Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
5.1.
5.1.1.
68
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
yang menggunakan produk energi listrik juga harus terjamin keselamatan dan
kesehatannya.
Upaya menegakkan keselamatan dan kesehatan kerja memang bukan kegiatan
meningkatkan keuntungan, tetapi upaya memanusiakan manusia dan membatasi
dan atau memperkecil kerugian dampak kecelakaan.
Yang bertanggungjawab melaksanakan tegaknya keselamatan dan kesehatan
kerja ialah : manajemen, atasan pekerja, dan pekerja itu sendiri.
Dengan terjaminnya keselamatan dan kesehatan, berarti terciptanya safe
production , yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat.
5.1.2.
Pengertian.
Keselamatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi terjadinya
kecelakaan di tempat kerja yang mana dapat mengakibatkan kerugian, baik
jiwa/raga dan atau harta. Sedangkan kesehatan kerja mengatur segala upaya guna
mencegah/mengurangi sakit akibat melaksanakan kerja.
Dalam Undang-undang ini No. 1 tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat kerja
ialah segala tempat dimana :
a. Tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
suatu usaha dan,
b. Dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana dirinci
dalam pasal 2;
c. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut.
Dan selanjutnya bahwa tiap tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat
keselamatan kerja seperti diurai pada pasal 3. yakni :
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
69
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5.1.3.
70
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5.1.4.
5.1.5.
71
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5.1.6.
Kecelakaan Kerja
a. Pengertian Kecelakaan Kerja.
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena
hubungan kerja, dan kemungkinan disebabkan oleh bahaya yang ada
kaitannya dengan pekerjaannya.
Sedangkan kecelakaan dinas ialah kecelakaan yang terjadi karena hubungan
kerja, baik karena pekerjaan langsung ataupun dalam perjalanan menuju
tempat kerja sampai kembali ke rumah melalui jalan normal.
b. Proses Kecelakaan.
Kecelakaan ialah suatu insiden yang terjadi karena adanya bahaya dan dapat
mengakibatkan kerugian berupa jiwa/raga, harta, dan ataupun efisiensi
perusahaan.
Urutan proses terjadinya kecelakaan :
Kultur
Lingkungan
-Budaya kerja
- Pola pikir
- Manajemen
Sebab
dasar
visi dan misi
kurang
mendukung
Bahaya
- Unsafe act
- Unsafe
condi-tion
- Miss
manajemen
Insiden
- Kecelakaa
n
- Near
misses
Kerugian
-Jiwa/raga
- Harta
- Efisiensi
Kultur Lingkungan.
Kultur lingkungan, dalam hal ini berupa :
72
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
serta
perhatian
puncak
dan
menengah
akan
Akan membentuk visi dan misi yang lebih realistis untuk tercapainya safe
production.
Bahaya.
Tidak setiap bahaya mengakibatkan kecelakaan. Tapi kecelakaan terjadi
karena ada bahaya, baik itu berupa :
73
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bising.
Insiden.
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bias berbentuk kecelakaan
ataupun near misses yang dapat merugikan. Kerugian dapat berbentuk
cidera/tewas, rusaknya barang / material, dan ataupun menurunnya
efisiensi produksi.
Contoh kecelakaan :
Contoh near miises :
1
10
30
600
meninggal
Kerugian.
74
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
(penghasilan)
karena
Biaya
inventasi
yang
telah
dikeluarkan
untuk
(pembinaan,
5.1.7.
Dll.
75
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
76
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
b.
Waktu maksimum
( detik )
5
1
0,5
0,2
0,1
0,05
0,03
Keterangan
Waktu Maks.
( detik )
10
2
0,2
0,1
Keterangan
77
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
c.
0,7
0,7 2
28
8 20
20 50
Lokasi pemasangan
Jalan umum
Bukan jalan umum
Halaman rumah
Penghantar
udara telanjang
5 meter
5 meter
5 meter
Penghantar udara
berisolasi
5 meter
4 meter
3 meter
Jarak bebas (minimum) antara SUTT dan SUTET dengan tanah dan
benda lain.
No
Lokasi
SUTT
66 kV
150 kV
(m)
(m)
SUTET 500 kV
Sirkit
Sirkit
ganda tunggal
(m)
(m)
78
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5.1.8.
Jalan raya
7,5
10
11
15
15
3,5
4,5
8,5
8,5
12,5
13,5
14
15
3,5
4,5
8,5
8,5
8,5
8,5
15
15
8,5
8,5
8,5
8,5
79
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pelengkap
Peraturan-peraturan.
Penjelasan-penjelasan.
Instruksi kerja.
Tanda-tanda peringatan.
Pengawasan, dll.
Kegunaan / Pemakaiannya
Melindungi batok kepala terhadap tertumbuk/
kejatuhan benda dari atas .
Melindungi muka dan mata waktu mengelas
80
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
listrik.
Pelindung muka.
Pelindung mata.
Kacamata las .
Kacamata karet.
10
11
12
13
14
15
Kerja
ringan
:
menyemprot, dsb.
16
17
Sarung tangan.
18
19
20
21
Pelindung lengan.
Sepatu karet panjang hitam.
hangat
mengecat,
garam,
81
asam
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5.2.
22
Sepatu keselamatan.
23
24
25
26
Jaring keselamatan.
27
28
29
Schakel stock
30
Tester Tegangan
31
5.2.1. Pengertian
Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja
yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat
Protap.
SOP Pemeliharaan
distribusi berarti ketentuan tentang prosedur / langkah
langkah kerja untuk memelihara distribusi pada Gardu Induk, Gardu Hubung dan
Gardu Distribusi.
82
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
prosedur
83
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Distribusi
84
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Perkakas kerja
Alat Ukur
Material / bahan
Prosedur Komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait dengan dari mulai
persiapan pemeliharaan, saat pemeliharaan sampai pelaporan pekerjaan.
Peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau handytalky ( HT ) dengan menggunakan bahasa yang sudah distandarkan.
Penyimpangan terhadap ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan terjadinya
gangguan operasi bahkan kecelakaan kerja.
Prosedur Langkah-langkah Kerja
Berisi tentang urutan dalam melaksanakan pekerjaan di lokasi pengoperasian
kubikel, mulai dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan
pekerjaan sampai pelaporan pekerjaan.
Setiap langkah dilaksanakan secara berurutan sesuai tertulis di SOP.
Penyimpangan terhadap langkah-langkah tersebut dapat menyebabkan kegagalan
pemeliharaan bahkan dapat terjadi kecelakaan kerja.
Hasil Pemeliharaan harus dilaporkan ke Pengatur Distribusi / Piket Pengatur dan
melaporkan secara lisan guna memutuskan dioperasikannya kembali dan
melaporkan secara tertulis setelah pelaksanaan dilokasi selesai.
Struktur jaringan
85
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SOP
DINAS GANGGUAN
JTM 20 KV
BAGI PENGAWAS (LEVEL 2)
PETUGAS :
1. Pengawas Lapangan 1 orang
2. Pengemudi 1 orang
KOORDINASI :
1. Piket UPJ
2. Pelaksana Lapangan
PERALATAN KERJA :
1. Megger Isolasi 5000 Volt
2. Megger Pentanahan / Earth Tester
3. Tester Tegangan 20 kV
4. Tool set
5. Radio Komunikasi ( 1 bh Handy Talky dan base di kendaraan)
PERLENGKAPAN K3:
1. Pakaian Kerja
2. Helm pengaman
3. Sepatu alas karet Isolasi Tahan 24 kV
4. Sarung tangan Karet Isolasi Tahan 24 kV
5. Sarung tangan kulit
Tangga fibre/ Aluminium
86
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
MATERIAL :
PROSEDUR KERJA :
1. Dasar pelaksanaan pekerjaan adalah atas laporan dari pelanggan
2. Kendaraan Pelayanan selalu dalam keadaan siap dengan perlengkapan sesuai
standar diatas.
3. Petugas Pelayanan selalu dalam keadaan siap diruang pelayanan gangguan
dengan pakaian kerja
4. Setelah mendapat laporan petugas menuju lokasi gangguan
5. Lakukan koordinasi dengan piket UPJ
6. Lakukan prosedur pengamanan/pemadaman jaringan TM
7. Lakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pelaksana
8. Lakukan koordinasi dengan piket UPJ
9. Normalkan tegangan
10. Pembuatan Laporan tertulis .
LANGKAH KERJA :
Penanganan Gangguan SUTM 20 kV
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
87
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
10.
11.
12.
13.
14.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
88
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Cara Kedua :
1. Lakukan pemeriksaan peralatan kerja, K-3 dan material kerja
2. Indikasi Gangguan PMT Gardu Induk trip
3. Gunakan perlatan K-3
4. Petugas menuju gardu tengah pada penyulang tersebut
5. Buka PMS incoming, PMS outgoing dan PMS beban.
6. Yakinkan Pisau-pisau PMS sudah dalam keadaan terbuka
7. Lakukan koordinasi dengan piket UPJ
8. Minta penormalan tegangan dari Gardu Induk sampai dengan PMS incoming
gardu tengah
9. Bila tegangan masuk dengan normal, indikasi gangguan antara gardu tengah
kearah ujung/GH.
10. Lakukan penelusuran seperti cara 1 kearah gardu hubung.
11. Bila tegangan dari Gardu Induk tidak bisa masuk, ada indikasi gangguan.
12. Koordinasi dengan piket UPJ.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
89
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
13. Periksa kondisi kubikel, trafo dan instalasi di gardu tengah tersebut, amankan
peralatan kerja, peralatan K-3 dan petugas.
14. Atas ijin piket lakukan pemindahan beban mulai dari gardu tengah sampai dengan
gardu ujung dari penyulang tersebut ke penyulang lain.
15. Apabila sebagian penyulang sudah normal, lakukan penelusuran SKTM kearah
Gardu Induk sesuai langkah pada cara 1 diatas.
90
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Mengetahui,
Manajer
91