Sie sind auf Seite 1von 5

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7

Surabaya, 25 Pebruari 2012

ATOM PUSAT Co2+ (d7) DENGAN KONFIGURASI LOW SPIN DALAM SENYAWA
KOMPLEKS Co-EDTA
Co2+ (d7) CENTRAL ATOM WITH LOW SPIN CONFIGURATION IN Co-EDTA
COMPLEX COMPOUND
Gladys Ayu Paramita1, Irmina Kris Murwani2
Jurusan Kimia, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
e-mail: irmina@chem.its.ac.id

1,2

AbstrakSintesis padatan kompleks Co(II)-EDTA berwarna ungu kemerahan pada pH 4 melalui reaksi
antara kobalt klorida heksahidrat dan asam etilendiamintetraasetat (H4EDTA) telah dilakukan. Nilai rasio
Co : EDTA = 1 : 1 diperoleh dari metode variasi kontinu dan perbandingan molar. Karakterisasi senyawa
kompleks hasil sintesis dengan spektroskopi UV-Vis diperoleh pada panjang gelombang maksimum 466
nm, sedangkan dengan spektroskopi FT-IR didapatkan puncak pada 455 cm-1 yang merupakan penunjuk
vibrasi Co-N. Nilai momen magnetik () senyawa kompleks tersebut sebesar 1,12 BM, sebagai indikasi
senyawa kompleks low spin d7 dengan satu elektron tunggal pada atom pusat Co2+.
Kata kunci: Koblat (II), etilendiamintetraasetat (EDTA), spektra Co-EDTA, kompleks low spin

Abstract.Purple reddish solid of Co-EDTA complex has been synthesized at pH 4 from cobalt chloride
hexahydrate and ethylenediaminetetraacetic acid (H4EDTA). Mol ratio complex Co : EDTA = 1 : 1 has
been obtained by continue variation and molar ratio method. Complex characterization using UV-Vis
spectroscopy has been obtained at maximum wavelength 466 nm, whereas using FT-IR spectroscopy the
absorption band of Co-N vibration appear on 455 cm-1. Magnetic moment () of this complex was found
1,12 BM, as indication of d7 low spin complex with one unpaired electron in Co2+ central atom.
Keyword: Koblat (II), etilendiamintetraasetat (EDTA), Co-EDTA spectra, low spin complex.

PENDAHULUAN

yang rigid. Ligan pengkhelat yang digunakan


dalam
penelitian
ini
adalah
etilendiamintetraasetat
(EDTA).
Menurut
Satroutdinov dkk. (2000), ligan EDTA
merupakan agen pengkhelat yang membentuk
senyawa kompleks sangat stabil dengan ion
logam divalent (Co2+) dan terlarut dalam air
(Tarasov, 2011).
Berdasarkan
hal
tersebut,
pada
penelitian ini disintesis dan dikarakterisasi
senyawa kompleks Co(II)-EDTA. Senyawa
kompleks ini juga dihitung nilai momen
magnetiknya untuk memperkirakan struktur
yang terbentuk. Senyawa kompleks Co(II)EDTA selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai
katalis.

Senyawa koordinasi atau senyawa


kompleks merupakan senyawa yang penting
dalam kehidupan. Pembentukannya melibatkan
ikatan kovalen koordinasi antara atom logam
dengan atom nonlogam. Logam yang
membentuk senyawa kompleks umumnya
merupakan logam-logam golongan transisi salah
satunya adalah Co. Menurut Houghton (1979),
logam Co memiliki sifat asam Lewis dalam
bentuk senyawa kompleksnya. Berdasarkan hal
tersebut senyawa kompleks Co banyak
diaplikasikan sebagai katalis dalam beberapa
reaksi (Mekhemer dkk., 1999; Liu dkk., 2008;
Vigier dkk., 2009; Llias dkk., 2010).
Salah satu senyawa kompleks stabil
adalah senyawa kompleks yang membentuk
khelat dengan ligannya dan memiliki struktur
C - 293

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7


Surabaya, 25 Pebruari 2012
digunakan untuk menentukan nilai momen
magnetiknya (). Nilai momen magnetik
kompleks Co(II)-EDTA dibandingkan dengan
senyawa Co2O4.

METODE PENELITIAN

Alat dan bahan


HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan-bahan kimia yang digunakan


dalam penelitian ini meliputi: CoCl26H2O
(SAP, 97%), H4EDTA atau Tritiplex II (Merck,
99%), CH3COOH (Merck, 100%), etanol
absolut (Merck, 99,9%), dan akuades. Peralatan
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
peralatan gelas, hot plate, magnetic stirrer,
oven, pH meter, spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer FT-IR, X-Ray Diffarction
(XRD), dan Magnetikic Susceptibility Balance
(MSB).

Panjang gelombang maksimum dan pH


optimum senyawa kompleks Co(II)-EDTA
Senyawa
kompleks
Co(II)-EDTA
memiliki panjang gelombang maksimum sebesar
466 nm. Hasil pengukuran maks tersebut dapat
digunakan untuk mengukur harga 10 Dq
senyawa kompleks yang terbentuk. Dari
perhitungan diperoleh harga 10 Dq senyawa
kompleks Co(II)-EDTA sebesar 256,71 kJ/mol.
Harga 10 Dq ini menunjukkan besarnya energi
pembentukan kompleks (Huheey, 1993).
pH 4 merupakan pH optimum
pembentukan senyawa kompleks Co(II)-EDTA.
Menurut Xue dan Traina (1996) senyawa
kompleks Co(II)-EDTA dalam air terbentuk
pada pH asam karena pada pH basa akan
terbentuk endapan Co(OH)2 yang mempunyai
Ksp
rendah
dan
dapat
mengganggu
pembentukan senyawa kompleks.
Rumus senyawa kompleks Co(II)EDTA ditentukan dengan dua metode yaitu
variasi kontinu dan rasio molar yang masingmasing ditampilkan pada gambar 1 dan gambar
2.

PROSEDUR

Penentuan panjang gelombang maksimum,


pH optimum dan rumus senyawa kompleks
Co2+ dan EDTA4- dengan perbandingan
mol 1 : 1 direaksikan dalam bentuk larutan dan
diukur absorbansinya pada rentang panjang
gelombang 400-700 nm. Selain itu juga diukur
absorbansi pada panjang gelombang maksimum
untuk berbagai pH dengan penambahan larutan
asam asetat.
Senyawa
kompleks
Co(II)-EDTA
ditentukan rumus molekulnya dengan metode
variasi kontinu dan metode rasio molar (Sawyer
dkk, 1984).
Sintesis dan karakterisasi Senyawa Kompleks
Co(II)-EDTA
Sintesis padatan senyawa kompleks CoEDTA dilakukan melalui reaksi Co2+ dengan
EDTA4- pada pH optimum dengan jumlah mol
sesuai dengan rumus pembentukan senyawa
kompleks. Hasil reaksi berupa larutan homogen
dipanaskan pada suhu 90C hingga jenuh
kemudian didinginkan pada suhu kamar dan
dibiarkan sampai terbentuk kristal. Kristal yang
terbentuk dicuci dengan etanol absolut dan
dikeringkan. Kristal kompleks Co(II)-EDTA
yang diperoleh dikarakterisasi dengan XRD dan
FT-IR. Momen magnetik kristal Co(II)-EDTA
diukur menggunakan Magnetic Susceptibility
Balance (MSB). Nilai R yang diperoleh

Gambar 1. Kurva variasi kontinu senyawa


Kompleks Co(II)-EDTA

C - 294

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7


Surabaya, 25 Pebruari 2012

Gambar 3. Difraktogram senyawa CoCl26H2O


dan senyawa kompleks [Co(EDTA)]2Pada difraktogram terlihat bahwa
puncak-puncak senyawa CoCl26H2O muncul
pada 2 yang berbeda dengan puncak-puncak
dari
senyawa
kompleks
[Co(EDTA)]2-.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa senyawa
kompleks [Co(EDTA)]2- terbentuk dengan
struktur yang berbeda dengan CoCl26H2O
sebagai prekursornya.
Karakterisasi
dengan
FT-IR
menunjukkan hal yang sama dengan XRD.
Karakterisasi
dilakukan
pada
bilangan
-1
gelombang 300 - 4000 cm untuk mengetahui
gugus fungsi senyawa kompleks dan interaksi
yang terjadi antara logam dan ligan. Spektra FTIR
senyawa
kompleks
[Co(EDTA)]2ditunjukkan pada gambar 4.
Pada spektra [Co(EDTA)]2- terdapat
serapan yang merupakan vibrasi ulur gugus OH
yang menunjukkan adanya H2O pada daerah
3387 cm-1. Hasil ini menunjukkan bahwa
padatan kompleks yang terbentuk mengandung
molekul air. Puncak pada bilangan gelombang
2970 cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ulur CH dari gugus CH2 pada EDTA. Pada daerah
spektra 900-1200 cm-1 menunjukkan adanya
vibrasi ulur C-C dan C-N.

Gambar 2. Kurva rasio molar senyawa


kompleks Co(II)-EDTA
Hasil yang sama diperoleh dari kedua metode
tersebut yaitu perbandingan mol antara Co dan
EDTA pada senyawa kompleks Co(II)-EDTA
sebesar 1 : 1. Sehingga Senyawa kompleks
Co(II)-EDTA
dapat
ditulis
sebagai
[Co(EDTA)]2-.
Karakterisasi padatan senyawa kompleks
[Co(EDTA)]2Hasil karakterisasi padatan senyawa
kompleks [Co(EDTA)]2- dengan XRD dan FTIR disajikan masing-masing pada Gambar 3 dan
Gambar 4. Pada Gambar 3 dibandingkan
difraktogram senyawa kompleks [Co(EDTA)]2dan senyawa CoCl26H2O sebagai sumber Co2+,
agar dapat diketahui perubahan yang terjadi
akibat pembentukan senyawa kompleks.

Gambar 4. Spektra FT-IR senyawa kompleks


[Co(EDTA)]2-

C - 295

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7


Surabaya, 25 Pebruari 2012
Pita serapan gugus karboksilat COO- yang
terikat secara kovalen muncul pada daerah
bilangan gelombang 1620 dan 1651 cm-1 sesuai
dengan Faulques dkk. (1998). Vibrasi ulur C-O
muncul di daerah bilangan gelombang 13201210 cm-1. Interaksi antara logam dengan ligan
ditunjukkan pada serapan di daerah bilangan 420
600 cm-1 seperti yang ditulis oleh Nakamoto
(1978). Serapan Co-N muncul pada bilangan
gelombang 455 cm-1.

senyawa kompleks [Co(EDTA)]2- mempunyai


struktur oktahedral.
Pengukuran momen magnetik juga
dilakukan pada padatan oksida Co yang
disintesis dengan prekursor yang sama dengan
pembentukan kompleks, agar dapat diketahui
bilangan oksidasi Co yang dihasilkan.
Nilai momen magnetik senyawa oksida
logam Co2+ adalah 3,93 BM. Nilai ini mendekati
nilai teoritis untuk logam Co2+ dengan orbital d7
high spin yaitu 3,88 BM. Ion logam Co2+ dalam
senyawa oksida Co2O4 memiliki tiga elektron
tunggal. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
bahwa bilangan oksidasi logam Co sebesar 2+
dan tidak berubah ketika dikomplekskan dengan
EDTA. Namun terjadi perubahan medan ligan
akibat pengaruh ligan EDTA, seperti yang
diamati oleh Souvi dkk. (2010). Struktur
senyawa Co2O4 ditunjukkan pada gambar 6.

Momen magnetik senyawa kompleks


[Co(EDTA)]2Nilai momen magnetik dapat digunakan
untuk mengetahui sifat kemagnetikan dan
jumlah elektron tidak berpasangan suatu ion
logam dalam senyawanya. Nilai momen
magnetic () hasil pengukuran senyawa
kompleks [Co(EDTA)]2- adalah 1,21 BM.
Secara teoritis hasil ini menunjukkan ada satu
elektron tunggal pada orbital d ion logam Co
dalam senyawa kompleks tersebut. Hasil ini
memperkuat dugaan bahwa dalam senyawa
kompleks hasil sintesis, ion logam Co berada
pada bilangan oksidasi 2+ (Huheey dkk., 1993).
Oleh karena itu dapat digambarkan hibridisasi
d2sp3 dalam pembentukan senyawa kompleks
[Co(EDTA)]2- dengan Co sebagai ion logam d7
sebagai berikut:

O
O

Co

Co

O
Gambar 6. Struktur senyawa Co2O4
(Souvi dkk., 2010).
KESIMPULAN

1. Senyawa
kompleks
Co-EDTA
dapat
disintesis pada pH 4 dan perbandingan mol
logam terhadap ligan 1 : 1 dan memiliki
panjang gelombang maksimum 466 nm.
2. Berdasarkan nilai momen magnetik senyawa
kompleks Co-EDTA diperkirakan memiliki
struktur oktahedral.
DAFTAR PUSTAKA

Gambar 5. Hibridisasi senyawa kompleks


[Co(EDTA)]2-

Faulques, Eric, Dale L.Perry, S.Lott, J.D.


Zubkowski, dan E.J. Valente, 1998, Study of
Coordination and Ligand Ctructure in
Cobalt-EDTA Complexes with Vibrational
Microspectroscopy, Spectrochimica Acta
Part A, 54, 869-878.
Houghton,
R.P,
1979,
Organometallic
Compounds, John Willey and Sons, New
York.
Huheey, E.James, Ellen A.Keiter, dan Richard
L. Keiter, 1993, Inorganic Chemistry,

Satu elektron tunggal yang terdapat pada Co2+


berpindah ke tingkat orbital yang lebih tinggi (di
luar ketentuan hukum Pauling, tetapi dianggap
berpindah ke 5s) sehingga terjadi hibridisasi
inner orbital d2sp3 (Miessler dkk., 2004). Ligan
EDTA yang terkoordinasi pada logam pusat
Co2+ menimbulkan medan ligan kuat sehingga
terbentuk low spin complex. Hibridisasi yang
dihasilkan dapat menggambarkan bahwa
C - 296

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : 978-979-028-550-7


Surabaya, 25 Pebruari 2012
Harper Collins College Publisher, New
York.
Llias, M.A., E.Le Guludec, L.Mariey, J. van
Gestel., A. Travert, L.Oliviero, dan F.
Hydrotreatment Catalysts, Catalysis Today,
150, 179-185.
Liu, Feng Jun, Liu, Yuan, dan Liang Fu Peng,
2008, Aromatization of Methane by Using
Propane as Co-reactant Over Cobalt and
Zinc-impregnated
HZSM-5
Catalysts,
Journal of Molecular Catalysis A :
Chemical, 280, 7-15.
Mekhemer, G.A.H., Abd-Allah, H.M.M., dan
S.A.A.Mansour,
1999,
Surface
Characterization of Silica-supported Cobalt
Oxide Catalysts, Colloids and Surfaces A :
Phsycochemical and Engineering Aspects,
160, 251-259.
Miessler, Gary L, dan Donald A.Tarr, 2004,
Inorganic Chemistry 3rd Edition, Pearson
Education Inc., Singapura.
Nakamoto K., 1978, Infrared and Raman
Spectra of Inorganic and Coordination
Compound, Third Edition., John Wiley and
Sons Inc, New York.
Satroutdinov, Aidar D., Emiliya G. Dedyukhina,
Tatyana I. Christyakova, Margarete
Witschel, Igor G. Minkevich, Valery K.
Eroshin, dan Thomas Egli, 2000,
Degradation of Metal-EDTA Complexes by
Resting Cells of the Bacterial Starin DSM
9103, Environ. Sci. Technol., 34, 1715-1720.

Mauge, 2010, Effect of EDTA Addition on


The Structure and Activity of The Active
Phase of Cobat-molybdenum Sulfide
Sawyer, D.T, Heineman W.R., Beebe J.C., 1984,
Chemistry Experiments for Instrumental
Methods, John Willey and Sons, New York.
Souvi, Ould Sidi, Delphine Danset, Mohammad
E. Alikhani, dan Laurent Manceron, 2010,
Formation and Structure of Co2O4 : A
Combined IR Matrix Isolation and
Theoritical Study, J. Phys. Chem. A., 114,
11399-11407.
Tarasov, Konstantin, Patricia Beaunier, Michel
Che, Eric Marceau, dan Ynling Li, 2011,
Genesis of Supported Crabon-coated Co
Nnaoparticles with Controlled Magnetic
Properties, Prepared by Decomposition of
Chelate Complexes, JJ Nanopart Res., 13,
1873-1887.
Vigier, De Oliveira K., J.Barrault, dan
Y.Pouilloux, 2009, Cis-trans Isomerization
of Methyl cis-9-octadecenoate in The
Presence of Cobalt Tin Catalysts, Journal of
Molecular Catalysis A : Chemical, 306, 102106.
Xue, Yuan dan Samuel J. Traina, 1996,
Oxidation Kinetics of Co(II)-EDTA in
Aqueous and Semi-Aqueous Geothite
Suspensions, Environ. Sci. Technol., 30,
1975-1981.

C - 297

Das könnte Ihnen auch gefallen