Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
HUBUNGAN SOSIOLOGI
DENGAN KEPERAWATAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
MERI RAMADHANI
NIM : 1423501026
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
dengan
studi
sosiologinya
memberi
landasan
arah
dan
individu-individu
itu
dalam
hidupnya
di
masyarakat
selalau
2. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator
(penyampai) pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Komunikasi
berlangsung apabila seseorang menyampikan suatu stimulus (rangsang) yang
kemudian memeproleh arti tertentu yang dijawab (respon) oleh orang lain.
Komunikasi diartikan bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (bisa berupa pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau
sikap); dan perasaan-perasaan apa yang ingin disampikan oleh orang tersebut.
Orang tersebut kemudian memberikan respon/reaksi terhadap apa yang
disampaikan. Misalnya apabila seorang gadis menerima seikat bunga, secara
spontan ia akan mencium bunga tersebut; akan tetapi yang menjadi
pertanyaan dari gadis tersebut adalah siapa yang mengirim bunga tersebut,
dan apa yang menyebabkan dia mengirimkannya. Apakah bunga tersebut
dikirimkan sebagai tanda cinta, perhatian, untuk mendamaikan suatu
perselisihan, untuk peringatan hari ulang tahun, untuk memenuhi janji,
sebagai tanda simpati atas kesehatan seseoraang dll. Apabila gadis tersebut
tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka dia-pun tidak
tahu apa yang akan dilakukannya, dan selama itu juga belum terjadi
komunikasi.
Dalam komunikasi terjadi pula berbagai macam penafsiran terhadap
tingkah laku orang lain. Misalnya seulas senyum bisa ditafsirkan sebagai
keramahtamahan, sikap bersahabat. Lirikan bisa ditafsirkan bahwa mungkin
orang tersebut tidak senang atau malah sebaliknya menunjukkan ketertarikan.
3. Pendekatan Sosial dan Budaya
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan
manusia. Di era globalisasi sekarang ini dengan berbagai perubahan yang
begitu ekstrim menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial
budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan
masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan
di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan
budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan
sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan
praktek
keperawatan
profesional. Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival klien dan
dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif, dan preventif perawatan
kesehatan.
1. Klien yang dilayani adalah "manusia" yang merupakan makhluk biopsikososio-kultural dan spiritual yang utuh dan unik. Ia mempunyai kebutuhan
yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Untuk itu
tenaga perawatan dalam menberikan pelayanan. harus memperlakukan
kliennya sebagai manusia seutuhnya dengan pendekatan komprehensif.
Tenaga perawatan harus mampu mengidentifikasi, mengkaji kebutuhan klien,
mengembangkan
keterbatasannya
kemampuannya
dan
menolong
untuk
mengatasi
guna memenuhi
kebutuhannya.
2. Klien beserta factor-faktor yang mempengaruhi kesehatannya yang dihadapi
oleh pelaksana pelayanan keperawatan tidak sama dan jarang berbentuk
kejadian yang berulang. Dengan demikian bagi tenaga keperawatan hal
tersebut akan merupakan pengalaman belajar secara terus menerus.
Kehidupan masyarakat merupakan pelaiaran dan pengalaman yang tiada
akhirnya dan selalu mempunyai ciri yang berbeda-beda. Untuk itu tenaga
keperawatan harus peka, tanggap, mampu dan tepat dalam menetapkan jalan
keluar untuk menanggulangi masalah yang dihadapi yang sulit diperkirakan
sebelumnya.
C. Hubungan Sosiologi bagi Keperawatan
Kehidupan manusia pada hakikatnya adalah sebuah sistem. Masingmasing aspek sebenarnya saling kait mengkait dan menunjukkan adanya proses
sebab-akibat, Sebagai contoh di suatu masyarakat sedang terjadi wabah peyakit
diare. Pertanyaannya adalah mengapa terjadi wabah penyakit tersebut?
Jawabnya : karena di daerah tersebut terjadi bencana banjir, sehingga penduduk
kesulitan air bersih dan fasilitas-fasilitas kebutuhan sehari-hari yang tidak sehat.
Timbul pertanyaan lagi, mengapa banjir? Karena hutan-hutan ditebangi, dan
begitu seterusnya, pertanyaan-pertanyaan yang terkait ruang dan waktu. Peristiwa
sosial ini juga dilatarbelakangi dan menimbulkan dampak dalam perawatg sosial,
ekonomi, etika dan moralitas.
Dengan ilustrasi contoh di atas bahwa setiap fenomena kehidupan manusia
itu sebenarnya menyangkut berbagai aspek yang saling terkait, ada yang langsung
dan ada yang tidak langsung. Pertanyannya adalah bagaimana penerapan konsep
sosiologi dalam keperawatan? Penerapan konsep sosiologi dalam keperawatan
menuntut seorang perawat komunitas berkemampuan berpikir matang untuk
menghadapi dan memecahkan masalah sosial yang berhubungan dengan
kesehatan di masyarakat, menyadari bahwa sakit adalah merupakan suatu
fenomena sosial, yaitu :
1. Sakit bukan hanya permasalahan masuknya bakteri, virus kedalam tubuh kita,
atau tidak berfungsinya organ-organ tubuh akaibat masuknya benda luar ke
dalam tubuh. Sakit juga memiliki implikasi sosial (person, 1951).
2. Penyakit merupakan pelepasan dari tekanan yang tak tertahankan, penyakit
membantu untuk menanggung kegagalan pribadi, sakit dapat digunakan untuk
memperoleh perhatian, masuk rumah sakit dapat dianggap sebagai liburan.,
penyakit dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial., penyakit dapat dijadikan
alat untk menghapus perasaan berdosa (Foster, 1986).
Masyarakat di dalam konsep sosiologi merupakan subyek dan sekaligus
obyek yang harus dipelajari. Sedangkan di dalam keperawatan maka masyarakat
merupakan sasaran pelayanan keperawatan. Cukup jelas bahwa ketika
menerapkan pelayan keperawatan kesehatan maka seorang perawat haruslah
memahami tentang konsep sosiologi sehingga dalam memberikan asuhan dapat
terlaksana secara optimal. Tujuan dengan dipelajarinya konsep sosiologi (Awan
Mutakim dalam Pendidikan Ilmu Sosial, Depdikbud, 1997/1998), adalah :
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan-keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang brkembang
di masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, kemudian mampu mengambil tindakan yang
tepat.