Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I.
I.1
1.2
Irama sinus.
Pada keadaan normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan
berdenyut secara teratur antara 60-100 detak/menit. Kecepatan dari
denyut jantung ditentukan oleh kecepatan dari signal listrik yang berasal
dari pemacu jantung, SA node.
Dikatakan Bradikardi jika denyut jantung kurang dari 60x/menit dan
takikardi jika lebih dari 100x/menit . setiap siklus terdiri dari gelombang P
diikuti oleh komplek QRS dan T.
1.3
EKG normal
Elektrokardiogram adalah rekaman potensial listrik yang
timbul sebagai aktivitas oto jantung , yang dapat direkam adalah
potensial potensial listrik yang timbul pada waktu otot-otot jantung
berkontraksi.
Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan
kecepatan standar 25mm/ detik dan defleksi 10mm sesuai potensial 1mV.
Gambaran EKG normal terdiri dari :
1. Gelombang P
Gelombang ini berukuran kecil dan merupakan hasil dari
depolarisasi dari atrium kanan dan kiri . nilai normal interval P adalah
kurang dari 0,12 detik
2. Segmen PR
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan
gelombang P pada QRS. Lama interval PR : 0,12 0,20 detik
3. Gelombang kompleks QRS
Merupakan hasil depolarisasi dari ventrikel kanan dan kiri .lama
interval QRS adalah 0,07 -0,10 detik.
4. Segmen ST
Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan
gelombang QRS pada T
5. Gelombang T
Merupakan potensial repolarisasi dari ventrikel kanan dan kiri
6. Gelombang U
Gelombang ini berukuran kecil dan sering tidak ada , asal dari
gelombang ini merupakan hasil repolarisasi dari atria yang sering tidak
dikenali karena ukurannya kecil dan terbenam pada gelombang QRS.
Sadapan Ektermitas
Bidang Horizontal :
Enam buah unipolar chest leads atau sering disebut juga sadapan unipolar
prekordial, yaitu lead V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
Gambar 5. Contoh bentuk sinyal yang didapat dari 12 leads (sadapan) EKG normal
1.4
Kertas EKG
Terdapat 2 macam kotak dalam EKG yaitu kotak kecil dan kotak besar .
Kotak kecil dengan ukuran 1 mm x 1 mm atau 0,04 detik x 0,04 detik. Yang
kedua yaitu kotak sedang/besar dengan ukuran 5 mm x 5 mm atau 0,20 detik
2. Menilai Ritme
Untuk mengetahui apakan iramanya sudah teratur atau tidak teratur yaitu
dengan melihat interval R-R dan P-P.
Dikatakan regular jika intervalnya konsisten (jarak R-R sama dari satu siklus ke
siklus lainnya
Irama sinus
Adalah irama denyut jantung yang pemacunya dominan oleh SA node .ciri
utamanya adalah gelombang P diikuti QRS
Irama Atrial
Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominanya adalah sumber implus
atrium.
Cirinya gelombang P berbeda dengan irama sinus . contoh pada atrial Fluter.
c.
Irama Junctional
Irama denyut jantung yang pemacunya dominan pada nodus AV. Cirinya
gelombang
P
hilang
/inverse/
mundur.
d.
Irama Ventrikuler
Irama jantung yang pemacunya dominan dari sumber implus ventrikel
e.
Deviasi kiri
Normal
Deviasi kanan
Aritmia
2.1 Defenisi
Aritmia adalah pola dan/atau perubahan yang cepat dari denyut
jantung normal. Jadi yang dapat didefenisikan sebagai aritmia adalah :
a.
b. irama yang tidak teratur , meskipun berasal dari nodus SA, misalnya sinus
aritmia
c.
frekuensi kurang dari 60x/menit ( bradikardia) atau lebih dari 100x/menit
( takikardia)
d.
2.3 Etiologi
Penyebab aritmia disebabkan karena hal hal yang mempengaruhi
kelompok sel yang mengautomisasi dan sistem penghantarnya seperti :
a.
b.
Lingkungan seperti beratnya iskemia, Ph, dan kadar elektrolit dalam serum
c. Kelainan jantung seperti fibrosis dan sikatrik , infalamasi dan metabolic serta
jaringan abnormal dalam jantung seperti amiloidosis.
d.
Berbagai etiologi ini saling memberatkan , artinya bila ada hipertrofi jantung
misalnya , lalu terjadi iskemia dan gangguan balans elektrolit maka aritmia akan
lebih mudah timbul, dan mengontrolnya akan lebih sulit lagi.
Pada beberapa pasien, aritmia disebabkan oleh penyakit otot jantung, klep
jantung atau arteri koroner. Pada pasien yang lainnya aritmia dapat hanya
merefleksikan penyakit dari sistim listrik jantung dimana sisa jantung lainnya
sehat. Penyebab aritmia lainnya termasuk obat-obatan, alkohol yang berlebihan,
kadar hormon tiroid yang berlebihan, tingkat oksigen darah yang rendah, stres
dan merokok.
2.4 Patofisiologi
Mekanisme aritmogenik dapat dibagi menjadi : ganguan pembentukan
impuls dan gangguan konduksi
kelainan automatisasi
trigger automatisasi
c.
Blok
Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat
dibagi menjadi blok SA (apabila hambatan konduksi pada perinodal zpne di
nodus SA); blok AV (jika hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA
sampai berkas His); blok cabang berkas (bundle branch block=BBB) yang dapat
terjadi di right bundle branch block atau left bundle branch block.
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Berdasarkan Irama
a.
Irama sinus
Aritmia yang terjadi pada keadaan bradikardia atau takikardi atau sinus aresst.
b.
Irama Atrial
Dibagi menjadi :
1.
Atrial Flutter
Gambaran terlihat baik pada sadapan II, III, dan aVF seperti gambaran gigi
gergaji , kelaianan ini dapat terjadi pada kelainan katub mitral atau tricuspid, cor
pulmonal akut atau kronis , penyakit jantung koroner dan dapat juga akibat
intoksikasi digitalis
2.
Atrial Fibrilasi
3.
Atrial takikardi
4.
Ekstrasistole atrial
Disebut juga Premature atrial beats. Hal ini timbul akibat impuls yang berasal
dari atrium timbul premature . kelainan ini biasanya tidak memiliki arti klinis
penting dan biasanya tidak butuh terapi
Irama Junctional
Gambaran EKG menunjukan laju QRS antara 40 -60 permenit dengan irama
biasanya teratur , gelombag { biasanya terlihat negative disadapan II , III, aVF .
Gelombang P bisa mendahului atau tumpang tindih dengan QRS.
Biasanya disebabkan karena nodus SA kurang aktiv sehingga diambil alih :
a.
AV junctional ektrasistole
b.
c.
d.
Irama Ventrikuler
1.
Adalah gelombang ventrikel yang muncul tiba tiba pada gelombang sinus , ini
muncul karena pace maker ventrikel tiba tiba lebih kuat dari SA node dalam
memproduksi listrik . jenis ini terdiri dari :
a.
VES multiform
c.
VES Begimini
VES trigemini
VES Couplet
Artinya setelah komplek normal , muncul 2 VES sekaligus , jika muncul lebih dari
2 sekaligus disebut Run of
2.
Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh
sederetan denyut Ventrikel. Terdapat 3 atau lebih komplek yang berasal dari
ventrikel secara berurutan dengan laju lebih dari 100x/ menit. Pengaruhnya
terhadap jantung adalah ventrikel yang berdenyut sangat cepat tanpa sempat
mengosongkan dan mengisi darah secara sempurna, Akibatnya sirkulasi darah
4.
Ventrikel Flutter
1.
Block SA node
Gangguan pada SA node menyebabkan block SA dan sinus Aresst.
2.
Gangguan AV Block
a.
AV Block derajat 1
b.
AV Block derajat II
Interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu ketika implus dari
atrium tidak sampai ke ventrikel dan denyut ventrikel ( gelombang QRS)tidak
tampak , atau gelombang P tidak diikuti oleh QRS. Hal ini disebabkan karena
tonus otot yang meningkat , keracunan digitalis atau iskemik .
2.
Mobitz tipe 2
Interval PR tetap sama tetapi didapatkan denyut ventrikel yang berkurang. Dapat
terjadi pada infrak miocard akut, miocarditis, dan proses degenerasi.
Disebut juga block jantung komplit , dimana implus dari atrium tidak bisa sampai
pada ventrikel , sehingga ventrikel berdenyut sendiri karena implus yang berasal
dari ventrikel sendiri .gambaran EKG memperlihatkan adanya gelombang P
teratur dengan kecepatan 60 90 kali permenit , sedangkan komplek QRS hanya
40 60 kali permenit . hal ini disebabkan oleh infrak miocard akut, peradangan,
dan proses degenerasi. Jika menentap diperlukan pemasangan pacu jantung.
3.
LBBB
Pada EKG akan terlihat bentuk rsR atau R di lead I, aVL, V5 dan V6 yang
melebar. Gangguan konduksi ini dapat menyebabkan aksis bergeser ke kiri yang
ekstrim, yang disebut sebagai left anterior hemiblock (jika gangguan dicabang
anterior kiri ) dan left posterior hemiblock (jika gangguan dicabang posterior
kiri )
RBBB
Pada EKG akan terlihat kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12 detik dan
akan tambapk gambaran rsRatau RSR di V1, V2 , sementara itu di I, aVL , V5
didapatkan S yang melebar karena depolarisasi ventrikel kanan yang terlambat.
Gambar 27.RBBB
2.5.3 Kelainan karena elektrolit
1. Hiperkalemia
Ditandai dengan PR memanjang , QT memendek,
ventrikel aritmia (takikardi maupun fibrilasi)
2. Hipokalemia
Ditandai dengan ST Depresi , U tinggi (>1 mm) atau lebih tinggi dari T dan
komplek QRS melebar.
3. Hiperkalsemia
Ditandai denga QT memendek.
Pada Bradikardi
Berikan oksigen
Perhatikan EKG :
Jika EKG bukan AV block derajat II tipe 2 atau AV total / derajat 3 lakukan
langkah sebagai berikut:
Berikan sulfas Atropin 0,5 mg IV sambil perhatikan monitor EKG untuk
melihat responpeningkatan denyut jantung, jika tidak ada ulangi lagi 0,5 mg
(setiap 3 5 menit), sampai ada respon peningkatan denyut jantung atau dosis
atropine telah mencapi 3 mg.
Jika dosis suldaf atropine telah mencapai 3 mg dan belum terjadi
peningkatan denyut jantung > 60x/menit, pertimbangkan pemberian obat yang
lain seperti epinefrin 2 -10 microgram/ menit atau dopamine 2-10
microgram/kgBB/menit.
Jika gambaran EKG adalah block derajat II tipe 2 atau AV total / derajat 3
lakukan langkah sebagai berikut:
Segera pasang pacu jantung transkutan sambil menunggu pemasangan
pacu jantung tranvesa( Konsultasi ke dokter ahli jantung)
Cari dan tangani penyebab yang dapat menyokong seperti hipoglikemia,
hipokalemia, hipovolumia, asidosis, tamponade jantung, trauma.
b.
Pada Takikardi
Monitoring hasil EKG dan lakukan tatalaksana seperti pada alogaritma Bantuan
c.
Gambaran klilniknya adalah henti nafas dan henti jantung , dimana pada kondisi
ini jantung hanya bergetar saja tidak mampu berkerja sebagai pompa, berarti
terjadi kematian klinis yang dapat berlanjut menjadi kematian biologis .
penderita biasanya sudah tidak sadar dan tidak ada respon saat dicek
kesadarannya.
a.
adalah perekaman yang singkat aktivitas listrik jantung, Tes EKG ini
hanya berguna jika aritmia yang menyebabkan palpitasi terjadi waktu tes EKG ini
diadakan. Sering tes EKG ini tidak dapat menangkap aritmia, maka monitor
Holter diperlukan. Monitor 24 jam Holter adalah cassete tape yang dipakai pasien
terus menerus ketika pasien mengerjakan pekerjaan sehari-hari. Pasien
bersamaan membuat catatan harian dari palpitasi atau gejala lain selama
periode perekaman ini.
Gejala palpitasi kemudian dapat dikorelasikan dengan adanya atau tidak
adanya aritmia pada Holter tape. Jika kecurigaan adanya aritmia yang
menyebabkan palpitasi juga masih belum bisa ditangkap oleh 24 jam monitor
Holter, maka sebuah monitor kejadian yang kecil dipakai oleh pasien untuk
waktu 1 sampai 2 minggu. Jika pasien mengalami palpitasi maka pasien akan
menekan tombol merekam ritme jantung sebelum, selama dan sesudah periode
ini. Kemudian rekaman ini dapat dievaluasi oleh dokter.
b.
Treadmill
c.
Echocardiography
d.
Cardiac
angiography
catheterization
(kateterisasi
jantung)
dengan
e.
Uji Lab
Uji Laboratorium untuk kadar dari hormon tiroid, potasium, magnesium dan
obat-obatan seperti digoxin. Hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan
aritmia cepat, seperti atrial fibrillation. Kadar darah dari potasium dan
magnesium yang rendah dapat menimbulkan aritmia. Keracunan digoxin
(Lanoxin) dapat menyebabkan aritmia yang serius, seperti bradycardia dan
ventricular tachycardias. Keracunan digoxin dapat diperburuk oleh kadar darah
yang rendah dari potasium dan magnesium.