Sie sind auf Seite 1von 3

APLIKASI PAJAK

PEMERINTAH akhir-akhir ini gencar melakukan berbagai upaya untuk


meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Penentuan target penerimaan yang sangat tinggi
dan selalu meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun merupakan salah satu bukti, pajak
merupakan primadona bagi sumber pendapatan negara.
Kebutuhan dana untuk menjalankan roda pemerintahan dan pelayanan publik, serta semakin
terbatasnya alternatif sumber-sumber keuangan Negara, memang menuntut Pemerintah
meningkatkan penerimaan sektor pajak. Tak heran saat ini pajak memegang peranan sangat
penting dalam struktur penerimaan negara.
Pada 2006, proporsi penerimaan pajak sekitar 64,9 persen dari total APBN pada tahun itu.
Untuk tahun 2007 proporsi penerimaan pajak diperkirakan sekitar 70,7 persen dari APBN.
Dari besaran tersebut dapat dibayangkan, betapa pentingnya pajak bagi berjalannya sistem
pemerintahan dan kemampuan Pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Aplikasi pajak ke masyarakat dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
1. Aplikasi Pajak Melalui Fungsi Anggaran/Budgeter
Fungsi budgeter dijalankan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang
secara rutin dikeluarkan pemerintah, dan yang berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan, seperti pelaksanaan pembangunan. Hal ini karena pajak
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk
pengeluaran pembangunan.
Salah satu contoh pengeluaran untuk pembangunan adalah pembangunan
infrastruktur. Pembangunan infrastruktur adalah pembangunan sarana umum seperti jalan
raya, jalan tol, jembatan, sekolah negeri, rumah sakit, puskesmas, kantor polisi. Semua itu
dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan meninggal dunia,
menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya dibiayai dengan uang
yang berasal dari pajak. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu
negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan
pembiayaan pembangunan.
Sedangkan gaji pegawai negeri, gaji hakim pengadilan, gaji jaksa, gaji anggota
dewan, gaji pejabat lembaga negara, gaji presiden, gaji menteri dan gaji polisi negara, gaji

tentara, gaji guru semua itu dibiayai dari uang pajak , pembiayaan tersebut sering diistilahkan
sebagai belanja pegawai.

2. Aplikasi Pajak Melalui Fungsi Mengatur/Regulerend


Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut
merupakan contoh-contoh aplikasi real-nya di masyarakat:

Dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri,

diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.


Pengenaan pajak dengan tarif yang tinggi untuk PPnBM (pajak untuk barang mewah).
Upaya tersebut dilakukan dalam upaya meredam impor barang mewah yang
berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan serta untuk menghambat

perkembangan gaya hidup mewah.


Apabila pemerintah berkeinginan untuk melindungi kepentingan petani dalam negeri,
pemerintah dapat menetapkan pajak tambahan seperti pajak impor atau bea masuk,

atas kegiatan importasi komoditas tertentu.


Ketika Jokowi berusaha mengatasi kemacetan di Jakarta, salah satu alternatif yang
diusulkan adalah penerapan ERP (Electronic Road Pricing). ERP ini pun salah satu
bentuk implementasi pajak sebagai alat pengatur.

Pemberlakuan tarip progresif pada pajak penghasilan, yang dimaksudkan untuk


pemerataan pendapatan nasional atau sebagai alat dalam redistribusi pendapatan
nasional.

Pemberlakuan Bea Masuk yang tinggi bagi barang-barang impor dengan tujuan untuk
melindungi ( proteksi ) terhadap produsen dalam negeri, sehingga mendorong
perkembangan industri dalam negeri.

Pemberian fasilitas tax holiday atau pembebasan pajak untuk beberapa jenis industri
tertentu dengan maksud mendorong para investor untuk meningkatkan investasinya.

Sistem perpajakan dikatakan efektif apabila pajak mampu memberikan


manfaat maksimal bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan
terjadi apabila, pertama jumlahnya memadai, sehingga mampu menopang berbagai

kegiatan Pemerintah untuk melakukan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik.


Kedua, strukturnya mencerminkan keadilan dalam perpajakan, artinya orang-orang
yang lebih kaya dikenakan beban pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangorang yang lebih miskin. Ketiga, penggunaannya tepat sasaran. Tugas Pemerintah,
meyakinkan masyarakat kalau pajak yang dipungut dari masyarakat memenuhi azas
keadilan dalam perpajakan.

http://santosa-innovation.blogspot.com/2011/02/alertpay.html
http://rinmichiyo.blogspot.com/2013/11/fungsi-pajak-sebagai-budgeter.html
http://www.pajak.go.id/content/mari-pahami-fungsi-pajak
http://ndeso-go-blog.blogspot.com/2011/12/fungsi-pajak.html

Das könnte Ihnen auch gefallen