Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KONSTRUKSI BAJA
4.1 Pengertian
Suatu konstruksi bangunan baja adalah tersusun atas batang-batang, baja yang digabung
membentuk satu kesatuan bentuk konstruksi dengan menggunakan berbagai macam teknik
sambungan.
Tujuan sambungan:
Untuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan konstruksi sesuai
kebutuhan.
Untuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal, dan sebagainya).
Untuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.
Untuk memudahkan penggantian bila suatu bagian / batang konstruksi mengalami rusak.
Untuk memberikan kemungkinan adanya bagian / batang konstruksi yang dapat bergerak
missal peristiwa muai-susut baja akibat perubahan suhu.
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku
kelingnya. Oleh karena itu pengelingan banyak dipakai pada bangunan-bangunan bergerak atau
bergetar.
Keuntungan: tidak ada perubahan struktur dari logam
disambung. Oleh karena itu banyak dipakai pada
pembebanan-pembebanan dinamis.
Kelemahan: ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang
paku kelingnya, dan kemungkinan terjadi karat di sekeliling
lubang tadi selama paku keling dipasang.
Bagian- bagian:
Kepala
Badan
Ekor
Kepala lepas
Bahan atau material:
baja, brass, aluminium, dan tembaga tergantung jenis
sambungan/ beban yang diterima oleh sambungan.
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.
Penggunaan khusus : weight, corrosion, or material constraints
apply : copper (+alloys) aluminium (+alloys), monel, dll.
Tipe Head
Snap Head: digunakan untuk pekerjaan struktur. Cara
pemasangan menggunakan mesin rivet
Counter Sunk Head: digunakan pada pembuatan kapal
Conical Head: digunakan pada produk- produk kerajinan
tangan
Pan Head: memiliki kekuatan maksimum tetapi sukar
dibentuk.
Cara pemasangan
Bagian kepala lepas dimasukkan ke dalam lubang plat yang akan disambung.
Dengan menggunakan alat atau mesin penekan (palu), tekan bagian kepala lepas masuk ke
bagian ekor paku keling dengan suaian paksa.
Setelah rapat/kuat, bagian ekor sisa kemudian dipotong dan dirapikan/ratakan.
Mesin/alat pemasang paku keling dapat digerakkan dengan udara, hidrolik atau tekanan uap
tergantung jenis dan besar paku keeling yang akan dipasang.Pemasangan Pa
Paku keling untuk konstruksi baja terdapat beberapa macam ukuran diameter yaitu : 11 mm, 14
mm, 17 mm, 20 mm, 23 mm, 26 mm, 29 mm, dan 32 mm.
Butt Joint
Simbol- simbol
4.2.2 Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya dibentuk
kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi sambungan
tetap, sambungan bergerak,
kembali.
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir tajam) sesuai
fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat (ulir tumpul) umumnya
untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya dongkrak atau alat-alat permesinan
yang lain.
Jenis Baut
Baut Hitam
Yaitu baut dari baja lunak ( St-34 ) banyak dipakai untuk konstruksi ringan / sedang misalnya
bangunan gedung, diameter lubang dan diameter batang baut memiliki kelonggaran 1 mm.
Baut Pass
Yaitu baut dari baja mutu tinggi (>St-42 ) dipakai untuk konstruksi berat atau beban bertukar
seperti jembatan jalan raya, diameter lubang dan diameter batang baut relatif pass yaitu
kelonggaran < 0,1 mm.
2. Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)
Detail
Suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh
tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagaiikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara atom.
Sambungan Las
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian benda
logam, seperti dapat dilihat dalam berikut:
a. sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada
bidang datar yang sama dan disambung pada kedua ujungnya.
b. sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan disambungmembentuk sudut
siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut.
c. sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung saling menumpang
(overlapping) satu sama lainnya.
d. sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan
membentuk huruf T yang terbalik.
e. sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian yang akan disambung
sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian tekukan yang sejajar tersebut.
Jika elektrode las tersebut didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang menimbulkan
panas yang dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur
ujungnya yang sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Karena elektrode / batang
las ikut melebur maka lama-lama habis dan harus diganti dengan electrode yang lain.
Dalam perdagangan elektrode / batang las terdapat berbagai ukuran diameter yaitu 21/2 mm,
31/4 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, dan 7 mm.
Las Otogen
Las Listrik
Pengelasan
Untuk konstruksi baja yang bersifat struktural (memikul beban konstruksi)) maka sambungan
las tidak diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan harus
dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang profesional.
Pada Konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu las tumpul dan las sudut.
Las Tumpul adalah las untuk menyambung arah memanjang/ melebar plat atau profil baja
Las sudut adalah las untuk menyambung arah sudut dari plat atau profil baja
b. Las alur (groove welds), ujung bagian yang akan disambung dibuat alur dalam bentuk persegi,
serong (bevel), V, U, dan J pada sisi tunggal atau ganda, seperti dapat dilihat dalam gambar di
bawah, pengisi digunakan untuk mengisi sambungan, yang
pengelasan busur dan pengelasan
gas.
Las Tumpul
Las tumpul persegi panjang : Sambungan jenis ini hanya dipakai bila tebal logam dasar tidak
lebih dari 5 mm.
Las tumpul V tunggal : Sambungan jenis ini tidak ekonomis bila logam dasar tebalnya melebihi
15 mm.
Las tumpul V ganda : sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh kondisi.
Las tumpul U tunggal : Sambungan jenis ini cocok untuk logam dasar yang tebalnya tidak lebih
dari 30 mm
Las Tumpul :
A. Tanpa Pekerjaan Pendahuluan (Pelat Tipis).
las satu belah (A)
las dua belah (B)
Las V terbuka
Las sudut cekung : Pemakaian elektroda lebih banyak dibandingkan dengan las sudut datar.
Las sudut cembung : Pemakaian elektroda lebih banyak sama seperti las sudut cekung
d. Las titik dan las kampuh (spot and seam welds), digunakan untuk sambungan tumpang seperti
dapat dilihat dalam gambar di bawah. Las-an titik adalah manik las yang kecil antara permukaan
lembaran atau pelat. Lasan titik diperoleh dari hasil pengelasan resistansi listrik. Las-an kampuh
hampir sama dengan las-an titik, tetapi las-an kampuh lebih kontinu dibandingkan dengan las-an
titik.
e. Las lekuk dan las-an rata (flange and surfacing welds), Las-an lekuk dibuat pada ujung dua
atau lebih bagian yang akan disambung, biasanya merupakan lembaran logam atau pelat tipis,
paling sedikit satu bagian ditekuk. Las-an datar tidak digunakan untuk menyambung bagian
benda, tetapi merupakan lapisan penyakang (ganjal) logam pada permukaan bagian dasar.
Penentuan tebal las didasarkan pada dimensi profil baja yang disambungkan. Tebal las (a)
harus memenuhi ketentuan di
bawah ini :
Contoh Las
4) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang pk/baut, tak perlu
memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya ).
5) Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya utuh.