Sie sind auf Seite 1von 4

PENGARUH STIMULASI

BERKUMUR, MENGUNYAH, DAN


ASAM SITRUN TERHADAP SEKRESI
& pH SALIVA
APRIL 14, 2010PU2T

FKG 1 KOMENTAR

Laporan Tertulis

PENGARUH STIMULASI BERKUMUR, MENGUNYAH, DAN ASAM SITRUN TERHADAP SEKRESI & pH SALIVA
disusun untuk

memenuhi persyaratan mata kuliah

ORAL BIOLOGY III

KGH 3203

dibuat oleh:

Mawar Putri Julica

07/ 250270/ KG/ 08134

Kelompok : B-5

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Gadjah Mada

2010

PENGARUH STIMULASI BERKUMUR, MENGUNYAH, DAN ASAM SITRUN TERHADAP SEKRESI & pH SALIVA
Mawar Putri Julica
07/250270/KG/08134
Laboratorium Biologi Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
9 Maret 2010

ABSTRACT
Objectives: Saliva plays a critical role in oral homeostasis, as it modulates the ecosystem within the
oral cavity.The Salivary flow rate and composition are influenced by the type of taste and kind of stimuli. The stimulation
can be either intra-oral, such as taste or mechanical stimulation, or extra-oral, such as odors or expectations. Aim of this
experiment was to understand how did gargling and chewing influence the salivary secretion.
Methods:We determined the salivary flow rates and pH of saliva in 8 healthy subjects when Unstimulated and while
stimulated by various stimulations; gargling, chewing, and citric acid. In this study we use ph meter to measure ph and
single use syringe to measure the volume.

Results:The result show that shows that the nature of the saliva can change referred to its secretion and pH dependentstimuli. during salivary secretion it gets the lowest results without stimulation (0.72 ml / min) and highest at stimulation
with citric acid (1.4 ml / min). the highest pH at apple mastication (8.6) and lowest in the citric acid (8,07)
Conclusions:There are differences in the average saliva secretion rate per minute before stimulation and after
stimulation.
Keyword(s) : salivary secretion, flow rate , pH, mechanical stimulus, citric acid stimulus
PENDAHULUAN
Saliva adalah cairan yang terdapat dalam rongga mulut yang mengandung bakteri mulut, sisa makanan dan sel-sel epitel
yang terdeskuamasi. Saliva disekresi dari glandula saliva mayor dan minor bersama sama dengan ginggival crevicular
fluid(GCF), merupakan cairan oral atau keseluruhan saliva yang menyediakan lingkungan kimiawi dari gigi dan jaringan
lunak rongga mulut.1 Komponen saliva terdiri dari beberapa macam elektrolit seperti kalsium, bikarbonat, fosfat dan
magnesium. Selain itu saliva mengandung komponen protein atau organik seperti immunoglobulin, enzim, musin, serta
produk yang mengandung nitrogen seperti ammonia dan urea. 2
Fungsi saliva adalah sebagai lubrikasi, pelindung, buffering action, pembersih, anti pelarut dan antibakteri serta berperan
dalam proses pengecapan dan pencernaan dengan bantuan enzim amilase. Faktor yang ada dalam saliva yang
berhubungan dengan karies antara lain adalah aksi penyangga dari saliva, komposisi kimiawi, aliran (flow), viskositas dan
faktor anti bakteri 2,3
Terdapat berbagai macam sel yang bertanggung jawab dalam proses sekresi saliva, diantaranya sel acinar, intercalated
duct cells, striated duct cells dan main excretory duct cells. Pada sel asinar glandula terdapat dua tipe sel non-secretotry,
yaitu sel myoepithelial yang bertanggung jawab pada pemindahan sekresi saliva dari sel asinar ke sistem ductus, dan sel
saraf (nerve cells) yang menstimulus sekresi saliva.4
Kontribusi dari setiap glandula dan komposisi cairan sekresi cukup bervariasi, tergantung umur, jenis kelamin, waktu, dan
diet; yang juga penting adalah tipe, intensitas, dan durasi stimulus. Dan dari kesemuanya, factor yang paling penting
dalam mempengaruhi komposisi saliva adalah aliran saliva (flow rate)4. Hasil dari berbagai penelitian menunjukan iklim
dapat mempengaruhi laju aliran saliva, selain itu, variasi mengenai tinggi badan, gizi, status kesehatan juga telah
menunjukan pengaruh5,6. Kecepatan sekresi (flow rate) bervariasi dari hampir tidak dapat diukur pada waktu tidur sampai 34 ml/menit pada stimulasi maksimal. Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan beberapa cara, yaitu :
Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karet;
Kimiawi, oleh rangsangan rasa seperti asam, manis, asin, pahit, pedas;
Neuronal, melalui sistem syaraf autonom, baik simpatis maupun parasimpatis;
Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan kemarahan dapat menjadi stimulasi
Rangsangan rasa sakit, seperti radang, gingivitis, dan protesa dapat menstimulasi sekresi. 7
Tabel 1. Ketergantungan kecepatan sekresi (ml/menit) parotis dan submandibularis/sublingualis terhadap
sifat stiumulasi
Stimulasi

Gld.parotis

Gld. SM/SL

Jumlah

Tanpa stimulasi

0,1

0,2

0,3

Daya
pengunyahan

0,6

0,25

0,85

Asam sitrun

0,8

0,9

1,7

Mentol

0,5

0,8

1,3

Sumber : Amerongen, 1991

Laju aliran saliva (salivary flow rate= SFR) dalam individu yang sehat dapat bervariasi sesuai dengan faktor-faktor yang
berbeda. Korelasi antara SFR dalam periode gigi decidui, gigi campuran atau gigi permanen tidak ditemukan juga 8. Pada
salah satu penelitian mengenai aliran saliva yang dirangsang dengan asam, stimulasi mekanik dari bahan makanan buatan
(chewing inert materials), atau mengunyah makanan alami (natural foods), ditemukan bahwa Konsistensi dan volume
makanan akan mempengaruhi aliran saliva9. Rata-rata aliran saliva mencapai maksimum saat distimulasi dengan asam
sitrun9. Merokok juga dapat mempengaruhi aliran saliva; ditemukan bahwa pada perokok, aliran saliva lebih banyak
dibanding yang non-perokok 10 .
Cairan sekresi eksokrin, seperti urine dan saliva mempunyai derajat asam (pH) yang berbeda-beda dan tergantung banyak
hal, antara lain kecepatan sekresi. pH saliva total yang tidak dirangsang biasanya agak asam, bervariasi dari 6,4 6,9.
Penurunan pH pada saliva (waktu istirahat) paling jelas terlihat pada glandula parotis 7. Beberapa faktor yang
mempengaruhi pH saliva : irama siang dan malam, diet, perangsangan kecepatan sekresi 7.
Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan mampu memahami pengaruh rangsang mekanik (berkumur dan mengunyah)
dan rangsang kimiawi (asam sitrun) terhadap sekresi saliva dan derajat keasamannya (pH).

BAHAN DAN CARA


Pada percobaan ini, kami menggunakan saliva 8 orang probandus sebagai subjek penelitian. Sebagai bahan berkumur,
kami menggunakan aquabides distilled water dan menggunakan pot sebagai penampung saliva. Selain peralatan diatas,
kami menggunakan pH meter untuk mengukur pH, single-use syringe untuk mengukur volume saliva, stopwatch sebagai
pengukur waktu, kertas saring dan buah apel, pisang dan asam sitrun sebagai stimulator. Sebelum percobaan dilakukan,
praktikan dianjurkan mencatat waktu makan terakhir probandus dan waktu memulai percobaan. Percobaan berikutnya

dilakukan setelah 15 menit dari percobaan sebelumnya dan selama pengumpulan saliva posisi probandus berdiri tegak
lurus engan lantai.

Pada pengukuran saliva tanpa stimulasi, saliva dikumpulkan di dalam rongga mulut selama lima menit. Setelah lima
menit, volume saliva yang tertampung diukur dengan syringe secara aspirasi. Segera setelah volume dibaca, dituangkan
kembali ke dalam pot penampung untuk diukur derajat keasaman saliva dengan menggunakan pH meter
Pengukuran saliva dengan stimulasi berkumur, probandus berkumur dengan aquabides sebanyak 10 ml selama 1
menit. Air kumuran dibuang dan saliva dikeluarkan selama 1 menit dan ditampung ke dalam pot saliva. Untuk pengukuran
volume dan pH saliva, prosedur pengukuran dilakukan seperti langkah diatas.
Pada pengukuran saliva dengan stimulasi mastikasi, probandus mengunyah apel atau pisang selama 5 menit.
Kemudian saliva di keluarkan selama 10 detik. Setelah saliva ditampung dalam pot, dilanjutkan dengan mengukur volume
dan pHnya dengan prosedur yang sama.
Selanjutnya, pengukuran saliva dengan stimulasi gustatori dengan asam sitrunProbandus berkumur dengan
aquabides sebanyak 10 ml selama 1 menit. Air kumuran dibuang, kemudian lidah probandus ditetesi dengan asam sitrun
hingga timbul sensasi pengecapan. Kemudian saliva dibuang. Probandus berdiri tegak lurus terhadap lantai lagi dan saliva
dikumpulkan di dalam pot selama 1 menit, kemudian volumenya dan pH-nya diukur. Semua data dicatat, kemudian
praktikan menghitung rerata volume & pH saliva dan menganalisis hasilnya.
HASIL PENGAMATAN
Tabel. Hasil rerata pengukuran volume dan Ph saliva yang distimulasi dan tanpa stimulasi

STIMULASI

Volu
me
(ml)

pH

Mak
an
pisa
ng

TANPA
STIMULASI

Berku
mur

Mak
an
apel

3,6
(5
me
nit)

1,37
(1
menit)

0,75
(1
men
it)

0,9
(1
men
it)

8,42

8,6

8,4

8,35

0,7
2
(1
me
nit)

Asa
m
sitru
n

1,4
(1
me
nit)
8,0
7

PEMBAHASAN
Kapasitas buffer saliva merupakan faktor penting, yang memainkan peran dalam pemeliharaan pH saliva, dan
remineralisasi gigi. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya tergantung pada konsentrasi bikarbonat .hal itu berkorelasi
dengan laju aliran saliva, pada saat laju aliran saliva menurun cenderung untuk menurunkan kapasitas buffer dan
meningkatkan resiko perkembangan karies11.
Dari hasil pengamatan di dapatkan bahwa rata-rata volume saliva tertinggi di dapatkan setelah mendapat stimulasi dengan
asam sitrun (1,4 ml/menit) sedangkan rata-rata volume saliva terendah terjadi pada saat tanpa stimulasi/ kontrol (0,72
ml/menit) . Hasil yang di dapatkan pada percobaan ini menguatkan teori bahwa stimuli asam dapat meningkatkan sekresi
saliva secara signifikan. Selain itu, komposisi dan jumlah saliva yang dihasilkan memang cukup bergantung pada tipe dan
intensitas stimulus, pada stimulus asam sitrun volume/ kapasitas sekresi saliva memiliki volume tertinggi dibandingkan
yang lain. (tanpa stimulasi: 0,4 ml/menit12; daya pengunyahan: 0,85 ml/menit7; asam sitrun: 1,7 ml/menit7,12).
Pada percobaan dengan stimulus berkumur aliran saliva yang dihasilkan memiliki nilai yang sama (1,37 ml/menit).
Kemudian, pada stimulus dengan buah pisang (0,9 ml/menit), nilai ini menjadi lebih rendah pada saat stimulus apel (0,75
ml/menit). Pada teori sebelumnya menyebutkan bahwa produksi saliva dapat dirangsang oleh berbagai stimulus, termasuk
stimulus mekanik yaitu berkumur dan mengunyah. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan nilai antara aliran saliva yang tanpa
stimulasi dengan yang distimulasi secara mekanik pada percobaan kali ini (lihat tabel hasil). Konsistensi dan volume
makanan juga berpengaruh terhadap aliran saliva 9. Makanan yang membutuhkan daya kunyah besar atau makanan yang
rasanya cukup mencolok dapat meningkatkan aliran saliva dan juga mengubah komposisinya 13. Dalam hal ini, pisang dan
apel mengandung rasa yang akan menstimulasi pusat saliva untuk mensekresi saliva lebih banyak dibandinkan kondisi
yang tidak distimulasi. Kemudian, karena konsistensi pisang yang lebih lunak dibanding apel, wajar saja jika aliran saliva
pemakan pisang lebih rendah dibandingkan dengan pemakan apel. Namun, jika dibandingkan dengan stimulasi asam,
aliran saliva dengan stimulasi mekanik tidaklah sebesar nilai stimulasi asam sitrun. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa stimuli asam merupakan stimulator kuat dalam sekresi saliva dibanding dengan stimuli sukrosa 14.
Derajat keasaman (pH) saliva sangatlah bervariasi antara individu satu dengan individu lainnya. Pada diet yang
mengandung karbohidrat akan menyebabkan turunnya pH saliva yang dapat mempercepat terjadinya demineralisasi
enamel gigi. Sepuluh menit setelah makan karbohidrat akan dihasilkan asam melalui proses glikolisis dan pH dapat
menurun sampai di bawah pH kritis15. Normalnya sekresi harian saliva perhari 1,5 liter dengan pH sedikit basa (7,4) 16. Hasil
praktikum menunjukkan pH saliva yang tidak distimulasi bernilai 8,35. Nilai ini masih termasuk normal mengingat banyak
variable tidak terkedali dalam percobaan ini, misalnya saja ada beberapa probandus yang baru saja makan, sehingga

terjadi peningkatan pH sesaat. Kemudian setelah distimulasi, ternyata terjadi peningkatan pH (pH berkumur: 8,42; pH
makan apel : 8,6; pH pada stimulasi makan pisang = 7, 13) dan terjadi penurunan pH pada stimulus dengan asam sitrun
(8,07). Pada dasarnya, kecepatan sekresi saliva langsung mempengaruhi derajat keasaman saliva dalam mulut. Dari hasil
praktikum, hal tersebut dapat dibenarkan (jika aliran saliva meningkat, maka nilai pH juga meningkat). Akan tetapi hal ini
tidak berlaku pada nilai pH saliva yang distimulasi dengan asam sitrun. Meski aliran saliva maksimal dicapai oleh stimulasi
dengan asam sitrun dan sebaliknya minimum dengan stimulus manis 17. Namun pH saliva mengalami penurunan, hal ini
sesuai dengan sebuah penelitian yang mengatakan bahwa secara umum asupan makanan dapat menurunkan level Ph.
pada penelitian ini mencoba membandingkan pengaruh rasa asin dan asam terhadap produksi saliva. Hasilnya
menunjukkan bahwa intake makanan yang mengandung asam terbukti menurunkan level pH. Saat nilai pH turun, mucoprotein akan didenaturasi dan fungsi lubrikasi hilang karena tidak adanya asam sialin. Sedangkan bahan pemanis
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan aliran saliva sehingga dapat meningkatkan pH saliva 18.
Kemudian yang perlu diperhatikan lagi adalah perbedaan pH saliva pemakan pisang dan pemakan apel. Karena rasa pisang
yang lebih manis dibandingkan apel, maka seharusnya terjadi peningkatan aliran saliva yang diikuti dengan kenaikan nilai
pH nya. Hal ini berarti hasil praktikum tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa makanan yang membutuhkan
daya kunyah besar atau makanan yang rasanya cukup mencolok akan meningkatkan aliran saliva dan juga mengubah
komposisinya4. Kesalahan ini dapat terjadi karena beberapa hal, seperti pembacaan ph-indicator yang salah, posisi
probandus pemakan pisang tidak berdiri sewaktu akan mengeluarkan saliva (aliran saliva tidak maksimal), probandus baru
saja makan (terjadi peningkatan pH sementara), ataupun variable lain yang tidak bisa dikendalikan.
KESIMPULAN
Stimulasi berkumur, makanan, dan sasam sitrun dapat meningkatkan volume sekresi saliva, sehingga aliran saliva yang
distimulasipun meningkat dengan signifikan dibandingkan aliran saliva yang tidak distimulasi. Peningkatan aliran saliva
diikuti dengan adanya kenaikan nilai pH nya. Aliran saliva maksimal dicapai saat saliva dirangsang dengan asam sitrun dan
minimum pada rangsangan manis.

DAFTAR PUSTAKA
1
Edgar, W.M. Saliva:its secretion, composition and function. Br.Dent. J 1992; 172(8):305-12.
2
Humprey SP, Williamson RT. A Review of Saliva Normal Composition, Flow and Function. J Prosthet Dent 2001;85(2):162169.
3
Angela, A. Primary prevention in children with high caries risk. Dent. J 2005; 38: 130134
4
Roth, Gerald I & Calmes, Robert. 1985. Oral Biology. The C.V.Mosby Company :ST.Louis. Toronto, London. Halaman : 196231
5
Bretz WA, Valle EV, Jacobson JJ, Marchi F, Mendes S, Nor JE et al. Unstimulated salivary flow rates of young children. Oral
Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod 2001;91:541-5.
6
Kavanagh DA, OMullane DM, Smeeton N. Variation of salivary flow rate in adolescents. Arch Oral Biol 1998;43:347-52.
7
Amerongen, A.N., 1991, Ludah dan Kelenjar Ludah: Arti Penting bagi Kesehatan Gigi, Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta. Halaman : 6-22; 37-39
8
Torres S.R., Nucci, M., Milanos,E., Pereira R.P.,Massaud, A., Munhoz, T. Variations Of Salivary Flow Rates In Brazilian School
Children. Braz Oral Res2006;20(1):8-12
9
Gavio, Maria Beatriz D. & Bilt, Andries Van der.. Salivary Secretion And Chewing : Stimulatory Effects From Artificial And
Natural Foods. Journal Of Applied Oral Science 2004; 12(2) : 159-163
10
Carter, K. 2008.The Effect of Smoking on Salivary Flow and Antioxidant Capacity.
downloaded:http://iadr.confex.com/iadr/2008Toronto/techprogram/abstract_107797.htm, diakses : 4 maret 2010.
11
C. Fenoll-Palomares, J. V. Muoz-Montagud, V. Sanchiz, B. Herreros, V. Hernndez, M. Mnguez andA. Benages Unstimulated
salivary flow rate, pH and buffer capacity of saliva in healthy volunteers. REV ESP ENFERM DIG (Madrid) 2004 ; 96. :773783.
12
Engelen L, de Wijk RA, Prinz JF, van der BILT A, Bosman F.. The Relation Between Saliva Flow After Different Stimulations
And The Perception Of Flavor And Texture Attributes In Custard Desserts. Physiology and Behaviour 2003; 78:165-169.
13
Gavio, M.B.D., Engelen, L., And Van Der Bilt, A. Chewing Behavior And Saliva Secretion. European Journal Of Oral
Sciences 2004; 112: 19-24.
14
Lugaz O, Pillias AM, Boireau-Ducept N, and Faurion A. TimeIntensity Evaluation of Acid Taste in Subjects with Saliva High
Flow and Low Flow Rates for Acids of Various Chemical Properties. Chemical Sense. 2005; 30(1) : 89-103.
15
Sulistiyani dan Pradopo, Seno. Rata-Rata Ph Saliva Setelah Minum Susu Sapi, Susu Kental Manis dan Susu Kedelai. Majalah
Kedokteran Gigi 2003; 36: 1.
16
Preetha, A. and Banerjee, R. Comparison of Artificial Saliva Substitutes. Trends Biomater. Artif. Organs 2005; 18 (2): 178186.
17
Byron J. Bailey, Jonas T. Johnson, Shawn D. Newlands. 2006. Head and neck surgeryotolaryngology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. Page:522
18
Pratiwi., T. Sutadi, H., Mangundjaja, S., Apriati, Y. Pengaruh Sorbitol Dalam Permen Terhadap Populasi Streptococcus
Mutans Dalam Saliva Majalah Kedokteran Gigi Dental Journal 2001; 34: 130134

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Cover
    Cover
    Dokument2 Seiten
    Cover
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Simp Ulan
    Simp Ulan
    Dokument1 Seite
    Simp Ulan
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument1 Seite
    Cover
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Lo 1
    Lo 1
    Dokument2 Seiten
    Lo 1
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Laporannya
    Laporannya
    Dokument3 Seiten
    Laporannya
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • B6
    B6
    Dokument54 Seiten
    B6
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Journal Fissure Sealant
    Journal Fissure Sealant
    Dokument12 Seiten
    Journal Fissure Sealant
    Winfield Liong
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument1 Seite
    Cover
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokument1 Seite
    Daftar Isi
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Lo 1
    Lo 1
    Dokument5 Seiten
    Lo 1
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Lo 1
    Lo 1
    Dokument1 Seite
    Lo 1
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Cara Kerja Fluor
    Cara Kerja Fluor
    Dokument4 Seiten
    Cara Kerja Fluor
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Cover
    Cover
    Dokument1 Seite
    Cover
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Lo 1
    Lo 1
    Dokument1 Seite
    Lo 1
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Sk2 Kirana
    Sk2 Kirana
    Dokument3 Seiten
    Sk2 Kirana
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • System Imun Yang Tedapat Pada Tumo Ganas Rongga Mulut
    System Imun Yang Tedapat Pada Tumo Ganas Rongga Mulut
    Dokument2 Seiten
    System Imun Yang Tedapat Pada Tumo Ganas Rongga Mulut
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Tumor Rongga Mulut
    Tumor Rongga Mulut
    Dokument11 Seiten
    Tumor Rongga Mulut
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Step 1
    Step 1
    Dokument2 Seiten
    Step 1
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • LO Kirim Ke Yusa
    LO Kirim Ke Yusa
    Dokument2 Seiten
    LO Kirim Ke Yusa
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokument2 Seiten
    Kata Pengantar
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Praktikum
    Praktikum
    Dokument6 Seiten
    Praktikum
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Gigi Berdesakan
    Gigi Berdesakan
    Dokument16 Seiten
    Gigi Berdesakan
    Yogi S. Rosadi
    Noch keine Bewertungen
  • HSV Jadi
    HSV Jadi
    Dokument24 Seiten
    HSV Jadi
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Utama Etiologi
    Utama Etiologi
    Dokument1 Seite
    Utama Etiologi
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Pengaruh Stimulasi Berkumur
    Pengaruh Stimulasi Berkumur
    Dokument4 Seiten
    Pengaruh Stimulasi Berkumur
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Furcation Involvement Grading
    Furcation Involvement Grading
    Dokument1 Seite
    Furcation Involvement Grading
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Scenario
    Scenario
    Dokument3 Seiten
    Scenario
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Tambhn
    Tambhn
    Dokument6 Seiten
    Tambhn
    Kirana
    Noch keine Bewertungen
  • Metastase Sel Tumor Ganas
    Metastase Sel Tumor Ganas
    Dokument5 Seiten
    Metastase Sel Tumor Ganas
    Astry Pudji Liestary
    Noch keine Bewertungen
  • Tambhn
    Tambhn
    Dokument6 Seiten
    Tambhn
    Kirana
    Noch keine Bewertungen