Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
maupun
mempengaruhi keindahan
secara keseluruhan
( Periksa :
Arsitektur adalah bagian yang paling universal dan ekspresif dari karya
seni ( art ) , sebab arsitektur tidak hanya mengekspresikan arsiteknya, juga
manusia dan zamannya. Suatu bangunan tidak dapat dipahami hanya
dengan
mengamati bentuk
masalah-masalah
seperti masalah
fungsi,
dirinya pada
bangunan( arsitektur)
Arsitektur tidak hanya sebuah karya seni, juga sebagai ilmu tentang
bangunan karena itu harus dimengerti pula tentang : bentuk, dekorasi,
fungsi
dan
latar
belakang
sejarah,
tujuan
pembangunan,
Ada 3 kondisi yang harus dimuiliki oleh bangunan yang baik, yaitu:
firmness,
commodity
dan
delight.
Firmness
berkaitan
dengan
( Soekiman, 2000: 83 )
1) Gaya obyektif ( obyective style ), yaitu gaya dari benda atau obyek
atau barangnya sendiri;
2) Gaya subyektif ( persoonlijk style ) yaitu gaya yang dimiliki oleh
seniman/arsitek, desainer, pelukis, yang menjadi ciri khas karyanya;
3) Gaya Nasional ( national style ), yaitu gaya yang menjadi
watak/penanda kebudayaan suatu bangsa, misalnya : gaya Amerika,
gaya Eropa, gaya Jepang, gaya Cina dll.
4) Gaya Technische Style, gaya khas yang menjadi keistemewaan
teknik tertentu seperti bahan, material yang digunakan misalnya
kayu pada rumah joglo, atap rumbia dan konstruksi bambu pada
arsitektur Bali, dll.
Kapan Arsitektur itu muncul /lahir dalam kehidupan manusia ? Bagaimana
asal usul arsitektur ?
1). Pada saat manusia berhasil mewujutkan kehadiran Tuhan di dunia.
Obyek arsitektur yang pertama adalah
bentukan/konstruksi
yang
Apakah bangunan itu kuil atau makam belum diketahui secra pasti , tetapi
Stonehange dapat dipandang sebgai awal atau permulaan arsitektur
Apa manfaat mempelajari peninggalan arsitektur ?
( tiang dan balok ) dalam system ini penempatan tiang relative dekat
karena balok-balok batu paling panjang 12-13 kaki , sehingga dihasilkan
ruang yang sempit dan panjang . Sistem ini disebut : hypostyle hall dan
konstruksi seperti itu
satu sama lain, menyebabkan ruangan & lantai sempit, karena dua barisan
tiang ( kolom ) yang tingginya sekitar 25 kaki. Atap bangunan rata dan
bertingkat, atap bagian tengah bangunan lebih tinggi
system
ke dalam pembabakan
sejarah seni Eropa : 1). Pra-klasik; 2). Klasik; 3). Renaisanse; 4).Neoklasik; 5). Modern
Sejarah Arsitektur Eropa ( Menurut Yulianto Sumalyo )
1). Gaya Klasik ( Yunani dan Romawi )
1.1.Klasik Yunani
menggunakan batu yang dipahat dalam bentuk tiang ( colum, post ) dan
balok ( beam, lintel ), teknik memotong dan memahat batu
sudah
galur-galur
entablaturenya
1/6
berdiri
di seluruh kekuasaan
konstruksi kubah
meluas.
2). Gaya Gereja
berkembang sekitar
pelengkung, digunakan juga atap pelana ( atap bersisi miring dua ) , denah
gereja silang ( salib ) Yunani, kolom berderet ( arcade ) , halaman depan
yang terbuka dikelilingi deretan kolom dari sebuah gang yang disebut
Atrium ( ingat Museum Nasional ), pada bagian tengahnya biasanya
terdapat air mancur ( ingat: shan pda masjid TimurTengah dan India )
dan penggunaan jendela atas ( clere-story ) sebagai sarana pencahayaan .
Demikian juga kaca warna dan mozaik mulai digunakan. Ciri dari Gereja
Kristen Awal, denahnya mengadopsi Basilica( pada umumnya segi 4 ),
kolum-kolum
pointed
dan
) Gaya seni yang tidak terikat pada pola hias gereja . Sifat gaya :
bermacam-macam
gaya
seni/arsitektur
modern
misalnya :Gaya Art & Craft, yaitu gaya desain pada abad ke-19-awal abad
ke-20 sebgai reaksi terhadap revolusi Industri, cirinya sangat menghargai
seni & kerajinan. Gaya ini kemudian berkembang menjadi dua : Art Deco
dan Art Nouveau ( Belanda : Nieuwe Kunst ) dirintis oleh : Berlage.
Gaya Art Nouveau/Nieuwe Kunst berkembang/pecah menjadi dua ( De
styl dan Amsterdam school ( 1915-1935 ) . Art Nouveau gaya dekorasi
yang berkembang di Eropa Barat dan Amerika serikat ( 1890 PD.I )
merupakan perkembangan dari Art & Craft. Karakternya menggunakan
garis-garis asimetri ( unsure garis lengkung ) mendapat inspirasi dari alam
(
dekorasi dan ilustrasi dan pengaruhnya juga terlihat pada pelukis dan
pematung. Mengambil nama dari sebuah gallery, Lart Nouveau yang
dibuka di Paris pada tahun 1895, tetapi akarnya dari Inggris . Art Deco
adalah gaya desain dan dekorasi interior di Eropa dan Amerika pada
tahun 1920-1930 dan merupakan perkembangan dari
wanita
telanjang
nudes
dengan
warna-warna
yang
jendela-jendela
lingkaran di atas pintu atau jendela; 3).Ada gable ( Bld: gevel ) atau
penadah angin, yaitu bentuk segi tiga hingga mengikuti konstruksi atap ,
berdiri tegak
pada ujung-ujung
-bangunannya tinggi, jendela dari kaca, ventilasi dan ukiran jendela kecil
2).Tahun 1800 1902 dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-bangunan terkesan megah;
-gaya neo-klasik;
- bangunannya terdiri dari kolom-kolom;
- ornamennya seperti pada masa klasik Eropa;
- bentuk bangunan seperti istana;
-bangunannya kokoh;
3). Tahun 1902 1920 dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-gaya seni bangunan modern, berorientasi ke Belanda;
-arsitek-arsitek terkenal berasal dari Belanda datang bekerja di
Indonesia/Jawa.
4).Tahun 1920 1940 , muncul gerakan pembaharuan , muncul gaya
campuran, sehingga muncul berbagai aliran dan gaya . Bangunan bergaya
campuran ini disebut Eklektik.
Apa gaya eklektik itu ? apa cirri-cirinya ?
Gaya Eklektik , gaya arsitektur yang merupakan peralihan dari klasik ke
modern, cirinya bentuk banyak didominasi oleh bentuk kubus, unsur
klasik masih terlihat dan berkembang pada akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20. Menurut Afifah Harisah, gaya bangunan campuran seperti ini
terutama dapat dilihat pada banyak bangunan peninggalan jaman Belanda
yang disebut dengan arsitektur Indische ( Afifah Harisah, 2007 ).
Sedangkan menurut Sumalyo, eklektisisme adalah karya arsitektur yang
mengabungkan elemen-elemen terbaik dari masa lampau dalam satu
bangunan atau dalam satu kompleks bangunan. Eklektisisme adalah bagian
( contohnya : White House di Weltevreden ) , yaitu gaya gaya Neoklasik yang melanda Perancis pada waktu itu dan gaya ini tidak dikenal
di Belanda.
setelah tahun 1900 berkembang gaya : Art and Craft Ciri-ciri gaya Art &
Craft antara lain: bentuk gable/gevel pada tampak depan dominan; ada
tower-tower pada pintu masuk; gallery
keliling
bangunan untuk
b). pada periode ke-2 ( abad 17 paruh pertama abad ke-18 ), bangunan
sudah permanen dari batu; material bangunan sebagai diimpor dari Eropa
( misalnya: bata yang berwarna kuning ); bentuk dan gaya bangunan
masih mengikuti yang ada di negeri asalnya ( Eropa ) ; meskipun demikian
masih ada yang memiliki ruang bawah tanah /basement tempat
menyimpan makanan/minuman atau sebagai penjara/sel tahanan;
bangunan didirikan berdempet-dempet tanpa halaman seperti bangunan
Toko Merah di Jln. Kali Besar Timur. Pada waktu itu sudah ada rumahrumah Vila ( landhuis )
c). periode akhir, abad ke-19 sampai perempatan pertama abad ke-20 yang
merupakan gaya arsitektur campuran antara struktur dan teknologi Barat
dengan gaya dan tata ruang rumah/arsitektur tradisional ( misalnya
Jawa, ), Gaya ini disebut Indische Style dengan ciri-ciri : ruang utama
berpola simetris; ada bangunan bukan inti ( service ) misalnya dapur,
kamar budak, kamar mandi dipisahkan ( ditempatkan ) di belakang
( bijgebouwnen ); halaman luas dan berkeliling; jumlah jendela, pintu
dan ventilasi diperbanyak namun ukurannya lebih kecil ; ornamentornamen khas, bangunan tidak bertingkat, serambi berkeliling untuk
meredam panas matahari;
Selain itu di Jakarta ada perbedaan antara gaya bangunan kolonial di Kota
Lama dengan bangunan di daerah Ommelanden misalnya di Weltevreden,
Meester Cornelis atau di Menteng. Bangunan-bangunan colonial di situs
Kota Lama Jakarta , secara kronologis dapat dibagi menjadi :
1) Bangunan-bangunan abad ke-18 ( 1701-1800 ) dengan ciri-ciri :
bertembok tebal; atapnya tinggi, tapi tidak terlalu curam; jendela
besar; daun jendela dari kayu utuh;
belakang. Bentuk atap perisai dengan ukuran yang lebih besar, Tipa rumah
seperti ini terdapat di Jln. Moh, Yamin, Sutan Syahrir dan Jln. Teuku Umar.
3). tipe rumah bertingkat, dibangun sekitar 1930-an , terdiri dari rumah
bertingkat tipe sederhana dan rumah bertingkat tipe mewah. Pada rumah
tipe sederhana , berbentuk kotak,tembok luar tanpa dekorasi, tapi pintu
dan jendela menggunakan kaca patri ( stained-glas ). Sebaliknya rumah
bertingkat tipe mewah dilengkapi dengan teras depan , balkon dan pada
beberapa rumah dijumpai profil plesteran yang menghiasi ruang utama.
Rumah ini dibangun di Jl. Teuku Umar, Imam Bonjol dan Jln. Diponegoro.
4). Tipe rumah vila , berlantai satu ditutupi dengan ubin PC ( Portland
Cement ), dengan kombinasi warna ( merah-putih dan putih hijau ) mirip
dengan pola dekoratif Victorian Styl di Inggris ( 1837-1901 ) Bentuk.
simetris, dihiasi dengan kaca berpatri, profil-profil plesteran dan batubatu kerawang bermotif (?); Atap kadang-kadang berbentuk perisai,,
bagian depannya beratap pelana sebagai tambahan.
5), tipe rumah dengan bentuk khusus, terdiri dari: a) rumah-rumah beratap
curam; b) rumah-rumah beratap mansard, dan c) rumah beratap pelana
dekoratif
6), tipe rumah yang dinspirasi oleh De Style, pada umumnya atapnya rata
dari flat beton.
Catatan: dasar penggolongannya lokasi, bentuk atap gaya bangunan dll
Elemen-elemen bangunan yang khas bagi rumah Menteng dapat dilacak
pada : ubin, lubang angin, kaca patri, interior rumah, tiang-tiang
dekoratif, hiasan atap dan lain-lain.
Salah satu contoh arsitektur kolonial adalah bangunan rumah tinggal
( woonhuis) Rumah tinggal permanen pada periode 1700- 1820 mengalami
perkembangan dalam 3 ( tiga ) gaya arsitektur
1).Nederlandse stijl ( 1700-1770 ) dengan ciri-ciri sebgai berikut :
- berderet-deret mengikuti pinggir kali, jalan atau kanal;
- denah memanjang ke belakang , dua lantai;
-atap bangunan sejajar dengan tembok ( tanpa overstek );
-ciri-ciri /tipe rumah Belanda.
2).Nederlandse Indische stijl ( 1750-1800 ) dengan ciri-ciri sbg berikut:
- mulai disesuaikan dengan iklim tropis;
-dilengkapi dengan overstek sehingga ukuran atap menjadi lebih besar dan
lebih panjang dari tembokatau ukuran ruangan;
-bangunan dua lantai , pintu dan jendela lebih tinggi dan lebih besar .
Contohnya : Landhuis Reiner de Klerk ( 1760 )
3). Indische Stijl ( 1790-1820 ) dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- mengadopsi rumah tradisional Jawa;
), Landhuis
Cilitan (
4). Neo-klasik ( sampai abad ke-19 ) dipopulerkan oleh : Daendels ( 18111816 ) sering disebut juga dengan : Empire styl
(Lebih jauh periksa dan baca : Gemeente Museum Helmond, Het Indische
Bouwen : Architecture en Stedebouw in Indonesie. Nederland :Studio
Olyken, (TT)
Salah satu jenis rumah tinggal ( woonhuis ) adalah rumah vila ( landhuis
atau country house ) aau rumah kebun ( tuin huis ). Menurut gayanya
landhuis-landhuis ini dibedakan menjadi :
1).Gaya Indis Tua ( Oud Indische Stijl ), ciri-cirinya sebgai berikut :
-atap rendah, teritisan menjorok ke depan;
-serambi luas; lantaui rendah;
-lorong membagi dua bangunan di dalam rumah;
Contoh : landhuis Simplicitas, landhuis Teluk Pecung; tapos, Cilodong,
Pondok Petung, Japan dan Rustenburg.
Catatan : menurut Djoko Soekiman, gaya ini meniru unsur rumah pribumi
yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan: ketinggian bangunan,
keluasan rumah, kebutuhan cahaya, dan keteduhan di dalam rumah.
2).Gaya Belanda Tua/Kuno (
-pada halaman belakang dibangun tempat tinggal untu para budak ( tidak
dikenal di Belanda )
-tertutup seperti rumah di Negara belanda yang berhawa dingin;
Contoh rumah Reiner de Klerk ( 1760 )
3).GayaKompeni ( Compagniestijl ), dengan ciri-ciri sebgai berikut :
-gaya Oud Holland tetgapi ada bagian yang dirubah disesuaikan dengan
iklim tropis;
-rumah seperti ini biasanya merupakan tempat tinggal penguasa/pejabat;
-bangunan bertingkat dengan ukuran besar;
-lantai bawah sisi depan dan belakang terbuka ( ciri utama gaya Indis );
-lantai bangunan atas tertutup ( ciri gaya Eropa )
Catatan : masih ada satu gaya lain yaitu bangunan-bangunan yang
perusahaan Perumahan Koptapraja ( Gemeentelijk Woningbedrif) , oleh
Jawatan Kereta Api dan Onderneming ( perkebunan ); ketiga gaya tersebut
di atas tidak ada kaitannya dengan kronologi .( Periksa : Djoko Sukiman,
Kebudayaan Indis Dan Gaya hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa.
( abad ke-XVIII Sampai Medio Abad XX), 1996.
Sebaliknya J.R van Diessen membagi gaya landhuis-landhuis yang
dibangun pada abad ke-18 yang berlokasi antara Kota Lama-Cilincing ,
sepanjang Molenvliet dan Jakartaweg sebagai berikut :
1),Halfopen Hollands-Javaanse ( gaya Belanda-Jawa setengah terbuka ),
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-denah segi empat; berlantai dua ( verdieping );
-ada gallery di depan atau di belakang- terbuka;
-adap tasi yang pertama dengan iklim tropis;
vila ( landhuis ) abad ke-17 sampai abad ke-19 di Batavia ada 3 gaya atau
stijl :
1). Hollandsche stijl ( gaya Belanda/bangunan rumah kolonial ) dengan
ciri-ciri sebagai berikut :
-mengikuti gaya vila Belanda dengan satu serambi;
-atap miring , pintu dan jendela tinggi dan besar;
-bangunannya bertingkat tanpa halaman.
Contoh : Toko Merah
2).Hollandsch-Indonesische stijl ( gaya Belanda-Indonesia ) dengan cirriciri sebgai berikut :
-bentuk sudah mulai beradaptasi dengan pola local;
-penambahan serambi dan mulai digunakannya ruang simetris;
-ventilasi ditambah jumlahnya;
-halaman rumah mulai diperhatikan;
-sebagian bertingkat;
3). Indonesischen stijl ( gaya Indonesia ) dengan ciri-ciri sebgai berikut :
- ruang pokok simetris;
-bangunan bukan inti ( service ) seperti dapur, ruang budak, kamar mandi
dipisahkan dan ditempatkan di belakang;
-halaman berkeliling;
-jumlah jendela , pintu dan ventilasi diperbanyak , namun ukurannya lebih
kecil;
-tidak bertingkat dan serambi rumah berkeliling.
Catatan : ketiga gaya tersebut tidak ada kaitannya dengan kronologi
Tipe-tipe rumah colonial
Gereja Basilica
Basilica
Denah bangunan gereja pada awalnya mengikuti basilica, yaitu salah satu
bangunan terpenting bangsa Romawi yang berfungsi tempat pengadilan
dan pertukaran bisnis. Denahnya segi empat, bagian ( ruang ) tengah yang
panjang dan beratap tinggi disebut nave (gereja : ruang utama jemaat ),
dipisahkan/dibatasi oleh satu atau dua barisan kolom pada sisi kiri dan
kanan yang membentuk aisle ( gereja : ruang tambahan jemaat );,posisi
atap
( tembok/dinding
ditempatkannya jendela
yang disebut
memungkinkan
gambar ). Pintu masuk utama berada pada salah satu ujung bangunan
( bagian depan ) sedangkan pada ujung yang lain ( belakang ) tegak lurus
dengan pintu utama terdapat ruangan setengah lingkaran dengan lantai
yang ditinggikan. Ruangan itu
terdapat
patung dalam
sistem pemujaan
Menurut Joseph
bema
dan dipisahkan
dengan ruang public oleh pagar kayu dengan sebuah mimbar pada setiap
sisinya.. Bagian gereja yang terletak antara sanctuary ( altar ) dan nave
ini
( space )
yang lebih lebar atau jarak antara setiap kolom menjadi lebih
renggang.Dinding tembok di atas kolom menjulang tinggi mencapai kayu
atap dan nave mendapatkan cahaya melalui jendela-jendela clerestory. Di
bagian depan gereja terdapat sebuah atrium , diperoleh dari atrium-atrium
rumah pribadi; bagian atau sisi atrium yang menyambung dengan gereja
disebut narthex,( ruangan atau kamar peralihan antara luar dan dalam )
merupakan ruang/kamar depan (vestibule ) dari sebuah gereja berfungsi
sebagai ruang pertemuan ( rapat ) Dewan Gereja. Di tengah-tengah atrium
terdapat kolam atau pancuran tempat membersihkan diri sebelum masuk
ke gereja.Inilah adalah asal usul air suci yang ditempatkann pada narthex
gereja Ramawi saat ini. Tukang bangunan yang membangunan gereja
pada awalnya menggunakan material bangunan dari bangunan-bagunan
Romawi
terutama
berwarna yang diambil dari kuil-kuil, jika terlalu pendek tiang-tiang ini
ditambahkan pada bagian base-nya dan jika terlalu panjang dipotong. Pada
ruang apse biasanya terdapat a gigantic head ( kepala yang menyeramkan
atau masker ) atau patung Kritus dengan latarbelakang emas. Tokoh lain
yang sering direpresentasikan adalah orang-orang Suci dan para rasul
( apostle ). Gereja-gereja tertua dalam arsitektur gaya Romannes pada
umumnya rendah, gelap, dindingnya tipis terbuat dari bata atau batubatu kecil, pintu dan jendela kecil dengan lengkung bulat, tiangtiangnya berat dan gemuk ( tambun ) dengan kepala tiang ( capital )
yang tanggung. Denahnya mengikuti basilica dengan apse setengah
lingkaran . Bema diperluas kesamping ( sayap kiri dan sayap kanan )
sehingga denah gereja berbentuk
kiri-kanan itu disebut : transcepts. Banyak gereja memiliki atap dari kayu
( timber ) pada bagian nave-nya, dindingnya tinggi untuk menempatkan
jendela ( clerestory window ) . Atap aisle yang rendah juga berbentuk
pelengkung ( vault ) baik kubah tong ( barrel vault ) atau lengkung rusuk
( groined vault ).
lokal local.
Element-element yang harus ada ( atribut ) pada bangunan gereja di
Indonesia
-ruang jemaat ( nave dan aisle ),batas antara nave dan aisle adalah
barisan tiang,( bukan tembok ), pada bangunan
ruang serambi, ada ruang sayap( kiri kanan ) jika denahnya salib
tetapi tidak dibatasi dinding ( tembok ) dengan nave atai aisle.
-altar atau sanctuary biasanya lebih tinggi, kadang-kadang ditempatkan
dalam apse, apse kadang-kadang lebih dari satu )
-ruang organ, pada beberapa gereja di Jawa organ
diganti dengan
seperangkat gamelan;
-bangku jemaat yang ditempatkan pada nave, aisle, ruang sayap
-mimbar tempat pendeta berkhotbah,
-menara lonceng,kadang-kadang menara ini ditempatkan di
atap
ditemukan makam )
Menurut Vincent J.H. Houben, Kraton and Kumpeni, Surakarta and
Yogyakarta 1830-1870, (1994 )
di
Daftar Pustaka ;
-Afifah Harisyah dkk., Eklektisisme Dan Arsitektur Eklektik, Prinsip dan
konsep Desain. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2007.
A. Anton Heristiadi,
C. K.C. Crucq.
B. Dany Hendrawan,
D. Yudi Wahyudin.
B. Fort de Kock,
D. Vastenburg.
29. Salah satu wujud bangunan kolonial adalah menara. Anda tentu
tahu bahwa menara Jam Gadang yang sangat terkenal itu di
Sumatera terdapat di kota :
A. Padang, B. Batu Sangkar. C. Bukittinggi; D.Padang Pariaman.
30.Di bawah ini adalah gereja-gereja tua di Weltevreden, tapi awas
ada satu yang bukan, yaitu :
A. Gereja Katedral;
B. Willemkerk,
B. Gereja Tugu,
D. All Saints Church
31. Di kota Surabaya, tepatnya di Jalan Pemuda terdapat sebuah
gedung yang didirikan oleh Dirk van Hoogendorp. Bangunan itu
sekarang adalah :
A. Rumah Sakit Katolik St,Vincentius;
B. Gedung Grahadi;
C. SMA Santa Maria;
D. Bank Pembangunan Daerah.
32, Dibawah ini adalah rumah sakit yang sudah berdiri sejak zaman
Belanda di kota Medan, tapi ada satu diantaranya milik misionaris
Katolik yang dibangun pada tahun 1929, yaitu :
A. RS.Dr. Pringadi,
B.RS.Elisabeth,
B. C.RS.Bethesda,
D.RS. Bukit Barisan.
A, Museum Asia-Afrika,
C. Hotel Savoy Homann,
B. Gedung Merdeka,
D. Hotel Preanger