Sie sind auf Seite 1von 11

MAKALAH

HUBUNGAN SOSIOLOGI
DENGAN KEPERAWATAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MERI RAMADHANI
NIM : 1423501026

YAYASAN PEMBANGUNAN KAMPUS


AKADEMI KEPERAWATAN JABAL GHAFUR SIGLI
TAHUN 2015

PENDAHULUAN

Dewasa ini, dunia kesehatan di Indonesia selalu mengalami perkembangan


dalam hal pelayananya pada masyarakat. Seiring perkembangan teknologi dan era
globalisasi yang semakin bersaing dalam membangun dan mewujudkan masyarakat
agar tetap sehat serta hidup sejahtera. Membangun kerjasama dan gotong-royong
bersama-sama antara masyarakat dengan sesama tenaga kesehatan tentu ikut
menambah terciptanya suatu hubungan yang nantinya akan menguntungkan bagi
keduanya.
Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan suatu ilmu yang membicarakan tentang
problema tersebut merupakan ilmu yang disebut sosiologi. Karena dalam sosiologi
mempelajari tentang berbagai masalah-masalah sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Sosiologi merupakan ilmu yang mewadahi segala bentuk susunan dan tatanan dan
interaksi antara pribadi, keluarga, dan masyarakat dalam proses kehidupan manusia
dari mulai lahir hingga ajal tiba. Jika dikaitkan dengan dunia keperawatan yang
melayani masyarakat dan pasien di Rumah Sakit tentu sangat jelas hubunganya.
Untuk itu, pada poin berikutnya akan dibahas mengenai masalah tersebut.
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walaupun tengah
mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan
dan peradaban masyarakat manusia sebagai proses pergaulan telah menarik perhatian.
Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu
ilmu pengetahuan yang dinamakan Sosiologi. Banyak usaha baik yang bersifat ilmiah
maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri. Faktor pendorong utama adalah meningkatnya perhatian terhadap
kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Sosiologi


Pakar sosiologi berpendapat bahwa sosiologi sebagai lmu yang bertugas
menyelidiki interaksi manusia yang memiliki pengaruh timbal balik dalam
kehidupan masyarakat. Pendapat ini memandang sosiologi sebagai pengkajian
terhadap sistem sosial secara sistimatis, jadi memiliki tujuan tertentu. Dari kedua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah yang menjadi pusat
perhatian sosiologi adalah hubungan antar pribadi, kelompok manusia atau
masyarakat sebagai keseluruhan.
Pemikiran-pemikiran tentang masyarakat telah lama dilakukan oleh
berbagai aliran filsafat, baik filsafat Barat atau filsafat Timur. Filsafat social
menggambarkan masyarakat atau negara yang umumnya secara normative.
Perilaku manusia paling sulit untuk dipahami, sebab perilaku manusia
menyangkut lahir dan bathin orang lain, suatu perilaku yang mempunyai ciri
individual dan sekaligus social.
Sejak renaissance cara berpikir tentang masyarakat mengalami perubahan.
Orang-orang Eropa mengubah pandangan tentang perilaku social dan masyarakat.
Suatu revolusi mental berlangsung dan peran manusia sebagai individu
dalam mengubah muka bumi dan mengatur masyarakatnya makin disadari
Akal dan cara berpikir manusia berkembang dengan sendirinya. Proses
perkembangan berlangsung tahap demi tahap yang merupakan proses alam yang
tidak terelakkan dan tak terhentikan, yaitu tahap religius, tahap metafisik dan
tahap positif.
1. Interaksi Sosial
Pengertian interaksi sosial menunjuk pada hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok, maupun antara orang perorangan dengan
kelompok. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu.

Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan


mungkin berkelahi.
Interaksi sosial tidak selalu ditandai dengan mengadakan kontak muka
atau berbicara, tetapi interaksi sosial bisa terjadi manakala masing-masing
sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam
perasaan orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan misalnya karena
bau minyak wangi. Hal itu bisa menimbulkan kesan di dalam fikiran
seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Interaksi yang terjadi antar kelompok-kelompok manusia, misalnya
pada tawuran antar pelajar satu sekolah dengan sekolah lain, peperangan antar
etnis, pertikaian kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain,
pertemuan para senat mahasiswa perguruan tinggi se Indonesia, pertemuan
perguruan tinggi dengan pemerintah daerah setempat dll.
Interaksi yang terjadi antar orang perorangan dengan kelompok,
misalnya interaksi dosen dengan mahasiswanya di dalam kelas, interaksi
seorang pembicara dalam seminar dengan peserta seminar dll.
Pendekatan interaksi yaitu pendekatan dengan memperhatikan pola
hubungan antara individu dalam lingkungannya. Di dalam pendekatan
interaksional kita memperhatikan faktor-faktor individu dan sosial. Dimana
individu dan masyarakat saling mempengaruhi dalam hubungan timbal balik
antara individu dan masyarakat. Yang mana interaksi yang terjadi mempunyai
kekuatan saling membentuk dan mempengaruhi dalam rangka saling
menyempurnakan.
Approach Individu memberi dasar adanya individualitas watak dan
kepribadian individu-individu perseorangan sedangkan approach sosial
terutama

dengan

studi

sosiologinya

memberi

landasan

arah

dan

perkembanagan watak dan kepribadian individu-individu dalam kontak


dengan individu-individu lainya, kontak antara masyarakat satu dengan yang
lain, kontak antara negara satu dengan negara yang lain. Studi Sosiologi
menegaskan setiap individu itu dilahirkan dan dibesarkan oleh masyarakat
serta

individu-individu

itu

dalam

hidupnya

di

masyarakat

selalau

mengidentifikasikan dirinya dengan pola tingkah laku dan kebudayaan


masyarakat.

2. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator
(penyampai) pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Komunikasi
berlangsung apabila seseorang menyampikan suatu stimulus (rangsang) yang
kemudian memeproleh arti tertentu yang dijawab (respon) oleh orang lain.
Komunikasi diartikan bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (bisa berupa pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau
sikap); dan perasaan-perasaan apa yang ingin disampikan oleh orang tersebut.
Orang tersebut kemudian memberikan respon/reaksi terhadap apa yang
disampaikan. Misalnya apabila seorang gadis menerima seikat bunga, secara
spontan ia akan mencium bunga tersebut; akan tetapi yang menjadi
pertanyaan dari gadis tersebut adalah siapa yang mengirim bunga tersebut,
dan apa yang menyebabkan dia mengirimkannya. Apakah bunga tersebut
dikirimkan sebagai tanda cinta, perhatian, untuk mendamaikan suatu
perselisihan, untuk peringatan hari ulang tahun, untuk memenuhi janji,
sebagai tanda simpati atas kesehatan seseoraang dll. Apabila gadis tersebut
tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dia-pun tidak
tahu apa yang akan dilakukannya, dan selama itu juga belum terjadi
komunikasi.
Dalam komunikasi terjadi pula berbagai macam penafsiran terhadap
tingkah laku orang lain. Misalnya seulas senyum bisa ditafsirkan sebagai
keramahtamahan, sikap bersahabat. Lirikan bisa ditafsirkan bahwa mungkin
orang tersebut tidak senang atau malah sebaliknya menunjukkan ketertarikan.
3. Pendekatan Sosial dan Budaya
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan
manusia. Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang
begitu ekstrim menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial
budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan
masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan
di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan
budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan

sebab-akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan


ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif
terhadap kesehatan ibu dan anak.
Menjadi seorang perawat bukanlah hal yang mudah. Seorang perawat
harus siap fisik maupun mental, karena tugas seorang perawat sangatlah berat.
Perawat mempunyai tantangan yang besar dalam mengubah pola kehidupan
masyarakat yang mempunyai dampak negatif tehadap kesehatan masyarakat.
Tidak mudah mengubah pola pikir ataupun sosial budaya masyarakat.
Ditambah lagi tantangan konkret yang dihadapi perawat di pedesaan
adalah kemiskinan, pendidikan rendah, dan budaya. Karena itu, kemampuan
mengenali masalah dan mencari solusi bersama masyarakat menjadi
kemampuan dasar yang harus dimiliki perawat.
Untuk itu seorang perawat agar dapat melakukan pendekatan terhadap
masyarakat perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang
meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat
dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa,
kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
B. Keperawatan
Pada dasarnya, inti dari keperawatan adalah memberikan asuhan
keperawatan kepada orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan
kepada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari
keperawatan adalah untuk meningkatkan kesehata, pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit, serta pemulihan kesehatan. Sehingga bisa disimpulkan
bahwa keperawatan merupakan profesi yang mempunyai tujuan untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam menjalankan keperawatan digunakan ilmu
dan seni serta mnggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah yang
dijadikan

sebagai

pedoman

dalam

melaksanakan

praktek

keperawatan

profesional. Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dan
dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan
kesehatan.

Menurut American Nurses Association keperawatan adalah diagnosis dan


terapi respon manusia terhadap masalah - masalah kesehatan yang sifatnya aktual
atau potensial
Sedangkan menurut International Council Of Nurses keperawatan adalah
fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat, dengan penampilan
kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan atau penyembuhan (meninggal
dengan damai), hingga individu dapat merawat kesehatannya sendiri apabila
memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan
Adapun tujuan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Menunjang peningkatan fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan masyarakat, pusat pembinaan peran serta masyankat dan sebagai
pusat pelayanan kesehatan dalam mewujudkan kwalitas hidup yang lebih
baik. Kwalitas hidup yang lebih baik ini ditandai, antara.lain dengan:
2. Membantu masyarakat mengenal sedini mungkin masalah kesehatan dan
dapat menemukan serta menetapkan upaya penanggulangannya yang pada
akhirnya masyarakat mampu mandiri dalam mengatasi masalah kesehatannya.
3. Membantu dan mendorong masyarakat berperan serta dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatannya.
Sasaran dari pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga dan masyarakat sebagai suatu kesatuan sistem, Namun demikian sejalan
dengan pencapaian sasaran pembangunan di bidang kesehatan prioritasnya
diarahkan kepada bayi, anak balita dan ibu hamil.Telah disebutkan di atas bahwa
individu, keluarga dan masyarakat sebagai suatu kesatuan sistem. Ini berarti
pelayanan perawatan yang diberikan tidak hanya terbatas pada individu saja,
tetapi mencakup pula anggauta keluarga lainnya yang berada dalam keluarga
termasuk keluarga-keluarga disekelilingnya. Seperti dikelahui bahwa kesehatan
individu keluarga, sallng mempengaruhi terhadap kesehatan anggauta keluarga
lainnya.
Tepat kiranya motto "Health began at home". Sehubungan dengan sasaran
di atas, maka dalam menyelenggarakan pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat, perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1. Klien yang dilayani adalah "manusia" yang merupakan makhluk biopsikososio-kultural dan spiritual yang utuh dan unik. Ia mempunyai kebutuhan
yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Untuk itu
tenaga perawatan dalam menberikan pelayanan. harus memperlakukan
kliennya sebagai manusia seutuhnya dengan pendekatan komprehensif.
Tenaga perawatan harus mampu mengidentifikasi, mengkaji kebutuhan klien,
mengembangkan
keterbatasannya

kemampuannya

dan

menolong

dalam menggunakan sumber daya

untuk

mengatasi

guna memenuhi

kebutuhannya.
2. Klien beserta factor-faktor yang mempengaruhi kesehatannya yang dihadapi
oleh pelaksana pelayanan keperawatan tidak sama dan jarang berbentuk
kejadian yang berulang. Dengan demikian bagi tenaga keperawatan hal
tersebut akan merupakan pengalaman belajar secara terus menerus.
Kehidupan masyarakat merupakan pelaiaran dan pengalaman yang tiada
akhirnya dan selalu mempunyai ciri yang berbeda-beda. Untuk itu tenaga
keperawatan harus peka, tanggap, mampu dan tepat dalam menetapkan jalan
keluar untuk menanggulangi masalah yang dihadapi yang sulit diperkirakan
sebelumnya.
C. Hubungan Sosiologi bagi Keperawatan
Kehidupan manusia pada hakikatnya adalah sebuah sistem. Masingmasing aspek sebenarnya saling kait mengkait dan menunjukkan adanya proses
sebab-akibat, Sebagai contoh di suatu masyarakat sedang terjadi wabah peyakit
diare. Pertanyaannya adalah mengapa terjadi wabah penyakit tersebut?
Jawabnya : karena di daerah tersebut terjadi bencana banjir, sehingga penduduk
kesulitan air bersih dan fasilitas-fasilitas kebutuhan sehari-hari yang tidak sehat.
Timbul pertanyaan lagi, mengapa banjir? Karena hutan-hutan ditebangi, dan
begitu seterusnya, pertanyaan-pertanyaan yang terkait ruang dan waktu. Peristiwa
sosial ini juga dilatarbelakangi dan menimbulkan dampak dalam perawatg sosial,
ekonomi, etika dan moralitas.
Dengan ilustrasi contoh di atas bahwa setiap fenomena kehidupan manusia
itu sebenarnya menyangkut berbagai aspek yang saling terkait, ada yang langsung

dan ada yang tidak langsung. Pertanyannya adalah bagaimana penerapan konsep
sosiologi dalam keperawatan? Penerapan konsep sosiologi dalam keperawatan
menuntut seorang perawat komunitas berkemampuan berpikir matang untuk
menghadapi dan memecahkan masalah sosial yang berhubungan dengan
kesehatan di masyarakat, menyadari bahwa sakit adalah merupakan suatu
fenomena sosial, yaitu :
1. Sakit bukan hanya permasalahan masuknya bakteri, virus kedalam tubuh kita,
atau tidak berfungsinya organ-organ tubuh akaibat masuknya benda luar ke
dalam tubuh. Sakit juga memiliki implikasi sosial (person, 1951).
2. Penyakit merupakan pelepasan dari tekanan yang tak tertahankan, penyakit
membantu untuk menanggung kegagalan pribadi, sakit dapat digunakan untuk
memperoleh perhatian, masuk rumah sakit dapat dianggap sebagai liburan.,
penyakit dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial., penyakit dapat dijadikan
alat untk menghapus perasaan berdosa (Foster, 1986).
Masyarakat di dalam konsep sosiologi merupakan subyek dan sekaligus
obyek yang harus dipelajari. Sedangkan di dalam keperawatan maka masyarakat
merupakan sasaran pelayanan keperawatan. Cukup jelas bahwa ketika
menerapkan pelayan keperawatan kesehatan maka seorang perawat haruslah
memahami tentang konsep sosiologi sehingga dalam memberikan asuhan dapat
terlaksana secara optimal. Tujuan dengan dipelajarinya konsep sosiologi (Awan
Mutakim dalam Pendidikan Ilmu Sosial, Depdikbud, 1997/1998), adalah :
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan-keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang brkembang
di masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, kemudian mampu mengambil tindakan yang
tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri


sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun
masyarakat.
Karena sakit adalah merupakan salah satu fenomena sosial dan sakit juga
merupakan permasalahan dalam kesehatan maka tujuan dari dipelajarinya konsep
sosiologi di dalam Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut secara langsung dan tidak
langsung berlaku juga penerapannya di dalam kesehatan khususnya untuk
pelayanan keperawatan kesehatan.
Hubungan lain dari konsep sosiologi di dalam keperawatan, sosiologi
bermanfaat untuk dapat memberikan data sosial pada tahap-tahap perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi proses keperawatan. Begitu juga dalam perawatg
penelitian, sosiologi bermanfaat bagi perencanaan sistem komunikasi massa,
penerapannya, maupun penilaian proses tersebut.
Kegunaan lain dari sosiologi adalah membantu memecahkan berbagai
permasalahan sosial dengan menggunakan metode preventif dan represiv. Hal ini
sangat erat kaitannya dengan pendekatan keperawatan komunitas saat ini yaitu
pada pendekatan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif
dan rehabilitatif.
Dalam Proses interaksi dan komunikasi pada pasien kadang perawat
mengalami kendala dan gangguan yang dihadapi di karenakan karena perawat
merasa belum menguasai materi tentang kegiatan pelayanan yang memadukan
ilmu dan seni perawatan serta kesehatan masyarakat.
Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh
nilai yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan, di mana dengan
beragamnya masyarakat maka dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan
yang berbeda. Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi,
maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pelayanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat
yang memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan sehingga kondisi demikian akan singkat
mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.

Untuk dapat mempelajari keadaan masyarakat sudah barang tentu harus


mempelajari ilmu tentang kehidupan manusia, seperti sosiologi, antropologi dan
ekologi. Oleh sebab itu perawatan kesehatan masyarakat erat hubungannya
dengan ilmu-ilmu tersebut, disamping ilmu perawatan dan kesehatannya sendiri.

Das könnte Ihnen auch gefallen