Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NAVSTAR GPS
Pengantar
Proyek NAVSTAR Global Positioning System direalisasikan oleh departemen
Pertahanan
Amerika
Serikat
sebagai
penerus
proyek-proyek
sejenis.
Konstelasi sistem ini terdiri dari 24 satelit yang terbagi ke dalam 6 bidang
orbit. Satelit-satelit (tinggi orbit, periode orbit, sudut inklikasi orbit, jumlah
satelit dan jarak antar satelit) ini disusun sedemikian rupa, sehingga secara
teoretis setiap orang yang membawa receiver yang berlokasi dimanapun di
permukaan bumi dapat menerima sinyal-sinyal yang berasal dari 4 hingga 10
satelit GPS, masih ada ukuran lebih untuk menentukan posisi 3 dimensi (plus
waktu).
Segmen-Segmen Dasar
Sebagaimana pada umumnya sistem penentuan posisi dan navigasi yang
berbasiskan satelit, sistem GPS terdiri dari 3 segmen dasar yaitu angkasa
(kumpulan satelit), pengendali sistem (sistem monitoring) dan pengguna
(receiver, antenna, computer, perangkat lunak, dan sejenisnya).
Segmen angkasa terdiri dari satelit-satelit GPS itu sendiri. Satelit yang
terbagi ke dalam beberapa blok ini mengorbit dengan ketinggian 20.200km
pada 6 bidang orbit, inklinasi 55 o terhadap ekuator, dan periode orbit 11 jam
58 menit. Segmen ini pada dasarnya bertugas untuk mwngirimkan sinyalsinyal satelit yang dapat diproses sedemikian rupa hingga menghasilkan
kordinat-koordinat dimana receiver GPS (pengguna) berada.
Segmen pengendali sistem terdiri dari beberapa stasiun pemantau yang
lokasinya tersebar di permukaan bumi : 5 monitor station (Hawaii, Kwajalein,
Modul 10 Basis Data Spasial 1
tersebut dari
yang sama (keduanya selesai membuat kode yang sama pada saat yang
sama, t2).Perbedaan waktu (
t=t 3t 2
dibuat oleh receiver dan satelit (saat t 2), dengan saat kode yang sama
diterima oleh receiver dari satelit (saat t 3) adalah waktu perjalanan sinyal
satelit GPS.
Kode-kode yang dibuat oleh sistem GPS tidak terdiri dari bilangan sederhana.
Sebagai
gantinya,
baik
satelit
GPS
maupun
receiver
menggunakan
yang
sesuai
dengan
menghasilkan
nilai
potensi
panjang
akurasi
gelombangnya
yang
berbeda.
tentu
Selain
saja
akan
dengan
memperhitungkan kodenya (C/A atau P), informasi jarak yang sama juga bisa
diperoleh dengan memperhatikan carrier (menghasilkan jarak fase). Cara
yang terakhir ini bahkan sangat berpotensi untuk menghasilkankaurasi yang
jauh lebih baik.
Modul 10 Basis Data Spasial 3
Selain membawa kedua jenis kode di atas, kedua carrier ini juga membawa
data (navigation message) dengan kecepatan 50 bit per detik. Data ini
berisi : telemetri, informasi sinkronisasi, jalan saatelitdan parameterer
ephemeris (broadcast),almanac, delay ionosfir,
Diferensial
Pada metode ini, penentuan koordinat suatu titik baru, dimana di
atasnya terdapat receiver GPS , juga dibantu dengan keberadaan satu
receiver lainnya yang terletak di atas titik yang koordinat definitifnya
telah diketahui (master). Pada metode ini, sesi pengamatan yang
dilakukan pada saat yang sama dapaqat mengeliminasi beberapa bias
atau kesalahan yang pada gilirannya akan meningkatkan akurasi dan
presisi
data
ukurannya,
data
yang
akurat
dan
presisi
akan
menyebabkan koordinat yang akurat dan presisi pula. Metode ini dapat
dilakukan
baik
dengan
cara
static
(diam)
maupun
bergerak
, receiver master
Metode Lainnya
Metode yang dimaksud adalah metode pengamatan diferensial yang
tidak real-time, tetapi post-processing.
dalam
beberapa
sub-sub
metode
statis,
stop-and-go,
pseudo-
juga
tidak
kesalahan.
Kesalahan-kesalahan
pada
pengamatan
(jarak-jarak)
GPS
ini
dapat
Data ephemeris
Kesalahan ini terjadi ketika blok data GPS (navigation message) yang
bersangkutan tidak berisikan informasi lokasi satelit yang akurat.
Karena kesalahan ini berakibat pada prediksi koordinat satelit GPS,
maka besar kesalahannya akan terus bertambah (sesuai dengan
berjalannya waktu) sejak diunggahnya koreksi (koordinat) terakhir dari
stasiun control (monitoring) yang terletak di permukaan bumi.
Sebagian gangguan SA (Selective Availability-metode yang diterapkan
untuk memproteksi ketelitian posisi absolut tinggi secara real time)
juga mengakibatkan kesalahan pada kelas ini, dimana metode tersebut
yang sengaja dijalankan oleh pihak pengelola sistem ini akan
mempengaruhi eksalahan waktu (jam) satelit dan data ephemeris
satelit.
jam
(waktu)
satelit.
Kesalahan
jam
satelit
akan
Ionosfir
Kesalahan ini disebabkan oleh keberadaan electron-elektron bebas
yang beterbangan di lapisan ionosfir yang menyebabkan sinyal-sinyal
GPS tidak berjalan dengan kecepatan cahaya sebagaimana di dalam
ruang vakum pada saat melalui lapisan ini. Modulasi sinyal-sinyal GPS
akan mengalami perlambatan (pseudo-range hasil konversi kode-kode
C/A dan P akan lebih panjang dari semestinya) begitu melalui lapisan
ini, sementara fase-fase frekuensi radio gelombang pembawa carrier
Modul 10 Basis Data Spasial 7
Troposfir
Kesalahan ini juga merupakan deviasi kecepatan sinyal-sinyal GPS dari
kecepatan cahaya di ruang hampa ketika melalui lapisan troposfir. Baik
sinyal kode maupun fase gelombang pembawa akan mengalami
perlambatan (jarak hasil hitungan lebih panjang dari semestinya) yang
sama besar pada lapisan ini.
Multipath
Kesalahan ini disebabkan oleh masuknya sinyal-sinyal GPS ke antenna
receiver yang tidak langsung dari satelit, tetapi berasal dari pantulanpantulan benda benda di sekelilingnya.
Receiver
Kesalahan ini disebabkan oleh keterbatasan komponen receiver (yang
sefungsi dengan model) dalam mengunci channel (satelit GPS yang
ditelusuri).
Akurasi data
Bergantung pada tipe data yang digunakan, kualitas receiver, level
kesalahan dan bias.
Geometri satelit
Bergantung pada jumlah satelit, lokasi dan distribusi satelit, lamanya
sesi pengamatan.
Metode penentuan posisi
apakah
secara
real-time,
post-
Diferensial
Keterangan
Standar, SA aktif (ON)
Standar, SA non-aktif (OFF)
Teliti dengan anti-spoofing
Differential code
Carrier-smoothed code
Ambiguity-resolved
carrier
Ketelitian
50 m
20 m
8m
5m
1m
5 cm
phase
Static survey (carrier phase)
3 mm
Referensi :
Materi diambil dari buku :
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar.
Bandung : Informatika.