekstrak etanol dan minyak
atsiri bunga cengkeh dengan antibiotik tetrasiklin
terhadap S. maltophilia

Kegunaan Penelitian
Diperoleh informasi ilmiah tentang potensi antibakteri
ekstrak bunga cengkeh terhadap
bakteri S. maltophilia

Diperoleh pengobatan alternatif terhadap


infeksi yang disebabkan oleh S. maltophilia
10

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

11

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman


Simplisia yang digunakan berupa bunga cengkeh (Syzgium
aromaticum (L) Merr. & L.M Perry) yang diperoleh dari Subang,
Provinsi Jawa Barat.

Determinasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Taksonomi


Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

12

Hasil Determinasi Tanaman

13

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan


destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

14

Ekstraksi menggunakan
metode maserasi

Simplisia

Maserasi 3 x 24 jam dengan


etanol 95%
Ekstrak cair

maserator

Pemekatan dengan rotavapor


Ekstrak kental

% rendemen = berat ekstrak kental (g)


berat simplisia (g)

x 100%

15

Ekstraksi menggunakan
metode maserasi

% Rendemen= X 100% = 19,94%


Kadar air ekstrak (%v/b)= X 100% = 1%

16

Ekstraksi menggunakan
metode destilasi Stahl

Simplisia

Destilasi menggunakan
pelarut air dilakukan selama
4jam

Destilator Stahl

Minyak Atsiri

Kadar Minyak Atsiri (%v/b) = volume minyak atsiri(ml)


berat simplisia (g)
= 2,6 ml/200g x 100%
= 1,3%

17

x 100%

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan Tetrasiklin


18

Hasil Penapisan Fitokimia

Golongan
Metabolit
Sekunder

Hasil

Alkaloid

Polifenolat

Tanin

Flavanoid

Mono- dan
Sesquiterpernoid

Steroid dan
Triterpenoid

Kuinon

Photo

19

Saponin

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

20

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

50 L
larutan ekstrak

20 L
suspensi bakteri uji
20 mL
Mueller-HintonAgar

Media uji

Perforasi

Inkubasi suhu 37oC 18-24 jam

Larutan Ekstrak Berbagai


Konsentrasi

Kontrol positif : media + suspensi bakteri


Kontrol negatif : media

21

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL


Konsentrasi(% b/v)

Diameter zona hambat S. maltophilia (mm)

Ekstrak etanol

Minyak atsiri

50

31,0

36,7

40

28,7

33,2

30

22,3

30,5

20

18,5

28,7

10

16,2

26,8

22

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

23

Hasil Kromatografi Lapis Tipis

24

Hasil Kromatografi Lapis Tipis


Warna
Ekstrak

Bercak

Rf

Vanilin

Etanol

Minyak Atsiri

0,07

Visual
-

UV 254
-

UV 366
Merah

Sulfat
Biru

0,15

Ungu

0,35

Ungu

Ungu

0,38

coklat

0,74

coklat

Merah

0,77

Merah

Merah

0,85

coklat

Ungu

0,88

Merah

Ungu

0,08

Coklat

0,59

Coklat

Merah

0,66

Coklat

25

Ungu

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum


(KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

26

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh


Minimum (KHTM)
1

Well 1 : Kontrol Positif (Media MHB


+ Suspensi Bakteri)
Well 12 : Kontrol Negatif
(Media MHB)
Well 11 : Kontrol Stok Uji (20%
b/v)
Well 2-10 :
Media MHB + Susp. Bakteri + Lar.
Ekstrak/minyak atsiri berbagai
konsentrasi
yaitu 0,01953125%;
0,0390625%; 0,078125%;
0,3125%; 0,625%; 1.25%
2,5%; 5%; 10% (b/v)
Ada pertumbuhan -> keruh
Tidak ada pertumbuhan -> bening

3 4

6 7

9 10 11

12

A
B
C
D
E
F
G
H

Inkubasi suhu
37oC 18-24 jam

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh


Minimum (KHTM)
Konsentrasi
(% b/v)

Ekstrak

Minyak Atsiri

etanol

10

2,5

1,25

0,625

0,3125

0,15625

0,078125

0,0390625

0,01953125

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

29

PENENTUAN KONSENTRASI BUNUH MINIMUM


(KBM)

A 10

A 11

A 12

Inkubasi
suhu 37oC 18-24 jam

A 10

A 11

KBM

A 12

PENENTUAN KONSENTRASI BUNUH MINIMUM


(KBM)
Konsentrasi (%

Ekstrak

Minyak Atsiri

10

2,5

1,25

0,625

0,3125

0,15625

0,078125

0,0390625

0,01953125

b/v)

METODE PENELITIAN
1

Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Ekstraksi simplisia dengan metode maserasi dan destilasi

Penapisan fitokimia

Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Minyak Atsiri

Kromatografi Lapis Tipis

Penentuan Konsentrasi Hambat Tumbuh Minimum (KHTM)

Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

32

Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri dengan


Tetrasiklin

20 L
suspensi bakteri uji
20 mL
SS Agar

Media uji

Perforasi

Inkubasi suhu 37oC 18-24 jam


50 L
larutan antibiotik
konsentrasi
tertentu

50 L
larutan ekstrak
konsentrasi
tertentu

Kontrol positif : media + suspensi bakteri


Kontrol negatif : media

33

Hasil Pengujian Kesetaraan Ekstrak dan Minyak Atsiri


dengan Tetrasiklin
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Tetrasiklin terhadap Bakteri S. maltophilia
Konsentrasi
log Konsentrasi
Diameter Hambat
(g/ml)
100

2,0

(mm)
31,775

50

1,7

27,8

25

1,4

23,4

12,5

1,1

20,5
31.78

35
30

f(x) = 12.72x + 6.16


23.4
20.5R = 0.99

25

27.8

20

Diameter Hambat (mm)

15
10
5
0

1.2

1.4

1.6

1.8

log Konsentrasi

2.2

34

Hasil Pengujian Kesetaraan Ekstrak


Minyak Atsiri dengan Tetrasiklin
Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Bunga Cengkeh terhadap Bakteri
S.maltophilia

Uji

Konsentrasi

Diameter

(%b/v)

Hambat (mm)

30%

21,45

20%

20,6

Minyak Atsiri

30%

28,74

20%

26,89

Ekstrak Etanol

Konsentrasi tetrasiklin dapat diketahui


melalui mensubstitusi y dengan diameter
hambat konsentrasi ekstrak etanol /
minyak atsiri yang telah diketahui ke
dalam persamaan. Lalu memperoleh nilai
35
banding antara konsentrasi ekstrak etanol

dan

Hasil Pengujian Kesetaraan Ekstrak


Minyak Atsiri dengan Tetrasiklin

dan

Nilai Banding antara ekstrak etanol


dan tetrasiklin adalah
300,000 g/ml : 15,89 g/ml = 18,89 : 1
Nilai Banding antara minyak atsiri dan
tetrasiklin adalah
300,000 g/ml : 59,589 g/ml = 5,03 : 1

36

KESIMPULAN
Nilai KHTM ekstrak etanol dan minyak
atsiri bunga cengkeh berturut-turut
adalah 1,25% (b/v) dan 0,3125% (b/v).
Nilai KBM ekstrak etanol dan minyak
atsiri bunga cengkeh berturut-turut
adalah 5% (b/v) dan 0,625% (b/v).
Nilai banding ekstrak etanol bunga
cengkeh dengan tetrasiklin terhadap
bakteri S. maltophilia adalah 18,89 :1
sedangkan nilai banding minyak atsiri
bunga cengkeh dengan tetrasiklin
terhadap S. maltophilia adalah 5,03 :
1.
37

SARAN
Dari hasil penelitian ini disarankan
untuk melakukan isolasi murni eugenol
dari bunga cengkeh yang merupakan
senyawa aktif yang memberikan
aktvitas antibakteri atau menguji
aktivitas antibakteri bunga cengkeh
terhadap bakteri pathogen yang
lainnya.

38

SEKIAN
&
TERIMA KASIH

39

DAFTAR PUSTAKA

ACourt G, Garrard C S. Nosocomial pneumonia in the intensive care unit: mechanisms and significance. Thorax. 1992;47:
Hal 465473.

Anonim, Prevention of hospital-acquired infections: A guide. 2nd Ed. 2012.; Hal 12

Araoka H, Baba M, Yoneyama A. Risk factors for mortality among patients with Stenotrophomonas maltophilia
bacteremia in Tokyo, Japan, 1996-2009. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. May 2010;29(5):605-8.

Beuchat, L. R. 2000. Control of Foodborne Pathogens and Spoilage Microorganisms by Naturally Occurring
Antimicrobials. In C. L.Wilson & S. Droby (Eds.), Microbial Food Contamination. Boca Raton, FL: CRC Press. Hal 149169
Coffin SE, Zaoutis TE. Healthcare-Associated Infections. In: Long SS, Pickering LK, Prober CG. Principles and Practice
of Pediatric Infectious Diseases.3rd ed. Churchill Livingstone; 2008, Hal 57

Falagas ME, Kastoris AC, Vouloumanou EK, Dimopoulos G. 2009. Community-acquired Stenotrophomonas maltophilia
infections: a systematic review. Eur. J. Clin. Microbiol. Infect. Dis. 28:719

Hildebert Wagner, Sabine Bladt.,2010, Plant Drug Analysis: A Thin Layer Chromatography Atlas, 2nd Edition, Springer,
Hal 166-167.

Huang, Y., Ho, S. H ,Lee, H., & Yap, Y. L. 2002. Insecticidal Properties of Eugenol, Isoeugenol and Methyleugenol and
Their Effects on Nutrition of Sitophilus zeamais Motsch (Coleoptera : Curculionidae) and Tribolium castaneum (Herbst)
(Coleoptera: Tenebrionidae). J of Stored Products Research, Hal 3

Joanna S. Brooke, 2012. Stenotrophomonas maltophilia: an Emerging Global Opportunistic Pathogen, Clin Microbiol Rev
January; 25(1): Hal 241

Looney WJ , 2005. Role of Stenotrophomonas maltophilia in hospital-acquired infection. Br J Biomed Sci.;62(3): Hal 145154

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL


SIMPLISIA BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L)
Merr & Perry) TERHADAP Stenotrophomonas maltophilia
HASIL PENELITIAN
Oleh :
Gan Soon Chong
260110103008
Dosen Pembimbing:
Tina Rostinawati, M.Si, Apt
Yasmiwar Susilawati, S.Si., M.Si
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013

41

Identifikasi Bakteri
Bakteri

Media Uji

Hasil

Motilitas

(-)

Keterangan
Tidak terdapat
pergerakan bakteri
sekitar daerah
tusukan

Glukosa

(+)

Perubahan warna dari


merah ke kuning

Laktosa

(+)

Perubahan warna dari


merah ke kuning

Manosa

(+)

Perubahan warna dari


merah ke kuning

S.
maltophilia

Maltosa

(+)

Perubahan warna dari


merah ke kuning

Sakarosa

(+)

Perubahan warna dari


merah ke kuning

Indol

(-)

Tidak ada perubahan

TSIA

(+)

Perubahan warna
dari merah ke kuning
dan endapan hitam

Urea

(+)

Perubahan warna
kuning ke merah

(+)

keunguan
Perubahan warna
dari merah ke kuning

VP

(-)

Tidak ada perubahan

Sitrat

(-)

Perubahan warna
dari hijau ke biru

Metil
Merah

42

A: Motilitas (-)
F: Sakarosa (+)
K: VP (-)
B: Glukosa (+)
G: Indol (-)
L: Sitrat (+)
C: Laktosa (+)
H: TSIA (+)
D: Manosa (+) I: Urea (+)
E: Maltosa (+)
J: Metil Merah (+)
43

44

Das könnte Ihnen auch gefallen