Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
menurut
PBB
dalam
bukunya
Manual
for Government
2.
3.
audit).
Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi ke uangan
yang
diperlukan
untuk
penyusunan
rencana/program
dan
pusat,
yang
menghasilkan
informasi
akuntansi
dan laporan
keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang
diperlukan oleh badan-badan di luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh
berbagai tingkat manajemen pada pemerintah pusat.
A. PERKEMBANGAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia sangat lamban
dalam merespons tuntutan perkembangan zaman. Akuntansi pemerintahan di
Indonesia juga belum berperan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja birokrasi.
pemerintah dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Pada
periode lama, output yang dihasilkan oleh akuntansi pemerintahan di Indonesia
sering tidak akurat, terlambat, dan tidak informatif, sehingga tidak diandalkan
dalam pengambilan keputusan. Malah, segala kekurangan ada dalam akuntansi
pemerintahan pada periode tersebut sering menjadi ladang yang subur untuk
tumbuhnya praktek-praktek KKN.
Namun
demikian,
pada
dasawarsa
terakhir
yang
berkulminasi
diundangkannya tiga paket keuangan negara, terdapat dorongan yang kuat untuk
memperbaharui akuntansi pemerintahan di Indonesia. Beberapa faktor penting
tiga
paket
UU
yang
mengatur
Keuangan
bahwa
laporan
pertanggungjawaban
pelaksanaan
UU
tentang
pemerintahan
daerah
dan
UU
akuntansi. Ikatan
Akuntan
Indonesia
(IAI)
Dengan
diundangkannya
tiga
paket
keuangan
negara
governance
pada
pemerintahan
di
Indonesia.
pemerintahan.
Beberapa
anggota
Komite
Standar
Akuntansi
akuntansi
tadi
diharapkan
dapat
meningkatkan
ikut
berperan
akuntansi
pemerintahan
dalam
yang
mendorong
menopang
terwujudnya
perubahan
standar
akuntansi
pemerintahan di Indonesia.
9. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). UU 17/2003 dan UU 15/2004
menyebutkan
bahwa
Pertanggungjawaban
Pelaksanaan
APBN/APBD
besar antara lam ditandai dengan partisipasi dari lembaga ini dalam
pembahasan tiga paket UU dengan DPR. Selain itu, pasal 32 (2) UU No.
17 Tahun 2000 mengamanatkan bahwa standar akuntansi pemerintahan
ditetapkan
dengan
Peraturan
Pemerintah
setelah
terlebih
dahulu
Pengawasan
Intern
Pemerintah.
APIP
yang
meliputi
untuk
membantu
pimpinan
untuk
terwujudnya
sistem
untuk
mendorong
penerapan
akutansi
implementasi
Sistem
Akuntansi
Pemerintah
dapat
kita
telusuri
sejak
tentang
Sistem
Akuntansi
dan
Belanda.
Meskipun ada perbaikan dalam akuntansi pemerintah di atas, penyempurnaan
yang bersifat mendasar belum pernah dilakukan, sedangkan sistem tersebut
mempunyai kelemahan yaitu:
1. Pada Pemerintah, sebagian aktivitasnya dibiayai melalui anggaran yang
setiap
tahun
ditetapkan
dengan
undang-undang.
Pencatatan
sistem
bookeping). Akuntansi
tata
yang
buku
tunggal (single
terpisah-pisah
tersebut
entry
semakin
pemerintah
dalam sistem
semakin
akuntansi
kompleks
dan
pemerintah yang
beragam,
lama
sedangkan
tersebut
terdapat
belum
mampu
memberikan
informasi
yang
sesuai
dengan
pemerintah
hanya
dapat
memenuhi
tujuan
yang
lebih
dapat
dipertanggungjawabkan
adalah
sistem
akuntansi
Patut dicatat, pada kebanyakan pandangan pakar akuntansi, sistem pembukuan tunggal belum pantas disebut sebagai suatu akuntansi. Yang disebut
laporan keuangan berfokus hanya pada laporan realisasi anggaran semata.
Catatan pemerintah pusat tentang investasi jangka panjang dan hutang
dilakukan secara tak terstruktur atau informal. Di dalamnya termasuk catatan
pengeluaran yang menggunakan dana luar negeri, seperti bantuan, hibah dan
utang. Karena standar akuntansi kepemerintahan RI saat itu belum ada, prak tek
akuntansi pemerintah juga belum sesuai prinsip akuntansi kepemerintahan yang
berlaku
umum,
kode
rekening
akuntansi
baku
dan
berlaku
bagi
semua
akuntansi
instansi
untuk
seluruh
Departemen/lembaga
yang
dapat
Bantuan
IMF
tahun
1997/1998
berisi
persyaratan good
Pemeriksaan
Keuangan
Negara.
UU
tersebut
menyatakan
kebutuhan mendesak akan Standar Akuntansi sebagai basis penyusunan dan audit
laporan keuangan instansi pemerintah oleh BPK. Tanpa standar BPK tidak dapat
menerbitkan opini audit.
UU Perbedaharaan Negara Nomor 1 tahun 2004 mempunyai implikasi jadwal
kerja amat ketat dan bersanksi. Bentuk pertanggungjawaban APBN/APBD adalah
laporan keuangan yang harus sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Agar
kebijaksanaan,
pengambilan
keputusan
dan
penilaian
kinerja
pemerintah. Sedangkan menyangkut transparansi adalah memberikan keterbukaan pelaksanaan kegiatan pemerintah kepada rakyat untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik.
E. PERKEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 476/KMK.O1/1991
tentang Sistem Akuntansi Pemerintah, sistem akuntansi pemerintah pusat telah
dikembangkan dan diimplementasikan secara bertahap. Tahap pertama dilaksanakan mulai tahun anggaran 1993/1994, dan diikuti dengan tahap-tahap
berikutnya, dan yang pada tahun anggaran 1999/2000, implementasi SAPP telah
mencakup seluruh Departemen/Lembaga di seluruh propinsi.
Berbagai perubahan dan penyempurnaan terus dilakukan oleh pemerintah
dalam rangka pengembangan sistem akuntansi pemerintah pusat. Pada tahun
2005, pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan No
59/PMK.06/2005
tentang Sistem
Akuntansi
dan
Pelaporan
Keuangan
Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf o Undangundang Nomor l Tahun 2004; tentang Perbendaharaan Negara. Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan sistem akutansi dan
pelaporan keuangan negara sehingga perlu menetapkan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat.
Penerapan Sistem Akuntansi Pernerintah Pusat (SAPP) adalah untuk unit-unit
organisasi
pemerintah
pusat
yang
keuangannya
dikelola
langsung
oleh
pemerintah pusat, seperti lembaga tertinggi Negara (MPR), lembaga tinggi negara
(DPR, DPA, MA), departemen atau lembaga nondepartemen, Sedangkan SAPP
tidak diterapkan untuk pemerintah daerah, BUMN/BUMD, bank pemerintah, dan
lembaga keuangan milik pemerintah.
1.
Akuntansi Anggaran
Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara digunakan
sebagai
landasan
operasional
keuangan
tahunan
Pemerintah
dan
dengan
pertanggung .jawaban
dapat
cepat
serta
mudah
dalam
hal
pengawasannya.
3.
4.
Standar dan prinsip akuntansi adalah norma atau aturan dalam praktek
yang dapat diterima oleh profesi, dunia usaha, dan departemen/lembaga peme rintah yang berkepentingan dengan laporan keuangan.
6.
dan dimulai pada sumber data di daerah atau propinsi dan digunakan sebagai
pedoman penyusunan unit-unit akuntansi baik di tingkat wilayah maupun ting kat
pusat.
7.
istilah
yang
sama,
serta
meningkatkan
kemampuan
sistem
yang
ditentukan
dalam
UU-APBN
dan
dalam
do-
prosedur
manual
maupun
yang
terkomputerisasi
mulai
dari
oleh
Umum,
yang
selanjutnya
disebut
SAU adalah
sub-SiAP
yang
pada
Kementerian
Negara/Lembaga.
Setiap
Kementerian
penggabungan
laporan,
baik
keuangan
maupun
barang
adalah subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling
merupakan
subsistem
dari
SAI.
Untuk
melaksanakan
SABMN,