Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kolom Kemas
Kolom Kapiler
Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga
dan aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 15 meter dengan diameter dalam
1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom kapiler
memberikanefisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat besar >
300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel yang murni
dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks.
Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau
semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil
polisiloksan (HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-metilpolisiloksan 95% (HP-5;
DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50%metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19), sementara itu fase diam yang polar
adalah seperti polietilen glikol (HP-20M; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-20M) (6).
4. Detektor
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor. Detektor
merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak
(gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada
kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas
pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal
elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase diam dan
fase gerak.
Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti
respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau
laju aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil
pemisahan fisik komponen-komponen oleh GC disajikan oleh detektor sebagai
deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam kromatogram
dapat digunakan sebagai data kualitatif, sedangkan luas puncak dalam
kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah
dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas
digabung dengan instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram
akan disajikan dalam bentuk lain.
Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas adalah sebagai
berikut :
Jenis
Detektor
Hantaran
panas
Jenis Sampel
Batas
Deteksi
Senyawa
umum
5-100 ng
Kecepatan Alir
(ml/menit)
Gas
H2
Udara
Pembaw
a
15-30
-
Ionisasi
nyawa
Penangkap
elektron
Nitrogenfosfor
Fotometri
nyala (393
nm)
Fotometri
nyala (526
nm)
Foto
ionisasi
Konduktivit
as
elektrolitik
Fourier
Transforminframerah
(FTIR)
Selektif
massa
Emisi atom
Hidrokarbon
Halogen
organic,
pestisida
Senyawa
nitrogen
organik dan
fospat organic
Senyawasenyawa
sulfur
Senyawasenyawa
fosfor
Senyawa yang
terionisasi dg
UV
Halogen, N, S
Senyawasenyawa
organik
Sesuai untuk
senyawa
apapun
Sesuai untuk
elemen
apapun
10-100
pg
0,05-1
pg
20-60
30-60
200500
-
30-60
0,1-10 g
20-40
1-5
700100
10-100
pg
20-40
50-70
60-80
1-10 pg
20-40
120170
100150
2 pg
C/detik
30-40
0,5 pg C
12 pg S
4 pg N
1000 pg
20-40
80
3-10
10 pg-10
ng
0,5-30
0,1-20
pg
60-70
5. Komputer
Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan komputer
yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk digitalisasi signal
detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
DERIVATISASI
Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi
senyawa lain yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis
Caranya :
Sirup dekongestan dibasakan dengan amonia dan diekstraksi ke dalam etil asetat
sehingga akan menjamin bahwa semua komponen yang terekstraksi berada dalam
bentuk basa bebasnya daripada bentuk garamnya. Bentuk basa inilah yang
bertanggungjawab pada bagusnya bentuk puncak kromatografi. Garam-garam atau
basa-basa akan terurai karena adanya panas pada lubang suntik GC, sehingga
Pustaka:
1. Kenkel, J., 2002, Analytical Chemistry for Technicians, 3th. Edition., CRC Press, U.S.A.
2. Grob, R.L., 1995, Modern Practice of Gas Chromatography, 3th Ed., Jhon Wiley and Sons,
New York.
4. Kealey, D and Haines, P.J., 2002, Instant Notes: Analytical Chemistry, BIOS Scientific
Publishers Limited, New York.
5. Watson, D.G., 1999, Pharmaceutical Analysis: A textbook for pharmacy students and
pharmaceutical chemists, Churchill Livingston, UK.
diaharrazy says:
04 Maret, 2012
Reply
Reply
Reply
Reply
blogwalking gan, blognya sangat informatif, baik buat pemula seperti sy. thanks.
Anonim says:
22 Mei, 2013
Reply
mbak saya dari mahasiswa kedokteran hewan unair, mbak mau tanya kalo mau meriksa
residu dioksin dengan hplc atau gc yah?? itu biayanya berapa per sampel susu??
LANSIDA says:
23 Mei, 2013
Reply
Uji dioksin menggunakan GC. Akan tetapi kami tidak mempunyai senyawa standar dioksin
(dioxin), jadi analisis tidak bisa dilakukan.
Anonim says:
28 Juni, 2013
Reply
Maaf apa alat ini bisa untuk mengukur konsentrasis suatu gas, semisal berapa ppm gas co
pada bensin
Anonim says:
06 September, 2013
Reply
GC bisa digunakan untuk analit yang terdapat dalam sample yang bisa diuapkan. Jadi untuk
mengukur CO dalam bensin sangat bisa sekali (menggunakan kolom yang sesuai), bensin
akan dirubah terlebih dahulu menjadi fase uap (di dalam sistem injector). Detektor yang
digunakan adalah FID-metanazier. Gas CO akan di mixing dengan H2 sehingga CO akan
berubah menjadi CH4.. Tentunya setiap melakukan analisa memerlukan standard analit yang
akan di analisa.
Anonim says:
09 Januari, 2014
Reply
LANSIDA says:
10 Januari, 2014
Reply
Pemakaian kolom kapiler tidak ada bedanya dengan kolom kemas. Perbedaan hanya pada
koefisiensi kinerja. Perbedaan lain pd panjang kolom kapiler hingga lebih dari 25 meter
sedang kolom kemas hanya beberapa mtr saja. Fase diam kolom kapiler jika sudah rusak
tidak bisa diperbaiki, sedang kolom kemas bisa diganti isi fse diam.
ARiastanie says:
11 Mei, 2014
Reply
Pengen nanya,syarat2 gas yang digunakan utk instrument GC apa saja y..? Krn d tempat saya
menggunakan UDT atau compress air dr compressor plant, memang sdh d pasang zero air
dan mouisture trap cm tkt ja klu ada syarat2 yg lain slain dr bebas air dan kemurniannya, shga
dpt merusak instrument GC. Makasih. Mohon penjelasannya.
LANSIDA says:
13 Mei, 2014
Reply
Gas yang direkomendasikan pd kemurnian 99,9995%, kualitas udara zero grade. Selain zero
air & moisture trap, silahkan pasang oksigen trap & hydrocarbon trap.
Anonim says:
25 Mei, 2014
Reply
pengen nanya, apa yg menjadi penyebab tidak terbaca puncak2 pada kromatogram, padahal
kromatogram tsb memberikan puncak. makasih
LANSIDA says:
01 Juni, 2014
Reply
Semua peak akan selalu terbaca kecual jika baseline puncak jelek atau setting minimum area
dibuat lebih tinggi daripada peak yang tidak terbaca tadi. Operator GC akan selalu
memprogram minimum area, jika tidak maka semua peak akan terbaca sehingga
menyebabkan printout area terlalu banyak.
Anonim says:
26 Agustus, 2014
Reply
maaf sy mau tanya, knapa hasil uji (etanol) sy luas areanya hrus dibagi dgn luas area
propanol? sbenarnya apa peran propanol tsb? mks
LANSIDA says:
30 Agustus, 2014
Reply
Uji kadar ethanol tetap menggunakan kurva standar ethanol juga untuk menghitung kadar.
Pembagian dengan area propanol tidak ada dasarnya. Semua perhitungan concentrasi harus
tetap menggunakan standar pembanding yang sama dengan parameter yang diuji.
Reply
kaka bantu aku dunk . gimana cara perhitungan.a GC itu . aku kmren ne KKP di balai besar
BPOM padang dan menggunakan alat GC . jdul laporan ku penetapan kadar etanol , metanol
dan isopropanol dalam kosmetik secara aerosol dalam GC kaka . gimana cra perhitugan.a
sampel yg positif dan negatif . mksih dn mohon bantu aku :( .
LANSIDA says:
13 Januari, 2015
Reply
Silahkan dicek peak di kromatogram yg mempunyai waktu retensi yang sama dengan etanol,
metanol, iso propanol. Ketiganya mempunyai waktu retensi di awal. Masukkan area masing2
ke dalam perhitungan regresi standar ketiga solvent tsb. Hasil yg didapat dibagi dengan
volume injeksi kalikan 100% sama dg kadar etanol, dst.
Poskan Komentar
Links to this post
Buat sebuah Link
Popular
Archives