Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I. IDENTITAS PASIEN
1. No. Rekam Medik
: xx-xxx-xx
2. Nama Lengkap
: Tn. BS
4. Umur
: 43 tahun
5. Jenis Kelamin
: Laki- laki
6. Status Perkawinan
: Menikah
7. Pendidikan Terakhir
: SMA
8. Pekerjaan
: Wiraswasta
9. Bangsa/ Suku
: Indonesia/Jawa
10. Agama
: Islam
11. Alamat
: Bekasi
: 27 Oktober 2013
: PICU Laki-Laki
: Diantar Keluarga
Riwayat Perawatan:
1. Akhir Oktober 2011 pertama kali berobat dan dirawat ke RSJ. Kelender Jakarta
2. 11 Desember 2012 berobat rawat jalan di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dengan
diagnosis F 25
3. 27 Oktober 2013 dirawat di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta oleh dr. Ayesha Devina,
Sp.KJ di Ruang Merak sampai sekarang.
Alloanamnesis
Dengan Ny. N, pada tanggal 11 November 2013, pukul 15.00 WIB melalui telepon.
A. Keluhan Utama
Pasien suka marah-marah , gelisah, mengganggu lingkungan sejak 15 hari SMRS
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang diantar oleh keluarga sejak 14 hari yang lalu. Kakak pasien
mengatakan bahwa pada awalnya pasien sulit tidur sejak 1 bulan SMRS. Pasien juga
terlihat gaduh gelisah tanpa sebab yang jelas, kemudian emosi pasien juga terlihat labil,
setelah itu pasien pernah membawa golok untuk merusak bis Sinar Jaya. Pasien
mengaku bahwa hanya iseng untuk membawa golok dan sempat memecahkan kaca bis
Sinar Jaya dengan batu lantaran kesal tidak diberi uang pesangon yang sesuai selama
berkerja hampir 20 tahun disana. Pasien mengaku menjabat sebagai ahli hukum dalam
perusahaan tersebut. Pasien mengaku hal tersebut dilakukan karena keinginan sendiri
tanpa disuruh oleh orang lain. Pasien mengaku bahwa dirinya merupakan seorang ustad
dan tabib di dekat rumahnya. Pasien juga mengaku mempunyai isteri 3 namun istri ke-2
dan ke-3 nya sudah dalam status cerai.
Pasien mengatakan bahwa dirinya pertama kali sakit jiwa sejak 4 tahun SMRS.
Pasien mengaku bahwa dia saat itu mengalami masalah yang hebat karena diberi tekanan
yang berat oleh pihak perusahaaan Sinar Jaya. Kemudian pasien diberhentikan dari
perkerjaanya karena pasien tidak bisa berkerja karena gangguan jiwanya. Awalnya pasien
merasa sakit kepala dan dada seperti ditusuk-tusuk oleh paku dan mengira pasien sedang
diguna-guna oleh seseorang. Sehingga pasien awalnya berobat ke orang pintar selama 1
tahun. Menurut keterangan orang pinter tersebut, pasien disantet untuk menjadi orang gila
oleh orang dari daerah cirebon. Pasien pernah mendengan bisikan suara nenek-nenek yang
menyuruh pasien untuk bunuh diri namun pasien mampu mengalihkan suara bisikan
2
tersebut dengan menutup telinga dan istigfar. Saat itu juga pasien merasa sering
dibicarakan hal-hal negatif oleh tetangga-tegangganya. Hal itu pasien rasakan karena
pasien tidak mampu menyeselsaikan masalah yang ada dalam perusahaan pasien.
Kemudian pada awal oktober 2013 pasien dibawa ke RSJ Kelender dan dikatakan
menderita gangguan jiwa dan sempat dirawat selama 5 hari. Kemudian pasien sempat
berkerja sebagai satpam namun karena kondisinya pasien diberhentikan dari
perkerjaannya. Pada tahun 2012 pasien datang berobat ke RSJSH karena mengeluh sering
marah-marah dan mendengar bisikan suara wanita dan di diagnosis sebagai skizoafektif.
Kemudian selama 1 tahun terakhir pasien berkerja sebagai tukang ojek dan tabib di dekat
daerah rumahnya.
Menurut pengakuan keluarga pasien, pasien tidak pernah meminum obat selama 1
tahun terakhir karena mengaku sudah merasa enakan. Pasien juga takut menjadi
ketergantungan dan takut menggangu ekonomi keluarga karena harus membeli obat terus
menerus.
Menurut pengakuan dari istri, pasien merupakan orang yang baik, mudah bergaul,
rajin beribadah, suka cerita dan suka menghibur saudara-saudaranya. Namun pasien
sempat mempunyai masalah tentang pembagian warisan yang tidak adil dengan kakak
iparnya sehingga suka marah-marah.
Pasien tidak pernah mengalami kecelakan atau terbentur kepala, tidak pernah
memiliki riwayat kejang sebelumnya serta tidak pernah mengalami sakit atau sampai
dirawat di rumah sakit umum sebelumnya. Pasien tidak pernah merokok, mengkonsumsi
alkohol dan zat-zat narkotika.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien pertama kali mengalami gangguan jiwa pada bulan februari 2010. Pasien
pernah dirawat 1 kali di RSJ Kelender tahun 2011 dan dirawat di RSJSH tanggal 27
Oktober 2013 sampai sekarang di ruang Merak.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien dan keluarga menyangkal pasien pernah mengalami kejang, nyeri kepala
maupun riwayat trauma dalam jangka waktu lama, riwayat sakit atau sampai dirawat di
rumah sakit umum dan penurunan kesadaran. Pasien mengaku pernah terkena stroke
cuman saat berobat ke dokter, pasien tidak terkena adanya gangguan stroke.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah merokok dan tidak pernah mengkonsumsi alkohol serta tidak
menggunakan obat-obat terlarang (opioid, kokain, dan ganja).
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2010
Keluhan 2010 :
Kepala sakit, mendengar bisikan
suara untuk menyuruh bunuh diri,
melihat banyak polisi mengejarngejar pasien, emosi labil
Gejala:
Halusinasi auditorik (+) Halusinasi
visual(+) Afek elasi (+)
Diagnosis:
?
Penatalaksanaan:
Pasien di rawat di RSJ Kelender
2012
2013
Keluhan 2012 :
Pasien gelisah, marah-marah, emosi labil, bicara
kacau, mondar-mandir, mendengar suara bisikan
wanita, sulit tidur.
Gejala:
Halusinasi auditorik (+)Afek elasi (+)
Diagnosis:
Skizoafektif
Penatalaksanaan:
Terapi : Risperidon 2x 3mg, THP 2x 2 mg, Depakote
3x250mg
Keluhan 2013 :
Marah-marah, bicara kacau, suka keluyuran, membawa golok keluar rumah dan
meresahkan lingkungan
Gejala:
Peningkatan mood terdapat peningkatan aktivitas, Peningkatan pembicaraan,
Pengurangan kebutuhan tidur.
Diagnosis:
Skizoafektif tipe manik dengan gejala Psikotik
Penatalaksanaan: Pasien dirawat di RSJSH.
Terapi : Risperidon 2x 2mg, Merlopan 1x25mg, Depacote 1x 250mg.
4
KETERANGAN
: Laki - laki
:Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Pernikahan
: Keturunan
F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal dengan istri dan ke-4 orang anaknya. Kehidupannya dengan istri
dan anaknya dirasa berkecukupan. Terkadang pasien sedih karena tidak mempunyai
perkerjaan tetap sehingga hanya sedikit membantu ekonomi dari keluarga.
G.
menyatakan keinginannya untuk pulang karena ingen berkerja agar dapat membantu
ekonomi keluarganya.
III. STATUS MENTAL ( Tanggal 11 November 2013, pukul 11:00 WIB)
A.
Deskripsi Umum
Kesadaran Neurologis : Compos Mentis
Kesadaran Psikiatri
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 130/90 mmHg
Nadi
: 80 x/ menit
Suhu
: 36 oC
Pernafasan
: 24 x/ menit
1. Penampilan Umum
Pasien seorang laki- laki, berusia 43 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur
tubuh tinggi dan besar, berkulit sawo matang, pada saat wawancara pasien
mengenakan kaos abu-abu dengan celana pendek berwarna hitam dan memakai sandal.
Kebersihan dan perawatan diri baik, berpakaian sederhana.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum Wawancara : Pasien sedang menyapu teras di ruang PICU RSJSH.
Selama Wawancara
kontak mata antara pasien dengan pemeriksa. Perhatian pasien tidak mudah teralih
ketika ada temannya yang lewat atau saat pasien lain bernyanyi. Sebelum wawancara
menjelaskan tujuan wawancara kepada pasien, pasien banyak ide yang diceritakan.
Sebagian pertaanyaan dapat dijawab dengan baik oleh pasien. Pasien terkadang
tertawa terbahak-bahak saat menceritakan kisahnya yang pasien anggap lucu.
Sesudah Wawancara
Lancar, pasien menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan, kuantitas cukup. Bicara
pasien spontan, intonasi jelas dan nada suara cukup. Jawaban pasien konsisten pada
tiap wawancara terhadap pertanyaan yang diajukan. Tidak terdapat hendaya atau
gangguan berbicara.
B.
: Hyperthym
: Elasi
C.
Gangguan Persepsi
a) Halusinasi
: Tidak ada
b) Ilusi
: Tidak ada
c) Depersonalisasi
d) Derealisasi
: Tidak ada
D.
Fungsi Intelektual
1.
Taraf Pendidikan
2.
Pengetahuan Umum
3.
Kecerdasan
4.
Konsentrasi dan
Perhatian
5.
Orientasi
-
Waktu
Tempat
Orang
Situasi
6.
Daya Ingat
-
Jangka
Panjang
Jangka
Pendek
Segera
7.
8.
Pikiran Abstrak
Visuospasial
berenang-renang kemudian
Baik (dapat menggambar jam dan menggambar seperti
contoh)
9.
10. Kemampuan
Menolong Diri
E.
Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas
: Flight of idea
b. Kontinuitas
: inkoheren
: Tidak ada
b. Waham
: Kebesaran
c. Obsesi
: Tidak ada
d. Fobia
: Tidak ada
e. Gagasan Rujukan
: Tidak ada
10
f. Gagasan Pengaruh
F.
Pengendalian Impuls
: Tidak ada
: baik, selama wawancara pasien bersikap tenang, kooperatif
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
Baik (pasien tahu bahwa memukul orang lain itu tidak baik dan pasien bersikap sopan
dengan teman-temannya di ruangan).
H. Tilikan
Derajat 3(Pasien menyadari dirinya sakit tapi melemparkan kesalahan pada faktor
eskterna;).
I.
Reabilitas
IV. STATUS FISIK (pemeriksaan dilakukan pada 6 November 2013 pukul 10:00 WIB)
A. Status Internus
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
: 130/80 mmHg
Nadi
: 80x/ menit
Suhu
: 36 oC
11
Pernafasan
: 24 x/ menit
TB/BB
: 179 cm / 79,8 kg
BMI
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-), sekret
-/-.
Telinga
Mulut
Lidah
Gigi geligi
: Baik
Uvula
Tonsil
Tenggorokan
Leher
Thorax
Paru
Inspeksi
Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi
primer/ sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama
teratur, retraksi suprasternal (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
12
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
Abdomen
Inspeks
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
balotemen (-)
Ekstremitas
-
Atas
: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-), malunion post
B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII)
: Baik
: Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis
: (+) normal
4. Refleks patologis
: Tidak ada
5. Motorik
: Baik
6. Sensorik
: Baik
7. Fungsi luhur
: Baik
8. Gangguan khusus
: Tidak ada
9. Gejala EPS
Hasil
Basofil
0%
Eosinofil
3%
Batang
1%
Segmen
70 %
Limfosit
22 %
Monosit
Trombosit
Hematokrit
GDS
SGOT
SGPT
Gamma GT
Alkalifosfatase
Urinalisa
Warna
Kejernihan
Ph
BJ
Protein
Reduksi
Bilirubin
Urobilinogen
Urobilin
Keton
Eritrosit
Leukosit
Epitel
Bakteri
Kristal
Trichomonas
Jamur
4%
258.000 U/L
39 g%
138mg/dl
45 U/L
49 U/L
34 U/L
70 U/L
13,2 g/dl
4,5 juta/mm3
6.200 mm3
21 mm/1 jam
Pasien seorang laki- laki, berusia 43 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya.
Kebersihan dan perawatan diri baik. Pasien duduk dengan tenang di depan pemeriksa.
Perhatian pasien tidak mudah teralih ketika ada temannya yang lewat atau saat pasien lain
bernyanyi. Pasien banyak ide yang diceritakan.
Pasien datang diantar oleh keluarga sejak 14 hari yang lalu. Kakak pasien mengatakan
bahwa pada awalnya pasien sulit tidur sejak 1 bulan SMRS. Pasien juga terlihat gaduh gelisah
tanpa sebab yang jelas, kemudian emosi pasien juga terlihat labil, setelah itu pasien pernah
membawa golok untuk merusak bis Sinar Jaya. Pasien mengaku menjadi ahli hukum pada
perusahaan sinar jaya. Pasien juga mengaku bahwa dirinya merupakan seorang ustad dan tabib
di dekat rumahnya. Pasien juga mengaku mempunyai isteri 3. Pasien pernah pernah
mendengan bisikan yang menyuruh pasien untuk bunuh diri namun pasien mampu
mengalihkan suara bisikan tersebut.
Pasien mengatakan bahwa dirinya pertama kali sakit jiwa sejak 4 tahun SMRS. Kemudian
pada awal oktober 2013 pasien dibawa ke RSJ Kelender dan dikatakan menderita gangguan
jiwa dan sempat dirawat selama 5 hari. Pada tahun 2012 pasien datang berobat ke RSJSH
karena mengeluh sering marah-marah dan mendengar bisikan suara wanita dan di diagnosis
sebagai skizoafektif. Menurut pengakuan keluarga pasien, pasien tidak pernah meminum obat
selama 1 tahun terakhir karena mengaku sudah merasa enakan. Menurut keterangan dari istri
pasien, pasien tiba-tiba keluar rumah dan membawa golok sehingga meresahkan lingkungan.
Dan pada tanggal 27 oktober 2013 pasien dibawa kembali ke RSJSH karena keluhannya.
Pasien sempat mempunyai masalah tentang pembagian warisan keluarga yang tidak adil
dengan kaka iparnya sehingga emosi pasien menjadi labil. Pasien tidak minum obat selama
satu tahun terakhir ini
Dari pemeriksaan psikiatri didapatkan : Kesadaran neurologisnya compos mentis. banyak
bicara, motorik tidak tenang, Suasana perasaan hyperthym, Afek elasi, fungsi intelektual baik,
arus pikir flight of idea, banyak ide, isi pikir waham kebesaran Uji daya nilai dan Daya nilai
realitas terganggu, Tilikannya derajat 3. Pemeriksaan status internus dan neurologis dalam
batas normal. pemeriksaan laboratorium terdapat sedikit peningkatan pada SGOT dan SGPT.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
15
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya :
Distress / penderitaan: emosi pasien yang labil dan banyak ide yang dimiliki
pasien.
Waham Kebesaran
2. Gangguan jiwa ini termasuk Gangguan Mental Non Organik ( GMNO), karena:
Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif yang berefek
pada episode saat ini namun ada riwayat pemakaian sebelumnya.
3.
Peningkatan mood atau menjadi iritabel pada suatu tingkatan yang tidak dapat
disangkal dirasakan sebagai tidak normal.
16
Current : GAF : 70 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi,secara umum masih baik)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
dahulu
Aksis V
: HPLY : GAF 80 71
Current : GAF 70-61
B. Psikologik
C. Sosiobudaya
X. PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
Risperidon 2x2 mg
Depacote 1 x 250 mg
3. Psikoterapi
Dilakukan melalui:
Supportif :
Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta
memberikan dukungan agar pasien lebih terbuka jika mempunyai masalah.
Melibatkan pasien dalam kegiatan-kegiatan di Rumah Sakit, misalnya kegiatan
yang sesuai dengan kemampuannya.
18
Melibatkan pasien agar dapat berinteraksi dengan pasien lain yang juga di rawat
sehingga pasien dapat memahami keadaannya dan mau menjalani terapi dengan
baik.
Memotivasi pasien agar mampu menahan emosinya dengan baik
Reedukatif
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya,
gejala-gejala,
dampak,
faktor-faktor
penyebab,
pengobatan,
komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum
obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari
Memberi nasihat kepada pasien untuk teratur minum obat. Memberikan edukasi
kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien, agar keluarga ikut
membantu mengawasi pasien untuk minum obat.
19
DISKUSI
1. Diagnosis
Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan kedalam:
Gangguan kejiwaan karena adanya :
Distress / penderitaan: emosi pasien yang labil dan banyak ide yang dimiliki
pasien.
Waham Kebesaran
Gangguan jiwa ini termasuk Gangguan Mental Non Organik ( GMNO), karena:
Tidak ada gangguan akibat penyalahgunaan obat dan psikoaktif yang berefek
pada episode saat ini namun ada riwayat pemakaian sebelumnya.
Peningkatan mood atau menjadi iritabel pada suatu tingkatan yang tidak dapat
disangkal dirasakan sebagai tidak normal.
2. Terapi
A. Farmakoterapi
Risperidon 2x2 mg
Risperidon merupakan obat antipsikotik generasi kedua, yang bekerja pada reseptor
D2 dan 5HT2Asebagai antagonis kuat dengan efek samping yang relatif lebih rendah
daripada obat antipsikotik generasi pertama. Risperidone dapat diberikan selama
masih ada gejala positif pada pasien. Dosis risperidon dapat diturunkan sampai gejala
pada pasien hilang.
Pemberian risperidon juga bisa diganti jika tidak efektif menurunkan gejala. Dosis
optimal sebagai dosis terapi adalah antara 2-4 mg per hari. Dosis maksimal yang
direkomendasikan adalah 6 mg karena melebihi dosis tersebut tidak dijumpai efikasi
yang bermakna, malah lebih banyak efek samping yang timbul seperti distonia,
akatisia, tardive dyskinesia.
Depacote 1 x 250 mg
Merupakan mood stabilizer yaitu kelompok obat yang berfungsi untuk
mempertahankan stabilitas suasana perasaan, terutama mencegah munculnya kondisi
manik.
21
B. Psikoterapi
Supportif :
Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta
memberikan dukungan agar pasien lebih terbuka jika mempunyai masalah.
Melibatkan pasien dalam kegiatan-kegiatan di Rumah Sakit, misalnya kegiatan
yang sesuai dengan kemampuannya.
Melibatkan pasien agar dapat berinteraksi dengan pasien lain yang juga di rawat
sehingga pasien dapat memahami keadaannya dan mau menjalani terapi dengan
baik.
Memotivasi pasien agar mampu melupakan masalahnya dan dapat menahan
amarahnya dengan baik
Reedukatif
Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya,
gejala-gejala,
dampak,
faktor-faktor
penyebab,
pengobatan,
komplikasi, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum
obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa di kemudian hari
Memberi nasihat kepada pasien untuk teratur minum obat. Memberikan edukasi
kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien, agar keluarga ikut
membantu mengawasi pasien untuk minum obat.
22