Sie sind auf Seite 1von 18

Homework

Q : 1 kantong darah bisa menaikkan hb


berapa?
A:
Whole Blood
Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit, dan
plasma.
1 unit kantong berisi 250 ml darah dengan 37 ml
antioagulan.
Indikasi : meningkatkan jumalh sel darah merah dan
volum plasma, pada perdarahan aktif dengan
kehilangan darah > 25-30% volum darah total.
Pada dewasa :1 unit WB meningkatkan Hb sekitar
0.5g/dl atau Ht 3-4%
Pada anak : WB 8ml/kgbb meningkatkan Hb 1 g/dl.

Packed Red Cell


Berisi eritrosit, trombosit, leukosit dan
sedikit plasma.
Indikasi : meningkatkan sel darah merah
pada pasien anemia.
Pada dewas : 1 unit PRC meningkatkan hb
sekitar 1 g/dl / Ht 3-4%

Q : stadium parkinson ?
A:
1. Unilateral, ekspresi wajah berkurang, posisi fleksi
lengan yang terkena, tremor, ayunan lengan
berkurang.
2. Bilateral, postur membungkuk ke depan, gaya jalan
lambat dengan langkah kecil kecil, sukar
membalikkan badan.
3. Gangguan gaya berjalan menonjol, postural tidak
stabil.
4. Disabilitas jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan,
lebih cenderung jatuh.
5. Hanya berbaring atau duduk di kursi roda, tidak
mampu berdiri/berjalan, bicara tidak jelas, wajah
tanpa ekspresi, jarang berkedip.

Q : what is Wearing Off?


A:
Wearing Off is a term used to describe when a
person with Parkinsons disease (PD) feels that the
benefit of their levodopa medication has begun to
fade away, and do not last until the next dose of
medication.
associated with long-term use of levodopa
containing medicines (trade names Sinemet,
Madopar or Stalevo).
Wearing Off most likely occurs due to the disease
progression and the loss of the dopamineproducing
cells in the brain, which results in the feeling that
the effects of the levodopa medication is gradually
fading away but this can be managed effectively
once it is identified.

Sometimes the diagnosis of Wearing Off


can initially be missed as they may be
infrequent and predominately non-motor, for
example a feeling of anxiety or sweating.
There are many other nonmotor Wearing
Off symptoms including speech problems,
reduced dexterity, cloudy mind, pain,
abdominal discomfort, temperature changes,
and numbness.
Wearing Off motor symptoms include reemergence or worsening of tremor,
slowness, stiffness, problems with balance,
and difficulty arising from a chair.

Initially, the most important thing to do is ensure that you


are taking your medication correctly to guarantee that you
are getting the most benefit from your drugs. - Take each
levodopa 30-40mins prior to, or 1 and a half hours after
meals, with a full glass/ mug of fluid water, juice, etc (not
milk see below). This will allow the medication to travel
into the bowel, where it is absorbed from.
Manage constipation if your bowel is full, your
medication may not be as effective. it is important that
you are proactive in preventing constipation.
Protein in the diet can interfere with the absorption of
levodopa into the bloodstream. Foods which contain high
levels of protein include all dairy produce, nuts, eggs,
meat and fish. It may be helpful to limit protein
consumption at the same time that you take your tablets.
This can help the levodopa treatment to be more effective
in the daytime, when it is likely to be needed more.
However, as protein is essential for a healthy diet, the
amount of protein consumed daily should not be reduced.

On-off phenomenon merupakan efek samping yang akan


muncul dengan telah berlangsung lamanya terapi
menggunakan L-dopa;
Disabilitas yang ditimbulkan oleh efek samping ini dijumpai
pada 50% penderita yang telah menjalani terapi L-dopa
selama 5 tahun atau lebih.
Gejala meliputi periode yang tidak dapat diprediksi
kemunculannya berupa : akinesia berat, hipotonia yang
berlangsung selama 30 menit sampai beberapa jam, dan tidak
hilang dengan dosis L-dopa berikutnya. Efek samping ini
sebahagian dapat dikurangi dengan pemberian dosis L-dopa
setiap 2 jam sekali.
Terapi onoff phenomenon : apomorphine subkutan atau infusi
(dosis dimulai dengan 1,5 mg dititrasi sampai 7 mg); diberikan
sekurang-kurangnya 24 jam setelah pemberian domperidone 3
kali 20 mg. Respon yang baik dapat muncul 10 menit setelah
pemberian; namun hanya bertahan sampai 50 menit.

Periode ON adalah masa di mana levodopa bekerja, sedangkan OFF


adalah masa di mana levodopa tidak bekerja (gejala timbul). Kalau
periode off sudah makin panjang, biasanya itu tanda perlu
ditambahkan COMT inhibitor atau MAO inhibitor.
Penyebab kadar levodopa instabil; di antaranya peran enzim COMT
(catechol-O-methyltransferase) & MAO (monoamine-oxidase).
Penghambatan enzim COMT dapat meningkatkan ketersediaan
levodopa di jaringan otak. Contoh COMT inhibitor: entacapone dan
tolcapone
Biasanya entacapone dan tolcapone ini tidak diberikan sendirian,
melainkan bersama levodopa-benserazide.
Mengapa demikian? Karena logikanya, penghambatan COMT baru
berguna jika kadar levodopa di otak dalam keadaan cukup terlebih
dahulu.

Fungsi kolesterol
membentuk hormon seks
membentuk hormon korteks adrenal yang bermanfaat
untuk menjaga keseimbangan metabilsme dan kadar
garam dalam tubuh
membantu perkembangan jaringan otak dan syaraf
sebagai pembungkus dan pelapis jaringan syaraf dan
membran sel
memproduksi vitamin D yang bermanfaat bagi kesehatan
tulang dalam tubuh
sebagai bahan pembentukan asam garam, empedu yang
berfungsi untuk meningkatkan pembuangan lemak dalam
tubuh
memperkuat jaringan sel-sel yang ada dalam tubuh
sehingga fungsi organ-organ pada tubuh dapat berfungsi
secara lebih optimal

Jenis kolesterol

Jenis-jenis Kolesterol
Ada tiga jenis kolesterol dalam tubuh yang tersusun atas kolesterol, protein, dan trigliserida.
Namun yang membedakan ketigajenis kolesteroltersebut adalah perbedaan jumlah dan
susunan setiap faktor penyusunnya (kolesterol, protein dan trigliserida). Berikut ini adalah
penjelasan mengenai 3 jenis kolesterol dalam tubuh :
Kolesterol LDL
Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein). Merupakan jenis kolesterol yang memiliki jumlah
kolesterol terbanyak jika dibandingkan dengan protein dan trigliserida. Kolesterol LDL sendiri
berperan sebagai menyebarkan kolesterol yang diproduksi oleh sel hati ke jaringan-jaringan
tubuh lain.

Kolesterol VLDL
Kolesterol VLDL (Very Low Density Lipoprotein) adalah kolesterol yang memiliki jumlah
trigliserida paling terbanyak ketimbang protein dan kolesterol. jenis kolesterol ini memiliki
sifat seperti kolesterol LDL namun sebagain besar penyusunnya adalah triglseida, dan juga
merupakan salah satu jenis lemak yang ada dalam darah.

Kolesterol HDL
Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan jenis kolesterol yang memiliki jumlah
protein paling banyak terbanyak dibanding trigliserida dan juga kolesterol. Kolesterol jenis ini
dapat melarutkan kolesterol jahat dalam tubuh dan biasa disebut sebagai kolesterol baik.
Kolesterol total
trigleserid

Kadar kolestrol rendah


Pembentukan hormon seks berkurang
Pembentukan hormon korteks adrenal berkurang
(keseimbangan metabolisme dan kadar garam
terganggu)
Produksi vitamin d berkurang
Pembentukan asam garam empedu berkurang
pembuangan lemak berkurang
Perkembangan jaringan otak dan saraf terganggu
sebagai pembungkus dan pelapis jaringan syaraf
dan membran sel

Simvastatin
Indikasi:
- Terapi dengan "lipid-altering agent" dapat dipertimbangkan
penggunaannya pada individu yang mengalami peningkatan
risiko aterosklerosis vaskular yang disebabkan oleh
hiperkolesterolemia.
- Penyakit jantung koroner Pada penderita dengan penyakit
jantung koroner dan hiperkolesterolemia, simvastatin
diindikasikan untuk: - Mengurangi risiko mortalitas total dengan
mengurangi kematian akibat jantung koroner. - Mengurangi
risiko ifark miokard non fatal. - Mengurangi risiko pada pasien
yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial. Hiperkolesterolemia Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL
pada penderita hiperkolesterolemia primer (Tipe lla dan llb).
Kontra Indikasi:
- Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat. Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang
menetap yang tidak jelas penyebabnya. - Wanita hamil dan
menyusui.
Komposisi:
tablet salut selaput SIMVASTATIN 5 mg, 10mg, 20mg

Cara Kerja Obat:


Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolipidemik) dan
merupakan hasil sintesis dari hasil permentasiAspergillus terreus. Secarain
vitrosimvastatin akan dihidrolisis menjadi metabolit aktif.
Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut dengan cara menghambat kerja 3-hidroksi-3metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), di mana enzim ini mengkatalisis
perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesis
kolesterol.

Posologi:
Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan
dengan simvastatin.
- Dosis awal yang dianjurkan 5- 10 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari.
- Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg sehari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai maksimum
40 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari.
- Lakukan pengukuran kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan dosis
disesuaikan dengan respon penderita.
- Pasien yang diobati dengan imunosupresan bersamaHMG Co-A reductase inhibitor, agar
diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.
- Bila kadar kolesterol LDL turun di bawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar kolesterol total
plasma turun di bawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan pengurangan
dosis simvastatin.
- Penderita gangguan fungsi ginjal: tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena simvastatin
tidak diekskresi melalui ginjal secara bermakna. Walaupun demikian, hati-hati pemberian
pada insufesiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg sehari dan harus dipantau ketat.
- Terapi bersama obat lain: simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal atau
bersama dengan'bile-acid sequestrans'.

Efe Samping:
-Abdominal pain, konstipasi, flatus, astenia, sakit kepala, miopati,
rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadiangioneurotic edema.
- Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini:
- Neurologi: disfungsi saraf kranial tertentu, tremor, pusing, vertigo, hilang
ingatan, parestesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf perifer.
- Reaksi hipersensitif: anafilaksis, angiodema, trombositopenia,
leukopenia, anemia hemolitik.
- Gastrointestinal: anoreksia, muntah.
- Kulit: alopesia, pruritus.
- Reproduksi: ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi.
- Mata: mempercepat katarak,ophthalmoplegia.
utama (misalnya hiperlipidemia tipe I, IV dan V).
- Keamanan dan keefektifan pada anak-anak dan remaja belum pasti.
Interaksi Obat:
- Pemakaian bersama dengan imunosupresan, itrakonazol, gemfibrosil,
niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan
otot rangka (rabdomiolisis dan miopati).
- Dengan anti kuogulan kumarin dapat memperpanjang waktu
protrombin.
- Antipirin, propanolol, digoksin.

Fibrat

What are fibrates?


Fibric acid derivatives (fibrates) are a class of medication that lowers
blood triglyceride levels. Fibrates lower blood triglyceride levels by
reducing the liver's production of VLDL (the triglyceride-carrying particle
that circulates in the blood) and by speeding up the removal of
triglyceridesfrom the blood. Fibrates also are modestly effective in
increasing bloodHDL cholesterol levels;however, fibrates are not
effective in lowering LDL cholesterol.
Very high triglyceride levels (usually >1000 mg/dl) can causepancreatitis
(inflammation of the pancreas that can result in a serious illness with
severeabdominal pain). By lowering blood triglycerides, fibrates are used
to prevent pancreatitis.
Fibrates are not effective in lowering LDL cholesterol; however, when a
high risk patient (seeNCEP recommendations) also has high blood
triglyceride or low HDL cholesterol levels, doctors may consider combining
a fibrate, such as fenofibrate (Tricor), with a statin. Such a combination
will not only lower LDL cholesterol but also will lower blood triglycerides
and increase HDL cholesterol levels
Fibrates also have been used alone to preventheart attacksespecially in
patients with elevated blood triglycerides and low HDL cholesterol levels.
In one large study, gemfibrozil decreased the risk of heart attacks but did
not affect the overall survival of persons with high cholesterol levels

What are the side effects of fibrates?


The side effects of fibrates includenausea, stomach upset, and sometimes
diarrhea. Fibrates can irritate (inflame) the liver. The liver irritation usually is
mild and reversible, but it occasionally can be severe enough to require
stopping the drug.
Fibrates can causegallstoneswhen used for several years.
Fibrates can increase the effectiveness of blood thinners, such aswarfarin
(Coumadin), when both medications are used together. Thus, the dose of
warfarin should be adjusted to avoid over-thinning of the blood which can lead
to excessive bleeding.
Fibrates can cause muscle damage particularly when taken together with statin
medications. Gemfibrozil interferes with the breakdown of certainstatins(for
example,simvastatin[Zocor] orlovastatin[Mevacor, Altoprev]), resulting in
higher statin blood levels, and hence a higher likelihood of muscle toxicity from
the statin. Doctors generally avoid combining a statin with fibrates because of
concern over the higher risk of muscle damage with the combination.
Gemfibrozil should not be combined with simvastatin and if combined with
lovastatin the dose of lovastatin should not exceed 20 mg daily. However,
fenofibrate does not interfere with the breakdown of statins and should be the
safer fibrate to use if it is necessary to use a fibrate with a statin.
Furthermore,pravastatin(Pravachol) seems to have fewer muscle toxic effects
than the other statins when combined with fibrates, but the risk still exists.

Sources
Buku Ajar ilmu penyakit dalam jilid 2,
hematologi, dasar dasar transfusi.
Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1,
geriatri, parkinson.
http://www.parkinsons.ie/userfiles/file
/LeafletM1_4.pdf
http://www.medicinenet.com/fibrates/
article.htm

Das könnte Ihnen auch gefallen