Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Pengetahuan
Manusia sebagai ciptaan tuhan yang sempurna, dalam
memahami alam sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari
pengetahuan (sebagai hasil dari tahu manusia), ilmu dan filsafat.
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa
manusia, apa alam dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science)
bukan sekedar menjawab what, melainkan akan menjawab
pertanyaan why dan how, misalnya mengapa air mendidih bila
dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas
dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan
apa sesuatu itu. Perlu dibedakan di sini antara pengetahuan dan
keyakinan, walaupun keduanya mempunyai hubungan yang sangat
erat (Notoatmodjo, 2010).
2. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoadmojo dalam Setiadi (2002:10-18) mengatakan,
bahwa cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu :
a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi :
1) Cara coba salah (Trial and Error)
apabila
kemungkinan
tidak
berhasil
pula
dicoba
formal
maupun
informal,
ahli
agama,
pemegang
10
ukuran
yang
objektif
bukan
berdasarkan
11
yang
masuk
akal
sehingga
terjangkau
oleh
mengamati
dan
mengetahui
cara-cara
yang
artinya
proses
yang
digunakan
dalam
12
perkembangan
sikap
seseorang
terhadap
keempat,
ciri-ciri
baru.
Ini
terjadi
akibat
13
menekuni
suatu
hal
dan
pada
akhirnya
diperoleh
dengan
lingkungannya.
Ada
kecenderungan
maka
sangat
mungkin
masyarakat
sekitarnya
14
menyiapkan,
menyimpan,
memanipulasi,
15
5. Definisi Keluarga
Keluarga adalah persekutuan dua orang atau lebih individu
yang terikat oleh darah, perkawinan atau adopsi yang membentuk
satu rumah tangga, saling berhubungan dalam lingkup peraturan
keluarga serta saling menciptakan dan memelihara budaya (Tinkhan
& Voorhies, 1977). Sedangkan pakar lain menyebutkan bahwa
keluarga adalah sekelompok manusia yang terikat dengan emosi,
yang biasanya hidup bersama dalam rumah tangga (Leavitt, 1982).
Definisi yang lain keluarga adalah kumpulan dua orang manusia atau
lebih, yang satu sama yang lain saling terikat secara emosional,
serta bertempat tinggal yang sama dalam satu daerah yang
berdekatan (Friedman, 2002). Definisi yang sering dipakai oleh
masyarakat
Indonesia,
keluarga
adalah
unit
terkecil
dalam
masyarakat yang terdiri suami isteri, atau suami isteri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun
1992). Dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua
individu atau lebih yang terikat oleh darah, perkawinan atau adopsi
yang
tinggal
dalam
satu
rumah
atau
jika
terpisah
tetap
16
6. Fungsi Keluarga
Friedman (2002, dalam Muhlisin, 2012) mengidentifikasi lima
fungsi dasar keluarga, yaitu :
a. Fungsi afektif dan koping
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduktif
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi perawatan kesehatan
Tiap anggota
17
mengembangkan
proses
identifikasi
yang
positif
18
untuk
meneruskan
kelangsungan
19
tinggal
bersama
suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-orang-tua.html).
a. Peranan Orang Tua
1) Peranan ayah
(http://dr-
20
sebagai
kepala
keluarga,
sebagai
anggota
dari
Ayah
juga
berperan
sebagai
pengambil
sebagai
pencari
nafkah
tambahan
dalam
tumbuh
dan
berkembang
sesuai
usia
dan
kebutuhannya.
2) Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
21
3) Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan
masa depannya. (Effendy, 2004).
8. Pengertian Autis
Kata autis berasal dari bahasa Yunani auto berarti sendiri,
yang ditujukan pada seseorang yang menunjukan gejala hidup
dalam dunianya
sendiri. Pada
umumnya
penderita
autisme
11
penderita
yang
menunjukan
gejala
kesulitan
22
sosial,
gangguan
dalam
perasaan
sensoris,
serta
23
secara
garis
besar,
autisme
adalah
gangguan
dengan
dengan
arti
bahasa
yang
tubuh,
lazim
dan
digunakan.
hanya
dapat
24
permainan
yang
bersifat
pura-pura.
Sering
25
atau
marah
tanpa
sebab
yang
nyata.
Sering
26
rubella,
toxo,
herpes,
hamur, nutrisi
yang
buruk,
27
Faktor Biologis
1. Vaksin yang mengandung Thimerosal.
2. Virus (toxoplasmosis, toxo, cytomegalo,
rubela dan herpes) atau jamur (candida)
yang ditularkan oleh ibu ke janin.
3. Faktor genetik.
4. Nutrisi yang buruk.
5. Pendarahan.
6. Keracunan makanan pada masa
kehamilan.
Faktor
Kimiawi
1. Zat yang
sangat
polutif.
2. Folic Acid.
Faktor
Fisika
1. Radiasi
pada janin
bayi.
28
3. Respons
anak-anak
terhadap
stressor dari
keluarga dan
lingkungan.
ICD 10
1. Childhood Autism
2. Atpical Autism
3. Other Childhood Disintegrative Disorder
4. Overactive Disorder With Stereotyped
Movement
5. Asperger's Syndrome
6. Other Pervasive Development Disorder
7. Pervasive Developmental Disorder,
Unspecified
29
30
seperti
anak
normal
lainnya.
Keberhasilan
terapi
bicara
penyandang
autisme
dan
berbahasa,
berhasil
tidak
mengembangkan
semua
fungsi
31
terapi
biomedis,
terapi
medikamentosa
dan
32
mereka
mengalami
keterlambatan
bicara
dan
kesulitan berbahasa.
d. Terapi perilaku
Terapi ini bertujuan agar anak autis dapat mengurangi
perilaku tidak wajar dan menggantinya dengan perilaku yang
bisa diterima di masyarakat.
e. Terapi okupasi
Terapi ini bertujuan membantu anak autis yang
mempunyai perkembangan motorik kurang baik, antara lain
gerak-geriknya kasar dan kurang luwes. Terapi okupasi akan
menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot
halus anak.
Selain itu, anak autis juga membutuhkan pendidikan
khususnya, yaitu pendidikan individual terstruktur yang
diterapkan dengan sistem satu guru-satu anak. Sistem ini
paling efektif karena tidak mungkin anak autis memusatkan
perhatian dalam satu kelas besar.
33
ini
dikarenakan
kerjasama
orangtua
dengan
dokter,
34
atau
e-mail.
Tujuannya
untuk
membicarakan
lain
menjadi
tujuan
akhir.
Selain
itu,
juga
untuk
35
mengajak
bermain,
bercanda,
berkomunikasi
apa
saja.
Hal
ini
bersosialisasi
agar
anak
dapat
menggambar
merupakan
berkomunikasi.
terapi
atau
dalam
Selain
itu,
36
Tingkat Pengetahuan
Tentang Autis :
-Konsep autis
-Karakteristik autis
-Penyebab autis
-Tanda dan Gejala
Anak Autis
- Kriteria Autisme
Kemampuan Merawat
Anak Autis :
Terapi Autis
-Terapi medikamentosa
-Terapi biomedis
-Terapi wicara
-Terapi perilaku
-Terapi okupasi
37
Variabel Independen
Variabel Dependen
Baik
Mampu
Kurang
Tidak Mampu
Keterangan :
: Diteliti
: Berhubungan
D. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Hasil
suatu
penelitian
pada
hakikatnya
adalah
suatu
jawaban
atas
38
hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak
(Setiadi, 2007).
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka pernyataan pada
penelitian ini adalah :
Ha : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua
tentang autis dengan kemampuan merawat anak autis
dirumah.
H0 : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua tentang
autis dengan kemampuan merawat anak autis dirumah.