Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2, September 2012
44
Pendahuluan
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya
knowing, berarti mengetahui. Dalam arti luas, cognition ialah
perolehan, penataan dan penggunaan. Dalam perkembangan
selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu
domain atau wilayah psikologis manusia yang meliputi setiap prilaku
mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan
keyakinan.
Mengembangkan kemampuan intelek atau kognitif nerupakan
bagian tujuan pendidikan di Indonesia untuk mencerdaskan bangsa.
Konsep perkembangan intelek menjadi masukan penting untuk
mengembangkan sistem pendidikan dan pengajaran.
Intelek adalah kemampuan jiwa atau psikis yang relatif
menetap dalam proses berpikir untuk membuat hubungan-hubungan
tanggapan,
serta
kemampuan
memahami,
menganalisis,
mensistesiskan dan mengevaluasi. Intelektual berfungsi dalam proses
pembentukan konsep dilakukan melalui pengindraan, pengamatan,
tanggapan, ingatan dan berpikir (Inggridwati, 2007).
Perkembangan kognitif merupakan perubahan kemampuan
berpikir atau intelektual. Konsep yang mendasari pengertian
merupakan kemampuan untuk menangkap sifat, arti, atau
keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas
dan lengkap tentang hal tersebut.(Hurclok, 1990). Pengertian
didasarkan pada konsep yang terbentuk bukan dari kesan
pengindraan secara langsung, melainkan dapat merupakan
penggabungan atau perpaduaan berbagai hal yang disatukan dengan
berbagai unsur, objek, situasi, sehinga menyatukannya dalam satu
konsep.1
Menurut Jean Piaget dalam teori kognitifnya mendefinisikan
perkembangan kognitif merupakan suatu proses yang terbentuk
melalui interaksi yang konstan antara konstan individu dengan
lingkungannya. Ia berpendapat bahwa ada dua proses yang terjadi
1
Ilum Mualifah, dkk. Perkembangan Pesetra Didik. (Surabaya: Lapis PGMI, 2008).
Hal 68.
45
46
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta : Logos wacana ilmu). 1999. Hal 44 &
46.
47
48
belajar. Misal, guru SMP / SMA harus menyadari bahwa tidak semua
muridnya telah mencapai operasi formal. Ini berarti tidak ada
hubungan yang sempurna antara umur kronologis dan tingkat
perkembangan kognitif.
Satu diantara hal-hal yang penting dalam belajar mencakup
soal kematangan anak untuk belajar. Menurut Piaget operasi mental
tertentu terdapat pada tingkat perkembangan yang berbeda-beda
membatasi kesanggupan anak untuk mengelola masalah-masalah
tertentu terutama pada tahap abstrak. Ini menunjukan bahwa guru
harus dengan cepat menyesuaikan bahan pengajaran yang kompleks
dengan tahap perkembangan anak. Ini berarti pula bahwa guru harus
sering menunggu tahap perkembangan anak yang tepat untuk
menyampaikan bahan tertentu kepadanya. 4
Menurut ahli
para psikologi kognitif, pendayagunaan
kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia
itu mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya. Hanya, cara
dan intensitas penggunaan kapasitas ranah kognitif tersebut tentu
belum jelas benar. Argumen yang dikemukakan para ahli mengenai
hal ini antara lain ialah bahwa kapasitas sensori dan jasmani seorang
bayi yang baru lahir tidak mungkin dapat diaktifkan tanpa aktivitas
pengendalian sel-sel otak bayi. Sebagai bukti, jika seorang bayi lahir
dengan cacat atau berkelainan otak, kecil sekali kemungkinan bayi
tersebut dapat mengotomatisasikan refleks-refleks motor dan dayadaya sensorinya. Otomasi refleks dan sensori menurut para ahli tidak
pernah sama sekali terlepas dari aktivitas ranah kognitif, sebab pusat
refleks sendiri terdapat dalam otak, sedangkan otak adalah pusat
ranah kognitif manusia. 5
Setiap individu memiliki gaya kognitif yang unik dan menetap
dalam menghadapi tugas kognitif sehari-hari seperti persepsi,
pemecahan masalah dan pengmbilan keputusan (Bertini,Pizzamiglio
& Wapner,1986; Porter & Suedfeld,1981; Scott & Bruce,1995) 6.
4
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar. ( Jakarta : Rieka Cipta).
Hlm 228.
5
Muhibbin Syah. Psikologi Belajar. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2003). Hal
22.
6
Howard S. Fredman & Miriam W. Schustack,Kepribadian (Jakarta:Erlangga,2006)
hal 256
50
Wasty Soemanto . Psikologi Pendidikan. (Jakarta : PT rineka Cipta. 2003). Hal 130
Piaget, J, Comments On Mathematical Eduqation, Contemporary Education, 47
(1) hal 5-10
53
10
54
62
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar. ( Jakarta : Rieka
Cipta). 1998
Hayes,Malcolm Hardy Steve. Pengantar Psikologi.Jakarta:Erlangga,
1988
Howard S. Fredman & Miriam W. Schustack. Kepribadian.Jakarta:
Erlangga 2006
I Nyoman Sudana,Degeng .Ilmu Pengajaran
Variabel.Jakarta : Proyek P2T Dirjen Dikti, 1989
Taksonomi
63