Sie sind auf Seite 1von 6

Nama : Aldila Hapsari Hasil Analisa Field Visit : BSD Tangerang

NIM : 1111084000037
Kons. Pembangunan

A. SASARAN KEGIATAN PENGAMATAN


Pengamatan dilakukan pada hari Jumat 2 Mei 2014 di area sekitar BSD Tangerang. Awal
kegiatan pengamatan dimulai dari Tol masuk menuju BSD, jalan dia area menuju BSD,
dengan pengelompokkan yang telah ditentukan diantaranya ; Jalan Tol dengan klasifikasinya,
Jalan Raya, Mall dan pertokoan, Tanah, Keterkaitan BSD dengan Jakarta dalam berbagai
aspek, serta pengklasifikasian BSD sebagai kota mandiri atau bukan.
Jalan yang dilalui dari UIN Syahid Jakarta menuju julukan Kota Baru tersebut sekitar 40
Km dengan menggunakan akses jalan tol. Tujuan kegiatan ini adalah sebagai aplikasi atas
ekonomi regional dalam teori spasial, pemilihan lokasi, dan menemukan system Growth Pool
yang dimaksud.
B. HASIL ANALISA
1. Jalan Tol
1.1 Fungsi Jalan Tol Secara Umum
Jalan Tol adalah jalan alternative yang merupakan bagian dari system jaringan jalan
ansional yang penggunanya diwajibkan untuk membayar tol.
Fungsi Jalan Tol adalah untuk memperlancar perjalanan antar suatu wilayah dengan
wilayah yang lain untuk menghindari adanya kemacetan, sehingga
memberikan
keuntungan bagi pengendara berupa penghematan waktu.
1.2 Tipe Jalan Tol, kualitas, dan fungsi
Tipe jalan tol berdasarkan pengamatan yang terlihat diklasifkasikan menjadi 2 tipe
yaitu jalan tol Aspal dan jalan tol Aspal.
Tipe Jalan Tol

Kualitas

Deskripsi

1. Jalan Aspal

Jalan berkualitas baik terbuat dari


aspal, karena disesuaikan dengan
kendaraan pribadi, dan taxi.
Pengecualian untuk kendaraan
bermuatan besar seperti Truk,

Menghindari kemacetan
kendaraan beroda empat
yang ditujukan pada
kendaraan kendaraan
pribadi.
Berdasar

tronton dll. Kualitas yang lebih pengamatan


sesuai
baik karena adanya biaya sasaran target, jadi tidak
opeasional saat memasukinya, terlihat kemacetan.
selain itu hanya diperuntukkan
untuk
kendaraan
pribadi,
sehingga struktur jalan terlihat
baik.

2. Jalan Beton

Jalan yang struktur tanah yang


terlihat agak buruk dan sedikit
retak disbanding tipe di atas,
disebabkan oleh penggunaann
jenis kendaraaan yang bermuatan
lebih berat, seperti truk, tronton
dll. Di lain hal biaya operasional
yang kurang dibanding tipe di
atas membuat kelebihan untuk
tipe di atas.

Diperuntukan
untuk
mobil bermuatan besar
karena kondisi fisik
yang
lebih
kuat
dibanding tipe di atas.

2. Jalan Raya
Berdasarkan Jenisnya Tipe Jalan Raya berdasarkan Jenis Kendaraan sama dengan tipe
jalan tol. Namun tipe terpenting jalan raya berdasar hasil pengamatan yaitu berdasarkan
dari wilayah/ spasial di daerah tersebut, yaitu jalan raya di Perumahan/ pemukiman dan
jalan raya area pertokoan atau pabrik.
2.1 Fungsi Jalan Raya secara umum
Jalan pembatas yang digunakan antara satu kawasan dengan kawasan lain, dengan
menggunakan rambu rambu lalu lintas, sehingga tertata lebih baik dan aman.
Tipe Jalan

Deskripsi

Kualtas

1. jalan Raya Lokal

Jalan yang berisi angkutan


angkutan umum dengan
ciri ciri jarak dekat
kcepatan
rendah,
dan
jumlah jalan masuk tidak
dibatasi

Beberapa di area Serpong


masih
dalam
tahap
pembangunan, sementara
kualitas
jalan
belum
memadai.

2. Jalan Raya Kolektor

Melayani
angkutan
pengumpul dengan ciri Kualitas Jalan sangat baik,
ciri angkutan/ pengumpul, terlihat dari struktur ,
kecepatan rata rata pengguna serta keamanan.
sedang dan jalan masuk
dibatasi.
Jalan
masuk
yang
diamksud adalah akses
jalan menuju alam sutera.
Di daerah tersebut tidak
semua kendaraan dapat
masuk dengan leluasa di
daerah tersebut.

3. Mall dan Pertokoan


Mall dan pertokoan yang sempat dilewati di are BSD Tangerang, antara lain ; ITC BSD,
Summarecon BSD
Tipe

Perkiraan Harga

Tipe/ Tingkat Konsumen

Medium Class

Terlihat dari desain


bangunan ,
kewilayahan serta
pengunjung harga
lebih terjangkau .
Contoh ITC BSD yang
menjual aneka jenis
ragam dari jenis eceran

Kalangan Konsumen untuk


menengah ke bawah, namun
beberapa pengunjung ada yang
menggunakan mobil kendaraan
pribadi menunjukkan ada
sedikitnya kalangan menengah
ke atas. Konsumen sebagian
besar berelanja untuk

hingga grosir

Middle Class

Harga lebih mahal, dan


barang yang tersedia
mayoritas untuk
kalangan tertentu,
contohnya;Summarecon
BSD, sebagian besar
masyarakat Serpong
menjadikannya
Landmark.

High Class

Harga yang disediakan


di Mall tersebut
sebagian besar tinggi
karena kebutuhan yang
dibutuhkan. Contoh
Mall; Living World

memenuhi kebutuhan primer


dan sekunder terlebih utama .

Pengunjung berdatanagn
sebagian besar kelangan
menengah ke atas , Pengunjung
sebagian besar menggunakan
kendaraan pribadi saat
berbelanja di sana. Sebagian
besar pengunjung kesana untuk
memenuhi sekunder dan Tersier.

Konsumen yang berdatanagn


sebagia besar adalah kalangan
menengah ke atas hingga kelas
atas, sebagian besar konsumen
selain memenuhi kebutuhan
primer, sekunder, dan tersier,
segala jasa servis di luar hal
tersebut ,meliputi tempat bisnis,
dan hotel masih terdapat pada
ruang lingkup tempat tersebut.

4. Tanah
Kalsifikasi tanah yang dimaksud adalah penggunaan tanah pada masa dulu dan masa saat ini.
Berikut ini pengklasifikasian tanah atas peningkatan harga, penggunaan tanah , dan tipe
penggunaan dominan di area BSD Tangerang.
4.1 Jenis Penggunaan Tanah

Peningkatan Harga

Penggunaan Tanah

Tipe Penggunaan Dominan

1. Tempo Dulu ; harga


tanag di tahun 1992
dimulai dengan harga Rp
5.000/ hektar.

Penggunaan tanah digunakan


untuk perkebunan Karet di
Tahun 1992 , dan lahan
tersebut belum banyak
dijadikan perumahan ataupun
pemukiman.

Pengguna yang tinggal


ataupun berada di daerah
tersebut adalah petani dari
perkebunan karet.

2. Saat Ini (Nowadays)


a. Harga dapat mencapai 56
Penggunaan Tanah digunakan
Milyar rupiah pada luas
untuk pemukiman /
tanah kurang lebih 32 meter perumahan.
di area peumahan
Residences area Serpong,
area Vila Melati Mas.

Pemukm disana didominasi


oleh ras Chinese karena
perumahan tersebut sangat
dekat dengan tempat strategis
perdagangan mal mal elit
perdagangan , maka etnis
toing hoa menyebutnya se
baagi ekor naga.

b. Harga dimulai dengan


sekitar 200 jutaan pada
ruko ruko yang mulai
dibangun sebagai pusat
pertumbuhan perdagangan
minim

Pemukim disana sebagian


besar msih etnis China dan
asing yang mulai mengisi
spasial karena sudah terdapat
perdagangan asrus masuk
saham luar atas investasi
modal yang bermukim untuk
membuka bisnis disana.

Penggunaan tanah sebagai


ruko ruko sebagai tempat
bisnis sehingga
pengelompokkan ditempatkan
hanya untuk itu di setiap
blok.

5. Keterkaitan BSD dengan Jakarta dalam berbagai aspek


Keterkaitan di atas dapat diaktakan bahwa BSD adalah sebagai Supporter karena dapat
menunjukkan bahwa BSD yang letaknya beradadi di Tangerang dapat pula membantu pada
aspek social kota Jakarta dalam hal pemerataan penduduk, supaya dapat terjadinya
Transmigrasi penduduk di Tangerang dalam teori pemilihan lokasi spasial, sehingga pusat
pertumbuhan ekonomi dapat merata hingga di Tangerang. Dan menunjukkan kota tersebut
dapat pula melingkupi kebutuhan masyyarakat yang tidak selalu ada di kota Megapolitan
Jakarta, tetapi Tangerang kini sudah menjadi Kota Baru yang dapat menjadi kegiatan
transaksi daalm system pertumbuhan ekonomi.

Namun apabila perkembngan pesat kota Tangerang sudah dapat melampaui ibukota
bukan tidak mungkin bahwa BSD dapat menjadi predator namun untuk mencapai itu masih
dalam jangka yang sangat panjang.

6. BSD Dapat diaktakan Kota Mandirikah?


Menurut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI bahwa Kota dapat dijadikan
Kota Terpadu apabila kota transmigrasi tersebut dapat dirancang menjadi pusat
pertumbuhan (Growth Pool) melalui pengelolaan Sumber daya aam di daerah
tersebut secara berkelanjutan.
Kriteria yang meliputi hal tersebut diantaranya adalah industry, pendidikan dan
pertanian. Perlu diamati dalam kriteria tersebut sesuai dengan yang telah ada di area
BSD dimaan aglomerasi indutri yang ada di BSD sudah benar benar terlengkapi
baik pertanian, sehingga pendistribusian penjualan beras sebagai kebutuhan primer
dapat terjadi karena akses area tersebut sangat dekat denagn sawah yang ada di
sekeliling area BSD Tangerang.
Begitu juga dengan kebutuhan industry yang ada di area BSD tersebut sudah
terdapat pabrik pabrik sehingga akses atas pemilijhan teori lokasi Von Thunen
sangat erat atas ongkos angkut pada eori spasial yang menjadi lebih terjangkau..
Melainkan itu kebutuhan masyarakat atas area BSD atas pengelolaan swasta juga
sudah memadai seperti ; komunikasi, air, listrik, transportasi dan sarana pendukung
tertata rapi, namun teratur lain hal apabila jika suatu daerah tersebut dikelola oleh
pemerintah.
Namun ketimpangan tetap terlihat di pinggir jalan, karena melihat teori atas ekonomi
regional tidak memperhatikan distribusi pendapatan, dan ketimpangan distribusi.
Sehingga dapat disimpulkan BSD termasuk Kota Mandiri .

Das könnte Ihnen auch gefallen