Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Mounting
1.2.
Grinding
1.3.
Pemolesan
1.4.
Pengetsaan
1.5.
Hasil
27
Hasil
28
Hasil
28
Hasil
29
Hasil
30
Hasil
30
31
Tujuan
Melakukan proses persiapan sampel metalografi berbagai
Dasar Teori
Metallorafi didefinisikan sebagai pengamatan bentuk
dengan
bantuan
mikroskop elektron,
SEM
alat,
seperti
atau TEM
mikroskop
optik,
makroskopi
pengamatan
dengan
mikroskopi:
lebih
dari
pengamatan
10-30x.
dengan
Perbesaran
yang
ketika
dilakukan
pengamplasan
dan
yang
harus
dimiliki
bahan
mounting
adalah :
a. Bersifat inert (tidak bereaksi dengan material dan zat
etsa)
b. Sifat eksoterimis rendah
c. Viskositas rendah
d. Penyusutan linier rendah
e. Sifat adhesi baik
f. Memiliki kekerasan yang sama dengan sampel
g. Flowabilitas baik, dapat menembus pori, celah dan
bentuk
ketidakteraturan yang terdapat pada sampel
h. Khusus untuk etsa elektrolitik dan pengujian SEM,
bahan
mounting harus kondusif
(1)
(2)
Metodologi Penelitian
1.3.1 Alat dan Bahan
Alat
Cetakan
Alat khusus compression mounting
Bahan
sampel pengujian
resin, hardener (castable mounting)
bubuk bakelit ( compression mounting)
1.3.2 Flowchart Proses Pengujian
Castable Mounting
Siapkan
cetakan
Tutupi salah satu bagian ujung
silinder dengan isolasi
Letakan sampel
pada dasar cetakan
Compression Mounting
Pengaturan
piston
Peletakkan permukaan
sampel
Pengaturan tekanan
piston
Mensetting alat
mounting
Penuangan
bubuk
bakelit
7
3. Pengamplasan / Grinding
3.1 Tujuan Percobaan
Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan
sampel dengan cara menggosokan sampel pada kain
abrasi/amplas.
3.2 Dasar teori
Sampel yang baru saja dipotong, atau sampel yang
telah terkorosi memiliki permukaan yang kasar. Permukaan
yang kasar ini harus diratakan agar pengamatan struktur
mudah untuk dilakukan. Pengamplasn dilakukan dengan
menggunakan kertas amplas yang ukuran butir abrasifnya
dinyatakan dengan mesh. Urutan pengamplasan harus
dilakukan dengan nomor mesh yang rendah (hingga 150
mash) ke nomor mesh yang tinggi (180 hingga 600mash).
Ukuran
grit
pertama
yang
dipakai
tergantung
pada
pengamplasan
pertama
60 120
120 240
320 400
Gergaji pita
Gergaji abrasif
Gergaji kawat / intan kecepatan
rendah
dapat
mengubah
struktur
mikro
sampel
dan
harus
diperhatikan
adalah
ketika
melakukan
Alat
: mesin amplas.
Amplas sampel
4. Pemolesan / Polishing
bertujuan
untuk
mendapatkan
permukaan
halus (pengamplasan
10
Permukaan halus
Permukaan
kasar
Tahap pemolesan dimulai dengan pemolesan kasar
terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pemolesan halus.
Ada 3 metode pemolesan antara lain, yaitu :
1. Pemolesan Elektrolit Kimia
Hubungan rapat arus & tegangan bervariasi untuk
larutan elektrolit dan material yang berbeda dimana untuk
tegangan, terbentuk lapisan tipis pada permukaan, dan hampir
tidak ada arus yang lewat, maka terjadi proses etsa. Sedangkan
pada
tegangan
tinggi
terjadi
proses
pemolesan.
Adapun
11
Alat
: mesin poles
b)
Bahan
12
Tuangkan
alumina
menyalakan mesin
dengan
kecepatan rendah
menambah
alumina
Letakkan sampel
pada permukaan
kain poles
Lakukan
pemolesan
5. Etsa / Etching
dan
mengidentifikasi
detil
struktur
listrik
maupun
tidak
ke
permukaan
dengan
jelas
dan
tajam.
Untuk
beberapa
13
memilih zat etsa yang tepat. Ada dua jenis etsa, yaitu
etsa kimia dan etsa elekrolitik.
1. Etsa kimia
Merupakan proses pengetsaan dengan
menggunakan larutan kimia dimana zat etsa yang
digunakan memiliki karakteristik tersendiri sehingga
pemilihannya disesuaikan dengan sampel yang akan
diamati. Contohnya yaitu sebagai berikut.
a. Nitrid acid/nital: asam nitrit + alkohol 95 %
(khusus untuk baja karbon) yang bertujuan untuk
mendapatkan fasa perlit dan ferit dari martensit.
b.
14
dan
oksidasi
pada
anoda.
Diberikan
sebagai
anoda
larut
dalam
larutan
elektrolit.
15
b. Daerah B C
disebabkan oleh
lama,
Dengan
sehingga
penambhan
menyebabkan
tegangan,
rapat
pitting.
arus
elektro-etsa
(rectifier,
amperemeter,
16
Sampel
Dibersihkan
+ zat etsa
+ alkohol
Pengetsaan
Pembersihan
sampel
Pengeringan
(dengan
blower)
Dilap
dengan
tissue
Etsa Elektrolitik
Penyusunan alat dan
bahan
Penentuan daerah
etsa
Pengaturan besarnya
arus
Bilas dengan air dan
HNO3
Keringkan dengan
hair dryer
17
MODUL II
PEMBUATAN FOTO DAN ANALISA STRUKTUR
MIKRO
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui proses pengambilan foto mikrostruktur.
2. Menganalisa struktur mikro dan sifat-sifatnya.
3. Mengenali fasa-fasa dalam struktur mikro.
II. DASAR TEORI
Metalografi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
karakteristik mikrostruktur suatu logam dan paduannya serta
hubungannya dengan sifat-sifat logam dan paduannya tersebut.
Ada beberapa metode yang dipakai yaitu: mikroskop (optik
maupun elektron), difraksi ( sinar-X, elektron dan neutron),
analasis (X-ray fluoresence, elektron mikroprobe) dan juga
stereometric
metalografi.
Pada
praktikum
metalografi
ini
metalografi
dengan
mikroskop
umumnya
18
paduan
antara
ferrit
sebagai
matriksnya
dan
19
Mikrostruktur
Baja
Karbon
pada
Heat
&
Surface
Treatment
Perlakuan panas adalah rangkaian siklus pemanasan dan
pendinginan terhadap material logam dalam keadaan padat,
yang bertujuan untuk menghasilkan sifat-sifat (mekanis, fisik dan
kimia) yang diinginkan. Dasar dari perlakua panas baja adalah
transformasi fasa dan dekompisisi austenite. Ada beberapa
macam
proses
spheroidisasi,
perlakuan
panas
normalisasi,
yaitu
tempering
dan
annealing,
quenching.
permukaan
adalah
suatu
perlakuan
yang
lapisan
tersebut
memiliki
sifat-sifat
lebih
baik
perlakuan
permukaan
yaitu
karburisasi,
nitridisasi,
20
Tingginya
kualitas
baja
perkakas
diperoleh
dari
SIMBOL
W
S
O
A
D
H
TIPE
Oil hardening
Medium alloy air-hardening
High-carbon high-chromium
H1 H19 : Chromium base
H20 H39 : Tungsten base
Mold
Special-purpose
L
F
alloy
Karbon-tungsten
21
dengan
grafik
ASTM
E112-63,
dapat
adalah
jumlah
butir
per
inch2
dengan
tidak beraturan.
22
3. Metode Planimetri
Metode
n
1
25
50
75
100
200
300
500
1000
0,002
0,125
0,5
1,125
2,0
8,0
18,0
50,0
200,0
23
perbesaran
yang
diinginkan
dengan
foto
dilakukan
dengan
meletakkan
Meratakan Sampel
fokus
tentukan
pencahayaannya.
diafragma
dan
2. 2.
mikroskop
Mengamati mikrostruktur
24
25
MODUL III
PERCOBAAN JOMINY
I.
Tujuan
II.
Dasar Teori
Proses
kombinasi
pemanasan
dan
pendinginan
yang
Perlakuan
Panas
(Heat
Treatment).
Logam
yang
pendinginan
yang
lambat
akan
menghasilkan
struktur:
1. Bainit bawah : struktur seperti jarum seperti
martensit
26
adalah
salah
satu
faktor
penting
dalam
lurus
dengan
jarak
dari
tempat
berakhirnya
quenched.
Fitur yang sangat penting dalam Jominy Test ialah setiap
bagian dari sampel akan merespon pendinginan yang diperlukan.
Adalah derajat pendinginan yang menentukan terbentuknya
martensite. Kurva Jominy dapat digunakan untuk memplot profile
kekerasan dari suatu bagian.
27
menyebabkan
grafik
bergeser
ke
kanan
sehungga
Metodologi Penelitian
1. Alat dan Bahan
Amplas
28
DAFTAR PUSTAKA
Panas
Material FTUI
29
adalah
cacat
dimana
hasil
mounting
tidak
adalah
gas-gas
yang
terperangkap
didalam
hasil
30
tersebut,.
Tacky
tops
dapat
dihindari
dengan
31
kenaikan
suhu
yang
dapat
mempengaruhi
kedudukan
Pengamplasan
tegak
selesai
lurus
apabila
terhadap
tidak
arah
teramati
mula-mula.
lagi
adanya
dengan
menyalakan
mesin
poles
pada
kecepatan
32
Oleh
karena
itu,
pada
proses
pemolesan
dengan
menggesekkan seluruh
permukaan bahan yang berlawanan arah secara radial selain
bertujuan untuk menghaluskan permukaan, tetapi juga untuk
mengkilatkan material tersebut. Jika sampel sudah terlihat rata,
mengkilap serta sudah tidak ada goresan maka sampel sudah
siap untuk dilakukan dengan proses etsa.
1.4. Hasil Etsa
Proses terakhir dari pengamatan metalografi ini adalah
pengetsaan.
Pada
proses
ini
material/logam
yang
diuji
karakteristik
tersendiri
sehingga
pemilihannya
33
Pembahasan
Pada besi tuang nodular, perlit sebagai matriks, yang
berwarna gelap dan sedikit ferit yang berwarna putih yang
mengelilingi grafit yang berbentuk bulat dan hitam. Bentuk grafit
yang
bulat
ini
menghasilkan
kekuatan
yang
tinggi
dan
34
pendinginan
air
adalah
tak
terhingga.
Metode
35
bahwa
semakin
dekat
jarak
dengan
ujung
yang
Temperatur Austenisasi
: 900O C
Waktu Tahan
T vs t)
Jenis Indentor
Diameter Indentor
: 3,2 mm
Beban Indentasi
: 187,5 kg
Waktu Indentasi
: 15 detik
DX
DY
DAVG
Kekerasan
quench (mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(BHN)
36
12
18
24
30
36
42
48
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
54
60
66
72
78
84
90
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
187,
5
3,2
0,67
0,695
3,2
0,721
0,772
3,2
0,741
0,788
3,2
0,759
0,858
3,2
0,786
0,848
3,2
0,798
1,008
3,2
0,807
0,931
3,2
0,843
1,009
3,2
0,801
1,012
3,2
0,809
1,031
3,2
0,801
1,086
3,2
0,896
1,138
3,2
0,903
1,145
3,2
1,068
1,26
3,2
1,043
1,217
37
BHN Value
600.000
500.000
f(x) = - 3.31x + 461.03
R = 0.91
400.000
BHN
BHN Value
300.000
200.000
100.000
0.000
0
20
40
60
80
100
Jarak
38
(penguatan
akibat
perngerjaan
dingin
39
Pembahasan Grafik
Prinsip pengujian Jominy ialah pengukuran kekerasan pada
berbagai
titik
pada
kemampukerasan
batang
uji
(kemampuan
jominy
untuk
membentuk
mengetahui
fasa
keras
temperatur
austenisasi.
Setelah
itu
Sebelum
dikeluarkan
sampel
tetap
didiamkan
40
dan
pendingin
segera
dari
dialiri/disemprotkan
bagian
bawah
air
sampel
sebagai
media
sehingga
terjadi
kemudian
daripada
scale
dilanjutkan
yang
dengan
melekat,
pembersihan
dipermukaan
sampel
sampel
dan
untuk
meratakan
permukaan
yang
nantinya
akan
dilihat
bahwa
kekerasan
semakin
menurun
dengan
semakin jauhnya jarak dari ujung yang di Quench. Dalam hal ini
kekerasan dapat dilihat dari nilai BHN yang semakin kecil. Hal ini
dikarenakan semakin jauh jarak nya maka kecepatan penurunan
temperatur semakin lambat sehingga struktur martensite yang
terbentuk semakin sedikit sehingga kekerasannya menurun.
Untuk
mendapatkan
kekerasan
yang
maksimum
maka
41
dapat
disimpulkan
bahwa
semakin
lambat
proses
kemamoukerasan
suatu
material
baja.
Apabila
kemungkinan
yang
dapat
menyebabkan
dapat
terjadi
sehingga
nilai
kekerasan
yang
cepat
tidak
lagi
cukup
dingin
untuk
42
mendorong
terjadinya
proses
pembentukan martensit;
c) Kesalahan
praktikan
dalam
quenching
pengamatan,
untuk
seperti
dalam
menentukan
posisi
garis
ukur
atau
DAFTAR PUSTAKA
Callister, William D. Materials Science and Engineering An
Introduction 6thEdition. 2004. Canada : John Wileys & Sons, Inc.
Modul
Praktikum
Metalografi
&
HST.
2011.
Laboratorium
43