Alat Pelindung Diri (Personal Protection Device)

UU No. 1/70 tentang keselamatan kerja bab X (kewajiban pengurus

yaitu menyediakan PPE secara Cuma Cuma, baik bagi pekerja

maupun orang lain yang memasuki tempat kerja.

UU no 23/92 tentang kesehatan : upaya

kesehatan

kerja

diselenggarakan agar tiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

mebahayakan diri sendiri maupun masyarakat sekelilingnya agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal.
Tujuan / sasaran :
Mengetahui pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui upaya
penggunaan alat pelindung diri di industri.
Dengan mengetahui :
1. Resiko / potensi bahaya
2. Cara pengendalian
3. Alat alat pelindung diri.
Fungsi APD adalah untuk mencegah atau melindungi dari akibat kecelakaan.

1. POTENSI BAHAYA YANG BERESIKO DITEMPAT KERJA DIKLASIFIKASI SBB:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bahaya
Bahaya
Bahaya
Bahaya
Bahaya
Bahaya

emkanis (rotating dan non rotating)

listrik (including satic electricity)
kimia (hazardous chmicals)
radiasi panas.
radiasi pekerjaan radiography
kebakaran dan peledakan.

2. UPAYA DAN KEGIATAN PEMBINAAN ANTARA LAIN:

1. Penggunaan personal protective equipment (PPE)
2. Pertolongan pertama kecelakaan (P3K)
3. Sanitasi dan keserasian lingkungan kerja
3. PENGENDALIAN RESIKO
1. CARA SUBSITUSI YAITU MENGGANTI BAHAN ATAU PROSES.

2. CARA ISOLASI YAITU MEMISAHKAN SUMBER BAHAYA DARI PEKERJA.

MISALNYA, GENERATOR LISTRIK YANG BISING DIISOLASI DALAM
RUANGAN.
3. CARA ENGINEERING (ENGINEERING CONTROL) YAITU MENGHILANGKAN
ATAU MENGURANGI INTENSITAS BAHAYA, MISAL : MEMASANG TIRAI
(BARIER) UNTUK MENGENDALIKAN RADIASI PANAS DARI SUMBER
RUANG KERJA
4. CARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (PPE)
-

ALAT PELINDUNG DIRI PERORANGAN ADALAH ALAT YANG DIGUNAKAN

SESEORANG DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN, DIMAKSUDKAN UNTUK
MELINDUNGI DIRINYA DARI SUMBER BAHAYA TERTENTU, BAIK YANG

BERASAL DARI PEKERJAAN MAUPUN LINGKUNGAN KERJANYA.

PENGGUNAAN ALAT INI ADALAH UPAYA TERAKHIR DALAM PENGENDALI
RESIKO

PEMILIHAN ALAT PELINDUNG DIRI (PPE)

-

YANG PERLU DIPERHATIKAN ANTARA LAIN :

1. FAKTOR BAHAYA DAN
2. FAKTOR MANUSIA

FAKTOR BAHAYA YAITU BAHAYA MEKANIK, FISIK, KIMIA, BIOLOGI,

RADIASI SERTA INTENSITASNYA.
FAKTOR MANUSIA YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH ORGAN SERTA
BAGIAN TUBUH YANG PONTENSI TERKENA ATAU JALAN MASUK
CONTOH : PEKERJA KONSTRUKSI, BAHAYA MEKANIK KEJATUHAN BENDA
DARI KETINGGIAN DAN YANG POTENSIAL KENA BAGIAN KEPALA.
REFF UU 1/70 DAN KEPASTIAN /KESESUAIAN PERLU TATALAKSANA
TENTANG PENGGUNAAN PPE

1. STANDARD PENGGUNAAN JENIS DAN SIAPA YANG HARUS

MENGGUNAKAN PPE TERSEBUT
2. PELATIHAN PENGGUNAAN PPE:
a. PENJELASAN BAHAN BAHAN DAN KONDISI KERJA
b. PELATIHAN PENGGUNAAN DENGAN BENAR
c. CARA MENGHADAPI KEADAAN DARURAT
3. KEHARUSAN MENGGUNAKAN DAN SANKSI
PERLU DITUNJUK ORANG YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM
PERAWATAN PPE
JENIS JENIS PPE:
1. HEAD PROTECTIVE (PELINDUNG KEPALA) TERDIRI DARI
a. SAFETY HEAD
b. BUMP CAPS
c. HAIR PROTECTIVE
2. HEARING PROTECTIVE (PELINDUNG PENDENGARAN )
3. FACE AND EYE PROTECTIVE
4. RESPIRATORY PROTECTIVE (PELINDUNG PERNAFASAN)
5. PROTECTIVE FOOTWEAR (PELINDUNG KAKI)
6. FALL PROTECTION SYSTEM (SISTEM PELINDUNG JATUH)
7. SPECIAL WORK CLOTHING (PAKAIAN PELINDUNG KHUSUS)
1. PELINDUNG KEPALA PEKERJA TAMBANG, PEKERJA LISTRIK, PEKERJA
INDUSTRI KIMIA, INDUSTRI BESI DLL
MENURUT ANSI (AMERICAN NATIONAL SAFETY INSTITUTE)
2.

KELAS A : TAHAN BENTURAN DAN SHOCK LISTRIK TEGANGAN RENDAH

KELAS B : TAHAN BENTURAN DAN SHOCK LISTRIK TEGANGAN TINGGI
KELAS C : TAHAN BENTURAN
PELINDUNG ENDENGARAN (HEARING PROTECTION)
BISING DAPAT BERAKIBAT KERUSAKAN IRREVERSIBEL PADA INDRA
PENDENGARAN . BIASANYA BERAWAL DARI KETULIAN PADA FREKUENSI
4000 6000 HZ. BILA PAPARAN BERLANJUT, ORANG AKAN MENGALAMI
KETULIAN PADA FREKUENSI YANG RENDAH.

BEBERAPA TYPE HEARING PROTECTION :

ENCLUSURE (HELMET) HELEM SEPERTI ASTRONOUT
AURAL (EAR INSERT) EAR PLUG ADA 3 MACAM
1. FORMABLE DISPOSABLE, COCOK UNTUK SEMUA TELINGA PLASTIK
FOAM, WAX, FIBREGLAS LUNAK
2. CUSTOM MOLDED BENTUK DICOCOKAN DENGAN TELINGAN
PEMAKAI. MOLDED SILICON ATAU PLASTIK

3. CANAL CAP DIBUAT DARI BAHAN KARET TIRUAN. MELAPISI TEPI

CANALIS AURALARIS EXTERNA.
3. PELINDUNG MUKA DAN MATA (FACE AND EYE PROTECTIVE)
a. PEKERJA DIBERI APD UNTUK MENCEGAH TERHADAP BEDA .
PARTIKEL YANG BERHAMBURAN.MELAYANG DIUDARA, ZAT KIMIA
DAN SINAR.
b. SAFETY EYE PROTECTION EQUIPMENT HARUS DIBUAT SESUAI
STANDARD ANSI
c. LENSA MINIMAL SETEBAL 3MM ATAU 0.007 INCHI DAN HARUS
DAPAT MENAHAN BENTURAN BENDA SEBESAR DIAMETER 2.543
CM YANG DIJATUHKAN DARI KETINGGIAN 1.3M
4. ALAT PELINDUNG PERNAPASAN
a. PEKERJA YANG BEKERJA DITEMPAT YANG MEMERLUKAN ALAT
PELINDUNG PERNAPASAN HARUS MEMAHAMI :
1. KETENTUAN KETENTUAN K3 PERNAPASAN
2. PROSEDUR OPERASI BAKU DITEMPAT KERJA TERSEBUT
b. PERUSAHAAN BERKEWAJIBAN MENJAMIN K3 DENGAN MEMBUAT
KETENTUAN TETULIS TENTANG K3 PERLINDUNGAN PERNAPASAN
TERHADAP PAPARAN
c. PERSYARATAN MINIMAL SEPERTI
1. KETENTUAN ADMINISTRATIF HARUS DIPNUHI MISALNYA YANG
MENYANGKUT PENANGGUNG JAWAB KERJA, ROTASI KERJA,
LAMA BEKERJA, DAN LAIN LAIN.

B. PENGETAHUAN JENIS JENIS POLUTAN YANG ADA DITEMPAT KERJA

TERSEBUT
LINGKUNGAN UDARA YANG BERBAHAYA MELIPUTI
-

KEKURANGAN OKSIGEN (OXYGEN DEFICIENCY).

UDARA TERCEMAR OLEH
o GAS MISALNYA CO, CO2, SOX
o PARTIKEL MISALNYA DEBUT, PARTIKEL HASIL PENGGERINDAAN,
PEMECAH BATU BATUAN DAN LAIN LAIN.
o MIST MISALNYA PARTIKEL CAIR SEPERTI SPRAY FUMES PARTIKEL
PADAT HASIL KONDENSASI PENGUAPAN LOGAM

C. PENGERTIAN CARA MASUKNYA POLUTAN UDARA KEDALAM TUBUH.

CARA MASUKNYA POLUTAN UDARA KEDALAM TUBUH, DAPAT MELALUI
INHALASI, ABSORBSI, SALURAN CERNA (INGESTION)
D. PENGERTIAN TENTANG IDLH (IMMEDIATELY DANGEROUS T LIFE AND
HEATH DAN NON IDLH)
-

MENGETAHUI KONSENTRASI POLUTAN UDARA YANG ADA

ENGIEERING CONTROL (REKAYASA TEKNIK)
ALAT PELINDUNG PERNAPASAN BERBAGAI TYPE SEPERTI :
a. AIR PURIFYING DEVICES
b. AIR SUPPLIED DEVICES
c. KOMBINASI a DAN b
AIR PURIFYING, MENYARING ATAU MEMURNIKAN UDARA LUAR.

RESPIRATORY PROGRAM NEEDS

-

EDUCATION AND TRAINING

EFFECTIVE SELECTION AND USE GUIDELINES
COMPLIANCE INCENTIVES
MORE HEALTH AND SAFETY PROFESSIONALS

5. PELINDUNG KAKI (PROTECTIVE FOOT WEAR)

- SPESIFIKASI DARI BERBAGAI MACAM PELINDUNG KAKI DISTANDARISASI
OLEH ANSU STD Z41-1991, PERSONAL PROTECTION PROTECTIVE
-

FOOTWEAR.
SAFETY SHOES FOOT WEAR DIBEDAKAN DALAM 3 KLASIFIKASI 75, 50,
30, BERDASARKAN KEBUTUHAN ANTARA TERTIMPA BENDA BERAT ATAU

TERTINDIH BENDA BERAT.

SAFETY SHOES DAPAT TERBUAT DARI BAJA, PLASTIK PADAT ATAU KARET

YANG KERAS.
ALAS KAKI YANG DIGUNAKAN BISA BERSIFAT KONDUKTIF ATAU

RESISTEN
UNTUK PEKERJA PEKERJA DITEMPAT BASAH, SEPATU DARI KARET
DENGAN UJUNG KAKI DARI BAJA BERGUNA SEBAGAI PELINDUNG

6. FALL PROTECTION SYSTEM

- FALL PROTECTION SYSTEM, SYSTEM PENCEGAHAN BAHAYA JATUH DARI
-

BEKERJA DITEMPAT TINGGI

PASIVE FALL PROTECTION SYSTEM, JALA JALA YANG TIDAK
MEMERLUKAN GERAKAN ATAU KEMAMPUAN DARI PEKERJA SECARA

KHUSUS
ACTIVE FALL PROTECTION SYSTEM, ALAT DAN SYSTEM KERJAANYA
MEMERLUKAN KETERAMPILAN DARI PEKERJA ITU SENDIRI AGAR AFPS

INI BEKERJA SECARA EFEKTIF

7. PAKAIAN PELINDUNG KHUSUS (SPECIAL WORK CLOTHING)
- PADA INDUSTRI INDUSTRI PEKERJA BERKEMUNGKINAN TERPAPAR
DENGAN API, PANAS YANG TINGGI, UAP LOGAM, ZAT KIMIA YANG
KORROSIVE, UDARA YANG SANGAT DINGIN, BENTURAN TERHADAP
TUBUH, BAHAYA BAHAYA TERIRIS DENGAN BENDA BENDA / TAJAM
-

DAN LAIN LAIN.

MAKA DIPERLUKAN PAKAIAN PELINDUNG KHUSUS
CONTOH PERLINDUNGAN TERHADAP PANAS DAN LOGAM
A. BAHAN TERBUAT DARI KULIT, ASBES ATAU ALUMINIUM (TAHAN
TERHADAP PANAS 1090 C)
B. PERLINDUNGAN TERHADAP IRISAN DAN BETURAN PAKAIAN DARI
BAHAN KULIT, PLASTIK, FIBER ATAU PAKAIAN DARI BAHAN LOGAM
C. PERLINDUNGAN TERHADAP UDARA DINGIN. PAKAIAN DARI BAHAN
KATUN, SYNTETIK POLIESTER ATAU BAHAN NILON.

MASALAH UMUM APD

1. Tidak semua APD mellaui pengkajian laboratoris, sehingga tidak
2.
3.
4.
5.

diketahui derajat perlindungannya

Tidak nyaman dan kadang kadang membuat pemakai sulit bekerja.
APD dapat menciptakan bahaya baru
Perlindungan yang diberikan APD sulit dimonitor
Kewajiban pemeliharaan APD dialihkan dari pihak manajemen ke

pekerja.
6. Efektivitas APD sering tergantung good fit pada pekerja
7. kepercayaan pada APD akan menghambat pada pengembangan
kontrol teknologi yang baru.
Masalah pemakaian APD

1. pekerja tidak mau memakai dengan alasan

a. tidak sadar / tidak mengerti
b. panas, sesak, tidak enak dipakai atau dipandang
c. berat, mengganggu pekerjaan
d. tidak sesuai dengan bahaya yang ada
e. tidak ada sanksi
f. atasan juga tidak memakai
2. tidak disediakan oleh perusahaan
a. ketidak mengertian
b. pura pura tidak mengerti
c. alasah bahaya
d. dianggap sia sia (karena pekerja tidak mau memakai)
e. perlu biaya
3. pengadaan oleh perusahaan
a. tidak sesuai dengan bahaya yang ada
b. asal beli (memilih yang murah)
Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak diketahui i(unwanted/undeired sound)
-

spooner
wall
Denis

: suara yang tidak mempunyai kwalitas musik

: suara yang mengganggu
: suara yang timbul secara berkala dari getaran

getaran yang tidak teratur

Frekuensi : banyaknya variasi tekanan atmosfir perdetik atau
banyaknya perdetik (CPS atau hertz (HZ)

Frekuensi yang dapat didengar oleh manusia secara umum berkisar 20 Hz

20KHz (anak dan dewasa), 20Hz 12 KHz (usia lanjut)
Nilai Ambang Batas Kebisingan
Nilai ambang batas kebisingan menurut surat edar Menaker Trans No. 1
tahun 1978 adalah 85 dB
Pemaparan kebisingan yang diperbolehkan
D=

C 1 + C 2 + Cn daily noise doze (DND)

T1
T2
Tn

C = waktu pemaparan pada tingkat kebisingan tertentu (jam)

T = waktu pemaparan yang diperkenankan pada tingkat kebisingan tertentu

(jam)
LW = 10 log (

W ) dB re (relation) Wo
W0

LW = tingkat kekuatan suara (dB)

W = kekuatan suara(watt)
Wo = kekuatan suara frekuensi (10^-12 watt)
LP = 10 log (

P ) dB re Po
2
PO

LP = tingkat tekanan suara (dB)

P = tekanan suara (Pa)
Po = tekanan suara referensi (20 mikro Pa)
Li = 10 log (

I ) dB re Io
Io

Li = tingkat intensitas suara (dB)

I = intensitas suara (watt/m^2)
Io = intensitas suara referensi (10^-12 watt / m^2)

Contoh soal
1. Penjumlahan

Pi 2
Po2
i=1

P )
2
Po
n
10 LI
=
10
i=1

Lp = 10 log (

Mesin A 90 db, mesin B = 80 db, mesin C = 70 dB

Pa2 = 10 ^ 90 = 109= 100 x 107

2
10
P0

Pb2 = 10 ^ 80/10 = 10^8 = 10 x 107

2
P0
2
Pc = 10 ^ 70/10 =107 = 1 x 107
P0
2
n P 1 = 111 x 107 = 1.11 x 109
2 P0
2

P1
P0

Lp = 10 log

= 10 log 111 x 107

LP = 10 log 1.11 + 10 log 10^9

= 0.5 + 90
= 90.5 dB
Contoh 2
Seorang pekerja terpapar kebisingan pada
Mesin A = 100 dB selama 2 jam
Mesin B = 120 dB selama 1 jam
Mesin C = 90 dB selama 1 jam
Berapa tingkat kebsingan rata rata yang terpapar oleh pekerja
selama 4 jam?
F/A = 2/4; LA = 100 dB
F/B = 1?4; LB = 120 dB
F/C = 1/4; LC = 90 dB
Log = 10

Fi = 10^Li/10 Kebisingan rata rata

i=1

Fi = fraksi waktu untuk tingkat kebisingan tertentu

Li = tingkat intensitas kebisingan tertentu
Log = 10 log (2/4x10100/10+1/4x10120/10+1/4x1090/10)
= 10 log (5 x 109 + 250 x 109 + 0,25 x 109)
= 10 log (255,25 x 109)
=114,1 dB
Desibel yang harus ditambahkan
Selisih (dB)

Penambahan

0 atau 1
2 atau 3
4-9
Lebih dari

(dB)
3
2
1
0

sama dengan
10
-

Contoh : mesin A = 81 dB, mesin B = 80 dB mesin C = 82 dB

Selisih mesin A dan B = 81 80 = 1 dB
Tambahkan 3 (tabel) 84 dB (81 + 3)
Hitungan diatas mesin C 84 -82 = 2dB
Hasil penjumlahan 84 + 2 = 86 dB
Contoh
Jika diketahui Mesin A 80 dB, B = 83 dB, C = 86 dB, D = 87 dB, E = 84
dB
Maka
B-A
C-F
GD
HE

=
=
=
=
=
=
=
=

83 80 = 3 (2)
83 +2 = 85 (F)
86 85 = 1 (3)
86 + 3 = 89 (G)
89 87 = 2 (2)
89 + 2 = 91 (H)
01 84 = 7 (1)
91 + 1 = 92