Sie sind auf Seite 1von 23

praktikum DBSO 2 formulasi suspensi

trisulfa

Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis

1.
Dec
16

formulasi sediaan suspensi


LAPORAN PRAKTIKUM
DESAIN BENTUK SEDIAAN OBAT 1
PEMBUATAN SUSPENSI TRISULFAPIRIMIDIN

OLEH :

No.
1
2
3
4
5
6

Nama
Fitria Nurjanah
Dara Sevada
Amitia Nice Tiensi
Asih Lestari
Shinta Destiawan
Andika Wiratama

NIM
10613112
10613115
10613116
10613117
10613119
10613121

KELOMPOK B5

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2012
I.

SPESIFIKASI PRODUK
1. Nama Produk
: Driesulfa
2. Bahan Aktif
: Sulfadiazine ; sulfametazine ; sulfadimidine
3. Bentuk Sediaan
: Suspensi

4. Kemasan
5. Kekuatan Sediaan
6. Target Pasien
II.

: Botol 120 ml
: tiap 10 ml mengandung 0,5 g Trisulfa
: Dewasa

KAJIAN FORMULA
1. Monografi Bahan
a. Sulfadiazin
Rumus Molekul

C10H10N4O2S

Rumus Struktur

Sinonim

N1-2-Pirimidinilsufanilamida

Fungsi

Log P

Zat aktif
Merupakan antibiotik sulfonamida.
Sulfonamida merupakan antibiotik
bakteriostatik sintetis dengan spektrum luas
melawan sebagian besar bakteri gram positif
dan banyak organisme gram negatif.
Sulfonamida menghambat multiplikasi bakteri
dengan berlaku sebagai inhibitor kompetitif
dari asam -aminobenzoat dalam siklus
metabolisme asam folat.
Sehari 500 mg/kg BB
Serbuk, putih sampai agak kuning; tidak
berbau atau hampir tidak berbau; stabil di
udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya
perlahan-lahan menjadi hitam
Praktis tidak larut dalam air; sangat sedikit
larut dalam air; sedikit larut dalam aseton
0,2

pH

Basa lemah ; pKa : 6,52 maka pH :

Kajian Farmakologis

Dosis
Pemerian Bahan
Data Kelarutan

Stabilitas Terhadap pH
Stabilitas tehadap suhu
Stabilitas terhadap
cahaya
Stabilitas terhadap air

Stabil pada suhu 15-30C


Tidak stabil terhadap cahaya
Tidak stabil dalam air

Kerapatan; BJ
Titik Lebur
Inkompatibilitas
Penyimpanan

252-256C
Fruktosa, garam besi dan garam dengan logam
berat
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus

cahaya
Sumber : 2,3,4,7

b. Sulfamerazin
Rumus Molekul

C11H12N4O2S

Rumus Struktur

Sinonim

N1-(4-methylpirimidin-2-yl)sulphanilamide

Fungsi

Log P

Zat aktif
Merupakan obat sulfonilamid yang
menghambat sintesis bakteri asam dihidrofolik
dengan mengkompetisikan dengan asam paraaminobenzoat (PABA) untuk mengikat
dihidrofolat sintetase. Penghambatan dari
sintesis asam dihidrofolat akan menurunkan
sintesis nukleotida dan DNA bakteri.
Serbuk kristal putih, putih kekuningan
Sangat sedikit larut dalam air dan
diklorometan; sedikit larut dalam alkohol;
terkadang larut dalam aseton.
0,44

pH

Basa lemah ; pKa : 7,1 maka pH :

Kajian farmakologi

Pemerian Bahan
Data Kelarutan

Stabilitas Terhadap pH
Stabilitas tehadap suhu
Stabilitas terhadap
cahaya
Stabilitas terhadap air

Stabil pada suhu 0-6C


Tidak stabil terhadap cahaya
Tidak stabil dalam air

Kerapatan; BJ
Titik Lebur
Inkompatibilitas
Penyimpanan
Sumber : 2,3,4,7

Antara 234 239C


Klorpropamid, metotreksat, kalsium,
alumunium, magnesium
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus
cahaya

c.

Sulfadimidin
Rumus Molekul

C12H14N4O2S

Rumus Struktur

Sinonim

N1-(4,6-Dimethylpyrimidin-2)sulphanilamide

Fungsi

Zat aktif
Mengganggu sintesis asam nukleat dalam
organisme dengan menghalangi konversi asam
para-aminobenzoat menjadi menjadi koenzim
asam dihidrofolat.

Kajian Farmakologis
Dosis
Pemerian Bahan
Data Kelarutan
Log P

Serbuk, putih sampai putih kekuningan; dapat


menjadi gelap pada pemaparan terhadap
cahaya; rasa agak pahit; praktis tidak berbau
Sangat sukar larut dalam air dan dalam eter;
larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol
0,89

pH
Stabilitas Terhadap pH
Stabilitas tehadap suhu
Stabilitas terhadap
cahaya
Stabilitas terhadap air

Stabil pada suhu 15-30C


Tidak stabil terhadap cahaya
Tidak stabil dalam air

Kerapatan; BJ
Titik Lebur

Antara 197 - 200C

Inkompatibilitas

Asam sitrat
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus
cahaya

Penyimpanan
Sumber : 2,3,4,7
d. Gliserin
Rumus Molekul

C3H8O3

Rumus Struktur

Sinonim

Gliserol, trihydroxypropane glycol

Fungsi

Pemanis dan pengawet


Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna;
rasa manis; hanya boleh berbau khas
lemah (tajam atau tidak enak);
higroskopik; netral terhadap lakmus
Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam
minyak menguap

Pemerian Bahan

Data Kelarutan
Log P
pH
Stabilitas terhadap pH

Stabil pada pH 5 7

Stabilitas terhadap suhu


Stabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air


Kerapatan/BJ

1,261 g/cm3

Titik leleh/lebur

17,8C
Kromium trioksida, kalium klorat, kalium
permanganat
17 mg/kgBB/hari

Inkompatibilitas
ADI/safety
Penyimpanan

Alasan Pemilihan Bahan

Dalam wadah tertutup rapat


Bahan tambahan multifungsional (dalam
hal ini dimaksudkan sebagai sweetening
agent dan preservatif selain itu sebagai
pemanis) diharapkan proses manufaktur
menjadi lebih efektif selain itu mengurangi
kemungkinan inkompatibiitas dengan
bahan lain

Sumber : 4,5

e.

Na-CMC
Rumus Molekul

CH2CO2H

Rumus Struktur

Sinonim

Akucell; carmellosum natricum

Fungsi

Suspending agent

Pemerian Bahan

Serbuk atau granul, putih sampai krem; higro


Mudah terdispersi dalam air membentuk laru
koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter,
dalam pelarut organik lain

Data Kelarutan
Log P
pH

6,5 8,5

Stabilitas terhadap pH

Stabil pada pH 5-11

Stabilitas terhadap suhu


Stabilitas terhadap cahaya

Tidak stabil terhadap cahaya

Stabilitas terhadap air


Kerapatan/BJ

0,52 g/cm3

Titik leleh/lebur

227 - 252C

Inkompatibilitas

Dengan alumunium, merkuri, zink, xanthan g

ADI/safety

25 mg/kg BB

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup rapat


Membantu kelarutan antibiotika golongan sul
air sebagai solvent utamanya, dapat juga men
viskositas sediaan sehingga stabilitasnya juga
meningkat

Alasan Pemilihan Bahan

Sumber : 4,5
2. Formula Acuan
Daftar Bahan
Skala (mg/mL)
400,00
80,00
50,00

Item
1
2
3

Nama Material
Sulfadiazine
Trimethoprim
Natrium hidroksida

Jumlah/L (g)
400,00
80,00
50,00

20,00
q.s.

4
5

Kollidon CL-M
Aquadest

20,00
q.s. to 1 L

Sumber : 1
3. Formula Modifikasi
Bahan

Fungsi

% teoritis

Sulfadiazin
Sulfamerazi
n
Sulfadimidin

Zat aktif

Jumlah per 10 mL
(per takaran
minum)
2 g/10 ml

Zat aktif

2 g/10 ml

Zat aktif
Pemanis,
preservatif
Suspendin
g agent
Pelarut

2 g/10ml

20

2,397 mg/10 ml

19

0,25 1,0

0,052 mg/10 ml

1,0

8,46 ml

Gliserin
Na-CMC
Aquadest

% terpakai
-

Sumber : 7
4. Formula Optimasi
Bahan
Sulfadiazin
Sulfamerazi
n
Sulfadimidin
Gliserin
Na-CMC
Aquadest

Formula 1
Per 120 mL
penimbangan
2g
2g
2g

2g

2g

2g

2g
28,77 mg
0,312 mg
84,92 mg

2g
28,77 mg
0,312 mg
84,92 mg

2g
28,77 mg
0,624 mg
84,60 ml

2g

1. Perhitungan Target pH dan Dapar


= 2,3 C x

0,02 =2,3 C x

Formula 2
Per 120 mL Penimbangan
2g
2g

0,624 mg
84,60 ml

=C

8,695 = C (0,105)
C = 82,809
pH = pKa + log

6,3 = 4,76 +

1,54 [A] = [G]


C = {1,54[A] + [A]}
82,809 = 1,54 [A] + [A]
[A] =

[A] = 32,60
[G] = 50,21
Massa =

2. Perhitungan Kesetaraan Pemanis


Pemanis yang digunakan adalah Gliserin
Gliserin 0,6 x lebih manis dari sukrosa
3. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)
a. Gliserin
ADI untuk Gliserin = 17 mg/kg BB/hari
Dosis konversi untuk standar manusia = 17 mg/kgBB/hari x 70 =
1190 mg/70kg BB/hari
Dalam 120 ml = 28,77 mg
Dalam 10 ml = 2,397 mg
Dalam sehari = 2,397 mg x 3 = 7,1925 mg < 1190 mg
b. Na-CMC

ADI untuk Na-CMC = 25 mg/kg BB/hari


Dosis konversi untuk standar manusia = 25 mg/kgBB/hari x 70 =
1750 mg/70kg BB/hari
Dalam 120 ml = 0,624 mg
Dalam sehari = 0,052 mg x 3 = 0,156 mg < 1750 mg
III.

ALAT
1. Alat yang digunakan
a. Batang pengaduk
b. Cawan porselen
c. Gelas beaker
d. Gelas ukur
e. Homogenizer
f. Mixer
g. Penangas air
h. Pipet tetes
i. Sendok tanduk
j. Tabung reaksi
k. Timbangan
2. Bahan yang digunakan
a. Aquadest
b. Gliserin
c. Na-CMC
d. Sulfadiazin
e. Sulfadimindin
f. Sulfamerazin
3. CARA KERJA
Na-CMC dikembangkan dalam air panas

Didinginkan

Masukkan ketiga trisulfa


Sambil diaduk ditambahkan gliserin dalam campuran
Dihomogenkan dengan mixer

Ditempatkan dalam wadah


4. EVALUASI SEDIAAN
a. Uji sedimentasi

Masukkan sediaan yang sudah jadi dalam beker glas

Biarkan dan amati pemisahannya dalam waktu yang telah

ditentukan
Kemudian amati sediaan memisah atau tidak, jika tampak memisah
maka bagian yang bening diukur
b. Uji viskositas
Dimasukkan sediaan dalam gelas beker

Dicelupkan spindle yang telah terpasang ke dalam cairan

sampai ujung bagian bawah tenggelam dan penyangga mencapai


dasar beker
Ditekan tombol on pada bagian belakang, diatur nomor

spindle yang akan digunakan yang disesuaikan dengan kekentalan


cairan serta kecepatannya
Ditekan tombol on pada bagian depan dan dibaca angka yang
muncul
c.

Uji ukuran partikel dengan mikroskop


Diteteskan suspensi pada gelas objek

Dikalibrasi skala objektif dan skala okuler pada mikroskop

Dilakukan grouping scale ukuran partikel

Diukur diameter partikel dan dicatat pada grup yang sesuai


d. Uji pengukuran pH
Diletakkan sediaan di dalam gelas beker

Dimasukkan alat pengukur pH ke dalam gelas beker

Tunggu sampai di layar alat berhenti menunjukkan besarnya

pH
Dicatat pH yang terlihat pada layar alat
e.

Uji sifat alir sediaan


Diletakkan sediaan pada tabung reaksi

Disejajarkan pada segitiga pengukur dengan kemiringan 45

Disiapkan stopwatch

Dihitung waktu alir ketika cairan keluar dari tabung


5. PENANDAAN
a. Nama Produk
: Driesulfa
b. Volume
: 120 ml
c. Komposisi Obat
: sulfamerazin, sulfametazin,
sulfadimidin,
CMC, Gliserin, Aquadest
d. Aturan Pakai

: 2x sehari
Anak-anak < 2 tahun

2-5 ml

Anak-anak 2-6 tahun

5 ml

6-12 tahun & dewasa


e.

Farmakologi
sintesis

5-10 ml

: obat golongan sulfa menghambat

protein yang digunakan untuk


mengkode DNA
mikrobia
f. Indikasi
: infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
pencegahan pada demam rematik
g. Efek Samping
: mual dan muntah, anoreksia, diare
h. Peringatan dan Perhatian : hindari pemakaian secara terusmenerus,
monitoring penggunaan pada pasien
asma,
geriatri (terutama yang memiliki
gangguan
ginjal dan hati)
i. Cara penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat, di tempat
kering
dan terlindung dari paparan sinar
matahari
langsung, pada suhu kamar 25-30C
j. No. registrasi
: DSS 1061311256721 B5
k. No. batch
: DS 10613
l. Tanggal kadaluwarsa
: Desember 2015
m. Nama pabrik
: PT BiangFarma
n. Alamat pabrik
: Jalan Kaliurang KM 14,5 Sleman
Yogyakarta
6. KEMASAN
Terlampir
7. HASIL PERCOBAAN
Minggu I (11 Oktober 2012)
a. Uji pH
Formula 1 = 6,7
Formula 2 = 6,6
b. Uji viskositas
Formula 1
1) Spindle 61 (100rpm)
11,9 cp
19,9%
2) Spindle 61 (100rpm)
12,6 cp
21,2%
3) Spindle 61 (100rpm)
12,1 cp
20,2%
Formula 2
1) Spindle 61 (100 rpm)

25,7 cp
42,8%
2) Spindle 61 (100 rpm)
24,3 cp
40,5%
3) Spindle 61 (100 rpm)
24,6 p
41%
Minggu II (18 Oktober 2012)
a.

Uji pH
Formula 1
1) 6,267
2) 6,3
3) 6,265
Formula 2

1) 6,252
2) 6,275
3) 6,276
b. Uji redispersi
Formula 1
1) 24 detik 19 hitungan
2) 39 detik 99 hitungan
3) 23 detik 86 hitungan

Formula 2
1) 32 detik 16 hitungan
2) 40 detik 21 hitungan
3) 40 detik 28 hitungan
c. Uji sifat alir
Formula 1
1) 4,27 detik
2) 2,62 detik
3) 1,26 detik
Formula 2
1) 2,99 detik
2) 2,30 detik
3) 1,60 detik

d. Uji viskositas
Formula 1
1) Spindle 61 (100rpm)
6,3 cp
10,5%
2) Spindle 61 (100rpm)
9,48 cp
15,8%
3) Spindle 61 (100rpm)
8,16 cp
13,6%
Formula 2
1) Spindle 61 (100rpm)
18,2 cp
30,3%
2) Spindle 61 (100rpm)
17,2 cp
28,7%
3) Spindle 61 (100rpm)
16,7 cp
27,9%
4) Uji ukuran partikel
Formula 1 (perbesaran 10x)
No
1
2
3
4

Range
10 30 m
31 60 m
61 90 m
91 120 m

Jumlah
4
3
5

Formula 1 (perbesaran 40x)


No
1
2
3
4

Range
10 30 m
31 60 m
61 90 m
91 120 m

Jumlah
10
2
-

Formula 2 (perbesaran 10x)


No
1
2
3
4

Range
10 30 m
31 60 m
61 90 m
91 120 m

Formula 2 (perbesaran 40x)

Jumlah
1
2
1
3

No
1
2
3
4

Range
10 30 m
31 60 m
61 90 m
91 120 m

Jumlah
8
2
-

Minggu III ( 1 November 2012) : tidak dilakukan

Minggu ke IV (1 November 2012)


1.Uji PH
Formula I : 5,21 ; 5,21 ; 5,32
Formula II : 5,42 ; 5,43 ; 5,43

2.Uji Redispersi
Formula I : 11 detik 60 hitungan ; 10 detik 74 hitungan
Formula II : 8 detik 51hitungan ; 8 detik 83 hitungan

3.Uji sifat alir


Formula I : 01 detik 54 hitungan ; 01 detik 31 hitungan
Formula II : 01 detik 58 hitungan ; 01 detik 65 hitungan

4.Uji Viskositas
Formula I :
a.11,6 % ; 6,90 Cp ; 100 rpm
b.15,4 % ; 9,18 Cp ; 100 rpm
c.13,1 % ; 7,86 Cp ; 100 rpm
Formula II :

a.15,5 % ; 9,30 Cp ; 100 rpm


b.17,5 % ; 10,5 Cp ; 100 rpm
c.17,7 % ; 10,6 Cp ; 100 rpm

5.Uji Sedimentasi
Formulasi I :
Formulasi II :

6.Uji Ukuran partikel


Formula I (perbesaran 10x)
No
1.
2.
3.
4.

Range
10-30 m
31-60 m
61-90 m
91-120 m

Jumlah
2
13
8
11

Formula I (perbesaran 40x)


No
1.
2.
3.
4.

Range
10-30 m
31-60 m
61-90 m
91-120 m

Jumlah
4
4
4
1

Formula II (perbesaran 10x)


No
1.
2.
3.
4.

Range
10-30 m
31-60 m
61-90 m
91-120 m

Jumlah
13
4
-

Formula II (perbesaran 40x)


No.
1.
2.
3.
4.

Range
10-30
31-60
61-90
91-120

Jumlah
9
12
2
1

8. PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA


Pada praktikum ini kami membuat sediaan suspensi dengan
menggunakan zat aktif trisulfa yaitu sulfadiazine, sulfamerazine dan
sulfadimidine. Tujuan dari praktikum adalah dapat membuat kajian
literatur sediaan suspensi, dapat melakukan percobaan pembuatan
suspensi dan evaluasinya,serta mengetahui cara perhitungan dosis
dalam sediaan suspensi. Tujuan dari kombinasi campuran sulfonamida
adalah untuk menurunkan terbentuknya kristal asetalsulfa di ginjal.
Keuntungan lain kombinasi ini adalah dapat digunakan terhadap bakteri
yang sudah kebal terhadap sediaan tunggal sulfonamid. Efek samping
dari kombinasi sulfonamid yaitu gangguan kulit, muntah, diare, dan
gangguan darah.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tak
larut yang terdispersi dalam cairan pembawa. Suspending agent yang
digunakan adalah Na CMC (Natrium Carboxyl Metil Cellulosa). Fungsi
dari suspending agent yaitu untuk mencegah agregasi. Dibuat 2
optimasi formula yaitu CMC 0,5 % dan CMC 1 %. Khasiat dari zat
aktif yang dugunakan untuk anti mikrobial terutama bakteri gram
positif, contohnya bakteri Staphylococus aureus, Clostridium tetani.
Gliserin disini sebagai pemanis dan preservativ.
Pada evaluasi yaitu dengan uji flokulasi/sedimentasi, uji
viskositas, uji ukuran partikel, uji daya alir serbuk, uji redispersibilitas
dan uji pH. Uji flokulasi atau sedimentasi dilakukan untuk mendapatkan
nilai derajat flokulasi. Bila nilai F=1 atau mendekati 1, maka sediaan
termasuk baik karea tidak adanya supernatant jernih pada pendiaman.
Bila nilai F>1 maka terjadi flok yang sangat longgar dan halus sehingga
volume akhir lebih besar dari volume awal. Pada sediaan ini,

sedimentasi yang didapat cukup baik karena nilai F yang didapat


mendekati 1.
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui apakah larutan
suspensi mudah dituang atau tidak. Semakin tinggi kekentalan maka
suspensi akan dikatakan jelek karena sulit dituang. Penambahan
viskositas dapat dilakukan dengan menambahkan suspending agent
pada sediaan. Pada sediaan ini, viskositas yang didapat kurang bagus
karena selama masa evaluasi, viskositas sediaan ini menurun
dikarenakan suspending agent yang digunakan terlalu sedikit.
Uji daya alir dilakukan untuk mengetahui kecepatan serbuk saat
terdispersi kembali. Daya alir serbuk yang baik adalah 7 detik untuk
100 gram serbuk. Pada sediaan kurang bagus untuk daya alir serbuknya
karena lebih dari standar yaitu 7 detik per 100 gram dikarenakan terlalu
banyak endapan sehingga untuk kembali terdispersi lama.
Uji redispersibilitas yaitu untuk mengetahui berapa lama waktu
yang dibutuhkan agar larutan tercampur semua. Maksimal waktu
redispersi adalah 30 detik.Dari hasil uji redispersibilitas pada formula 1
jauh lebih baik dibandingkan formula 2,dikarenakan formula 2 waktu
yang dibutuhkan agar larutan tercampur lebih dari 30 detik.
Uji yang terakhir uji pH, pH suspensi yang baik adalah kurang
dari 5 dan tidak lebih dari 6,5. Dari hasil uji pH pada formula 1 dan
formula 2 tidak lebih dari 6,5, sehingga sediaan suspensi jika dilihat
dari uji pH termasuk sediaan suspensi yang baik.
Diameter partikel suspensi lebih dari 1mikrometer umumnya 1050 mikrometer. Pada sediaan ini partikel-partikel cukup terdispersi
merata karena dalam range setiap 30 m terdapat beberapa partikel
yang seragam.
Sifat-sifat suspensi cair yaitu harus dapat dengan tepat
mengendap secara lambat dan harus rata bila kocok, ukuran partikel
dari suspensi tetap konstan untuk waktu yang lama, harus dapat dituang
dari wadah dengan cepat dan homogen. Sedangkan sifat-sifat dari dry
suspensi adalah campuran serbuk harus homogen, mudah dan cepat
terdispersi dalam pembawa, redispersi dan penuangannya mudah.
Kerugian dari sediaan suspensi ini adalah tidak praktis
dibandingkan bentuk sediaan lain misalnya tablet dan rentan terhadap
degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan
dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator. Sedangkan
keuntungannya bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang
dapat memperlambat terlepasnya obat.

9. KESIMPULAN
Suspensi yang dibuat dari formulasi modifikasi mempunyai kestabilan
yang baik pada poin pH kecuali pada viskositas mengalami penurunan.
Kemampuan redispersi dari sediaan ini cukup cepat sehingga dikatakan
cukup baik.

10. PUSTAKA
1) Niazi, S.K. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations : Liquid Products. CRC Press. United States of
America
2) Sweetman, S.C. 2009. The Complete Drug Reference. CRC Press.
United States of America
3) Anonim. 2008. United States of Pharmacopeia. The United States
Pharmacopeial Convention
4) Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Empat. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
5) Rowe, R dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition. Pharmaceutical Press and The Pharmacists Association.
USA
6) Anonim. 2008. ISO : Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume
43. PT ISFI Penerbitan. Jakarta
7) Soekardjo, B. Dan Sondakh, R. 2000. Kimia Medisinal Jilid II.
Universitas Airlangga Press. Surabaya

Lampiran
Etiket

Kemasan

Diposkan 16th December 2012 oleh Pharmacy UII


0

Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Das könnte Ihnen auch gefallen