Sie sind auf Seite 1von 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Osteoporosis adalah suatu keadaan yang ditandai dengan

berkurangnya
mikroarsitektur

massa

tulang

jaringan

dan

tulang

adanya
yang

perubahan

mengakibatkan

menurunnya kekuatan tulang dan meningkatkan kerapuhan


tulang, sehingga menyebabkan tulang mudah patah.1
Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan proses
osteoblastik (bertanggung jawab untuk pembentukan osteosit
baru) dengan proses osteoklastik (bertanggung jawab atas
penyerapan materi tulang tua). Dengan kata lain, aktivitas
osteoklas lebih tinggi daripada osteoblas.2
Menurut WHO (2010), angka kejadian

patah

tulang

(fraktur) akibat osteoporosis di seluruh dunia mencapai angka


1,7 juta orang dan dapat diperkirakan angka ini akan terus
meningkat hingga mencapai 6,3 juta orang pada tahun 2050 dan
71% kejadian ini akan terdapat di negara-negara berkembang. 3
Data Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009
menyebutkan bahwa pada usia 35 tahun, 1 dari 3 orang di
kawasan Asia beresiko osteoporosis.4
Data Puslitbang Gizi Kementerian Kesehatan RI (2006)
menunjukkan bahwa risiko osteoporosis di 14 provinsi yang

diteliti mencapai rata-rata 19,7% dan beberapa yang tertinggi di


antaranya adalah Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah
(24,02%), DI Yogyakarta (23,5%), Sumatera Utara (22,82%) dan
Jawa Timur (21,42%).4
Menurut laporan SP2TP (Dinkes Propinsi, 2004) di Propinsi
Lampung osteoporosis yang merupakan salah satu penyakit
tulang dan jaringan pengikat menempati urutan ke-5 dari 10
(sepuluh) besar penyakit pada tahun 2004 dengan jumlah kasus
126.304 (9,32%).5
Salah satu aspek terpenting dalam menjaga kepadatan tulang adalah
dengan melakukan aktifitas yang teratur. Aktifitas yang dilakukan salah satunya
dengan melaksanakan olahraga minimal 1 minggu 2 kali. Semakin senja usia
seseorang,

semakin

berkurang mobilitasnya.6 Aktivitas fisik yang

bermanfaat adalah yang menumpu beban

seperti berjalan

kaki, bersepeda dan aerobik. Kegiatan sehari-hari yang kurang


aktif agar diperbaiki untuk mencegah pengurangan kepadatan
tulang yang berisiko osteoporosis.7
Kurangnya aktifitas fisik dan kurang seimbang akan menyebabkan
peningkatan proses pengroposan

tulang

dan kejadian osteoporosis semakin

meningkat. Osteoporosis dimanifestasikan dengan gejala awal berupa nyeri


tulang, nyeri sendi, penurunan tinggi badan dan gigi tanggal. 6
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
meneliti

tentang

memperlambat

hubungan

timbulnya

antara

gejala

aktivitas

fisik

dalam

osteoporosis

pada

pasien

osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeleok


Bandar Lampung tahun 2015.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat

dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu apakah ada hubungan


antara aktivitas fisik dalam memperlambat timbulnya gejala
osteoporosis pada pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi
RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung tahun 2015.
1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara aktivitas fisik dalam memperlambat timbulnya gejala


osteoporosis pada pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi
RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Pendidikan
Menambah kepustakaan
orthopedi

mengenai

memperlambat
aplikasi

dan

mengembangkan

hubungan

timbulnya
penelitian

dipelajari.
1.4.2 Bagi Peneliti Sendiri

dalam

aktivitas

gejala
teori

fisik

osteoporosis

kedokteran

ilmu
dalam

sebagai

yang

telah

a. Penelitian ini dapat menambah wawasan, baik dalam


bentuk pengalaman maupun dari segi ilmu pengetahuan
tentang

hubungan

antara

memperlambat timbulnya

aktivitas

fisik

dalam

gejala osteoporosis pada

pasien osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD Dr. H.


Abdul Moeleok Bandar Lampung tahun 2015.
b. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana
kedokteran umum.
1.4.3 Bagi Masyarakat
a. Menambah pengetahuan masyarakat tentang hubungan
antara aktivitas fisik dalam memperlambat timbulnya
gejala osteoporosis.
b. Masyarakat agar mau memperhatikan aktivitas fisik
terhadap timbulnya gejala penyakit osteoporosis.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


1.5.1 Lingkup Judul
Judul pada penelitian ini mengetahui tentang hubungan
aktivitas fisik dalam memperlambat timbulnya gejala
osteoporosis

pada

pasien

osteoporosis

di

poli

klinik

orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung


tahun 2015.
1.5.2 Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari Maret 2015.
1.5.2 Lingkup Tempat
Penelitian ini diambil di lokasi poli klinik orthopedi RSUD.
Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

1.5.3 Lingkup Masalah


Permasalahan ini

dibatasi

tentang

hubungan

antara

aktivitas fisik dalam memperlambat timbulnya gejala


osteoporosis

pada

pasien

osteoporosis

di

poli

klinik

orthopedi RSUD Dr. H. Abdul Moeleok Bandar Lampung


tahun 2015.
1.5.4 Lingkup Sasaran
Pasien penyakit osteoporosis di poli klinik orthopedi RSUD.
Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2015.

Das könnte Ihnen auch gefallen