Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1.
LatarOBelakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsiO(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat
kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak
reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta
memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang
diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu.
Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara
kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan
efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak
pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak
yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase
kesuburan0(ferundity).
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk.
Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masingmasing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya
sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone,
yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang
mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan
terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah
kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya.
Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk
KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan
kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repotrepot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke
dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api.
Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit.
Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya
pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada
dokter.
1.2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk
mengetahui
Cara
Pemasangan
KB
susuk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada
bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas
sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak
harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa
pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek
samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan yang
tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang
diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah
pemasangan,semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan
menggunakan upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2.
Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm,
Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan
2.
zygote
3.
2.
Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3.
Kontra Indikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pasca keguguran
8.
9.
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit
(sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau
4.
Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara,
3.
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4.
5.
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira
Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri
akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang
tetap tidak berubah.
4.
Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
5.
6.
Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-
kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan (Gunawan, 1999).
2.6
1.
Pemasangan Implant
Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai)
di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air
Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,
petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu
melakukan hal-hal sbb:
a.
Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan
dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas
beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan
batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir
sudah cukup
c.
Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung
Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik:
gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
e.
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam
jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari
trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10
menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
f.
Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali
pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h.
Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Persiapan
a.
Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada
daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah
kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko
terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b.
1.
2.
3.
4.
kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan
Norplant.
5.
Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi)
6.
7.
Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya),
9.
Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran 2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
1.
2.
3.
Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media
lengan
4.
Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau
Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit.
Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan
Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk
mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari
Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9.
Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa
seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar
dan pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
5. Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya.
Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah
ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan
mencegah penularan penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri)
diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan
dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk
memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat.
Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu
dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam
kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
6. Tindakan Sebelum Pemasanagan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang
kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai
mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari
tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan
biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan
hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga
dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi .
Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit
sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian
tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1
ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
7.
Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap
ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
1.
dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan
setiap kapsul.
2.
dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang
setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar
melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan
trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup
dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem
untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung
trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi
luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini
adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul
saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk
memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari
trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul
berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan
lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 1525 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan
masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini
akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang
dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar
dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa
ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu
dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
8. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
a.
1)
menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2)
Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
Perawatan klien
Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin
Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau
efek lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah
pemaasangan, kalau bisa diberikan secara tertulis.
2.7 Pencabutan Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas indikasi :
1.
2.
Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa
3.
4.
Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1.
Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul
Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2.
Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat
Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban
4.
5.
Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6.
Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah
ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7.
Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu
dengan mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan
jaringan sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut
pelan-pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
8.
Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika
sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9.
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril
kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di
bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB
susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi
jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB
yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam
mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak merepotkan.
Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada
penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak
lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi
3.2 Saran.
a.
Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi pekerja
kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
b.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).
KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-( Diakses
hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember
2010).
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah
anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya
upaya menghormati hak hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga.
Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk
membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan,
kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis
susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi
dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika
memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara kerja,
efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal kunjungan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah membuat asuhan kebidanan,di harapkan mahasiswa dapat mengerti,memahami serta
mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. S usia 35 tahun Akseptor Baru Kb Implant.
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun Tujuan Khusus yang dapat kita ambil dari penyusunan askeb ini adalah agar mahasiswa
mampu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.3 MANFAAT
a)
Mahasiswa
Mahasiswa dapat memahami tentang konsep dasar Alat kontrasepsi KB Implant.
b)
Institusi
Institusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa akademi kebidanan Dian Husada mampu
membuat Asuhan Kebidanan pada Akseptor Baru pada KB Implant.
c)
Lahan Praktek
BPS dapat meningkatkan Asuhan pelayanan yang komprehensif pada Akseptor Baru KB Implant.
1.4 METODE PENULISAN
Didalam penulisan Asuhan kebidanan ini metode yang digunakan adalah deskriptif dengan
menggunakan studi kasus dengan pendekatan managemen kebidanan menurut varney meliputi
langkah-langkah pengumpulan data,identifikasi diagnosa,masalah dan kebutuhan,identifikasi
masalah potensial,identifikasi kebutuhan segera,intervensi,implementasu dan evaluasi.
1.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penyusunan Asuhan kebidanan ini adalah:
1. Wawancara
Yaitu dengan bertanya langsung pada klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang
kondisi kesehatan klien.
1. Observasi langsung
Yaitu melalui pengamatan langsung maupun pemeriksaan fisik dengan inspeksi,palpasi,auskultasi
dan perkusi.
1. Studi Dokumentasi
Dengan melihat rekam medik.
1. Studi literature
Yaitu melalui referensi dan literatur.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
1. BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah,tujuan penulisan.manfaat,metode penulisan,teknik pengumpulan
data,serta sistematika penulisan.
1. BAB II TINJAUAN TEORI
Pada tinjauan teori ini yang dibahas adalah Definisi, Profil Implant, Cara kerja, Jenis, Efektifitas,
Indikasi, Kontraindikasi, Keuntungan dan Cara pemasangan serta tinjauan managemen.
1. BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi 7 langkah managemen varney yaitu pengkajian data subyektif,identifikasi diagnosa dan
masalah,identifikasi masalah potensial,identifikasi kebutuhan segera,intervensi,implementasi dan
evaluasi.
1. BAB IV PEMBAHASAN
Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek dilapangan yaitu pada tinjauan kasus kehamilan
dengan letak sungsang.
1. BAB V PENUTUP
2.1 DEFINISI
Implant adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong silastic (karet silikon) yang di isi
dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang di tutup dengan silastic adhesive.(Keluarga
Berencana Hanafi.2004:179)
2.2 PROFIL IMPLANT
Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant dan implanon
Nyaman
Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea
Aman dipakai pada masa laktasi
(Prawirohardjo, 2003 : MK 52)
2.3 JENIS IMPLANT
1. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3.4 cm dengan diameter 2.4 cm yang
diisi dengan 36mg levonorgestel dan lama kerjanya 5 tahun.
1. Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira kira 40 mm, diameter 2 mm, yang diisi
dengan 68 mg 3 keto desogestel dan lama kerjanya 3 tahun
1. Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestel dengan lama kerjanya 3 tahun
2.4 CARA KERJA
1.
2.
3.
4.
5.
2.5 EFEKTIFITAS
1. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama
2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira kira 2,5
3 % akseptor menjadi hamil
3. Norplant 2 sama efektivitasnya seperti norplant, untuk waktu 3 tahun pertama
2.6 KEUNTUNGAN KONTRASEPSI
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.8 KERUGIAN
Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS
Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai keinginan
sendiri akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan
Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)
Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore, hipermenore,dll.
2.9 YANG BOLEH MENGGUNAKAN IMPLANT
1. Usia reproduksi
2. Tidak memiliki anak ataupun belum punya anak
3. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang
4. Menyusui dan belum membutuhkan kontrasepsi
5. Pasca persalinan dan tidak menyusui
6. Pasca keguguran
7. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8. Riwayat kehamilan ektopik
9. Tekanan darah < 180/100 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan
sabit (sickle cell)
10.
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
11.
Sering lupa menggunakan pil
2.10 YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN IMPLANT
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdaraham pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3.
4.
5.
6.
7.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Spuit 5ml
Trokar no.10
Kapsul Implant
Kasa
Skapel no 11/15
Kapas
rosedur pemasangan selalu disertai pemberian anastesi lokal sehingga tidak akan
Fakta
:Susuk dapat dicabut setiap saat,sedangkan jadwal penggantiannya sesuai dengan
jenis implant yang digunakan.
Rumor
Fakta
Kesadaran
: Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu, composmentis, samnolen,
spoor, koma.
Tekanan Darah
: Untuk mengetahui tekanan darah ibu apakah mungkin menjadi
kontraindikasi pemakaian kontrasepsi implant.
Suhu
: Untuk mengetahui temperatur suhu ibu.
Nadi
: Untuk mengetahui frekwensi deta jantung ibu/menit.
Pernafasan
: Untuk mengetahui frekuensi pernafasan ibu/menit, iramanya
regular/tidak.
BB
:
Untuk mengetahui ukuran BB ibu apakah mungkinmenjadi
kontraindikasi pemasangan kontrasepsi Implant
1. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Wajah
: Untuk mengetahui ekspresi wajah ibu, anemi/tidak, oedema/tidak, bagaimana tingkat
kelembapan kulit di wajah.
Mata
: Untuk mengetahui apakah konjungtiva ibu pucat/tidak (menandakan ada anemi atau
tidak), sklera putih/kuning (menandakan ikterus).
Mulut
: Untuk mengetahui tingkat kelembapan sehubungan dengan tingkat ehidrasi, adanya
stomatitis.
Leher
: Untuk mengetahui adanya hiperpigmentasi berkaitan dengan peningkatan kadar
estrogen dan mungkin progesterone, pembesaran vena jugularis.
Mamae
: Untuk mengetahui apakah terdapat hiperpigmentasi karena pengaruh hormone
melanosit, adakah kelainan pada putting susu, dan kebersihan di daerah sekitar mamae untuk
menentukan rencana asuhan selanjutnya.
Abdomen : Melihatnya adanya garis-garis di perut (strie), bekas jahitan luka operasi, panjangnya
serta lokasinya.
Vulva
: Untuk mengetahui derajat kebersihannya, keluaran berupa darah lendir, adakah
perdangan, varises, oedema, kondiloma akuminata, yang beresiko pada proses persalinan.
Perineum : Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adanya bekas jahitan episiotomi.
Anus
: Untuk mengetahui derajat kebersihannya dan adakah pembesran vena didaerah anus.
Ekstremitas : Untuk mengetahui kualitas pergerakan spontan atau (tangan) dan bawah (kaki),
varises, oedema.
Integument : Untuk mengetahui derajat dehidrasi, cicatrik, luka, ruam, dll
1. Palpasi
Leher
: Untuk mengetahui adakah kelainan berupa pembengkakan atau massa.
Payudara
: Untuk mengetahui adakah benjolan abnormal dan pengeluaran secret.
Abdomen
: Untuk mengetahui adakah kelainan organ hepar, ginjal, berupa pembengkakan dan
apakah teraba massa serta adanya nyeri tekan.
1. Auskultasi
Thoraks
1. Perkusi
Untuk mengetahui reflek patella positif/negative.
1. Pemeriksaan penunjang
Untuk membantu menegakkan diagnosa.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA.MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa
: Nyusia .. tahun dengan akseptor baru KB implant
Ds
: Ibu mengatakan ingin menggunakan KB susuk
Do
: TTV : untuk mengetahui kondisi ibu
Kebutuhan
: Kebutuhan ibu selama pemasangan kontrasepsi implant
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
-
: Ny. S
: 33 tahun
: Islam
Nama
Umur
Agama
: Tn. A
: 38 tahun
: Islam
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: SD
: Wiraswasta
: Randuharjo
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: SD
: Wiraswasta
: Randuharjo
1. Alasan datang
Ibu mengatakan datang ingin mengikuti pemasangan gratis KB susuk
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti batuk tidak sembuh-sembuh,
AIDS, penyakit kuning. Penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit menahun
seperti jantung.
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit menular seperti batuk tidak sembuhsembuh, AIDS, penyakit kuning. Penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi dan penyakit
menahun seperti jantung.
1. Riwayat perkawinan
Menikah
Lama
Umur pertama nikah
Jumlah anak
: 1x
: 13 tahun
: 20 tahun
:3
1. Riwayat haid
Menarche
Siklus
Lama haid
Warna
Bau
Banyaknya
Fluor albus
Dismenorhea
: 12 tahun
: 28 hari
: 3 hari
: merah
: amis
: 1 kotek/hari
: kadang sebelum menstruasi
:-
12
3
Kehami
lan
Anak
ke
12
3
Persalin Nifas
an
Suami UK
KB
Penylt Penlg
Jenis
11
1
--
Sponta - n
Sponta
n
Sponta
40-41
39-40
40-41
Bidan
Bidan
Bidan
--
Suntik
Pil
suntik
n
1. Pola kebiasaan
Nutrisi
: Makan 3x sehari dengan porsi sedang dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk
- Minum air putih 4-6 gelas/hari
Istirahat : Tidak biasa tidur siang
- Tidur malam 7 jam
Aktivitas : Ibu sehari-hari bekerja di toko dan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti biasa
Higiene
: Mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali dan ganti celana dalam tiap selesai mandi
Eliminasi : BAB 1x/hari
- BAK 4-6x/hari
1. Data psikososial
Ibu tidak merasa ada paksaan ingin memakai KB ini dan hubungan ibu dan suami baik serta dengan
tetangga sekitar.
1. Data spiritual
Ibu mengatakan menjalankan ibadah sholat 5 waktu
1. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
K/u
Kesadaran
TD
N
RR
BB
: baik
: composmentis
: 100/70 mmHg
: 84x/menit
: 20x/menit
: 45 kg
1. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Rambut
: bersih, tidak rontok, penyebaran merata
Kepala
: kulit kepala bersih, tidak terdapat bekas luka
Muka
: simetris, tidak pucat, tidak oedem
Hidung
: simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut
: tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada gigi palsu, ada caries pada gigi geraham
bawah kanan-kiri : 2-2
Telinga
: simetris, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis
Dada
: simetris, irama dan gerak nafas teratur, tidak ada retraks intercostae
Payudara
: simetris, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada striae
Genetalia
: vulva bersih, tidak ada fluor albus, tidak oedem, anus tidak hemoroid
Ekstremitas
Atas
: simetris, tidak odem, gerakan baik, jari lengkap
Bawah
: simetris, tidak odem, gerak baik, jari lengkap
1. Palpasi
Kepala
Leher
Payudara
Abdomen
Ekstremitas
:
:
:
:
:
1. Auskultasi
Dada
: tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti wheezing, ronchi dan stridor
1. Perkusi
Patella
:+/+
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada NyS umur 35 tahun dengan akseptor baru KB
implant. Selama 124 jam dan membandingkan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak
ditemukan adanya kesenjangan.
Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien tidak mengalami
kesulitan. Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan konsep asuhan kebidanan.
Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan.
Diagnosa dan masalah ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat
pengkajian data. Dalam hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus.
Pada tahap perencanaan semua intervensi pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus
tanpa ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi interaksi
saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan
intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan
didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan memungkinkan untuk
melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant, tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada hal-hal yang
perlu dikhawatirkan
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada NyS usia 35 tahun dengan
akseptor baru KB implant. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan asuhan kebidanan
dibutuhkan ketelitian dan kecermatan dalam mengkaji data, dignosa, dan masalah yang dialami
klien, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dari pengkajian tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus, sehingga
tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan, karena ibu dan janin baik-baik saja. Tidak ditemukan
kelainan atau penyulit pada keduanya serta tidak ada komplikasi.
5.2 SARAN
1. Sebagai institusi sebaiknya menyediakan buku-buku yang lebih banyak tentang KB implant
2. Pada lahan praktek lebih ditingkatkan mutu pelayanannya dan semua tindakan yang
dilakukan didokumentasikan.
3. Para mahasiswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik antara petugas kesehatan, pasien
sehingga terjalin kepercayaan dalam melakuakan tindakan.
4. Sebagai pasien, hendaknya lebih terbuka lagi dalam memberikan informasi dan
mengungkapkan keluhan yang dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, hanafi.2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta:Muliasari
Mansjoer,arif.2001.Kapitaselekta kedokteran.Jakarta:Media AesculapiusnFKUI
Prawirihardjo,sarwono.2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan
kontrasepsi.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo Sarwono
Definisi
Salah satu jenis alat konntrasepsi yang berupa susuk yang terbuat sejenis karet
silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
2.
Jenis
1)
2)
3)
Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun
2000.
4)
Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun.
[hanafi,2004,hal 179]]
Sedangkan non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1)
Norplan
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 kapsul kosong silastik (karet silicon)
yang diisi dengan hormon levonor ges trel dan ujung-ujung kapsul ditutup
dengan Silastik adhesive. Tiap kapsul mempunyai panjang 34 mm,
diameter 2,4 mm, Berisi 36 mg levonorgestrel, serta mempunyi cirri
sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat ini
norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2)
Norplan -2
Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang silastic yang padat, dengan
panjang tiap batang 44 mm. Dengn masing-msing batang diisi dengan 70 mg
levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri norplan-2 adalah sangat
efektif untuk mencegah kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel berfungsi melalui
membran silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam
setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk
mecegah ovulasi.
Pelepasan hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun
pertama,
Kemudian menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,2004 hal
180]
b). Biodegradable Implant
Biodegradable implant melepaskan progestin dari bahan pembawa / pengangkut
yang secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan
pembawanya sama sekali tidak diperlukan untuk dikeluarkan lagi seperti pada
norplant.
Dua macam implant biodegradable sedang di uji coba saat ini pada sejumlah
wanita, yaitu :
Carproronor, suatu kapsul polymer yang berisi levonorgestrel, pada awal
penelitian dan pengembanganya, carpronor berupa suatu kapsul biodegradable
yang mengandung levonogestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate
dengan diameter kapsul < 0,24 cm dan panjang kapsul yang teliti terdiri dari 2
ukuran, yaitu :
1)
2)
sedang
dikembangkan
versi
baru
implant
capronor
yang
dibiodegradable, yaitu :
1)
Capronor -2, satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi
Dengan 18 mg levonorgestrel. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan
diperlukan 2 kapsul dengan formula ini.
2)
Narethindrone pellets
a)
Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% norechindrone (NET)
b)
Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan dilepaskan saat pellets
Pellet berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar daripada butir besar.
d)
e)
Lebih dari 50% akseptor pellets mengalami pola haid 1 reguler. Perdarahan inter
i)
Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing-masing pellet kurang dari 2% kolesterol
dalam satu butir telur ayam tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.
j)
Insersi pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas prosedur insersi seperti
Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi lokal lalu dibuat insisi 3 mm. Pollets
diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup
ditutup dengan verband saja.
[hanafi,2004 hal 180]
3.
Cara kerja
a.
Menekan ovulasi .
b.
c.
4.
a.
Keuntungan
Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen.
b.
Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat reversibel.
c.
d.
e.
Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian
5.
kerugian
a.
Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b.
Lebih mahal.
c.
d.
e.
mengenalnya.
6.
Kontra Indikasi
a.
b.
c.
kangker payudarah .
d.
kelainan jiwa.
e.
f.
g.
7.
Indikasi
a.
Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
8.
Efektivitas
a.
Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam
tahun pertama.
b.
Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setela 5 tahun, dan pada
9.
a.
Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang
serius.
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada
amenorrhea setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah,
jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral
kombinasi.
b.
a.
b.
c.
d.
Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan
apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada
lengan yang lain atau ganti cara.
e.
b.
c.
d.
e.
Pasca keguguran
a.
Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin
mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan menerimanya
sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed consent untuk ditanda
1)
sabun antiseptic
2)
kasa steril
3)
4)
5)
6)
7)
Trokar no. 10
8)
9)
Teknik pemasangan
1)
2)
Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptic
3)
Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada
5)
Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan anstiseptic / betadin.
6)
Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang.
7)
8)
setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag 0,5 cm dengan skalpel yang tajam.
9)
Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah
kulit.
10) Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong dengan plunger sampai
kapsul terletak di bawah kulitn .
11) Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu sampai keenam, kapsul di
bawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunanya seperti kipas .
12) Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan keluar.
13) Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14) Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut dengan perban untuk mencegah
perdarahan dan agar tidak terjadi haematom.
15) Nasehat pada akseptor agr luka jangan basah, selama lebih kurang dari 3 hari dan
datang kembali jika tejadi keluhan-keluhan yang mengganggu .[hanafi ,2004 hal 187]
Indikasi :
1)
2)
Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa.
3)
4)
Terjadi kehamilan.
b.
1.
Informed consert
2.
Bidan dan akseptor melakukan cuci tangan dengan memperhatikan aseptik dan
antiseptik.
3.
Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda/gambar
Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabut dengan larutan antiseptik dan
Suntikan anesteri lokal dibawah implant, jangan menyuntikan anestesi diatas implant
Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada daerah alas
kipas.
7.
Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke insisi atau terletak paling
depan ke permukaan.
8.
jari telunjuk
menahan bagian tengah kapsul, sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.
2) Cara standard, jepit ujung distal kapsul dengan klem mosquito, sampai kira-kira
0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar
pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu
akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan
kapsul dengan skalpet atau kasa steril sampai kapsul terlihat dengan jelas.
Tangkap ujung kapsul yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem
mosquito dan
mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas /
bahu akseptor sehingga kapsul terlihat di bawah lubang insisi dan dapat
dibersihkan dari
Cara Tusuk Ma, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai
alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5
0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung
yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan
dipakai untuk pegangan operator setelah kapsul dijepit dengan pinset atau klem
arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai kapsul tampak putih.
Kemudian alat tusuk ma ditusukkan pada kapsul serta terus diikat keluar.
Berikan anestensi lagi
bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.
9.
Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi bila akseptor ingin dipasang
implant yang lain. Upaya pencabutan keenam kapsul norplant dibatasi sampai waktu 45
menit. Bila waktu tersebut tidak semua kapsul berhasil dikeluarkan, maka prosedur
pencabutan dihentikan dan upaya pencabutan kembali sisa kapsul yang masih
tertinggal diulangi kira-kira 3-4 minggu kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya
infeksi dan rasa nyeri. Di samping itu mecabut sisa kapsul norplant akan lebih mudah
bila lengan akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya pencabutan yang lalu.
Setelah selesai dengan pencabutan keenam kapsul norplant rendam setelah alat-alat
yang sudah dipakai dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.
c.
Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera setelah
insersi, kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2)
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina
pustaka
sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: yayasan bina
Abstract
Latar Belakang : Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar
keempat di dunia. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia pada tahun 2000 tercatat sebesar
1,49% dan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk tersebut maka pemerintah mengupayakan
program Keluarga Berencana (KB). Salah satu kebijakan dari program KB ialah meningkatkan
penggunaan kontrasepsi yang lebih efektif, efisien, dan berjangka waktu panjang. Implan
merupakan jenis kontrasepsi yang sangat efektif dengan tingkat efektivitas 97-99% dengan jangka
waktu pemakaian lima tahun. Meskipun efektivitas implan sangat tinggi tapi penggunaannya masih
cukup rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi (implan) di Desa Parit Kecamatan Indralaya
Utara Kabupaten Ogan Ilir. Metode : Penelitian ini merupakan survei yang bersifat analitik dengan
pendekatan cross sectional. Dimana variabel independen dan dependen diobservasi sekaligus pada
saat bersamaan. Data dikumpulkan menggunakan data sekunder dan alat bantu kuesioner berupa
data primer. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS dan dilakukan
analisis univariat dan bivariat. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu akseptor KB di Desa
Parit Kecamatan Indralaya Utara yaitu sebanyak 87 orang. Hasil penelitian : Didapatkan bahwa
faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan implan adalah sikap ibu mengenai implan (X2
0,03) dan peran suami mengenai implan (X2 0,03). Sedangkan variabel tingkat pendidikan,
pengetahuan tentang implan, dan pelayanan konseling KB tidak berhubungan dengan penggunaan
implan. Kesimpulan : Diharapkan bagi pasangan usia subur meminta penjelasan lebih lanjut kepada
petugas kesehatan pada saat pelayanan konseling berlangsung. Bagi tenaga kesehatan, perlu
ditingkatkanya pelaksanaan penyuluhan tentang KB dan meningkatkan kinerja para PLKB dalam
memberikan penjelasan tentang isu-isu kontroversial yang berkembang di masyarakat terhadap efek
samping yang ditimbulkan dari pemakaian alat kontrasepsi terutama implan. Kata kunci :
Penggunaan implan, akseptor KB