Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Blok 18
Reproduksi system
Tutorial 9
Ica Trianjani S
20100310010
Sadar Santoso
20100310012
Rheza Tuszakka
20100310162
Gigih Parditha
20100310035
Dini Pratiwi
20100310163
Tea Febriana
20100310171
Yeyen Gustina
20100310199
Rafika Agustine
20100310054
Raudah Ridhayani
20100310215
Shintia Eka
20100310074
Scenario
Trigger 1:
A 36-year-old woman (G2P1A0) 37 weeks of gestation admitted to Emergency room with her
husband because she feel leakage of fluid from vagina since 1 hours ago, she denies abdominal
contraction and bloodyshow; the fetal movement was normal. She had been complained leukorea
since 2 weeks. She has a history of preterm spontaneus vaginal delivery
Trigger 2:
Vital Sign: HR 85, BP 130/82, Temp. 98.7, RR 18. All reflexes are checked and are intact. No
edema is present. Patient denies any uterus tenderness. Fetal Heart Rate is present with a rate 130
bpm and the patient states she felt the babys last movement. On abdominal exam The fundal
height is 32cm and no contraction. On leopolds manuver the fetus is single, found to be cephalic
presentation and the the head has entered in the pelvis inlet. Inspeculo exam demonstrated that
there was amniotic fluid came out from the OUE. A fern test is ordered and comes back as
positive. Results of the nitrasin test: red to blue laksmus
Tigger 3:
8 hours later, her cervical exam demonstrated that bishop score is 4, the ObGyn doctor decided
to induction of labor with prostaglandin. Seven hours after induction, monitoring of the fetal
heart rate show that there was deceleration until 90 beat/minute and there was meconium in
amniotic fluid
Unfamiliar Terms
- Leukorrhea (fluor albus atau keputihan) cairan yang keluar dari saluran genetalia wanita
yang bersifat berlebihan dan bukan merupakan darah. Menurut kamuskedokteran Dorlan
leukorrhea adalah sekret putih yang kentalkeluar dari vagina maupun rongga uterus.
Walaupun arti katalekore yang sebenarnya adalah sekret yang berwarna putih, tetapi
sebetulnya warna sekret bervariasi tergantung penyebabnya. Lekore bukan penyakit
melainkan gejala dan merupakan gejala yang sering dijumpai dalam ginekologi.
Problem Definitions
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kenapa keluar cairan dari vagina sejak 1 jam yang lalu? Apa yang terjadi?
Mengapa terjadi leukorea pada pasien ini ?
Bagaimana intepretasi dari pemeriksaan pasien ini?
Bagaimanakah arti dari tes bishop pada pasien tersebut?
Dihubungkan dengan gejala, DD apa yang terkait?
Pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit ini?
Dari tanda dan gejala yang ada, diagnosis apa yang paling mendekati?
Kenapa keluar cairan dari vagina sejak 1 jam yang lalu? Apa yang terjadi?
Salah satu tanda-tanda persalinan, keluar cairan dari vagina ini terjadi akibat
pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan
kecil. Dengan Kode pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24
jam. Air ketuban adalah sejenis cairan yang mengisi atau mengelilingi buah hati anda pada
saat berada dalam kandungan anda. Fungsi utama dari air ketuban ini sebnarnya adalah
seperti kantung udara yang menjaga bayi anda dari dalam. Namun, ada banyak fungsi
fungsi lain yang dapat dilakukan oleh aiur ketuban. Fungsi yang pertama air ketuban pada
saat anda mengalami kehamilan adalah menjaga goncangan yang didapatkan bayi dari luar.
Cairan yang sebenarnya merupakan sebuah hasil dari tumbuh kembang metabolisme bayi
ini dapat menjadi semacam penghalang fisik terhadap benturan langsung dari luar. Karena
berbentuk cair, maka bisa dikatakan bahwa cairan ketuban merupakan semacam shock
absorber yang baik yang dimiliki oleh tubuh untuk melindungi bayi anda. Walaupun sudah
mempunyai air ketuban adalam janin anda, namun sangat disarankan bagi setiap ibu hamil,
terutama bagi mereka yang sudah memasuki usia kehamilan lanjut, untuk sangat menjaga
sang buah hati darfi segala goncangan atau goncangan meskipun itu hanya goncangan kecil
untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan nantinya. Hal ini karena meskipun
air ketuban bisa menjadishock absorber namun daya serap terhadap goncangan dari luar
sangat terbatas. Disarankan untuk para ibu yang menaiki kendaraan bermotor agar
menghindari jalan-jalan yang berlubang yang bisa menimbulkan goncangan.
Selain itu, air ketuban juga berfungsi sebagai semacam cairan yang bisa
menyalurkan zat-zat antara ibu dan bayi. Sebagian dari anda mungkin sudah banyak yang
tahu bahwa plasenta yang emnghubungkan bayi dan sang ibu merupakan jalan masuk
untuk zat-zat seperti makanan dari ibu ke bayinya. Namun ternyata, air ketuban juga bisa
menjadi jalan penghubung antara zat yang dimiliki oleh ibu dan kemudian disalurkan ke
bayinya. Namun, zat-zat yang dislaurkan melalui air ketuban jumlahnya jauh lebih sedikit
2.
Banyak epitel.
Jarang ditemukan leukosit.
Kelainan Endokrin Atau Hormone
Disini pada saat hamil atau terjadi perubahan hormonal, terjadi suasana asam
menjadi basa sehingga mengakibatkan banyak ibu hamil mendapat jamur. Apabila ini
tidak segera diobati maka akan menyebabkan ketuban pecah dini.
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa
dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita
sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun
mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar
dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks,
yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis
antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH
vagina dan hasil metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen
peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel
vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang
menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida
sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel
ragi akan berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang
mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas,
penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak
terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang
tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat
kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral
menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media
bagi pertumbuhan jamur. Candida albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH
5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi.
3.
:85
c. TD
d. T : 38,7 naik
e. RR
f. DJJ
: 18
:130 normal
Fundus Uteri
j.
Fern tes
5.
Diagnosis
ada
kadang ada
kemungkinan
Ketuban pecah
dini
Amnionitis
-Perdarahan pervaginam
sedikit
-Gatal
-Keputihan
-Nyeri perut
-Perdarahan pervaginam
sedikit
-Nyeri perut
-Gerakan janin berkurang
-Perdarahan banyak
-Pembukaan servik
-Pendataran servik
-Ada his
Infeksi Vaginitisf
Servicitis
Perdarahan
antepartum
Awal persalinan
Diagnosis Banding dalam kasus KPD mencakup kemungkinan inkontinensia urin. Tetapi untuk
membedakannya karena urin biasanya asam, perbandingan pH urin dan pH vagina membantu
dalam membedakan.
6. Pemeriksaan untuk mendiagnosis:
a. Pemeriksaan Fisik
Umum: Suhu normal kecuali ada infeksi
Abdomen: Uterus lunak dan tidak nyeri tekan. Tinggi fundus harus diukur dan
dibandingkan dengan tinggi yang diharapkan menurut hari haid terakhir.
Pelvis: Pemeriksaan speculum steril pertama kali dilakukan untuk memeriksa adanya
cairan amnion dalam vagina
Hasil inspekulo:
-
Uji kertas nitrazin positif: kertas berwarna mustard emas yang sensitive terhadap
pH ini akan berubah warna menjadi biru gelap jika kontak dengan bahan bersifat basa.
7.
Pada ibu dengan ketuban pecah dini, pembukaan akan terganggu dan terhambat
sementara janin mudah kekeringan karena pecahnya selaput amnion tersebut, maka Janin
harus segera untuk dilahirkan atau pengakhiran kehamilan harus segera dilakukan.
Akibat persalinan yang lama terjadi pula penekanan yang lama pada janin dijalan
lahir, dan jika terjadi fetal distress menginkibatkan untuk melakukan persalinan atau
ekstraksi vacum dan cuna, atau terjadi asphyxia akibat penekanan yang lama pada jalan
lahir inipun mengakibatkan iskhcmia pada jalan lahir dan akhirnya terjadi nekrosis
jaringan. Hal ini beresiko terhadap cidera pada ibu dan janin, dan juga beresiko tinggi
terhadap infeksi
Gambaran klinik
Gejala dan tanda yang selalu ada adalah keluarnya cairan amnion/ketuban melewati vagina.
Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada.
Ketuban pecah tiba-tiba
Cairan tampak di introitus
Tidak ada his dalam 1 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Tes lakmus (tes nitrazin)
Akan menandakan keadaan alkali pada cairan amnion. Sekresi vagina apada wanita
hamil mempunyai pH antara 4,5 5,5 sedangkan cairan amniom mempunyai pH 7
7,2
Jika hasil tes negati (tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus) maka selaput
membran tidak ruptur
Jika hasil tes positif (terjadi perubahan warna kertas lakmus merah menjadi biru)
berarti terjadi ruptur selaput membran
Bisa terjadi positif palsu, jika terdapat atau bercampur dengan urin, darah dan
pemberian antiseptik
b. Ferming/tes pakis
Yaitu dengan meletakkan sedikit cairan amnion diatas gelas kaca, kemudian
tambahkan sedikit klorida dan protein. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan
kristas cairan amnion dan gambaran daun pakis.
c. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum
uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering
terjadi kesalahn pada penderita oligohidromnion.
Diagnosa
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada
klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat
menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya
ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara :
Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak
putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau
Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar
dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan
ketuban pada forniks posterior
USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion
Terdapat infeksi genital (sistemik)
Gejala chorioamnionitis