0 Bewertungen0% fanden dieses Dokument nützlich (0 Abstimmungen)
66 Ansichten3 Seiten
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian rumah tinggal sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan luar dan memenuhi kebutuhan hidup penghuninya, serta latar belakang perancangan rumah tinggal dengan konsep hijau untuk mengurangi dampak urbanisasi dan kerusakan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian rumah tinggal sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan luar dan memenuhi kebutuhan hidup penghuninya, serta latar belakang perancangan rumah tinggal dengan konsep hijau untuk mengurangi dampak urbanisasi dan kerusakan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian rumah tinggal sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan luar dan memenuhi kebutuhan hidup penghuninya, serta latar belakang perancangan rumah tinggal dengan konsep hijau untuk mengurangi dampak urbanisasi dan kerusakan lingkungan.
1. Rumah merupakan tempat berlindung dari pengaruh luar manusia, seperti iklim, musuh, penyakit, dan sebagainya. Untuk dapat berfungsi secara fisiologis, rumah haruslah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dibutuhkan, seperti listrik, air bersih, jendela, ventilasi, tempat pembuangan kotoran dan lain-lain. (Koesputranto, 1988) 2. Sebagai tempat penyelenggaraan kehidupan dan penghidupan keluarga; rumah harus memenuhi kebutuhan yang bersifat biologis seperti makan, belajar, dan lain-lain, juga memenuhi kebutuhan non biologis, seperti bercengkrama dengan anggota keluarga atau dengan tetangga. (Johan Silas) 3. Dalam pengertian yang luas, rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syaratsyarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Frick, 2006 : 1) B. Latar Belakang Manusia membutuhkan suatu wadah untuk menampung segala aktivitas dan kebutuhannya. Wadah tersebut berupa tempat tinggal atau sebuah hunian sebagai pemenuhan kebutuhan pokok selain pangan dan sandang. Rumah tinggal tidak hanya difungsikan sebagai wadah kegiatan manusia, melainkan juga sebagai tempat berlindung dari bahaya yang datang dari luar serta perubahan cuaca dan iklim, seperti hujan, panasnya matahari, dsb. Sebagai negara yang seluruh wilayahnya berada
di kawasan ekuator, secara umum beriklim tropis basah menjadikan
Indonesia berada di posisi yang menguntungkan namun dapat pula merugikan. Hal ini disebabkan karena tingginya suhu, radiasi matahari, curah hujan dan kelembaban serta karakteristik angin yang sering berubah-ubah, sering terjadi turbulensi dan kecepatan rata-ratanya relatif rendah. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi desain rumah tinggal yang akan dibuat. Rumah tinggal yang dirancang merupakan rumah tinggal arsitek profesional
karena
kepala
keluarga
berprofesi
sebagai
arsitek.
Perancangan rumah tinggal disesuaikan dengan karakteristik pengguna
dari rumah tinggal tersebut. Maka dari itu, desain rumah disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya yang memiliki profesi sebagai Arsitek. Rancangan rumah tersebut dimungkinkan mampu mewadahi kegiatan yang
sesuai
dengan
kebutuhan
dari
pengguna
rumah
tersebut.
Direncanakan akan berlokasi di daerah perumahan dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tidak terlalu tinggi dan akses jalan yang mudah dicapai. Konsep rumah tinggal yang dirancang bertemakan rumah tinggal dengan konsep berorientasi terhadap alam melalui pendekatan arsitektur hijau (green architecture). Konsep arsitektur hijau dipilih karena sudah terlihat dampak buruk akibat tidak bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan kapital bagi setiap orang membuat bidang properti menjadi meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak sosial yang terjadi. Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini. Akhir-akhir ini telah dirasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini. Sekarang, ruang hijau menjadi semakin
berkurang,
dan
resapan
air
juga
semakin
berkurang
sehingga
menyebabkan terjadinya banjir.
Rumah tinggal dengan konsep arsitektur hijau berarti rumah tinggal yang hemat energi, dapat memanfaatkan sumber energi alam dengan baik, penggunaan material lokal, sirkulasi udara dalam rumah baik, serta dapat memanfaatkan lahan pada rumah sebagai ruang terbuka hijau.