Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Gangren pulpa adalah kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya,
Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel sebagian
besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali
oleh proses karies. Bila karies telah mengenai pulpa dan jaringan pulpa telah
mati , maka keadaan ini sering menyebabkan bengkaknya pipi oleh gigi gangren
yang tidak dirawat. Begitupun juga sisa akar
dapat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Karies
Seperti halnya enamel, dentin terdiri dari kalsium dan fospor tetapi dengan
proporsi protein yang lebih tinggi (terutama collagen). Dentin adalah suatu
jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma odontoblas.
Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya
bergantung kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh
karena itu dentin peka terhadap berbagai macam rangsangan, misal: panas dan
dingin serta kerusakan fisik termasuk kerusakan yang disebabkan oleh bor gigi.19
c. Cementum
Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya dengan
tulang.
d. Pulpa
Pulpa terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-urat
syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai dentin. Urat-urat syaraf ini
mengirimkan rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, di mana hal
ini dialami sebagai rasa sakit. Rangsangan yang membangkitkan reaksi
pertahanan adalah rangsangan dari bakteri (pada karies), rangsangan mekanis
(pada trauma, faktur gigi, preparasi kavitas, dan keausan gigi), serta bisa juga
disebabkan oleh rangsangan khemis misalnya asam dari makanan, bahan
kedokteran gigi yang toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin terjadi pada saat
preparasi kavitas/pengeboran gigi.
2.1.2. Definisi
Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang ada
dalam saliva.
2.1.3. Etiologi
Karies gigi disebabkan oleh 4 faktor/komponen yang saling berinteraksi
yaitu:
a) Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : Komposisi gigi,
morpologi gigi, posisi gigi, Ph Saliva, kuantitas saliva, kekentalan saliva.
2.2.
Gangren Pulpa
2.2.1. Definisi
Gangren Pulpa Adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati
sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga
jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian
besar ruang pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi
antigen sel-sel sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangrene
pulpa diawali oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur
gigi (email, dentin dan cementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikroorganisme) dalam dental plak. Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila
terdapat 4 faktor yang saling tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah
bakteri, karbohidrat makanan, kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan
gangrene pulpa dimulai dengan adanya karies yang mengenai email (karies
superfisialis), dimana terdapat lubang dangkal, tidak lebih dari 1mm. selanjutnya
proses berlanjut menjadi karies pada dentin (karies media) yang disertai dengan
rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa terangsang oleh suhu dingin atau
makanan yang manis dan segera hilang jika rangsangan dihilangkan. Karies dentin
kemudian berlanjut menjadi karies pada pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis.
Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1mm. pada pulpitis terjadi peradangan
kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh darah, dan pempuluh limfe, sehingga
timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses karies berlanjut dan mencapai bagian
yang lebih dalam (karies profunda). Maka akan menyebabkan terjadinya gangrene
pulpa yang ditandai dengan perubahan warna gigi terlihat berwarna kecoklatan
atau keabu-abuan, dan pada lubang perforasi tersebut tercium bau busuk akibat
dari proses pembusukan dari toksin kuman.
Gangren pulpa adalah nama lain dari nekrosis pulpa. Gangren pulpa
merupakan kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya, bisa disebabkan
oleh 2 hal yaitu trauma (benturan) atau karies (lubang gigi) yang menjalar.
Gangren pulpa dapat terjadi parsialis atau totalis. Ada 2 tipe gangren pulpa, yaitu:
1. Tipe koagulasi
Pada tipe ini ada bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadi
bahan yang padat.
2. Tipe liquefaction
Pada tipe ini, enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan
yang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil
akhir berupa H2S, amoniak, bahan-bahan yang bersifat lemak, indikan, protamain,
air dan CO2. Diantaranya juga dihasilkan indol, skatol, putresin dan kadaverin
yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bila pada peristiwa
nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob, maka kematian
pulpa ini disebut gangren pulpa.
2.2.2. Etiologi
Nekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang bervariasi, pada
umumnya disebabkan keadaan radang pulpitis yang ireversibel tanpa penanganan
atau dapat terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang mengganggu suplai
aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis dari pulpa dicairkan atau
dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa jam pulpa yang
mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.
2.2.3. Patofisiologi
Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblast;
memiliki kemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu kemampuan
untuk mengadakan pemulihan jika terjadi peradangan. Akan tetapi apabila terjadi
inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari radang
jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis pulpa. Hal ini
sebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan atau
penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang meradang semakin
berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya.
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya infeksi bakteria pada
jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa dengan
lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct pulpal exposur.
Hal ini memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang
pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada
pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam
pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Dentinal tubules dapat
terbentuk sebagai hasil dari operative atau restorative procedure yang kurang baik
atau akibat restorative material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena
fraktur pada enamel, fraktur dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari dentinal
tubules inilah infeksi bakteri dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan
peradangan. Sedangkan direct pulpal exposure bisa disebabkan karena proses
trauma, operative procedure dan yang paling umum adalah karena adanya karies.
Hal ini mengakibatkan bakteria menginfeksi jaringan pulpa dan terjadi
peradangan jaringan pulpa.
Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat
menyebabkan nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu.
Pada dasarnya prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam
pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi dapat
menyebabkan obstruksi pembuluh darah utama pada apek dan selanjutnya
mengakibatkan terjadinya dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. Dilatasi
kapiler pulpa ini diikuti dengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa.
Karena kekurangan sirkulasi kolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia
infark sebagian atau total pada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap
inflamasi rendah.
2.2.4. Manifestasi klinis
Gejala pada gangrene pulpa bisa terjadi tanpa keluhan sakit, dalam
keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat berwarna
kecoklatan atau keabu-abuan. Pada gangren pulpa dapat disebut juga gigi non
vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test
(tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi
tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan
benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut
yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.
2.2.5. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (ekstra
oral dan intra oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
a. Karies profunda (+)
b. Pemeriksaan sonde (-)
c. Dengan menggunakan ujung sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa
kali kedalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.
d. Pemeriksaan perkusi (-). Dengan menggunakan ujung sonde mulut
yang bulat, diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-). Pasien
tidak merasakan sakit.
e. Pemeriksaan penciuman
Dengan menggunakan pinset, ambil kapas lalu sentuhkan pada gigi
yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan tercium bau
busuk dari mulut pasien
f. Pemeriksaan foto rontgen
Terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan terlihat juga rongga
pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium memperlihatkan
penebalan.
Gangren Pulpa
Pemeriksaan sonde (-)
Periodontitis
Pemeriksaan sonde (-)
10
2.2.6. Penatalaksanaan
1.
atau disebut juga abses periapikal / periradikuler akut adalah adanya suatu
pengumpulan pus yang terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar gigi
setelah gigi nekrosis. Biasanya pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan
keluar dari saluran akar ketika kamar pulpa di buka.
Perawatan abses alveolar akut mula-mula dilakukan buka kamar pulpa
kemudian debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran
akar secara sempurna bila waktu memungkinkan. Lakukan drainase untuk
meredakan tekanan dan nyeri serta membuang iritan yang sangat poten yaitu pus.
Pada gigi yang drainasenya mudah setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi
harus dibatasi hanya di dalam sistem saluran akar. Pada pasien dengan abses
periapikal tetapi tidak dapat dilakukan drainase melalui saluran akar, maka
11
12
BAB 3
KESIMPULAN
Gangren pulpa adalah kematian jaringan pulpa sebagian atau seluruhnya
sebagai kelanjutan proses karies atau trauma. Dapat terjadi karena kematian
jaringan pulpa dengan atau tanpa kehancuran jaringan pulpa. Gambaran klinis
yang sering ditemui adalah jaringan pulpa mati, lisis dan berbau busuk.
Periodontitis merupakan diagnosis banding dari karies profunda non vitalis atau
gangrene pulpa, dimana pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi non vital,
sondase (-), dan perkusi (-/+).Tindakan yang dilakukan pada gangren pulpa yaitu
ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan menjadi non-vital
(gigi mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi.
13
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
tanggal 22-05-14
FKG UI,. 2010,. Karies,. Tersedia di: http://lontar.ui.ac.id/Topical-
3.
4.
tanggal26-05-2014.
Gangren Pulpa,. Tersedia di: http://www.enzim.com/gangren-pulpa
5.
di