Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dasar Teori
Proses separasi minyak bumi adalah proses pertama untuk pemisahan
minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya. Proses ini meliputi proses distilasi
atmosfer dan distilasi vakum, yang menghasilkan nafta, kerosin, distilat vakum,
dan residu (residu atmosferik dan residu vakum). Dalam rangka meningkatkan
nilai tambah fraksi minyak bumi tersebut, maka dilakukan proses tahap kedua,
yaitu: konversi, baik berupa proses termal maupun proses katalitik. Residu
direngkah secara proses termal, yaitu proses visbreker dan proses koker, dan
menghasilkan produk bensin dan solar bermutu rendah.
Proses perengkahan katalitik residu dan distilat vakum menghasilkan
produk bensin rengkahan katalitik (cat. cracked gasoline) yang bermutu tinggi,
tetapi mutu produk solar (cycle gas-oil) yang dihasilkannya masih rendah. Proses
isomerisasi fraksi nafta ringan dan proses reformasi katalitik fraksi nafta berat
dapat menghasilkan komponen utama bensin, yaitu masing-masing isomerat dan
reformat. Proses penggabungan alkilasi dan polikondensasi dari produk samping
gas olefin rendah (C3/C4) dari proses perengkahan dapat menghasilkan
komponen utama bensin, yaitu masing-masing alkilat dan bensin polimer.
Bensin mempunyai kisaran titik didih dari 30oC sampai 215oC yang
mengandung grup hidrokarbon parafin, olefin, naftena, dan aromatik dengan
variasi nilai angka oktananya cukup besar. Proses pembuatan bensin dimulai
dengan separasi minyak bumi pada proses distilasi atmofer dan distilasi vakum.
Minyak bumi difraksionasi menjadi nafta (sd.180oC), kerosin (180250oC), solar
(250350oC), distilat vakum (350550oC), dan residu vakum (> 550oC).
Fraksi nafta diseparasi menjadi gas (C1/C2), LPG (C3/C4), nafta ringan
(C5/C6) untuk umpan proses isomerisasi, dan nafta berat dipakai sebagai umpan
reformasi katalitik. Sehubungan dengan banyaknya fraksi nafta yang digunakan
untuk umpan proses petrokimia (sekitar 40% dari total produk nafta), maka
kebutuhan umpan nafta dipenuhi dengan hasil dari proses perengkahan termal dan
katalitik fraksi berat, dan juga dari proses penggabungan (alkilasi dan
polimerisasi) yang menggunakan umpan gas (C3/C4).
Proses pembuatan komponen bensin terdiri atas:
CH3
membentuk
isooktana
(2,2,4-trimetilpentana).
Untuk
RH + R11X RR1 + HX
RNa + R1X RR1 + NaX
Pb(Na)y + y R1X Pb(R1)y + yNaX
4) Alkil sulfat
a. Yang sering digunakan adalah dimetil sulfat, metil hidrogen sulfat dan
dietilsulfat.
b. Alkil sulfat rantai panjang digunakan pada beberapa hal saja.
c. Dimetil sulfat sangat beracun dan harus ditangani secara hati-hati.
d. Alkil sulfat digunakan untuk mendapatkan senyawa dialkil eter, alkil aril
eter, etil selulosa dan polivinil eter.
1.4. Zat-zat yang dialkilasi
1) Alkana
Pada umumnya alkana hanya dapat dialkilasi dengan olefin. Dalam
alkilasi alkana, perlu dibedakan dua kelompok :
a. alkana lurus : hanya bisa dilakilasi dengan mekanisme radikal bebas,
pada suhu tinggi
b. alkana bercabang : lebih mudah dialkilasi dengan mekanisme ion.
DAFTAR PUSTAKA
http://doanddoo.blogspot.com/2011/12/minyak-bumi-alkilasi-polimerisasi.html
(diakses pada 1 Maret 2015)
http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi/ (diakses pada 1
Maret 2015)
https://www.google.com/search?
newwindow=1&biw=1281&bih=707&q=alkilasi+termis+minyak+bumi&
oq=alkilasi+termis+minyak+bumi&gs_l=serp.3...5463.10345.0.10693.14.
13.1.0.0.0.223.1512.5j7j1.13.0....0...1c.1.31.serp..13.1.126.91GQmywPsu4
(diakses pada 1 Maret 2015)
http://www.google.com/imgres?
newwindow=1&sa=X&tbm=isch&tbnid=wVRMaFAVMKvsgM:&imgref
url=http://catatanabimanyu.wordpress.com/category/oilknowledge/page/2/
&docid=IWLlfnbPNPuHKM&imgurl=http://www.chem-is-try.org/wpcontent/uploads/2009/09/table_19_2300x262.jpg&w=300&h=262&ei=5tSAUtb9B4iMrQewloHgBg&zoom=1
&ved=1t:3588,r:13,s:0,i:122&iact=rc&page=1&tbnh=160&tbnw=184&sta
rt=0&ndsp=16&tx=57&ty=33 (diakses pada 1 Maret 2015)
https://hmtkupnyogya.files.wordpress.com/2012/02/5-alkilasi-compatibilitymode.pdf (diakses pada 1 Maret 2015)
http://www.lemigas.esdm.go.id/id/pdf/buku_populer/Proses%20Pembuatan
%20BBB%20Solar%20Ramah%20Lingkungan.pdf (diakses pada 1 Maret
2015)