Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Nim 112310101049
bersama oleh anggota keluarga tersebut. Namun adakalanya, jika keluarga tidak
mampu lagi dalam hal dana ataupun penyakitnya sudah terlalu berat maka keluarga
tersebut meminta bantuan dari keluarga yang lain atau bahkan dari organisasi yang
diikuti oleh keluarga tersebut. Keputusan keluarga tergantung jenis penyakit yang
terjadi pada orang tersebut. Sebelum pelayanan medis berkembang dan bertambah
banyak seperti sekarang ini, kebanyakan keluarga membawa yang sakit ke
pengobatan alternatif (dukun). Untuk saat ini keluarga sudah terlebih dahulu
membawa ke dokter ataupun pelayanan medis yang lain (Piliang, 2009).
Dalam hal perawatan orang sakit, seiring dengan perkembangan teknologi dan
tingginya tingkat pengetahuan, keluarga/masyarakat Minangkabau lebih memilih
untuk meneruskan pengobatan yang didapat dari petugas kesehatan. Namun
adakalanya, keluarga memberikan perawatan-perawatan sederhana seperti jika
seseorang demam hanya dikompres dengan daun-daun yang sifatnya dingin
(kembang semangkok, daun jarak), jika batuk diberikan air daun kacang tujuh yang
telah diremas, ibu postpartum biasanya diberikan tambahan seperti minum jamu
ataupun ramuan-ramuan tertentu.
Dalam hal mepertahankan suasana rumah, suku Minangkabau biasanya
berusaha agar posisi dan letak rumah menghadap ke arah matahari terbit. Dengan
tujuan agar rumah tersebut mendapat sinar matahari yang cukup. Kebersihan rumah
pada suku ini, tergantung pada kegiatan yang dimiliki oleh keluarga tersebut,
khususnya bagi Minang perantauan yang biasanya memiliki usaha/industri rumah
tangga di rumah. Mitos yang ada pada suku Minangkabau bahwa rumah harus
dibersihkan dari depan ke belakang dengan tujuan tidak menolak rejeki yang akan
datang pada rumah tersebut. Keluarga Minangkabau memiliki waktu untuk
berkumpul bersama keluarga pada saat makan malam yang digunakan untuk
mendiskusikan ataupun mengetahui perkembangan dari setiap anggota keluarga
tersebut.
Dalam hal pemanfaatan fasilitas kesehatan, hampir sebagian besar masyarakat
Minangkabau sudah lebih memilih untuk berobat kepada petugas kesehatan.
Kepercayaan pada fasilitas kesehatan tergantung pada individu tersebut, lebih percaya
kepada petugas kesehatan atau pengobatan alternatif (Caniago, 2009).
Pendekatan atau Teknik Transkultural Nursing
Dalam melakukan pendekatan dengan teknik transkultural nursing ini, perlu
diperhatikan beberapa aspek yaitu:
1. Komunikasi
Perbedaan bahasa dan tutur bahasa yang digunakan antara Suku Minangkabau
dengan seorang perawat transkultural mungkin menjadi salah satu kendala
terbesar terkait aspek komunikasi ini. Perlunya memahami budaya dan suku
tersebut sebelum kita turun langsung ke daerahnya sangat diperlukan. Selain itu
jika memang tidak atau kurang berhasil, kita dapat menggunakan bantuan orang
ketiga untuk menghubungkan dan menyampaikan maksud dari tindakan yang
hendak kita lakukan. Dengan penddikan masyarakat suku tersebut rendah maka
perawat tidak dapat menggunakan komunikasi dengan tulisan.
2. Strata Sosial
Dalam kaitannya dengan pendekatan ke strata sosial ini, perawat transkultural
bisa melakukan pendekatan kepada orang-orang yang berpengaruh disana seperti
kepala sukunya atau tetua-tetua suku yang mereka percaya. Sehingga kita
nantinya dapat dibanntu paling tidak untuk diterima terlebih dahulu oleh
masyarakat suku minangkabau. Dengan adanya sikap saling percaya diharapkan
nantinya terjalin kerjasama yang baik antara perawat transkultural dengan
masyarakat suku minangkabau.
Peran perawat