Sie sind auf Seite 1von 8

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

Kuretase gingiva
Merupakan pembuangan jaringan terinflamasi yang berada pada lateral dinding poket, yang
ditujukan untuk membentuk perlekatan jaringan ikat baru pada gigi dengan menghilangkan
lapisan poket, perlekatan epitelium, dan jaringan tergranulasi. Kekurangan dari teknik ini adalah
akses yang terbatas terutama pada poket yang dalam dan poket infrabony. Jaringan granulasi
pada dinding jaringan ikat poket periodontal mengandung daerah-daerah yang terinflamasi
kronis, disamping adanya partikel-partikel kalkulus dan koloni-koloni bakteri. Jaringan granulasi
yang terinflamasi dilapisi oleh epitel, dan bagian epitel yang penetrasi sampai ke jaringan.
Adanya epitel tersebut akan menghambat perlekatan serat-serat gingiva dan ligamen periodontal
yang baru ke permukaan sementum pada daerah tersebut.
Indikasi :
1. Pasien kontraindikasi pembedahan ekstensif dikarenakan mempunyai penyakit sistemik
2.
3.
4.
5.

atau permasalahan fisiologis


Poket yang dangkal dengan lebar dan tebal gingiva yang adekuat
Pada kasus moderate infrabony poket di area yang masih terjangkau
Poket supraboni yang tidak melebihi perbatasan mukogingiva
Dilakukan pada kunjungan berkala sebagai fase pemeliharaan dalam perawatan
pemeliharaan pada daerah dengan rekurensi inflamasi terutama pada daerah dimana telah
dilakukan bedah

Kontraindikasi :
1. Pasien dengan infeksi akut seperti necrotizing ulcerative gingivitis (NUG)
2. Pembesaran jaringan fibrosa gusi seperti phenytoin hyperplasia
3. Perluasan poket mencapai batas mukogingiva
Kuretase Gingiva dan Subgingiva
Kuretase gingival adalah prosedur dimana dilakukan penyingkiran jaringan lunak terinflamasi
yang berada lateral dari dinding poket. Kuretase subgingival adalah prosedur yang dilakukan
apikal dari epitel penyatu, dimana perlekatan jaringan ikat disingkirkan sampai ke krista tulang
alveolar.
Pada waktu penskeleran dan penyerutan akar, tanpa sengaja sebenarnya terjadi juga kuretase,
yang dinamakan inadvertent curettage.

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

Panah putih Kuretase


gingiva
Panah hitam kuretase

Teknik Modifikasi Prosedur Perlekatan Baru dengan Eksisi (Modified Excisional New
Attachment Procedure/MENAP)
Teknik ini adalah modifikasi dari teknik ENAP (Excisional New Attachment Procedure) yang
pada dasarnya merupakan kuretase subgingival yang dilakukan dengan menggunakan scalpel
sehingga memungkinkan untuk mendapatkan akses yang lebih baik ke permukaan akar dan
memungkinkan jaringan lunak untuk menyesuaikan denga baik ke permukaan akar.
Indikasi :
1. Saku supraboni dengan kedalaman dangkal sampai sedang (sampai dengan 5,0 mm) yang
mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang adekuat dan tebal.
2. Saku pada regio anterior, di mana masalah estetis diutamakan.
Kontraindikasi :
1. Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat.
2. Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi.
Instrumentasi : Surgical handle, surgical blades no. 11, 12, 15 dan Kuret
Tahapan prosedur dari teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Anestesi.- Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang sesuai.
2. Pembuatan insisi pertama.- Insisi pertama adalah berupa insisi bevel kedalam/terbalik
(internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular dan oral. Insisi dilakukan
dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke arah apikal menuju krista tulang
alveolar. Pada waktu melakukan insisi di permukaan interproksimal harus diusahakan

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

agar sesedikit mungkin papila interdental yang terambil. Pada tehnik ini tidak ada
pembukaan flep.
3. Pembuatan insisi kedua.- Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui serat
krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat transeptal) ke krista
tulang alveolar
4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi.- Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan
dengan jalan pengkuretan.
5. Penskeleran dan penyerutan akar.- Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan
pensekeleran dan penyerutan. Dalam melakukan penskeleran dan penyerutan harus
diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke sementum
akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar
6. Pembersihan daerah kerja.- Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan
akuades atau larutan garam fisiologis.
7. Pengadaptasian.- Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva tidak
bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan osteoplastik.
8. Penjahitan.- Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka sedikit
ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 3 menit agar bekuan darah yang
terbentuk tipis saja.
9. Pemasangan pembalut periodontal.- Pembalut periodontal dipasang menutupi luka
bedah, dan dibuka seminggu kemudian.

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

A. Daerah yang akan di eksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C.


Flep telah diposisikan; D. Setelah penyembuhan

Kuretase Ultrasonik
Energi suara diserap pada perlekatan jaringan sehingga terbentuk energi panas, hasil berupa
koagulasi. Epitel yang terkoagulasi lalu dihilangkan secara mekanisoleh getaran dari instrumen
ultrasonik.
Kuretase Kimia
Sodium sulphide, phenol, camphor, antiformin, dan sodium hipoklorit digunakan sebagai teknik
kuretase kimia.
Anestesi diberikan pada sisi yang ingin di kuretase. Isolasi daerah kerja menggunakan cotton
rolls, larutan sodium hipoklorit dimasukan ke poket selama menit. Lalu 5 % citric acid solution
dimasukan ke poket selama menit untuk menetralisir sodium hipoklorit. Akan terjadi koagulasi,
dan jaringan yang terkoagulasi diangkat menggunakan kuret, lalu poket di bersihkan dengan
larutan saline untuk menghilangkan sisa jaringan ikat. Namun penyebaran bahan kimia tidak
dapat di kontrol, sehingga teknik ini ditinggalkan.

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

Laser
Akhir-akhir ini metode kuret menggunakan laser telah diajukan. Tujuan: menghilangkan epitel ,
dan juga mengurangi bakteri.

Tahap Kuretase Konvensional


1. Pengecekan kembali kedalaman poket dan oral hygiene (tidak ada kalkulus dan
OH<0,5)
2. Informed Consent
3. Mempersiapkan alat dan bahan
a. Kuret Gracey (kuret untuk area spesifik dengan 1 sisi tajam membentuk sudut
60o-70o )
No. 1-2, 3-4 untuk gigi anterior
No. 5-6 untuk gigi anterior dan premolar
No. 7-8, 9-10 untuk bukal dan lingual posterior
No. 11-12 untuk mesial posterior
No. 13-14 untuk distal posterior
atau
Kuret Universal (kuret untuk seluruh area gigi dengan 2 sisi tajam membentuk
sudut 90o terhadap tangkai)
b. Jarum dan Spuit Irigasi
c. Larutan oxidazing agent H2O2 3% (untuk melepskan oksigen pada poket yang
memiliki suasana anaerob, untuk mengehentikan perdarahan dan membunuh
bakteri anaerob)
d. Larutan betadine
e. Larutan saline / Akuades
4. Asepsis daerah infiltasi & Anestesi lokal infiltrasi
5. Fase preliminary: penghalusan akar
Masukkan kuret sejajar sumbu gigi dengan mata pisau menghadap permukaan akar
sampai dasar poket lalu tarik ke arah oklusal untuk membuang: jaringan lunak, koloni
bakteri, semen nekrosis, lakukan sampai permukaan akar terasa halus
6. Kuretase gingiva
Masukkan kuret sejajar sumbu gigi dengan mata pisau menghadap gingiva (merupakan
dinding poket ke dasar poket) lalu tarik ke arah oklusal dengan meletakan jari telunjuk
sebagai fiksasi dari luar gingiva untuk buang jaringan inflamasi & granulasi

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

7. Kuretase subgingival
Masukkan kuret lebih ke apikal dari dinding poket. Potong perlekatan epitel untuk
menciptakan luka baru bekuan darah perlekatan baru.
8. Evaluasi:
a. Permukaan akar terasa halus
b. Darah yang keluar terlihat segar
c. Seluruh jaringan granulasi dan kalkulus telah dibuang
9. Irigasi Aquadest / Larutan Betadine
10. Irigai H2O2 3%
11. Instruksi paska kuretase
a. Menjaga kebersihan rongga mulut
b. Jangan makan dan minum selama 1 jam
c. Memakai obat kumur klorheksidin
d. Hindari makanan pedas dan panas
12. Medikasi
Amoxicillin tab 500 mg S 3dd 1
Metronidazole tab 250 mg S 3 dd 1
Penyembuhan Paska Kuretase
Sulkus gingiva yang seluruh atau sebagian lapisan epitelnya hilang akan terisi oleh gumpalan
darah segera setelah kuretase. Polimorfonuklear leukosit akan berada dalam jumlah banyak pada
luka yang diikuti oleh proliferasi secara cepat dari jaringan granulasi.
Epitelium : sulkular epitelium akan pulih dalam waktu 2-7 hari yang biasanya kurang lebih
dalam waktu 5 hari setelah kuretase.
Jaringan Ikat : serat kolagen immature akan terlihat dalam waktu 21 hari.

HEALING:

Blood clot mengisi daerah poket

PMN hadir pada permukaan proliferasi dengan cepat jaringan granulasi

2-7 hari restorasi & epitelisasi sulkus

5 hari restorasi epitelium junctional

21 hari muncul serat kolagen imatur

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

TAMPILAN KLINIS:

Setelah: hemorrhagic & merah terang

Setelah 1 minggu gingiva alami penurunan + lebih merah

Setelah 2 minggu + OH baik gingiva normal + margin gingiva beradaptasi baik


dengan gigi

Trauma From Occlusion (TFO)


adalah kerusakan jaringan periodonsium akibat tekanan oklusi yang melebihi kapasitas adaptasi
jaringan periodonsium. Beberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan tekanan pada
jaringan periodonsium yaitu:

Ketidakseimbangan oklusi
o Hambatan oklusal pada waktu oklusi sentris ( kontak ke premature dan gerak
artikulasi (blocking) )
o Gigi hilang tidak diganti
o Perbandingan mahkota akar tidak seimbang
o Kontak edge to edge
o Alat prostetik dan restorasi yang buruk
Kebiasaan buruk
o Bruxism
o Clenching
o Menggunakan tusuk gigi

Klasifikasi
Berdasarkan efek :
1. Trauma Akut (Acute TFO)
Dihasilkan dari occlusal impact yang tiba-tiba, seperti saat menggigit benda keras.
Restorasi atau alat-alat prostetik juga dapat mengubah arah gaya oklusal sehingga dapat
menimbulkan trauma akut. Trauma akut menyebabkan nyeri pada gigi, sensitivitas
terhadap perkusi, dan peningkatan mobilitas gigi. Bila tekanan oklusalnya dikurangi, luka
akan sembuh dan gejala di atas akan berkurang. Bila tidak, luka periodontal akan
bertambah parah dan menjadi nekrosis, yang diikuti oleh pembentukan abses periodontal,
atau menjadi kronis dan tanpa gejala. Trauma akut juga dapat menyebabkan pecahnya
sementum.
2. Trauma Kronis (Chronic TFO)

NELLY SURIAMAH | FKG UI 2010 | 1006667434

Biasanya disebabkan oleh perubahan pada oklusi karena ausnya gigi, drifting, dan
ekstrusi, ditambah dengan parafungsi. Gaya oklusal tidak terlalu besar, tetapi terusmenerus menekan dan mengiritasi jaringan periodontal.
Berdasarkan etiologi :
1. TFO Primer
Adalah gaya oklusal berlebihan pada jaringan periodontal yang sehat (tidak ada migrasi
apikal dari epitel jungsional atau kehilangan jaringan ikat gingiva).
2. TFO Sekunder
Adalah gaya oklusal abnormal pada jaringan periodontal tidak sehat yang telah lemah
karena adanya periodontitis. TFO sekunder terjadi pada gigi yang jaringan periodontalnya
telah mengalami migrasi apikal epitel jungsional dan kehilangan perlekatan. Gigi dengan
jaringan periodontal yang tidak sehat dan terinflamasi, ditambah gaya oklusal yang
berlebihan akan mengalami kehilangan tulang dan pembentukan poket yang cepat.
Sumber:
Newman et all, 2006, Carranzas Clinical Periodontology : Tenth Edition, Missoui: Saunders Elsevier
Bathla Shalu, 2011, Periodontics Revisited, New Delhi: Jaypee
Vernino Arthur et all, 2008, The periodontic Syllabus, Philadelphia, Lippincott Williams &Wilkins

Das könnte Ihnen auch gefallen