Sie sind auf Seite 1von 19

BAB II

Teori-Teori
1.

Elemen Iklim

Elemen meteorologi terdiri atas komposisi atmosfir, tekanan, radiasi


matahari, angin, temperatur, kelembapan, dan formasi awan. Elemenelemen ini akan mempengaruhi iklim suatu daerah. Berhubungan juga
dengan letak garis bujur dan garis lintang bumi.

2.

Area Nyaman, Skema Bio Klimatik

Ketika manusia beraktivitas maka akan mengeluarkan panas dan akan


keluar dari tubuh berupa keringat. Selain panas didapat dari dalam tubuh,
panas juga berasal dari luar tubuh, seperti ketika berjemur di bawah sinar
matahari atau ketika kita berdekatan dengan sumber penghasil panas, tubuh
akan merespon dengan mengeluarkan keringat.

Keringat ini bertugas untuk menjaga keseimbangan suhu pada tubuh


manusia.

3.

Matahari dan Proses Perancangan

Ketika matahari merupakan salah satu elemen yang mempengaruhi


kenyamanan manusia, maka peran matahari dalam proses perancangan bisa
menjadi sebuah sumber yang dimanfaatkan sebagai elemen pencahayaan
alami namun bisa juga menjadi salah satu elemen yang harus dihindari
karena mengakibatkan kenaikan suhu dan silau. Hal lain yang perlu
diperhatikan

pada

bangunan

menentukan

perlengkapan

terkait

penghalang

dengan

sinar

(shading

matahari

devices),

arah

adalah
sinar

matahari dan dampak bayangan gelap yang dihasilkan.

4.

Orientasi dan Perencanaan

Perlu diperhatikan ketika membuat suatu perancangan bangunan


membutuhkan data yang akurat menegenai kondisi site, iklim, arah
datangnya sinar matahari dan angin, serta konsep perencanaan yang
dijadikan issue.

5.

Ventilasi

Pada sebuah perencanaan bangunan diperlukan adanya ventilasi atau


bukaan-bukaan yang bisa mengontrol aliran udara, dimana aliran udara
tersebut berfungsi supaya ruangan tidak pengap, ini karena udara dari luar
akan mengalirkan udara panas keluar bangunan.

Jumlah dan besarnya ventilasi ada baiknya juga memperhatikan


lingkungan sekitar yang mengandung bayak oksigen atau mungkin malah
berdebu.

6.

Landsekap

Fungsi tanaman antara lain sebagai: kontrol pandangan, pembatas


fisik, pengendali iklim, pencegah erosi, habitat satwa, dan fungsi estetika.
Dengan memperhatikan tata hijau di suatu kawasan akan mempengaruhi
visualisasi atau pencitraan terhadap suatu kawasan.

7.

Perlengkapan Pendingin

Dengan adanya sianr matahari yang datang sepanjang tahun, maka


pada bangunan di daerah iklim tropis membutuhkan pendinginan ruangan.
Pendinginan ruangan dilakukan dengan cara penguapan, exhaust fan, atau
pendinginan dengan ac.

8.

Analisis dalam Perancangan

Pada iklim tropis dibedakan dengan dua daerah yakni iklim panas dan
kering serta iklim panas dan lembab. Kering berarti jarang terjadi hujan ,
sedangkan lembab berarti sering terjadi hujan.

Maka dibutuhkan pengetahuan untuk membuat desain perencanaan


bangunan sebagai bentuk respon dari perbedaan iklim kering dan lembab,
sebagai berikut

Pertama, melihat dari kondisi site dan orientasinya, pada


iklim

panas

dan

kering sebaiknya

menghindari

kantong-

kantong radiasi matahari dan silau dari langit ataupun pengaruh


pantulan dari sekitarnya.

Kedua, dalam pemilihan bahan dan peralatan pada dinding dan


atap cenderung memilih bahan yang memantulkan radiasi
matahari.

Ketiga, mengupayakan menanam rerumputan atau pepohonan di


sekitar

bangunan

karena

komponen

ini

mampu

menekan

pengaruh radiasi matahari dan suhu udara.

Keempat,

menghindari pengaruh radiasi matahari dari arah

timur dan barat pada pagi atau sore hari.

Kelima, menghindari dari area-area di lembah yang sempit


karena dapat menjadi pengumpul radiasi matahari yang dapat
meningkatkan suhu udara.

Keenam,

dengan

menambahkan

elemen

air

pada

sekitar

bangunan cenderung dapat meyaring debu dan pasir yang


terbawa oleh angin yang masuk kedalam bangunan.

Ketujuh, memilih lokasi untuk pemukiman sebaiknya yang dekat


dengan aliran air, karena akan mempengaruhi kenyamanan
lingkungan yang lembab dan sejuk.

Melihat dari kondisi site dan orientasinya, pada iklim panas dan
lembab sebaiknya

pada

daerah

yang

berketinggian,

menghadapkan

bangunan kearah datangnya angin agar mendapatkan pergerakan udara


secara optimal, pada arah kemiringan utara/ selatan lebih menguntungkan
dibanding timur/barat karena mendapatkan pengaruh radiasi matahari lebih
rendah. Kedua, jarak antar rumah dibuat lebar memungkinkan pergerakan
udara dengan lancar. Ketiga, menanam tanaman yang tinggi-tingi dengan
kerapatan yang kecil, bertujuan menurunkan suhu karena memberikan
daerah bayang-bayang dan mengaktifkan udara. Keempat, menghindari

genangan air hujan di sekitar bangunan, sehingga harus dibuat saluran


irigasi yang baik agar air hujan segera masuk kedalam tanah.

Untuk
diperhatikan

proses perancangan
pada

denah

daerah beriklim

bangunan,

panas

dan

hal

yang

kering adalah

perlu
dalam

penataan denah atau masa bangunan saling berpengaruh dengan faktor


iklim mikro. Kedua, bangunan cenderung menerima radiasi panas, karena itu
dibutuhkan cara-cara untuk mendinginkan bangunan seperti menjauhkan
ruang kegiatan manusia dari sisi barat. Ketiga, sebaiknya bentuk-bentuk
bangunan yang kompak sepanjang aksis timur-barat karena penataan
ruang-ruang dalam dapat untuk lebih mendinginkan udara interior terhadap
suhu/radiasi panas di luar bangunan.

Sedangkan pada iklim panas dan lembab, perancangan denah


bangunan sebaiknya memperhatikan adanya ruang transisi/ruang antara
yang menghubungkan antara ruang luar dan dalam. Kedua, mengingat
kelembapan udara yang tinggi, dibutuhkan ventilasi udara yang maksimal
yang

dapat

dicapai

melalui

rumah

bertingkat,

bangunan

panggung,

bangunan bertingkat yang susunan masanya bebas dan tidak padat. Ketiga,
radiasi matahari yang kuat dari arah timur dan barat, menuntut bentuk
bangunan yang langsing/pipih dan panjang. Keempat, perkerasan diluar

bangunan dihindari/dikurangi, sedangkan untuk ruang-ruang terbuka diluar


bangunan sebaiknya dapat ternaungi dengan baik dan tertutup oleh kawat
kasa untuk menghindari serangga. Kelima, pada bagian yang berdekatan
dengan struktur bangunan harus dijauhkan dari kelembapan karena akan
merusak kekuatan bangunan. Terakhir, ruang-ruang arsip, penyimpanan alat
dan bahan, serta gudang makanan maupu tekstil dijauhkan dari uap,
serangga, dan kelembapan.

Atap

bangunan

pada

bangunan beriklim

panas

dan

kering

sebaiknya memperhatikan insulasi/penyekatan pada atap bangunan dari


pengaruh matahari, malalui bahan isolasi atap yang tebal, pendingin dengan
penguapan diluar bangunan atau dengan tirai radiasi dengan ventilasi pada
bagian yang berbatasan dengan atap, misalnya atap ganda, atap tahan
lembab atau atap tunggal berwarna putih yang mengurangi pengaruh panas.
Kedua penyimpanan panas karena lapisan atap yang tebal merugikan karena
pendinginan pada malam hari tidak cukup untuk menjadikan suhu udara
yang nyaman di dalam bangunan.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan atap


bangunan yang beriklim panas dan lembab adalah pengaruh suhu udara dan
radiasi matahari sangat kuat, sehingga diharapkan adanya atap ganda

berventilasi dan puncak atap terlindungi dari matahari. Atap tersebut harus
kedap air, terisolasi, dan harus memantulkan radiasi/cahaya matahari.
Tritisan yang lebar sangat dibutuhkan untuk melindungi pengaruh hujan.

Fungsi utama dinding pada iklim panas dan kering adalah untuk
mengatur perbedaan suhu udara yang tinggi, menahan kelembapan di dalam
bangunan dan mengatur tarikan debu ke dalam bangunan, menghalangi
radiasi matahari atau pemantulan radiasi dari permukaan tanah yang panas
disekitar bangunan. Sedangkan pada iklim panas dan lembab fungsi dinding
agak sedikit berkurang

dibanding pada daerah panas-kering,

karena

cenderung untuk pembatas privat dan melindungi dari serangga ketimbang


untuk penahan pengaruh suhu dinding. Kedua, Suhu dan kelembapan yang
tinggi dibutuhkan untuk menyesuaikan aliran udara tidak terlindungi pada
waktu-waktu hujan. Ketiga, Harus diperhatikan perlindungan terhadap
pengaruh air/cairan pada bagian struktur bangunan. Keempat, Bahan
bangunan untuk dinding dan atap sebaiknya tidak menghisap air dan tidak
mudah ditumbuhi jamur dan lumut. Kelima, membuat tritisan yang lebar
dapat menghindari dari pengaruh panas matahari yang mengenai dinding.

Perencanaan pembukaan bangunan seperti pintu dan jendela pada


bangunan beriklim panas dan kering sebaiknya memperhatikan bukaan

harus dapat ditutup dengan rapat untuk melindungi pengaruh panas yang
tinggi. Kedua, sudut radiasi matahari yang rendah dapat memberikan radiasi
kedalam bangunan melalui jendela pada sisi timur atau barat bangunan.
Ketiga, jendela yang terbuka ke arah barat dan timur dibuat sekecil-kecilnya.
Hindarkan bidang-bidang yang luas dan bertabir kaca. Jendela sebaiknya
lebar ketimbang tinggi. Tritisan dan pelindung terhadap pengaruh radiasi
matahari kearah timur dan barat sangat penting. Usahakan menghindari
adanya jendela ke arah barat. Keempat, perlengkapan pelindung terhadap
radiasi matahari sebaiknya terpisah dari struktur.

Perencanaan pembukaan bangunan seperti pintu dan jendela pada


bangunan beriklim panas dan lembab sebaiknya memiliki ventilasi, untuk
memudahkan aliran udara dan memberikan perlindungan terhadap pengaruh
matahari

dibutuhkan

kerai,

kisi-kisi,

jalusi,grill,

ataupun

tritis

yang

dilengkapi dengan perlengkapan untuk menghalangi matahari. Kedua,


penutup yang mudah dibuka/ditutup dibutuhkan apabila terjadi hujan
badai/lebat. Ketiga, jendela harus terlindungi dari radiasi langit dan silau
dengan memperhatikan ketinggian dan arah matahari.

Perencanaan ruang dalam (interior) pada bangunan beriklim panas


dan kering sebaiknya memiliki bidang-bidang yang terbuka/menerima

cahaya matahari dapat ditangkal dengan cat warna putih. Kedua,warnawarna gelap dapat digunakan pada bidang-bidang yang berfungsi untuk
meredam cahaya/pantulan. Ketiga, menggunakan warna-warni pendingin di
ruang dalam. Keempat, hubungan dengan ruang terbuka / teras dapat
mendinginkan ruang dalam.

Perencanaan ruang dalam (interior) pada bangunan beriklim panas


dan lembab sebaiknya ruang-ruang dalam harus terlindung dari pengaruh
matahari dan berventilasi (aliran udara) baik. Kedua, menggunakan bahan
lantai harus tahan terhadap air. Kedua, bidang-bidang luar/dalam bangunan
dengan warna-awrna ringan/pastel sangat baik untuk menghindari silau.
Ketiga,

bidang-bidang

partisi/penutup

yang

dapat

dipindah-pindahkan

sangat dibutuhkan.

Dari teori diatas maka dalam melakukan analisis bangunan tropis, faktorfaktor yang perlu diperhatikan pada bangunan tersebut tekait dengan:

1. Orientasi bangunan
2. Vegetasi yang berada disekitar bangunan
3. Cahaya matahari yang mengenai bangunan
4. Arah Angin

5. Suhu dan kelembaban udara


6. Aktivitas di dalam bangunan dan sekitar bangunan
7. Penghawaan dalam ruangan

BAB III
Pembahasan

1. Orientasi bangunan
Orientasi bangunan pada bangunan
ini
berpengaruh pada temperatur udara
kawasan sehingga aspek tersebut
diperhatikan dalam proses penataan
kawasan.
Namun pengendalian temperatur
udara
dikawasan ini tidak hanya
dipengaruhi oleh orientasi bangunan saja,
tetapi juga oleh bahan penyusun dinding
yang berperan sebagai penerima dan
penyimpan kalor.
Penataan penggunaan bahan
bangunan yang terbuat dari kayu dapat
membantu mengoptimalkan penataan
orientasi yang kurang baik.
Secara rinci pengaruh orientasi bangunan ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Semakin pendek sisi bangunan yang menghadap Timur-Barat, maka semakin rendah
temperatur udara kawasan tersebut.
2. Semakin pendek sisi bangunan yang menghadap Timur-Barat, maka kecepatan naik
temperatur udara pagi hari lebih rendah
3. Pengaruh orientasi bangunan terhadap temperatur udara kawasan dapat dikurangi bila
digunakan bahan bangunan yang berkapasitas kalor rendah terutama pada sisi Timur Barat
bangunan.

2. Vegetasi yang berada disekitar bangunan

Vegetasi yang terdapat pada


complimentory architecture, sebagai
adanya pola perumahan yang lurus
akan terkesan lembut apabila di
sekitarnya tedapat pohon.

bangunan ini memiliki peran untuk


soften line dimana

Bangunan ini berada di suatu


kawasan
perumahan
yang
mempunyai
pola
perm-ukiman
terpencar-pencar dan menempati
suatu area yang luas,terasa lebih
satu apabila ditanami pohon.
Vegetasi pada bangunan ini
juga berfungsi sebagai creating
shadow bagi bangunan karena arah matahari panas disiang hari akan menyinari bangunan ini,
sehingga pengaruh pembayangan sangat diperlukan untuk meminimalisir panas yang masuk.

Shadow Creating
Bangunan bagian
utara terkena
panas siang hari
Panas Disiang

Hari

3. Cahaya matahari yang mengenai bangunan

Radiasi
yang
dan
dari
itu dapat
(Sun

panas dapat terjadi oleh sinar matahari


langsung masuk ke dalam bangunan
permukaan yang lebih panas dari
sekitarnya, untuk mencegah hal
digunakan alat-alat peneduh
Shading Device) seperti pada
bangunan ini, digunakannya
elemen
pohon
dan
penggunaan plat beton.

Penerangan Alami pada Siang Hari juga


dapat dilihat pada bangunan ini, Cahaya
alam siang hari
:
1. Cahaya
matahari langsung (pada pagi hari). (kamar terletak di
bagian timur bangunan sehingga cahaya matahari pagi
akan terlihat langsung memasuki ruangan
q

2.
.
Cahaya
matahari difus berada pada sisi
Abarat
bangunan, adanya peran vegetasi sehingga
sinar matahari yang masuk dapat disaring
dan tidak menciptakan kesilauan bahkan
kepanasan di dalam bangunan.

4. Arah Angin

Angin di Siang
hari berasal dari
angin laut

Angin di Malam
hari berasal dari
angin darat

5. Suhu dan kelembaban udara

6. Aktivitas di dalam bangunan dan sekitar bangunan

7. Penghawaan dalam ruangan

DAFTAR PUSTAKA

Brown,GZ,1985,Sun Wind And LIGHT Architectural Design Strategies.


Hyde, Ricard,2000,Climatic Responsive Design, a Study of Building in Moderate and Hot
Humid Climates.
Mc Lam, William, 1985, Sunlighting as Formgiver for Architecture.
Moore,Fuller,1985,Concept and Pratice of Architectural Daylighting.

Bali Modern: The Art of Tropical Living Read Book diakses tanggal 26 Maret
2015 di website id.scribd.com
Tropical House : Cutting Edge Design in the Philippines by Elizabeth Reyes Read eBook
diakses tanggal 26 Maret 2015 di website id.scribd.com
Bangunan-tropis-di-indonesia-konsep diakses tanggal 26 Maret 2015 di
website
oscarsinlaeloe.wordpress.com/2013/11/02/ (id.wordpress.com)
Akbari Hashem (1999) : Characterizing the Fabric of the Urban Environment:
A Case
Study of Sacramento, diakses tanggal 26 Maret 2015 di website
eetd.lbl.gov/HeatIsland/PUBS/2000/44688rep.pdf
Emmanuel (2000) : Assesment of Impact of Land Cover Changes on Urban
Bioclimatic:
The Case of Colombo, Sri Lanka, diakses tanggal 26 Maret 2015 di website
goliath.ecnext.com/coms2/gi_0199-2864630/Assessment-of-impact-ofland.
HIG (2004) : Trees and Vegetation, diakses tanggal 26 Maret 2015 di website
epa.gov/heatisland/strategies/vegetation.html
Patz Jonathan A. (2004) : The Potential Health Impacts of Climate Variability
and Change
for the United States: Executive Summary of the Report of the Health Sector
of the
U.S. National Assessment, diakses tanggal 26 Maret 2015 di website
ehponline.org/members/2000/108p367-376patz/108p367.pdf
R honda M. Ryznar (1998) : Using Remotely Sensed Imagery to Detect Urban
Changes
Viewing Detroit from Space , diakses tanggal 26 Maret 2015 di website.
musicalheaven.com/store/asinsearch_B0008I5Y2I.html
UNEP WorldConservation ( 2003) : Biodiversity and Climate Change
Programme,
MonitoringCentre, Cambridge, United Kingdom, diakses tanggal 26 Maret
2015 di
Website unep-wcmc.org/climate/home
Voogt, James A. (2004) : Urban Heat Islands: Hotter Cities, diakses tanggal 26
Maret 2015 di website actionbioscience.org/environment/voogt

Wong Nyuk Hien (2002) : The Thermal Effects of Plants on Buildings, diakses
tanggal 26 Maret 2015 di website goliath.ecnext.com/coms2/gi_01992295133/Thethermaleffects-of-plants

Das könnte Ihnen auch gefallen