Sie sind auf Seite 1von 11

Home

About us

Testimoni

FAQ

Panduan

Privacy and Policy

Sitemap

Perpustakaan Cyber
Perpustakaan Cyber > Sistem Periodik Unsur > Unsur Transisi Periode Ke 4, Keempat, Sifat,
Konfigurasi Elektron, Titik Didih dan Leleh, Jari-jari Atom, Logam, Magnet, Bilangan Oksidasi,
Warna Ion, Kimia

34 3 5576
Unsur Transisi Periode Ke 4, Keempat, Sifat,
Konfigurasi Elektron, Titik Didih dan Leleh,
Jari-jari Atom, Logam, Magnet, Bilangan
Oksidasi, Warna Ion, Kimia
Unsur Transisi Periode Ke 4, Keempat, Sifat, Konfigurasi Elektron, Titik Didih dan Leleh, Jarijari Atom, Logam, Magnet, Bilangan Oksidasi, Warna Ion, Kimia - Kalian tentu sudah tahu besi,
nikel, zink (seng) ataupun tembaga. Unsur-unsur tersebut merupakan logam yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Logam tersebut banyak sekali manfaatnya, antara lain
dalam bangunan, dan peralatan rumah tangga. Unsur-unsur tersebut tergolong unsur transisi atau
logam transisi. Apa saja unsur yang tergolong unsur transisi? Bagaimana sifat-sifatnya dan
kelimpahannya?
Marilah kita pelajari lebih lanjut agar lebih jelas.

A. Anggota Unsur Transisi


Unsur transisi dalam sistem periodik berada di antara unsur alkali tanah dan unsur golongan
boron. Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur blok d di dalam sistem periodik. Perhatikan
unsur-unsur transisi dalam tabel berikut.
Tabel 1. Unsur-Unsur Transisi
Baca Juga :

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UMY (Universitas Muhammadiyah


Yogyakarta)

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNS

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNSOED

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di Universitas Gunadarma

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNNES

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNY

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di IPB

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di ITS

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNIBRAW

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNAIR

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNPAD

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UNDIP

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UGM

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di UI

Program Studi, Jurusan, Fakultas Favorit Di ITB

Keterangan
Baris
Baris
Baris 3 = Periode 6

1
2

=
=

:
4
5

Periode
Periode

Pada tabel di atas unsur transisi dalam (periode 7) tidak diperlihatkan karena unsur-unsur
tersebut sangat jarang ditemukan dan tidak stabil.
B. Sifat-Sifat Unsur Transisi
Unsur-unsur transisi memiliki sifat fisika, sifat kimia, dan sifat khusus lainnya.
2.1. Sifat Fisika Unsur Transisi Periode Empat
Sifat-sifat unsur peralihan deret pertama dari Sc sampai Cu adalah mempunyai titik cair yang
tinggi, daya hantar listrik yang baik, dan kekerasan yang sedang sampai tinggi. Skandium dan
zink berwarna putih, tidak seperti senyawa unsur lain yang pada umumnya berwarna. Hal ini
karena skandium dan zink masing-masing mempunyai satu macam bilangan oksidasi yaitu +3
dan +2.
Tabel 2. Sifat Fisika Unsur-Unsur Transisi
Nomor atom
Konfigurasi elektron
Jari-jari logam (pm)
Energi ionisasi pertama
(kJmol-1)
Energi ionisasi
kedua(kJmol-1)
Energi ionisasi
ketiga(kJmol-1)
Potensial elektrode (V)
Bilangan oksidasi
Titik didih (C)
Kerapatan (gcm-3)
Kekerasan
Daya hantar listrik

Sc
21

Ti
22

V
23

Cr
24

Mn
25

Fe
26

Co
27

Ni
28

Cu
29

3d14s2
161
631

3d24s2
145
658

3d34s2
132
650

3d54s2
127
653

3d64s2
124
718

3d74s2
124
759

3d74s2
125
758

3d84s2
125
737

3d104s2
128
740

1235

1310

1414

1592

1509

1561

1646

1753

1950

2389

2653

2828

2987

3249

2457

3232

3394

3554

-2,08
3
1397
2,09
-

-1,63
2,3,4
1672
4,49
2

-1,18
2,3,4,5
1710
5,96
3

-0,91
2,3,6
1900
7,20
9,0
10

-1,19
2,3,4,7
1244
7,20
5,0
2

-0,44
2,3
1530
7,86
4,5
17

-0,28
2,3
1495
8,90
24

-0,23
2
1455
8,91
24

+0,34
1,2
1083
8,92
97

2.1.1.

Kecenderungan

Periodik

Unsur

Transisi

[1]

Di antara unsur golongan IIA dan IIIA terdapat sepuluh kolom unsur-unsur golongan B. Unsurunsur tersebut dinamakan unsur transisi. Istilah transisi artinya peralihan, yaitu peralihan dari
blok s ke blok p. Unsur-unsur transisi didefinisikan sebagai unsur-unsur yang memiliki subkulit
d atau subkulit f yang terisi sebagian. Misalnya, tembaga mempunyai konfigurasi elektron
[Ar] 4s1 3d10. Unsur-unsur transisi yang lain ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2. Kecenderungan Periodik Unsur Transisi.


Unsur-unsur transisi yang terdapat dalam blok d adalah unsur-unsur yang memiliki subkulit d
yang belum terisi penuh. Akibatnya, unsur-unsur transisi memiliki beberapa sifat yang khas,
yaitu:
1. Semua unsur transisi adalah logam keras dengan titik didih dan titik leleh tinggi.
2. Setiap unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, kecuali unsur golongan IIB
dan IIIB. Misalnya vanadium, memiliki bilangan oksidasi dari +2 sampai dengan +5.
3. Senyawa unsur transisi umumnya berwarna dan bersifat paramagnetik. Semua sifat-sifat
akibat dari konfigurasi elektron pada orbital d belum terisi penuh.
2.1.2.

Konfigurasi

Elektron

[1]

Berdasarkan aturan membangun dari Aufbau, pengisian elektron dalam orbital d mulai terjadi
setelah elektron menghuni orbital 4s2 atau setelah atom kalsium, 20Ca : [Ar] 4s2. Oleh karena itu,
unsur-unsur transisi dimulai pada periode keempat dalam tabel periodik, sesuai dengan bilangan
kuantum
utama
terbesar
(4s
3d).
Oleh karena orbital d maksimum dihuni oleh sepuluh elektron maka akan terdapat sepuluh unsur
pada periode keempat, yaitu mulai dari Sc dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d1 4s2 sampai
dengan Zn dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d10 4s2. Konfigurasi elektron unsur-unsur transisi
periode
keempat
dapat
dilihat
pada
Tabel
3.
Tabel 3. Konfigurasi Elektron Unsur-Unsur Transisi Periode Keempat
Nomor
Atom

Lambang
Unsur

Konfigurasi Elektron

Nomor Golongan
pada Tabel Periodik

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2


1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s1
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d8 4s2
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2

Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn

IIIB
IVB
VB
VIB
VIIB
VIIIB
VIIIB
VIIIB
IB
IIB

Menurut aturan Aufbau, konfigurasi elektron krom adalah [Ar] 3d4 4s2, tetapi faktanya bukan
demikian melainkan [Ar] 3d10 4s1. Demikian juga pada konfigurasi elektron atom tembaga, yaitu
[Ar] 3d5 4s1. Hal ini disebabkan oleh kestabilan subkulit d yang terisi penuh atau setengah penuh.
2.1.3.

Titik

Didih

dan

Titik

Leleh

[1]

Berdasarkan Tabel 1, kenaikan titik leleh mencapai maksimum pada golongan VB (vanadium)
dan VIB (kromium). Hal itu disebabkan oleh kekuatan ikatan antaratom logam, khususnya
bergantung pada jumlah elektron yang tidak berpasangan di dalam subkulit d. Pada awal periode
unsur transisi, terdapat satu elektron pada orbital d yang tidak berpasangan. Jumlah elektron pada
orbital d yang tidak berpasangan meningkat sampai dengan golongan VIB dan VIIB, setelah itu
elektron pada orbital d mulai berpasangan sehingga titik didih dan titik leleh turun.
2.1.4.

Jari-Jari

Atom

Jari-jari atom menentukan sifat-sifat unsur. Pada Tabel 1. tampak bahwa jari-jari atom menurun
secara drastis dari skandium (1,44 ) hingga vanadium (1,22 ), kemudian berkurang secara
perlahan. Penurunan ini akibat dari kenaikan muatan inti yang menarik elektron valensi lebih
kuat.
Pada periode yang sama, dari kiri ke kanan jumlah proton bertambah, sedangkan kulit valensi
tetap. Akibat bertambahnya jumlah proton, daya tarik muatan inti terhadap elektron valensi
bertambah
kuat
sehingga
ukuran
atau
jari-jari
atom
semakin
kecil.
2.1.5.

Sifat

Logam

[1]

Semua unsur transisi merupakan unsur-unsur logam. Kulit terluar dari unsur-unsur transisi hanya
mengandung satu atau dua elektron pada orbital 4s sehingga mudah melepaskan elektron pada
kulit terluarnya. Sifat logam dari unsur-unsur transisi lebih kuat jika dibandingkan dengan sifat
logam dari golongan utama. Hal ini disebabkan pada unsur-unsur transisi terdapat lebih banyak
elektron
bebas
dalam
orbital
d
yang
tidak
berpasangan.
Mengapa jumlah elektron yang belum berpasangan dapat dijadikan ukuran kekuatan logam?
Semakin banyak elektron bebas dalam suatu atom logam memungkinkan ikatan antar atom
semakin kuat sehingga sifat logam dari unsur itu juga semakin kuat.

Pengaruh nyata dari kekuatan ikatan antar atom pada logam transisi tercermin dari sifat
kekerasan tinggi, kerapatan tinggi, titik didih dan titik leleh yang juga tinggi, serta sifat hantaran
listrik
yang
lebih
baik.
2.2. Sifat Kimia
Unsur transisi mempunyai sifat khas yang berbeda dengan unsur lain. Adapun sifat khasnya
antara lain, sebagai berikut.
a. Mempunyai Berbagai Macam Bilangan Oksidasi
Perhatikan konfigurasi elektron dan bilangan oksidasi unsur transisi deret pertama pada Tabel 4.
dan
Tabel
5.
Tabel 4. Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Deret Pertama
Unsur
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn

Konfigurasi Elektron
(Ar) 3d14s
(Ar)3d24s2
(Ar)3d24s2
(Ar)3d54s2
(Ar)3d54s2
(Ar)3d64s2
(Ar)3d74s2
(Ar)3d84s2
(Ar)3d104s1
(Ar)3d104s2

Unsur transisi memiliki elektron pada orbital d. Energi elektron dalam orbital d hampir sama
besar. Untuk mencapai kestabilan, unsur-unsur ini membentuk ion dengan cara melepaskan
elektron dalam jumlah yang berbeda. Oleh karena itu unsur-unsur ini mempunyai dua macam
bilangan
oksidasi
atau
lebih
dalam
senyawanya.
Umumnya, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki biloks lebih dari satu. Hal ini
disebabkan tingkat energi orbital s dan orbital d tidak berbeda jauh sehingga memungkinkan
elektron-elektron pada kedua orbital itu digunakan melalui pembentukan orbital hibrida sp3d2. [1]
Jika Anda simak Tabel 5, biloks maksimum sama dengan jumlah elektron valensi dalam orbital s
dan orbital d atau sama dengan nomor golongan. Jadi, titanium (IVB) memiliki biloks
maksimum +4, vanadium (VB), kromium (VIB), dan mangan (VIIB) memiliki biloks maksimum
berturut-turut +5, +6, dan +7. [1]
Tabel 5. Bilangan Oksidasi Unsur Transisi

b. Banyak Senyawaannya Bersifat Paramagnetik


Sifat magnetik suatu zat apakah terdiri atas atom, ion atau molekul ditentukan oleh struktur
elektronnya. Interaksi antara zat dan medan magnet dibedakan menjadi dua, yaitu diamagnetik
dan paramagnetik. Zat paramagnetik tertarik oleh medan magnet, sedangkan zat diamagnetik
tidak.
Banyak unsur transisi dan senyawaannya bersifat paramagnetik. Hal ini disebabkan adanya
elektron yang tidak berpasangan. Perkiraan momen magnetik yang disebabkan oleh spin elektron
tak
berpasangan
ditentukan
dengan
persamaan
berikut.

Keterangan:
= momen magnetik dalam Bohr Magneton
n = jumlah elektron yang tak berpasangan
1 Bohr magneton (1 B.M) = 9,273 erg/gauss.
Perhatikan harga momen magnetik pada tabel berikut.
Tabel 6. Harga Momen Magnetik
Ion
V4+
Cu2+
V3+
Ni2+
Cr3+
Co2+
Fe3+
Co3+
Mn2+
Fe3+

Jumlah elektron Momen menurut


tak berpasangan perhitungan BM
1
1,73
1
1,73
2
2,83
2
2,83
3
3,87
3
3,87
4
4,90
4
4,90
5
5,92
5
5,92

Momen menurut
pengamatan BM
1,7 1,8
1,7 2,2
2,6 2,8
2,8 4,0
3,8
4,1 5,2
5,1 5,5
5,4
5,9
5,9

Makin banyak jumlah elektron yang tidak berpasangan, makin besar momen magnetiknya
sehingga makin besar sifat paramagnetik. Hubungan ini dapat kita buat grafik seperti pada
Gambar 5. berikut.

Gambar 2. Momen Magnetik dan Jumlah Elektron yang Tidak Berpasangan.


Berdasarkan grafik ini, dapat kita lihat bahwa dalam satu periode dari kiri ke kanan hingga pada
ion Mn2+ momen magnetiknya makin besar, selanjutnya makin berkurang secara teratur. Begitu
juga
dengan
sifat
paramagnetiknya.
Contoh

Soal

Sifat

Unsur

Transisi

[1]

Di antara unsur transisi periode keempat, manakah yang memiliki sifat magnet?
Jawaban

Suatu logam akan bersifat magnet jika memiliki elektron tidak berpasangan. Semakin banyak
jumlah elektron yang tidak berpasangan, semakin kuat sifat magnetnya. Berdasarkan penjelasan
tersebut unsur-unsur transisi periode keempat yang memiliki sifat magnet adalah: Ti, V, Cr, Mn,
Fe,
Co,
Ni.
Kekuatan magnet dari unsur transisi adalah: Cr > Mn > Fe > V > Co.
c. Ion Unsur Transisi Berwarna
Berbeda dengan unsur-unsur alkali dan alkali tanah, pada umumnya ion unsur transisi
membentuk senyawa berwarna. Beberapa di antaranya dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Warna Ion Unsur Transisi Deret Pertama

Suatu benda atau zat dikatakan berwarna jika ada cahaya yang jatuh kepadanya, khususnya
cahaya tampak. Cahaya tampak adalah cahaya yang memiliki frekuensi berkisar di antara cahaya
inframerah dan ultraviolet. Cahaya tampak terdiri atas cahaya merah-kuning-hijau-biru-ungu. [1]

Gambar 3. Spektrum elektromagnetik Cahaya tampak adalah salah satu bagian dari radiasi
elektromagnetik.
Ion-ion dengan tingkat oksidasi yang berbeda mempunyai warna yang berbeda. Misalnya,
perhatikan warna ion unsur mangan pada Tabel 7. di atas.
Terjadinya warna pada ion unsur transisi karena ion unsur transisi mempunyai elektron yang
tidak berpasangan pada subkulit 3d dan elektron-elektron itu terpecah dengan tingkat energi yang
berbeda. Elektron-elektron itu tereksitasi dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi
yang lebih tinggi dengan menyerap energi. Perubahan tingkat energi ini setara dengan energi
cahaya tampak.Adapun pada ion zink tidak berwarna, karena orbital d sudah penuh elektron
sehingga tidak terjadi perpindahan energi pada orbital d.
d. Unsur-Unsur Transisi dapat Membentuk Senyawa Kompleks (Senyawa Koordinasi)
Senyawa koordinasi terdiri atas ion logam positif yang disebut juga atom pusat dan sejumlah
gugus koordinasi yang disebut ligan.
Ion positif bertindak sebagai asam Lewis dan ligan merupakan basa Lewis. Pada umumnya
kation yang dapat membentuk senyawa kompleks adalah ion-ion unsur transisi, namun dikenal
pula beberapa senyawa koordinasi unsur representatif seperti Mg (III), Ca (II), Al (III), Pb (II),
Sn (II), Sn (IV), dan Sb (III).
Ligan yang merupakan basa Lewis sekurang-kurangnya harus mempunyai sepasang elektron
bebas dalam orbital ikatan. Perbandingan besarnya ligan dan atom pusat menentukan jumlah
ligan maksimum yang dapat diikat. Jumlah ikatan kovalen koordinasi yang dapat terbentuk pada
pembentukan kompleks disebut bilangan koordinasi dari ion pusat. Contohnya
ion Cu2+ mempunyai bilangan koordinasi 4 dalam [Cu(H2O)4]2+, [Cu(NH3)4]2+, dan
dalam [CuCl4]2. Ion Fe3+ mempunyai bilangan koordinasi 6 dalam [Fe(H2O)6]3+, [FeF6]3-, dan
dalam [Fe(CN)6]3. Adapun Ag+ mempunyai bilangan koordinasi 2 dalam [Ag(NH3)2]+, dan
dalam [Ag(CN)2].
Bagaimana aturan penamaan senyawa koordinasi?
Berikut merupakan tata nama senyawa atau ion kompleks menurut IUPAC.
1) Penamaan Ligan
a) Beberapa ligan diberi nama khusus.
Contoh :
NH3 = amin
H2O = aqua
NO = nitrosil
CO = karbonil

b) Logam anion diberi nama yang umum dan diberi akhiran -o.
Contoh :
F = fluoro
Cl = kloro OH = hidrokso
Br = bromo
CO32 = karbonato
CH3COO = asetato
C2O42 = oksalato
CN = siano
c) Alkil diberi nama seperti tata nama alkana.
Contoh :
CH3 = metil
C6H5 = fenil
d) Ligan yang menggunakan nama biasa tanpa diberi spasi
Contoh :
(CH3)2SO4 = dimetilsulfatsida
C5N2N = piridin
(C6H5)3P = trifenilfosfin
e) Ligan N2 dan O2 disebut dinitrogen dan dioksigen
2) Untuk menyebut banyaknya ligan yang sejenis digunakan awalan Yunani (misalnya di-, tri-,
tetra-, penta-, heksa-).
3) Nama atom pusat diikuti bilangan oksidasinya yang ditulis dengan angka romawi.
4) Untuk kompleks berupa kation atau molekul netral maka nama atom pusat tidak berubah.
Adapun senyawa berupa anion kompleks negatif maka nama atom pusat diakhiri dengan -at).
Contoh :
Kompleks kation :
[Cu(NH3)4]2+ = ion tetraamin tembaga (II)
[Ag(NH3)2]+ = ion diamin perak (I)
[Co(NH3)4Cl2]+ = ion tertraamin diklorokobalt (III)
Kompleks netral :

[Co(NH3)4(H2O)CN]Cl2 = tetraamin aquasianokobalt (II) klorida


[Co(NH3)5CO3]Cl = pentaamin karbonatokobalt (II) klorida
Anda sekarang sudah mengetahui Unsur Transisi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke
Perpustakaan
Cyber.
Referensi

Sukmanawati, W. 2009. Kimia 3 : Untuk SMA/ MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan
Nasional,
Jakarta,
p.
266.
Referensi

Lainnya

[1] Sunarya, Y. dan A. Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3 : Untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta, p. 298.

Das könnte Ihnen auch gefallen