Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Istilah "sistem" berasal dari bahasa Yunani "Systema" yang mempunyai pengertian :
a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Jadi, dengan kata lain istilah "systema" itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen
yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan. (Sumber: Tatang M.
Amirin,
Drs.).
Sedangkan pengertian "sistem sosial", menurut Jabal Tarik Ibrahim dalam bukunya Sosiologi
Pedesaan, adalah sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang mempunyai hubungan timbal
balik relatif konstan. Hubungan sejumlah orang dan kegiatannya itu berlangsung terus menerus.
Dari
tiga
hal
di
atas
terdapat
tiga
hal
pokok,
yaitu
:
a.
Dalam
setiap
"sistem
sosial"
ada
sejumlah
orang
dan
kegiatannya.
b. Dalam sustu "sistem sosial", orang-orang dan atau kegiatan-kegiatan itu berhubungan secara
timbal-balik.
c. Hubungan yang bersifat timbal-balik dalam suatu "sistem sosial" bersifat konstan.
Dari uraian tadi menunjukkan bahwa "sistem sosial" merupakan kesatuan yang terdiri dari
bagian-bagian
(elemen
atau
komponen),
yaitu
:
a.
orang
dan
atau
kelompok
beserta
kegiatannya.
b. Hubungan sosial, termasuk di dalamnya norma-norma, dan nilai-nilai yang mengatur
hubungan
antar
orang
atau
kelompok
tersebut.
"Sistem sosial" merupakan ciptaan dari manusia, dalam hal ini "sistem sosial" terjadi karena
manusia adalah makhluk sosial. Ada beberapa hal yang membuat manusia menciptakan "sistem
sosial",
antara
lain
karena
:
a. Manusia mempunyai kebutuhan dasar biologi tertentu seperti pangan, papan, sandang dan
seks.
b. Untuk memuaskan kebutuhan ini, manusia tergantung pada organisasi-organisasi
kemasyarakatan.
c. Kenyataan di atas menciptakan kebutuhan-kebutuhan lain, yaitu kebutuhan sistem pada diri
individu.
d. Pada akhirnya manusia berusaha untuk memaksimumkan kepuasan dari kebutuhan dirinya.
"Sistem sosial" mempengaruhi perilaku manusia, karena di dalam suatu "sistem
sosial" tercakup pula nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan aturan perilaku anggotaanggota masyarakat. Dalam setiap "sistem sosial" pada tingkat-tingkat tertentu selalu
mempertahankan batas-batas yang memisahkan dan membedakan dari lingkungannya ("sistem
sosial"
lainnya).
Selain
itu,
di
dalam
"sistem
sosial"
mempertahankan upaya pemenuhan kebutuhan hidup dari dalam masyarakat desa sendiri.
Dalam masyarakat desa, jumlah kelompok atau kesatuan-kesatuan "sosial" tidak hanya satu.
Oleh karena itu seorang warga masyarakat dapat menjadi anggota berbagai kelompok atau
kesatuan "sosial" yang ada. Misalnya atas dasar kekerabatan, tempat tinggal, agama, politik dan
lain-lain.
(Sumber:
Jabal
Tarik
Ibrahim).
Pengikut
Blog Archive
2009 (130)
2010 (110)
o Januari (31)
Jan 01 (1)
Jan 09 (4)
Jan 10 (1)
Jan 11 (1)
Jan 15 (1)
Jan 16 (3)
Jan 19 (2)
Jan 20 (2)
Jan 21 (1)
Jan 23 (3)
Jan 27 (1)
Jan 28 (1)
Jan 29 (7)
Jan 30 (2)
Jan 31 (1)
o Februari (7)
o Maret (17)
o April (7)
o Mei (14)
o Juni (18)
o Juli (3)
o September (1)
o November (5)
o Desember (7)
2011 (255)
2012 (281)
2013 (117)
2014 (30)
2015 (39)
About Me
Laely Widjajati