Sie sind auf Seite 1von 28

SYOK ANAFILAKTIK

SYAHHIRUL ARIEF ULIM


0607101010034

PEMBIMBING:
Dr. Azwar Risyad, Sp.An

PENDAHULUAN
Syok atau renjatan adalah suatu keadaan
patofisiologik dinamik yang terjadi bila
pemasukkan oksigen ke mitokondria di tubuh
manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan
konsumsi oksigen
Suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan
hemodinamik dan metabolik yang ditandai
kegagalan sirkulasi.

Berdasarkan patofisiologinya, syok


terdiri atas :
1. Syok hipovolemik
Etiologi :
Perdarahan
Kehilangan plasma
Kehilangan cairan ekstraseluler

2. Syok kardiogenik
Etiologi :
Kegagalan jantung memompa
darah secara adekuat
Pengisian diastolik ventrikel yang tidak adekuat

3. Syok vasogenik terdiri dari :


Syok septik :
Etiologi :

Syok anafilaktik
Etiologi :

Perforasi usus
Apendisitis

Karena alergi dan sengatan serangga

Syok neurogenik
Etiologi :

Gangguan tonus vasokontriktor


Hilangnya tonus vaskuler secara mendadak di tubuh

SYOK ANAFILAKTIK
Anafilaksis adalah reaksi alergi umum
dengan efek pada beberapa sistem organ
terutama kardiovaskular, respirasi, kutan
dan gastro intestinal yang merupakan reaksi
imunologis yang didahului dengan
terpaparnya alergen yang sebelumnya
sudah tersensitisasi.

Syok anafilaktik adalah kegagalan fungsi


kardiovaskuler yang terjadi akibat reaksi
hipersensitivitas yang timbul beberapa
menit atau jam setelah kontak dengan
alergen dan sengatan serangga ditandai
kolap sirkulasi darah
Reaksi anafilaktoid suatu reaksi
anafilaksis yang terjadi tanpa melibatkan
antigen-antibodi komplek

Etiologi syok anafilaktik


1. Enzim insulin, enzim tripsin,enzim
kimotripsin,dll
2. Makanan, seperti telur,ikan,kacang,bijibijian
3. Bahan latex karet
4. Sengatan serangga
5. Golongan penisilin,amfoterasin
B,golongan kuinolon

6. Relaksasi otot :
suxamethason,galamine,pancuronium
7. Zat kimia
8. Obat glukokortikoid,thiopental,succinil
colin

Etilen oksida
Dengan melihat ada begitu banyak
alergen yang dapat menyebabkan atau
mencetuskan syok anafilaksis, maka dari
itu, khusus untuk pemberian terapi (obatobatan) sebaiknya dilakukan skin test
terlebih dahulu untuk mencegah
terjadinya syok anafilaksis tersebut.

MANIFESTASI KLINIS
Keluhan pada fase permulaan adalah
lemah,lesu,rasa takut,perih dalam
mulut,gatal,sesak,serak,mual,pusing,

Gejala yang timbul pada organ ialah :


Kardiovaskuler

Dapat terjadi sentral maupun perifer.


Gangguan pada sirkulasi perifer dapat dilihat dari
pucat dan ekstremitas dingin. Selain itu kurangnya
pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan
penurunan tekanan darah.
Dapat pula terjadi tekanan darah rendah, vena
perifer kolaps,hipotensi, aritmia, penurunan volume
efektif plasma, nadi cepat dan halus sampai tidak
teraba, renjatan, pingsan, pada EKG dapat
ditemukan aritmia, T mendatar atau terbalik, irama
nodal, fibrilasi ventrikel sampai asistol.

Respirasi
Dapat terjadi pernapasan cepat dan
dangkal, rhinitis, bersin, gatal dihidung,
batuk , sesak, mengi, stridor, suara serak,
gawat napas, takipnea-apnea, kongesti
hidung, edema dan hiperemi mukosa,
obstruksi jalan napas, bronkospasme,
hipersekresi mukus, wheezing dispnea

Gastrointestinal
Kram perut karena kontraksi dan spasme otot
polos intestinal. Mual, muntah, sakit perut,
diare.

Kulit
Pruritus, urtikaria, angioedema, eritema.

Mata
Gatal , lakrimasi, merah, bengkak.

Susunan saraf pusat


Disorientasi, halusinasi, rasa logam, kejang,
koma.

Sistem saluran kencing


Produksi urin berkurang.

Secara sederhana gajala & tanda syok


anafilaktik tertera pada tabel dibawah ini :

DIAGNOSIS
Anamnesis didapatkan zat penyebab
anafilaksis (injeksi, minum obat, disengat
hewan, makan sesuatu atau setelah test kulit )
gatal dikulit,sukar nafas, lemas, pusing, mual.
Fisik diagnostik Keadaan umum : baik-buruk
kesadaran kompos mentis-koma. Tensi :
hipotensi. Nadi:takikardi. Nafas : dispneu.
Pulmo bronkospasme, stridor, rhonki dan
wheezing

Abdomen : Nyeri tekan, BU meningkat


Ekstremitas : Urticaria, Edema ekstremitas
EKG : Gangguan konduksi, atrial dan ventrikular
disritmia.

DIAGNOSIS BANDING
Beberapa keadaan dapat menyerupai reaksi
anafilaktik, seperti :
Reaksi vasovagal
Infark miokard akut
Reaksi hipoglikemik
Reaksi histeris
Carsinoid syndrome
Asma bronchial
Rhinitis alergika

TERAPI SYOK ANAFILAKTIK


1. Segera baringkan penderita pada alas
yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi
dari kepala untuk meningkatkan aliran
darah balik vena, dalam usaha
memperbaiki curah jantung dan
menaikkan tekanan darah.

Penilaian ABC dari tahapan resusitasi


jantung paru, yaitu:
Airways : jalan napas harus bebas,tidak ada
sumbatan sama sekali.
Breathing : memberikan napas bantuan bila tidak
ad tanda pernapasan.
Circulation : bila tidak teraba nadi(arteri karotis)
segera lakukan pijat jantung

Segera berikan adrenalin


Epinefrin atau adrenalin bekerja sebagai
penghambat pelepasan histamine dan mediator
lain yang poten. Mekanismenya adalah adrenalin
meningkatkan siklik AMP dalam sel mast dan
basofil sehingga menghambat terjadinya
degranulasi serta pelepasan histamine dan
mediator lainnya. Selain itu adrenalin mempunyai
kemampuan memperbaiki kontraktilitas otot
jantung, tonus pembuluh darah perifer dan otot
polos bronkus.

Dosis yang dianjurkan adalah 0,25 mg sub kutan


setiap 15 menit sesuai berat gejalanya. Bila
penderita mengalami presyok atau syok dapat
diberikan dengan dosis 0,3 0,5 mg (dewasa) dan
0,01 mg/ KgBB (anak) secara intra muskuler dan
dapat diulang tiap 15 menit samapi tekanan darah
sistolik mencapai 90-100 mmHg.

Pemberian cairan infus intravena


Pemberian cairan infuse dilakukan bila tekanan
sistolik belum mencapai 100 mmHg (dewasa)
dan 50 mmHg (anak). Cairan yang dapat
diberikan adalah RL/NaCl, Dextran/ Plasma.
Pada dewasa sering dibutuhkan cairan sampai
2000ml dalam jam pertama dan selanjutnya
diberikan 2000 3000 ml/m LPB/ 24 jam.
Plasma dapat diberikan segera untuk mengatasi
hipovolemi intravaskuler akibat vasodilatasi akut
dan kebocoran cairan intravaskuler ke interstitial
karena plasma lebih lama berada di dalam
intravaskuler dibandingkan kristaloid.

Obat-obat vasopressor
Dopamin dapat diberikan secara infuse
dengan dosis awal 0,3mg/KgBB/jam dan
dapat ditingkatkan secara bertahap
1,2mg/KgBB/jam untuk mempertahankan
tekanan darah yang membaik.

Kortikosteroid
Berperan sebagai penghambat mitosis sel
precursor IgE dan juga menghambat
pemecahan fosfolipid menjadi asam
arakhidonat pada fase lambat.
Kortikosteroid digunakan untuk mengatasi
spasme bronkus dan mencegah terjadinya
reaksi lambat dari anafilaksis.
Dosis yang dapat diberikan adalah 7-10 mg/kg
i.v prednisolon dilanjutkan dengan 5 mg/kg tiap
6 jam atau dengan deksametason 40-50 mg
i.v. Kortisol dapat diberikan secara i.v dengan
dosis 100 -200 mg dalam interval 24 jam dan
selanjutnya diturunkan secara bertahap.

Antihistamin
Bekerja sebagai penghambat sebagian
pengaruh histamine terhadap sel target.
Antihistamin diindikasikan pada kasus reaksi
yang memanjang atau bila terjadi edema
angioneurotik dan urtikaria
Difenhidramin dapat diberikan dengan dosis 12mg/kg sampai 50 mg dosis tunggal i.m. Untuk
anak-anak dosisnya 1mg/kg tiap 4 -6 jam.

PENCEGAHAN

1. Pemberian obat harus benar benar atas


indikasi yang kuat dan tepat.
2. Orang dengan tes kulit negatif dan mempunyai
riwayat alergi positif mempunyai kemungkinan
reaksi sebesar 1-3% dibandingkan dengan
kemungkinan terjadinya reaksi 60%, bila tes
kulit positif.
3. Yang paling utama adalah harus selalu tersedia
obat
penawar
untuk
mengantisipasi
kemungkinan terjadinya reaksi anfilaksis atau
anafilaktoid serta adanya alat alat bantu
resusitasi kegawatan

Das könnte Ihnen auch gefallen