Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
EKSPLORASI
EMAS
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia nya. Sehingga proposal eksplorasi emas ini dapat diselesaikan dengan baik.
Terimakasih kepada kepala jurusan geologi pertambangan SMK Dharma Bhakti 1 Jambi
tahun ajaran 2013/2014 yang telah membimbing saya dalam membuat proposal ini.
Terimakasih kembali kepada orang tua saya dalam memberikan dukungan, nasehat serta
saran dalam membantu melaksanakan proposal ini.
Dan terimakasih kepada teman teman saya yang telah membantu memberikan saran tentang
materi apa apa saja yang belum sesuai dengan semestinya. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya.
Proposal ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu maafkanlah saya selaku penulis,
dan saya harapkan kritik dan saran yang meembangun dari seluruh pihak sebagai
pembelajaran bagi penulis. Dan semoga proposal ini dapat memotivasi khususnya bagi siswa
siswi SMK Dharma Bhakti 1 Kota Jambi.
Dan saya ucapkan terimakasih.
Jambi, 20 November 2013
JOHAN EDWART
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
i
ii
1
1
3
2|PAGE
2.1 Geomorfologi.......................................................................................................
10
10
11
11
3|PAGE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia banyak terdapat kandungan bahan galian. Baik berupa batubara,
emas, nikel dan bahan galian yang mempunyai nilai berharga dan ekonomis.
Berbagai perusahaan pertambangan di indonesia bersaing dalam meningkatkan
mutu dan kualitas bahan galian yang menjadi kebanggaan nya. Begitu pula PT
ANTAM,Tbk yang sebagai perusahaan industri pertambangan yang berstatus
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mengelola dan memproduksi berbagai
macam bahan galian berharga.
1.2
1.3
4|PAGE
Objek Penelitian
Persiapan
Penelitian Lapangan
Penelitian Laboratorium
Analisis
Analisis
Analisis
Fluid
Petrografi
Mineragrafi
Inclusions
Model
5|PAGE
P
enampang Zona Alterasi Daerah Penelitian
Zona Propilitik
Zona alterasi ini ditemui disekitar vein kubang Cicau dicirikan oleh batuan yang berwarna
abu-abu kehijauan sampai hijau tua. Mineral
ubahan yang dijumpai adalah klorit, silika,
mineral lempung, dan oksida besi. Selain itu,
dijumpai juga mineral logam berupa pirit yang
tersebar
didalam
batuan.
Berdasarkan
komposisi mineral, dapat ditentukan batuan
asalnya adalah berupa batuan tuf lapili.
Menurut klasifikasi Thompson dan Thompson
(1996), zona alterasi ini masuk pada zona
propilitik.
6|PAGE
Zona Argilik
Pada zona alterasi ditandai oleh warna putih-coklat kemerahan-coklat kehitaman,dengan
mineral ubahan terdiri dari mineral lempung (berupa montmorilonit, kaolinit, dan smektit),
kuarsa berasosiasi dengan adularia dan karbonat. Menurut klasifikasi Thompson dan
Thompson (1996), zona alterasi ini masuk pada zona argilik. Namun karena penyebaran dari
zona argilik ini lebih berkembang didalam zona vein, maka dengan kata lain sulit dibedakan
batasan secara pasti antara zona argilik dan zona silisifikasi.
Zona Silisifikasi
Zona alterasi ini terdapat pada daerah penelitian,
ditandai adanya dominasi dari mineral silika.
Daerah ini hanya terbatas pada zona vein yang
bertekstur colloform, kalsedon, banded, dan
masif. Pada daerah ini juga ditemui mineral
logam berupa pirit, elektrum, kalkopirit,hematit
dan bornit. Menurut klasifikasi Thompson dan
Thompson (1996), zona alterasi ini masuk pada
zona silisifikasi.
7|PAGE
8|PAGE
BAB II
GOLOGI REGIONAL DAN DAERAH PENELITIAN
2.1 GEOMORFOLOGI
Kondisi morfologi daerah ini terdiri dari beberapa gunung yang terdapat zona bogor barat
yang terbentang bagian tengah Jawa Barat, diantara gunung Halimun ( 1929m dpl ),
gunung Salak ( 2212m dpl ) dan gunung Kandeng ( 1764m dpl ). Komposisi dari daerah
pertambangan emas disini adalah sebagai berikut :
15% merupakan daerah relatif datar
60% merupakan daerah perbukitan
25% merupakan daerah pegunungan
Lokasi penambangan terletak pada ketinggian 500m Di Bawah Permukaan laut sampai
ketinggian 700 di bawah permukaan laut. Kemiringan lereng bervariasi antara 20 - 40.
Secara umum daerah ini pada kawasan hutan produksi seluas 50 Ha dan 80 Ha berada
pada kawasan hutan lindung serta 6Ha area cagar alam.
2.2 KONDISI GEOLOGI
Kondisi geologi daerah pongkor dan sekitarnya tersusun dari batuan gunung api
kopiroklastik yang bersifat andesit sampai dasitik dimana dapat di kelompokkan ke dalam
tufa breksi yang menyebar di bagian selatan terutama sepanjang sungai cikaniki.
Satuan batuan disusun oleh tufa, tufa lapili, tufa breksi, dan lempung. Sisipan batuan Tufa
lebih banyak di temukan disebelah barat laut. Tufa breksi disusun oleh komponen
komponen andesit, batu lempung, tufa yang berbentuk menyudut sampai membundar
tanggung berukuran 2 3 cm, komponen komponen terdapat dalam matriks yang disusun
oleh mineral batuan berukuran halus.
Struktur geologi yang tampak terdiri dari sesar dan kekar. Sesah dengan arah N190E dan
N255E dengan kemiringan tegak lurus dan telah berisi oleh kuarsa. Sesar yang ditemukan
dicirikan oleh adanya pergeseran antara 2 5 m kearah vertical pada lapisan batu
lempung.
Pola penyebaran kekar memperhatikan arah umum sejajar dengan penyebaran urat dan
bidang perlapisan batuan, yang umumnya terisi oleh kuarsa, lempung, manganis oksida
dan pirit.
Mineralisasi emas dan perak di gunung pongkor di temukan dalam batuan gunung api
yang disusun oleh aglomerat breksi polemik, tufa breksi dan lava andesit. Anomali kadar
emas di temukan dalam urat kuarsa yang berada dalam suatu zona ubahan hydrothermal
yang meliputi daerah seluas 11 km x 6 km. Zona ubahan ini ditemukan urat kuarsa yang
berpola saling sejajar dengan jurus umum barat laut tenggara.
9|PAGE
BAB III
STUDI KHUSUS
3.1 MINERALISASI DAN ALTERASI
3.1.1 PADA SISTEM HIDROTERMAL
Mineralisasi dan Alterasi pada Sistem Hidrotermal Hidrotermal diartikan sebagai
larutan panas yang berasal dari proses magmatik (Bates dan Jackson, 1987). Larutan
hidrotermal dan unsur volatil yang merupakan tahap akhir dari proses diferensiasi
magma tidak harus selalu berasal dari fluida magma asal karena bisa saja gas volatile
yang naik dan masuk bercampur dengan fluida dari air permukaan yang bersikulasi di
dalam tanah dan terpanaskan oleh adanya aktifitas magma. Larutan hidrotermal dan
unsur volatil ini membawa unsur logam dan non-logam yang akan terendapkan
berdasarkan penurunan temperatur dan tekanan serta jaraknya terhadap intrusi. Hal
pokok yang menentukan pembentukan mineral adalah :
- Adanya larutan hidrotemal yangmembawa mineral
- Adanya celah pada batuan sebagai bergeraknya larutan hidrotermal
- Adanya tempat untuk mengendapkan fluida
- Temperatur dan tekanan pada saat proses mineralisasi terjadi ( pustaka unpad.co.id)
3.1.2 MINERALISASI DAN ALTERASI PADA SISTEM EPITERMAL
Mineralisasi dan Alterasi Tipe Epitermal Epitermal dikatakan sebagai sebuah tipe
endapan hidrotermal yang terbentuk dalam jangkauan satu kilometer dari permukaan
bumi dan dalam kisaran temperatur dari 50C-200C dan kebanyakan terdapat
sebagai vein (Bates dan Jackson, 1987). Buchanan (1981) membuat model endapan
epitermal yang menunjukkan hubungan yang berkaitan dengan zona ubahan
penyebaran mineral, lingkungan pengendapan, dan penyebaran kandungan logam
yang dikenal dengan The Ice Cone(Gambar 3). Berdasarkan perbedaan variasi
mineral pengotor dan mineral bijih tanah, interaksi pengendapannya oleh fluida yang
berbeda terhadap batuan induk dan air tanah, tekstur dan genesa maka (Corbett &
Leach, 1998) membagi endapan epitermal menjadi 2, yaitu sistem sulfidasi rendah
dan sistem sulfidasi tinggi. Karakteristik Vein Kuarsa pada Tipe Epitermal Menurut
Morrison et. Al. (1995), berdasar pembentukannya tekstur kuarsa dapat dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Tekstur Pertumbuhan Primer (Primary Growth Textures)
2. Tekstur Rekristalisasi (Recrystallization Textures)
3. Tekstur Tergantikan (Replacement Textures)
10 | P A G E
11 | P A G E
sumberdaya Tereka sebesar 84.000 ton bijih dengan kadar Au=6 gr/ton, Ag=59,4 gr/ton,
Cu=1,65 gr/ton. Pb=4,06 gr/ton, Zn=3,25 gr/ton; Palabuhan Ratu, Kecamatan Palabuhan Ratu
dan Cikidang, sumberdaya Terukur 25000 ton bijih dengan kadar Au=0,12-35,4 gr/ton,
Ag=0,25-22,1gr/ton. Sementara itu di Kabupaten Tasikmalaya emas terdapat di daerah
Cineam sumberdaya Tertunjuk sebesar 7.789,5 ton bijih dan sumberdaya Terukur 56281,72
ton, daerah ini telah diusahakan/ditambang oleh masyarakat setempat melalui pengusahaan
dalam bentuk KUD. Sedangkan di Kabupaten Garut, berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi
PT. Aneka Tambang, emas terdapat di daerah Prospek Papandayan yang terdiri atas
ArinemBantarhuni, Cibeureum, Cihideung, Cijahe dan Cijaringo dengan perhitungan
sumberdaya 4.457.000 ton dengan kadar rata-rata 2 gr/t dan 17,4 g/t. Di beberapa kabupaten
lain seperti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat juga telah diidentifikasi
adanya potensi sumberdaya emas dan perak, akan tetapi belum ada data perhitungan yang
menunjukkan jumlahnya.
Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Badan Geologi, potensi sumberdaya
mineral logam dasar seperti tembaga, seng , timbal dan pasir besi, titan serta mangan
keterdapatannya masih sangat dan umumnya belum dilakukan penambangan secara besar.
Umumnya hanya ditambang dalam skala kecil. Potensi tembaga, seng dan timbal di
Kabupaten Bogor adalah di daerah Gunung Gede serta Gunung Limbung (Jasinga-Cigudeg).
G. Gede (Jasinga, Cigudeg); sumberdaya tereka (bijih) 1.460.935 ton. Hasil analisis kimia
menunjukkan kadar Cu = 0,1%, Au = <1gr/ton, Pb = 0,9%, Zn = 4,12%. G. Limbung
(Jasinga) tingkat penyelidikan eksplorasi umum; sumberdaya Tereka (bijih) 3.500.000 ton.
Hasil analisis kimia menunjukkan kadar Cu = 0,37%, Au = 1gr/ton, Pb = 2,4%, Zn = 4,6%.
Potensi timbal di Kabupaten Ciamis di jumpai di Gunung Sawal berupa urat-urat dalam
batuan gunungapi, sumberdaya Terukur 1.351,35 ton bijih dengan kadar Pb 3,7%. Di
Kabupaten Tasikmalaya, sumberdaya mangan tercatat di daerah Karangnunggal, Kecamatan
Bantarkalong sumberdaya Terukur sebesar 350.000 ton dan kadar Mn=29-50%. di Kabupaten
Sukabumi, mangan terdapat di daerah Cibadong, Kecamatan Sagaranten dalam batuan tuf
dan breksi gunungapi dengan sumberdaya Tertunjuk sebesar 10.000 ton bijih dengan kadar
Mn=32-60%. Sumberdaya pasir besi dan besi titan di Jawa Barat umumnya tersebar di
pesisir pantai selatan. Potensi pasir besi di Kabupaten Ciamis terdapat di daerah Cijulang dan
Pangandaran dengan sumberdaya Tertunjuk masing-masing 162.221,90 dan 113.094 ton
bijih, kandungan Fe masing-masing 60% dan 59%. Sementara itu di Kabupaten Cianjur Pasir
besi bertitan terdapat di Sindangbarang dan Cidaun; pasir besi di Sindangbarang berdasarkan
eksplorasi yang telah dilakukan mempunyai sumberdaya Terukur sebesar 4.039.651,39 ton
dengan kadar Fe=57,43% dan titan sebesar 4.039.625 ton (Tereka) dengan kadar titan 11,73
% sementara di daerah Cidaun mempunyai sumberdaya Terukur besi sebesar 3.329.500 ton
dan 4 titan 3.276.309,61 dengan kandungan Fe sekitar 57,43 % dan 12,73 % TiO Di
Kabupaten Subang terdapat dua lokasi prospek logam besi yaitu di daerah Ciater dan pantai
utara Pamanukan, Kecamatan Pusakanagara. Di daerah Ciater endapan besi berupa laterit
besi dengan sumberdaya sebesar 500.000 ton bijih (tereka) dan kandungan Fe=30-60%.
Sedangkan di pantai utara Pamanukan, Kecamatan Pusakanagara, endapan pasir besi bertitan
sumberdayanya sebesar 30.021 ton dengan kadar Fe=54,7%, TiO =23,17%. Di Kabupaten
Sukabumi pasir besi terdapat berupa Cibadogol-Citanglar, Kecamatan Ciemas dengan
sumberdaya Tertunjuk sebesar 6.676.925 ton bijih dan kadar Fe=37,8%, TiO 2 =10,1%;
CikakapCikaso, Kecamatan Tegalbuleud, dengan sumberdaya tertunjuk 9.786.229 ton bijih
dan kadar Fe=57%, TiO =11%. Sedangkan di Kabupaten Tasikmalaya, sumberdaya pasir besi
bertitan terdapat di Cikalong, Kecamatan Cipatujah dan Karangnunggal, sumberdaya
12 | P A G E
tertunjuk 2.357.390 ton dengan kadar Fe=56,13%, TiO 2 =14,84%; Cipatujah, cadangan
Terkira sebesar 1.302.000 ton dengan kadar Fe=56,32%, TiO 2 =13,57%. Perkiraan
sumberdaya mineral logam di Jawa
13 | P A G E
14 | P A G E
15 | P A G E
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA
ANGGARAN BIAYA EKSPLORASI
1
BIAYA OPERASIONAL
.
Biaya Makan selama Perjalanan
Sewa Mobil Jambi - Pongkor
Minyak Mobil
Biaya Penyebrangan + Tol Pulang Pergi
Biaya Penginapan selama Eksplorasi
2
BIAYA PERLENGKAPAN
.
Alat Tulis Menulis
Obat - Obatan P3K
Perlengkapan Safety Eksplorasi
Biaya Konsumsi Akomodasi
3
BIAYA ANALISIS PENELITIAN
.
Analisis Laboratorium
Analisis Lapangan Pongkor
Analisis Eksplorasi Ulang
Analisis Batuan Penelitian
4
BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN
.
Biaya Print Laporan
Biaya Kertas A4
Biaya Tinta Printer
JUMLAH
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
7.950.000
200.0
00
1.000.0
00
3.000.0
00
750.0
00
3.000.0
00
5.200.000
100.0
00
100.0
00
1.000.0
00
4.000.0
00
5.000.000
3.000.0
00
1.000.0
00
500.0
00
500.0
00
80.000
50.0
00
10.0
00
10.0
16 | P A G E
.
Rp
.
00
10.0
00
Rp
.
Rp
.
Rp
.
3.000.000
1.000.0
00
1.000.0
00
BIAYA OPERASIONAL
BIAYA PERLENGKAPAN
BIAYA ANALISIS PENELITIAN
BIAYA PENYUSUNAN LAPORAN
BIAYA LAIN LAIN
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
Rp
.
R
p.
7.950.0
00
5.200.0
00
5.000.0
00
80.0
00
3.000.0
00
20.230.000
BAB V
PENUTUP
5.1 PENUTUP
Terimakasih saya ucapkan kepada guru pembimbing yang telah memberi bantuan
dalam menyelesaikan proposal ini. Laporan ini bertujuan untuk memberi wawasan tentang
eksplorasi emas di pongkor. Dan bagi pembaca sekalian apabila di dalam proposal ini ada
salah pengetikan atau kesalahan di dalamnya saya mohon maaf sebear besarnya atas
kehilafan saya.
17 | P A G E
DAFTAR PUSTAKA
Badan Geologi, 2011. Kajian Sumberdaya Geologi Pulau Jawa.
Internet . Pustaka Unpad.Co.Id
www.antam.co.id
Modul ajar. Laporan Prakerin
18 | P A G E