Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
Menjelaskan yang dimaksud komunikasi terapeutik.
Menjelaskan cara penerapan teknik komunikasi terapeutik?
Menjelaskan tentang pengertian penyakit kronis
Menjelaskan penyebab dari timbulnya penyakit kronis
Memberikan pemaparan secara jelas mengenai penyampaian berita buruk terhadap pasien
kronis.
6. Menjelaskan bagaimana berkomunikasi dengan penderita penyakit kronis dengan benar.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
II.1. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan
harus mampu memberikan khasiat therapi bagi proses penyembuhan pasien. Komunikasi
terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah klien. Maksud komunikasi adalah untuk mempengaruhi perilaku orang
lain. Oleh karenanya seorang perawat harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
aplikatif komunikasi terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien dapat dipenuhi. Di dalam
komunikasi
terapeutik
ini
harus
ada
unsure
kepercayaan.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan dan
kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi professional yang
mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien
Beberapa pendapat mengenai komunikasi terapeutik diantaranya:
1. Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi terapeutik sebagai kemampuan atau keterampilan
perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan
2.
6.
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan nonverbal.
(Mulyana, 2000)Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
7.
Realisi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri. Memulai komunikasi
terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalm diri klien. Klien yang menderita penyakit kronis
ataupun terminal umumnya mengalami perubahan dalam dirinya, ia tidak mampu menerima
keberadaan dirinya,mengalami gambaran diri, penurunan harga diri, merasa tidak berarti dan
koping.
Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan sertamencapai tujuan yang
reistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan terlalu tinggi tanpa mengukur
kemampuannya. Taylor, Lilis dan La Mone (1997) mengemukakan bahwa individu yang merasa
kenyataan dirinya mendekati ideal dirimempunyai harga diri yang tinggi sedangkan individu
yang merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan merasa rendah diri.
4. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuAn yang
reistis.
Klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa
percaya diri dan mengalami harga diri rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan
perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang jelas.
Hubungan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan,
terapeutik.
Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta nilai yang
dianut.
6.
Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
7. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh klien.
8. .Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental. Perawat harus
menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya
baik sikap maupun tingkah lakunya. Sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan
masalah masalahyang dihadapi.
9.
Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun fungsi.
1.
2.
3.
4.
5.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Kinesik
Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk bahasa isyarat tubuh
atau anggota tubuh. Perhatikan bahwa dalam pengalihaninformasi mengenai kesehatan, para
penyuluh tidak saja menggunakan kata-kata secara verbal tetapi juga memperkuat pesan-pesan
itu dengan bahasa isyarat untuk mengatakan suatu penyakit yang berbahaya, obat yang mujarab,
2.
3.
Haptik seringkali disebut zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak di antara dua orang waktu
berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli komunikasi nonverbal yang mengatakan haptik itu
sama dengan menepuk-nepuk, meraba-raba, memegang, mengelus dan mencubit. Haptik
4.
Hangat (Warmth)
Kehangatan dan sikap permisif yang diberikan diharapkan pasien dapat memberikan dan
mewujudkan ide-idenya tanpa rasa takut, sehingga pasien bisa mengekspresikan perasaannya
lebih mendalam.
harus menjadi
pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan korektif bila apa yang disampaikan klien perlu
diluruskan. Tujuan teknik ini adalah memberi rasa aman klien dalam mengungkapkan
perasaannya dan menjaga kestabilan emosi/psikologis klien.
b. Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Teknik ini memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya sesuai kehendak klien
tanpa membatasi, contoh:
Apa yang sedang Saudara pikirkan?, Apa yang akan kita bicarakan hari ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat memberi dorongan
dengan cara mendengar atau mengatakan saya mengerti yang saudara katakan.
c. Mengulang (Restarting)
Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien. Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien
dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan klien. Misalnya: Ooh..jadi Saudara tadi
malam tidak bisa tidur karena.....
d.
Klarifikasi
Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau klien berhenti karena malu
mengemukakan informasi, informasi yang diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya
j.
Informing
Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan kesehatan bagi lien, misalnya
perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang dialami klien.
Klien : Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah minum obat, kira-kira
kenapa ya Suster?
Perawat : Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi, dehidrasi atau karena metabolisme tubuh
yang meningkat.
k. Saran
Memberi alternative ide untuk pemecahan masalah. Dapat dipakai pada fase kerja dan tidak tepat
pada fase awal hubungan.
Misalnya : Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan sesak nafas, salah
satunya karena merokok. Kami berharap Anda dapat mengurangi atau berhenti merokok.
Progresif
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah. Contoh penyakit
b.
jantung.
Menetap
Setelah seseorang terserang penyakit, maka penyakit tersebut akan menetap pada individu.
Contoh penyakit diabetes mellitus.
c.
Kambuh
Penyakit kronik yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi yang sama atau
berbeda. Contoh penyakit arthritis
II.9. Dampak penyakit kronis terhadap klien
Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien diantaranya
(Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah :
a.
Dampak psikologis
Dampak ini dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, yaitu :
1.
Klien menjadi pasif
2.
Tergantung
3.
Kekanak-kanakan
4.
Merasa tidak nyaman
5.
Bingung
6.
Merasa menderita
b. Dampak somatik
Dampak somatic adalah dampak yang ditimbulkan oleh tubuh karena keadaan
penyakitnya. Keluhan somatic sesuai dengan keadaan penyakitnya. Contoh : DM adanya Trias P
1.
2.
ada di sekitarnya, orang orang tertentu atau di tunjukkan pada dirinya sendiri. Tidak jarang dia
menunjukkan prilaku agresif, bicara kasar, menolak pengobatan, dan menuduh perawat ataupun
dokter tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi
cepat, gelisah, susah tidur, tangan menggepai.
Teknik komunikasi yang di gunakan adalah memberikan kesempatan pada pasien untuk
mengekspresikan perasaannya, hearing.. hearing.. dan hearing..dan menggunakan teknik respek
3. Fase bargening ( tawar menawar )
Apabila individu sudah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan
maju pada fase tawar menawar dengan memohon kemurahan tuhan. Respon ini sering di nyataka
dengan kata kata kalau saja kejadian ini bisa di tunda, maka saya akan selalu berdoa .
apabila proses berduka ini di alami keluarga, maka pernyataan seperti ini sering di jumpai
kalau saja yang sakit bukan anak saya Teknik komunikasi yang di gunakan adalah memberi
kesempatan kepada pasien untuk menawar dan menanyakan kepada pasien apa yang di ingnkan
4. Fase depression
Individu fase ini sering menunjukkan sikap antara lain menarik diri, tidak mau berbicara,
kadang kadang bersikap sebagai pasien yang sangat baik dan menurut atau dengan ungkapAn
yang menyatakan keputus asaan, perasaan tidak berharga. Gejala fisik yang sering di perlihatkan
adalah menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libugo menurun
Teknik komunikasi yang di gunakan adalah jangan mencoba menenangkan klien dan biarkan
klien dan keluarga mengekspresikan kesedihannya.
5. Fase acceptance ( penerimaan )
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Fase menerima ini biasanya di
nyatakan dengan kata kata ini apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh? Apabila
individu dapat memulai fase fase tersebut dan masuk pada fase damai atau penerimaan, maka dia
akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilnagannya secara tuntas. Tapi
apabila individu tetep berada pada salah satu fase dan tidak sampai pada fase penerimaan. Jika
mengalami kehilangan lagi sulit baginya masuk pada fase penerimaan.
Teknik komunikasi yang di gunakan perawat adalah meluangkan waktu untuk klien dan
sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan keluarga terhadap kematian pasien.
6. Menyampaikan berita buruk
Membuat hubungan
Buatlah percakapan awal, walaupun anda mengira bahwa orang yang akan anda ajak bicara
sudah memiliki firasat apa yang akan anda sampaikan.
Beberapa tugas penting di awal ;
Percakapan awal
Perkenalkan diri anda dan orang ornag bersama anda, jika di sana terdapat orang yang
elum di ketahui oleh perawat maka cari tahu siapa dia.
Kaji status resipien ( orang yang anda tuju untuk di kabrkan dengan kabr buruk)
Tanyakan kabar atau kenyamanan dan kebutuhannya. Anda harus mengkaji tentang pemahaman
resipien terhadap situasi.
Hal ini akan membantu perawat dalam membuat transisi dalam menyampaikan kabar buruk dan
akan membantu perawat dalam mengkaji persepsi pasien terhadap keadaan. Perawat dapat
mengutarakan pertanyaan seperti mengapa tes itu di lakukan?
c.
Berbagi cerita
Ada kiasan bahwa kabar buruk adalah seperti bom. Yang radiasinya akan mengenai semua
yang ada lingkungannya.
Bicara pelan
Berikan peringatan awal saya takut saya mempunyai kabar yang kurang baik untuk anda....
Kalimat hendaknya singkat dan beberapa kalimat pendek saja.
d.
a.
Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien merasa takut ,
cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
b. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan melalui berbagai
perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan
c.
Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan
kelompoknya
d. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti panas,
nyeri, dll
e.
kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak dapat
berpikir secara rasional
g. Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi
sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran serta identitasnya. Hal ini
dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri rendah
h. Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
BAB III
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara terapeutik
dengan menggunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah kea rah yang
positif secara optimal. Agar perawat dapat berperan efektif dan terapeutik, ia harus menganalisa
dirinya dari kesadaran diri, klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi model yang
bertanggungjawab. Seluruh perilaku dan pesan yang disampaikan perawat (verbal atau non
verbal) hendaknya bertujuan terapeutik untuk klien.
Analisa hubungan intim yang terapeutik perlu dilakukan untuk evaluasi perkembangan
hubungan dan menentukan teknik dan keterampilan yang tepat dalam setiap tahap untuk
mengatasi masalah klien dengan prinsip di sini dan saat ini (here and now).
Rasa aman merupakan hal utama yang harus diberikan pada anak agar anak bebas
mengemukakan perasaannya tanpa kritik dan hukuman.
IV.Saran
Seorang perawat haruslah bisa mengekspresikan perasaan yang sebenarnya secara
spontan. Di samping itu perawat juga harus mampu menghargai klien dengan menerima klien
apa adanya. Menghargai dapat dikomunikasikan melalui duduk bersama klien yang
menangis,minta maaf atas hal yang tidak disukai klien,dan menerima permintaan klien untuk
tidak menanyakan pengalaman tertentu . Memberi alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat
dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal hubungan dengan klien,terutama pada
pasien kronis yang klien itu sendiri sudah tidak merasa hidupnya berguna lagi.
Perawat perlu menganalisa teknik komunikasi yang tepat setiapkali ia berhubungan
dengan klien. Melalui komunikasi verbal dapat diungkapkan informasi yang akurat tetapi aspek
emosi dan perasaan tidak dapat diungkapkan seluruhnya secara verbal. Dengan mengerti proses
komunikasi dan menguasai berbagai keterampilan berkomunikasi, diharapkan perawat dapat
memakai dirinya secara utuh (verbal dan non verbal) untuk memberi efek terapeutik kepada
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Hery. 1994. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC
Hubungan Terapeutik Perawat - Klien , Budiana Keliat ,S.Kep.
Potter & Perry (2005). Fundamental keperawatan, Edisi 5 . Jakarta : EGC
http://catatancalonperawat.blogspot.com/2011/02/sikap-perawat-dalam-komunikasi.html
http://www.scribd.com/doc/45819001/Pengertian-Komunikasi-Terapeutik#download
Dengan begitu, perawat menasehati Ny.A sehingga Ny.A mau untuk bersabar dan menerima
keadaan yang beliau alami saat ini.
Roleplay Perawat Melakukan Komunikasi Terapeutik Pada Klien dengan penyakit Kronis
(Diabetes Melitus)
Pada pagi hari seorang ibu paruh baya bernama ibu Ani yang berumur 45 tahun tidur
menyingkur. Dia mempunyai penyakit diabetes mellitus. Beliau merasa hidupnya tidak berguna
lagi dan merasa malu dengan keadaannya saat ini,. Namun, perawat memberi perngertian bahwa
semua penyakit pasti ada obatnya
Cerita selengkapnya, kita lihat di TKP:
P
: Perkenalkan, nama saya suster Dwi ( Sambil berjabat tangan). Maaf, apakah benar ini dengan
ibu Ani?
: Bagaimana kabar ibu Ani hari ini ? Apakah tidur semalam nyenyak?
: Kalau boleh tahu, kenapa ibu Ani selalu memalingkan muka setiap bertemu saya? apakah ibu
Ani mau bercerita tentang apa yang ada dibenak ibu dengan saya?
Saya akan membantu ibu, jika ibu ada masalah. Saya akan meluangkan waktu dan saya akan
mendengarkan.
Ny.A : begini sus,saya malu dengan keadaan saya saat ini. (menangis)
P
Ny.A : Pokoknya, saya malu sus, saya ingin mati saja (menangis)
saya malu dengan keadaan saya ini karena saya tidak bisa seperti orang lain yang degan mudah
berkumpul dan saya tidak mau mendapat bantuan apapun.!
P
: ibu Ani, saya mengerti apa yang ibu rasakan . Tetapi, Ibu Ani tidak perlu malu dengan keadaan
ibu sendiri, dengan ibu lebih sabar dan tegar ibu pasti akan bisa menjalani semua ini.( Perawat
berusaha mengklarifikasi ).
Ibu Ani pun terdiam sejenak. Lalu perawat memberikan tambahan informasi untuk memfasilitasi klien
dalam mengambil keputusan.
P
: Ibu Ani, dengan pengobatan yang ibu jalani sekarang dan dengan kesabaran ibu,itu akan
membantu ibu untuk menyembuhkan penyakit ibu. ( Perawat memberikan kesempatan kepada
klien untuk memulai pembicaraan ).
: ibu,, ibu tenang dulu, semua penyakit pasti da obatnya, tapi obat itu tak aka nada gunanya, jika
kita juga tidak berniat dari hati bahwa kita bisa sembuh. Banyak orang diluar sana yang masih
membutuhkan bantuan ibu.
Ny.A : (menghela nafas) baik sus, saya akan berusaha sabar dan tegar, suatu saat nanti pasti penyakit
saya ini akan sembuh.
P
: nah, ibu,,, semua itu sudah diatur sama Allah. Dan kita harus bisa menerimanya.
Ny.A
: baik sus..
Ibu Ani pun telah menyadari bagaimana keadaan yang dia alami, dan Beliau berusaha
untuk menerimanya.
Kesimpulan dari role play kali ini adalah untuk menjalin suatu hubungan
yang saling percaya, maka perawat membutuhkan komunikasi terapeutik.
Komunikasi terapeutik ini berguna untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang
lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien. Padapasien yang mengalami
penyakit kronis ini, perawat harus lebih bisa pbersabar untuk menuntun pasien agar keluar dari
keadaan yang bisa menurunkan semangatnya untuk hidup.
Diposkan oleh dwi wulan di 21.28