Sie sind auf Seite 1von 12

PENDAHULUAN

Sumber energi yang terbarukan dari laut adalah energi gelombang, energi yang
timbul akibat perbedaan suhu antara permukaan air dan dasar laut (ocean thermal energy
conversion/OTEC), energi yang disebabkan oleh perbedaan tinggi permukaan air akibat
pasang surut dan energi arus laut. Dari keempat energi ini hanya energi gelombang yang
tidak dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat karena keberadaan energi gelombang
sangat bergantung pada cuaca. Sedangkan OTEC, energi perbedaan tinggi pasang surut
serta energi arus laut dapat diprediksi kapasitasnya dengan tepat di atas kertas. Untuk
mendukung kebijaksanaan pemerintah, perlu dilakukan langkah-langkah pencarian
sumber-sumber energi alternatif yang ramah lingkungan serta terbarukan. Berdasarkan
tempatnya, ada dua sumber energi alternatif, yakni sumber energi alternatif yang berasal
dari daratan dan sumber energi yang berasal dari laut. Untuk Jawa yang padat
penduduknya, pembangunan fasilitas pembangkit listrik dengan energi alternatif yang
berasal dari daratan kemungkinan Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol
216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus mempunyai
kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5
m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s.
Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 atau 50 meter. Relatif dekat
dengan pantai agar energi dapat disalurkan dengan biaya rendah. Cukup luas sehingga
dapat dipasang lebih dari satu turbin dan bukan daerah pelayaran atau penangkapan ikan.
Gelombang laut sangat potensial dikonversikan menjadi energi listrik, khususnya karena
Indonesia memiliki pantai yang sangat panjang yang bisa diberdayakan sebagai sumber
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil. Balai Pengkajian Dinamika Pantai BPPT
saat ini sedang melakukan kajian Hybrid Power Energy dengan mendisain dan
membangun sistem energi gelombang laut dengan peralatan Oscilating Water Column
(OWC), kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said
Djauharsyah Jenie seperti dilansir Antara, di Jakarta, Rabu (11/4).
OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan yang dapat mengubah energi
gelombang laut menjadi energi listrik dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini
akan menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC, sehingga terjadi
fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang OWC, kemudian tekanan udara ini akan
menggerakkan baling-baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga
menghasilkan listrik. Sistem ini diakuinya belum pernah dibangun di Indonesia sehingga

pelaksanaan disain dan pembangunan prototipe sistem OWC ini adalah yang pertama kali
dilaksanakan. Rencananya pada 2007 akan dilaksanakan pengembangan rancang bangun
Pembangkit Listrik Energi Gelombang untuk menghasilkan listrik 2,5 KVA hingga 500
kVA yang disesuaikan dengan pendanaan yang tersedia, pemerintah ataupun swasta.
Prototipe yang telah diujicobakan adalah dengan struktur baja yang untuk output 1KVA
dicapai efisiensi 30 persen dan dengan struktur beton yang untuk output 1KVA dicapai
efisiensi 45 persen. Jika didayagunakan secara optimal maka energi konversi gelombang
laut akan menjamin ketersediaan energi listrik sepanjang tahun sehingga suplai listrik
tidak akan tergantung pada pergantian dan perubahan musim, ujarnya.

PEMBAHASAN
1. Teknik konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak :

Energi gelombang
Energi kinetik yang ada pada gelombang laut digunakan untuk menggerakkan

turbin. Ombak naik ke dalam ruang generator, lalu air yang naik menekan udara keluar
dari ruang generator dan menyebabkan turbin berputar.ketika air turun, udara bertiup dari
luar ke dalam ruang generator dan memutar turbin kembali.(lihat gambar di sampin

Pasang surut air laut


Bentuk lain dari pemanfaatan energi laut dinamakan energi pasang surut. Ketika

pasang datang ke pantai, air pasang ditampung di dalam reservoir. Kemudian ketika air
surut, air di belakang reservoir dapat dialirkan seperti pada PLTA biasa. Agar bekerja
optimal, kita membutuhkan gelombang pasang yang besar. dibutuhkan perbedaan kirakira 16 kaki antara gelombang pasang dan gelombang surut. Hanya ada beberapa tempat
yang memiliki kriteria ini. Beberapa pembangkit listrik telah beroperasi menggunakan
sistem ini. Sebuah pembangkit listrik di Prancis sudah beroperasi dan mencukupi
kebutuhan listrik untuk 240.000 rumah.

Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)


Cara lain untuk membangkitkan listrik dengan ombak adalah dengan memanfaatkan

perbedaan suhu di laut. Jika kita berenang dan menyelam di laut kita akan merasakan
bahwa semakin kita menyelam suhu laut akan semakin rendah (dingin).
Suhu yang lebih tinggi pada permukaan laut disebabkan sinar matahari memanasi
permukaan laut. Tetapi, di bawah permukaan laut, suhu sangat dingin. Itulah sebabnya
penyelam menggunakan baju khusus ketika mereka menyelam. Baju tersebut akan
menjaga agar suhu tubuh mereka tetap hangat.
Pembangkit listrik bisa dibangun dengan memanfaatkan perbedaan suhu untuk
menghasilkan energi. Perbedaan suhu yang diperlukan sekurang-kurangnya 380 fahrenheit
antara suhu permukaan dan suhu bawah laut untuk keperluan ini.Cara ini dinamakan
Ocean Thermal Energy Conversion atau OTEC. Cara ini telah digunakan di Jepang dan
Hawaii dalam beberapa proyek percobaan.

Untuk mengkonversi energi gelombang terdapat 3 (tiga) sistem dasar yaitu sistem
kanal yang menyalurkan gelombang ke dalam reservoar atau kolam, sistem pelampung
yang menggerakan pompa hidrolik, dan sistem osilasi kolom air yang memanfaatkan
gelombang untuk menekan udara di dalam sebuah wadah. Tenaga mekanik yang
dihasilkan dari sistem-sistem tersebut ada yang akan mengaktifkan generator secara
langsung atau mentransfernya ke dalam fluida kerja, air atau udara, yang selanjutnya akan
menggerakan turbin atau generator.
Daya total dari gelombang pecah di garis pantai dunia diperkirakan mencapai 2
hingga 3 juta megawatt. Pada tempat-tempat tertentu yang kondisinya sangat bagus,
kerapatan energi gelombang dapat mencapai harga rata-rata 65 megawatt per mil garis
pantai. Ada 3 cara untuk menangkap energi gelombang, yaitu:
Dengan pelampung. Dimana alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerkana
vertikal dan rotasional pelampung. Alat ini dapat ditambatkan pada sebuah rakit yang
mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut.
Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column). Alat ini membangkitkan
listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah pipa silindris yang
berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara di
lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Wave Surge atau Focusing Devices). Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered
channel atau kanal meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur kanal
yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan gelombang, membawanya ke dalam
kolam penampung yang ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini
yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan menggunakan teknologi standar
hydropower.
Seperti di negara Australia, Pusat
stasiun pembangkit listrik gelombang
laut

komersial

yang

pertama

di

Australia mengapung persis di lepas


pantai Australia. Stasiun pembangkit
tersebut

siap

untuk

menyalurkan

tenaga listrik dan air minum ke sekitar


500

rumah

di

selatan

Sydney,

Australia. Listrik dihasilkan ketika muncul gelombang yang menerpa corong yang

menghadap ke lautan; gerakan ini mengalirkan udara melalui pipa dan masuk ke putaran
roda air (turbin) yang mampu memompa 500 kw daya listrik setiap harinya ke jaringan
kota. Stasiun ini merupakan proyek pencontohan untuk pemasangan dalam skala yang
lebih besar yang akan dibangun di pantai selatan Australia. Minat untuk membangun
tempat yang sama telah berdatangan dari Hawai, Spanyol, Afrika Selatan, Meksiko, Cili,
dan Amerika Serikat. John Bell, Direktur Keuangan Energetech yang mengembangkan
stasiun tersebut, mengatakan bahwa Energi gelombang merupakan sumber energi yang
tiada habisnya dibandingkan sumber energi alam lainnya. Gelombang selalu ada dan tidak
hilang seperti matahari dan angin.
PENELITI
Oregon

Universitas

memuplikasikan

temuan

teknologi terbarunya yang diberi


nama Permanent Magnet Linear
Buoy. Diberi nama buoy karena
memang pada prinsip dasarnya,
teknologi terbaru tersebut dipasang
untuk

memanfaatkan

gelombang

laut di permukaan. Berbeda dengan buoy yang digunakan untuk mendeteksi gelombang
laut yang menyimpan potensi tsunami. Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar buoy
penghasil listrik tersebut yaitu dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut
yang terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam buoy ini akan diubah menjadi
gerakan harmonis listrik. Sekilas bila dilihat dari bentuknya, buoy ini mirip dengan
dlinamo sepeda.
Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian dalamnya. Buoy
diapungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian tenggelam dan sebagian lagi
mengapung. Kuncinya, terdapat pada perangkat elektrik yang berupa koil (kumparan
yang mengelilingi batang magnet di dalam buoy). Saat ombak mencapai pelampung,
maka pelampung akan bergerak naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet
sehingga bisa menimbukan beda potensial dan listrik dibangkitkan.Tentu saja agar dapat
bergerak koil tersebut ditempelkan pada pelampung yang dikaitkan ke dasar laut, kata
Annette von Jouanne, teknisi dari Oregon State University (OSU). Jouanne menuturkan
dalam percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil laut dari pantai.
Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun dengan gelombang yang lebih besar akan

menghasilkan listrik dengan tegangan yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian
Universitas Oregon, setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt.
Ada beberapa pilihan untuk menghasilkan daya tersebut, ujar Jouanne. Penjelasan di atas
menggunakan teknik koil yang bergerak naik turun, tetapi bisa juga dengan teknik batang
magnet yang bergerak naik turun. Pilihan kedua dengan menggunakan pelampung,
penempatan koil dan batang magnet bisa juga ditempatkan di dasar atau di permukaan
laut. Jouanne menuturkan, teknologi yang ditawarkannya tersebut memiliki banyak
keuntungan dibandingkan dengan teknologi laut.
Ketersediaan teknologi ini mencapai 90 persen dan kerapatan energi yang
dihasilkannya lebih tinggi,katanya. Mesin sendiri juga dapat dirakit dan digunakan dalam
skala kecil maupun besar tergantung pada energi yang dibutuhkan. Potensi penggunaan
energi pun bisa diterapkan di banyak negara terutama yang memiliki kawasan pantai.
Dibandingkan dengan energi angin atau matahari, energi gelombang laut kerapatannya
jauh lebih tinggi. Peneliti yang sama dari OSU, Alan Wallace menyebutkan penyediaan
energi gelombang ini dengan hanya 200 buoy yang diapungkan, satu buah pelabuhan atau
kota besar seperti Portland sudah dapat memanfaatkan energinya dengan sangat
melimpah tanpa harus menarik bayaran. Peneliti percaya jika hasil penelitian tersebut
benar-benar dioptimalkan di sepanjang pantai, seluruh energi listrik di dunia sudah bisa
terpenuhi. Jumlah ini ditaksir hanya mengambil 0,2 persen energi pantai, kata Alan.
Keyakinanya semakin lebih diperkuat dengan efisiensi penghasilan energi yang tinggi dan
besar, energi gelombang laut ini bisa menjadi energi utama pengganti energi sekarang.
Di samping nilai ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat
memberikan keuntungan di bidang lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan,
tidak menimbulkan polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu
memberikan ruang kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di
sepanjang jangkar yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih
menguntungkan karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.
Penempatan buoy dengan ukuran yang tidak terlalu besar juga tidak mengganggu
pelayaran. Rata-rata dengan besar buoy kurang dari dua meter, kapal besar atau kecil bisa
melihat obyek tersebut dan dapat menghindarinya. Energi listrik namun yang secara
efisien bisa dialihkan menjadi energi listrik adalah gelombang laut.

2. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Konversi Energi Gelombang Menjadi


Listrik
Kelebihan :
1.Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis.
2.Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya
3.Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak
4.Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini
juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi
terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas
udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan turbin angin.
5.Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya
berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya
angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan
dapat diperkirakan.

Kekurangan :
1.Diperlukan alat khusus yang memerlukan teknologi tinggi, sehingga tenaga ahli
sangat diperlukan.
2.Output dari pembangkit listrik tenaga pasang surut mengikuti grafik sinusoidal
sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari.
3.Biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar.
4.Tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain sistem turbin, sistem
roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terus-menerus selama
lebih kurang lima tahun.
5. Menggunakan pasang surut gelombang sebagai pembangkit energi listrik, bisa
mengakibatkan rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000 tahun.

3. Potensi Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik di Dunia


Ada tiga cara mendasar agar kita bisa memanfaatkan energi gelombang. Energi
dari naik turunnya ketinggian laut atau disebut juga energi gelombang, dapat
dimanfaatkan untuk membangkitkan tenaga listrik. Tenaga gelombang biasanya dipacu
dengan membuka sebuah dam menuju ke waduk. Waduk tersebut dilengkapi dengan pintu
air yang dibuka untuk mengalirkan air ke penampungan, lalu pintu air ditutup sehingga
menyebabkan ketinggian air turun. Perbedaan ketinggian itu menyebabkan turbin
berputar.
Potensi energi gelombang ada di stasiun Rance di Perancis, yang menghasilkan
energi listrik 240 MW . sepertinya Prancis adalah satu-satunya negara yang sukses
menggunakan sumber energi ini. Insinyur Prancis memprediksikan, penggunaan tenaga
ombak dalam skala besar, bisa membuat rotasi bumi melambat 24 jam tiap 2000 tahun.
System pembangkit listrik tenaga ombak, bisa memberi dampak pada lingkungan karena
berkurangnya laju alir air, dan bisa menimbulkan endapan pada basin.
4. Teknik Konversi Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik
Salah satu energi di laut tersebut adalah energi ombak. Sebenarnya ombak
merupakan sumber energi yang cukup besar. Ombak merupakan gerakan air laut yang
turun-naik atau bergulung-gulung. Energi ombak adalah energi alternatif yang
dibangkitkan melalui efek gerakan tekanan udara akibat fluktuasi pergerakan gelombang.
Energi ombak dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah
didirikan sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu
model Oscillating Water Column. Kolom air yang berosilasi (Oscillating Water Column).
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat gelombang dalam sebuah
pipa silindris yang berlubang. Naik turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar
masuknya udara di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi
alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai
Indonesia. Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan parameterparameter minimal hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis
untuk melakukan konversi energi.

Pada sebuah pembangkit listrik bertenaga ombak (PLTO), aliran masuk dan
keluarnya ombak ke dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara keluar dan
masuk melalui sebuah saluran di atas ruang tersebut (Lihat gambar 1). Jika di ujung
saluran diletakkan sebuah turbin, maka aliran udara yang keluar masuk tersebut akan
memutar turbin yang menggerakkan generator. Masalah dengan desain ini ialah aliran
keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi, karena aliran ombak pun
sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.

Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara gratis, tidak
butuh bahan bakar, dan tidak pula menghasilkan limbah ataupun polusi. Namun
tantangannya adalah bagaimana membangun alat yang mampu bertahan dalam
kondisi cuaca buruk di laut yang terkadang sangat ganas, tetapi pada saat bersamaan
mampu menghasilkan listrik dalam jumlah yang memadai dari ombak-ombak kecil
(jika hanya dapat menghasilkan listrik ketika terjadi badai besar maka suplai
listriknya kurang dapat diandalkan). Beberapa perusahaan yang mengembangkan
PLTO versi komersial sesuai dengan metode yang dijelaskan di atas antara lain:
Wavegen dari Inggris, dengan prototipnya yang bernama LIMPET dengan kapasitas
500 kW di pantai barat Skotlandia, dan Energetech dari Australia yang sedang
mengusahakan proposal proyek PLTO berkapasitas 2 MW di Rhode Island.
5. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Konversi Energi Gelombang Menjadi Listrik
Kekurangan dari energi arus laut adalah output-nya mengikuti grafik sinusoidal
sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada
saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan
arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama. Kekurangan lainnya adalah

biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar. Kendati begitu bila turbin arus
laut dirancang dengan kondisi pasang perbani, yakni saat di mana kecepatan arus paling
kecil, dan dirancang untuk bekerja secara terus-menerus tanpa reparasi selama lima tahun,
maka kekurangan ini dapat diminimalkan dan keuntungan ekonomisnya sangat besar. Hal
yang terakhir ini merupakan tantangan teknis tersendiri untuk para insinyur dalam desain
sistem turbin, sistem roda gigi, dan sistem generator yang dapat bekerja secara terusmenerus selama lebih kurang lima tahun.
Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini
juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi
terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara
sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan
dengan turbin angin. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang
kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan
adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan
dapat diperkirakan. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan
pernah habis dan tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya. Di samping nilai
ekonomis yang cukup menjanjikan ada hal-hal lain yang dapat memberikan keuntungan
di bidang lingkungan hidup. Energi ini lebih ramah Iingkungan, tidak menimbulkan
polusi suara, emisi C02, maupun polusi visual dan sekaligus mampu memberikan ruang
kepada kehidupan laut untuk membentuk koloni terumbu karang di sepanjang jangkar
yang ditanam di dasar laut. Pada kasus-kasus seperti ini biasanya lebih menguntungkan
karena ikan dan binatang laut selalu lebih banyak berkumpul.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :

Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah khatulistiwa yang dikelilingi oleh


sejumlah lautan dengan potensi sumberdaya energi kelautan cukup besar termasuk di
antaranya energi gelombang.

Ada tiga cara membangkitkan listrik dengan tenaga ombak, diantaranya:


1. Energi gelombang
2. Pasang surut air laut
3. Memanfaatkan perbedaan temperatur air laut (Ocean Thermal Energy)

Keuntungan menggunakan pembangkit listrik tenaga ombak antara lain memiliki


intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain,
dan tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan.

Hambatan penerapan sistem pembangkit listrik tenaga ombak antara lain tenaga ahli
yang menghandle sistem ini sangat kurang, kesulitan birokrasi, kesulitan untuk
mendapatkan alat-alat yang dibutuhkan, kesulitan dana untuk menerapkan sistem
pembangkit ini, serta kesulitan birokrasi untuk menyelesaikan proyek ini dengan
cepat.

MAKALAH
ENERGI TERBARUKAN

PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK

Esti Lusi Purwati


113112700550015

Program Studi Teknik Fisika


Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional
2014

Das könnte Ihnen auch gefallen