Sie sind auf Seite 1von 10

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN AA5154 HASIL EQUAL

CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP) DAN KOMBINASI ECAP + ROLLING


Mirnawati Dewi1, Asep Andri Firmansyah2, Ali Alhamidi, ST., MT,3, Agus
Pramono, ST., MT,4
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon
mirnawatidewi33@gmail.com,
Jalan Jenderal Sudirman Km 3, Banten 42435
ABSTRACT
Recenly, various efforts have been made by researchers to increase the strength of
Aluminum. This was pushed by accelerating growth in otomotive industry that used
Aluminium as a component of the vehicle to save energy. The method that is being
developed is plastic deformation as a whole, one of which is a method of Equal Channel
Angular Pressing (ECAP). This trial aims to compare the mechanical properties (tensile
strength and hardness) of the results of the ECAP without rolling and the combination of
ECAP and rolling process. This process is performed on AA5154 Aluminium placed on a
mold shaped ECAP L with a fixed cross-sectional area and use mold angle 1050 and
angle of curvature 750 without changing the size of the cross-section of the specimen. This
process uses the C rute with a variation of pass 0; 2; 3; 4 and combinations of variations
and rolling pass 50%. Results of testing with ECAP method obtained an increase in
tensile strength values of 58.11% and 55.21% just rolling process, 58.66% and 55.92% for
the second passes, 58.92% and 56.77% for the third passes and 59.19% and 57.69% for
the fourth passes. Increased grain refinement obtained in combination ECAP + Rolling is
68.18% just in the process of rolling, 77.59% for the second passes, 85.71% for the third
passes, and 87.38% for the fourth passes. Hardness value obtained is equal to 251 MPa
and 78.43 HB in ECAP process, HB 277 Mpa and 86.17 on the combination of ECAP +
50% rolling. Value enhancement of mechanical properties is highest in the fourth passes,
the more the number of passes is given, the higher the resulting increase in mechanical
properties.
Keywords: ECAP, Aluminium AA5154, Rolling, Passes
ABSTRAK
Dewasa ini berbagai usaha telah dilakukan oleh para peneliti untuk meningkatkan
kekuatan alumunium. Hal ini didorong oleh semakin berkembangnya industri bermotor
yang memilih bahan Aluminium sebagai komponen kendaraannya untuk menghemat
energi. Metoda yang sedang dikembangkan saat ini adalah deformasi plastis secara
menyeluruh, salah satunya adalah metode Equal Channel Pressing Angular (ECAP).
Percobaan ini bertujuan untuk membandingkan sifat mekanik (kekuatan tarik dan
kekerasan) dari hasil proses ECAP tanpa rolling dan kombinasi proses ECAP dan 50%
rolling. Proses ini dilakukan pada Aluminium AA5154 yang ditempatkan pada cetakan
ECAP yang berbentuk L berpenampang tetap dengan sudut cetakan 1050 dan sudut
lengkungan 750 tanpa mengubah ukuran penampang spesimen. Proses ini menggunakan
rute C dengan variasi pass 0;2;3;4 dan kombinasi dari variasi pass dan rolling 50%. Hasil
pengujian dengan metode ECAP didapatkan peningkatan nilai kekuatan tarik sebesar
58,11% dan 55,21% hanya proses rolling, 58,66% dan 55,92% untuk passes kedua,
58,92% dan 56,77% untuk passes ketiga dan 59,19% dan 57,69% untuk passes keempat.
Peningkatan penghalusan butir yang diperoleh pada kombinasi ECAP + rolling yaitu
sebesar 68,18% hanya pada proses rolling, 77,59% untuk passes kedua, 85,71% untuk

passes ketiga, dan 87,38% untuk passes keempat. Nilai kekerasan yang didapat yaitu
sebesar 251 Mpa dan 78,43 HB pada proses ECAP, 277 Mpa dan 86,17 HB pada proses
kombinasi ECAP + 50% rolling. Nilai peningkatan sifat mekanik tertinggi terjadi pada
passes keempat, semakin banyak jumlah passes yang diberikan maka semakin tinggi
peningkatan sifat mekanik yang dihasilkan.
Katakunci: ECAP, Aluminium AA5154, Rolling, Passes
1.

PENDAHULUAN
Metode penguatan logam terbaru melalui pemberian deformasi plastis menyeluruh

yang sedang dalam tahap pengembangan saat ini adalah Equal Channel Angular
Pressing (ECAP) yakni teknik penguatan logam dengan cara pemberian deformasi plastis
yang tinggi dan merata pada bahan. Salah satu logam yang umumnya dilakukan proses
ini ini adalah Aluminium. Aluminium banyak dimanfaatkan untuk komponen otomotif
kendaraan seperti untuk bodi mobil, pesawat terbang, industri kapal laut dan sebagainya.
Untuk itu diperlukan aluminium dengan sifat mekanik yang baik yang mampu memenuhi
standar kebutuhan industri. Oleh karena itu, kajian ini sangat menarik untuk terus
dikembangkan untuk menghasilkan aluminium super kuat. Namun begitu, masih banyak
hal lain yang harus diteliti secara cermat dari proses ECAP sebelum diterapkan pada
bidang industri karena masih terdapat pertentangan dikalangan peneliti tentang proses
mana yang dapat menghasilkan kekuatan yang paling tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan sifat mekanik
(kekuatan tarik dan kekerasan) dari proses ECAP dengan empat passes dan dari
kombinasi proses ECAP + 50% rolling. Dari hasil pengujian diharapkan akan
menghasilkan sifat mekanik yang baik dari aluminium, dapat mengetahui hubungan
antara kekuatan dengan perubahan orientasi batas butir yang mana akan dihasilkan
ukuran butir yang lebih kecil sehingga akan terjadi peningkatan kekuatan tarik dan
kekerasan aluminium serta mengetahui perbandingan peningkatan sifat mekanik yang
dihasilkan dari proses ECAP dan kombinasi proses ECAP + 50% rolling.
2.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan dengan menguji atau mengukur, menganalisa dan

membandingkan sifat mekanis, yaitu kekuatan tarik dan kekerasan sampel dengan proses
ECAP dan dengan kombinasi proses ECAP + 50% rolling. Bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Aluminium AA5154 dengan komposisi kimia seperti pada tabel 1,
spesimen dipotong hingga berukuran panjang 250 mm, lebar 22 mm dan tebal 6 mm
sebanyak delapan untuk uji tarik, delapan sampel untuk uji kekerasan, delapan sampel

untuk uji metalografi sebelum proses pemanasan dan delapan sampel untuk uji
metalografi setelah proses pemanasan.
Alat ECAP yang digunakan terbuat dari material baja yang didesain sendiri dengan
ukuran 250 mm x 350 mm x 22 mm seperti tampak pada gambar 1. Spesimen yang telah
dipreparasi dimasukan ke dalam alat ECAP lalu diberikan beban 80 kN-100 kN dengan
rute C tanpa rolling dan rute C dengan 50% rolling dan jumlah passes yang digunakan
yaitu 0;2;3;4
Tabel 1. Kompoisisi kimia Aluminium AA5154
Unsur
%

Al
96,1

Mg
3,3

Mn
0,01

Cr
0,2

Si
0,09

Fe
0,3

Ti
0,01

V
0,01

Gambar 1. Alat ECAP


Sebagian spesimen setelah dilakukan proses ECAP kemudian dilakukan proses
rolling sekitar 50%. Presentasi reduksi dihitung berdasarkan persamaan berikut ini:
Reduksi (%)

Reduksi (%)

h0h f
h0

A 0 A f
A0

x 100%

x 100%

Keterangan:

h0

: ketebalan sampel sebelum dilakukan pengerjaan dingin (mm)

hf

: ketebalan sampel sesudah dilakukan pengerjaan dingin (mm)

A0

: Luas permukaan sampel sebelum dilakukan pengerjaan dingin (mm)

Af

: Luas permukaan sampel sesudah dilakukan pengerjaan dingin (mm)

(1)

(2)

Proses uji tarik dilakukan setelah proses ECAP dan proses rolling 50%. Proses ini
dilakukan dengan mesin uji tarik di PT Krakatau Steel, sedangkan untuk kekerasan bahan
sebelum dan sesudah proses ECAP diukur menggunakan kekerasan Brinell
Hardness

(Brinell

Tester). Proses pengujian kekerasan dilakukan dengan mesin kekerasan

Brinell, spesimen dikenakan beban sebesar 62,5 kg selama 15 detik. Nilai kekerasan
HBN dihitung menurut persamaan sebagai berikut:

2P
HBN

(3)

D \{D- ( D - d ) \}
2

Keterangan:
P

: beban (kg)

: diameter indentor (mm)

: diameter jejak indentor (mm)


Untuk mengamati struktur butir hasil proses ECAP dan kombinasi ECAP + 50%

rolling, dilakukan pengujian metalografi. Spesimen dipotong kemudian dilakukan ampelas


dengan kertas ampelas 600#, 800#, 1000# dan 1200#. Kemudian dilakukan polishing
dengan pasta alumina dan dietsa dengan perbandingan reagen HCl : HF : HNO 3 sebesar
20 ml: 5 ml: 20 ml dengan waktu 1 menit. Spesimen yang telah dietsa lalu dikeringkan
menggunakan air dan alkohol kemudian dilihat struktur mikronya dengan mikroskop optik.
Preparasi sampel AA5154
Panjang : 250 mm
Lebar : 22 mm
Tebal : 6 mm
Merancang Alat ECAP

Rute C
1.
2.
3.
4.

ECAP
ECAP
ECAP
ECAP

Passes
Passes
Passes
Passes

Rute C + 50% Rolling


0
2
3
4

1.
2.
3.
4.

ECAP
ECAP
ECAP
ECAP

Passes
Passes
Passes
Passes

0
2
3
4

Melakukan Uji Tarik Melakukan Uji KekerasanMelakukan Uji Metalograf


Data
Percobaan
Pembahasan
Kesimpulan

Literatur

Gambar 2. Diagram Alir Percobaan


3.

PEMBAHASAN
Tabel 2 dan tabel 3 di bawah ini menggambarkan hasil pengujian tarik pada sampel

hasil proses ECAP pada aluminium AA5154.


Tabel 2. Hasil Uji tarik spesimen ECAP
Legends

No.

Width

Thick

Area

F max

YS

TS

El

Sampel
ECAP C0
ECAP C2
ECAP C3
ECAP C4

mm
12.73
12.82
12.90
12.70

Mm
6.10
6.50
6.60
6.10

mm2
77.65
83.33
85.14
77.47

N
14855
18178
19119
19463

N/ mm2
72
97
97
105

N/ mm2
191
218
225
251

%
29
10
10
10

Tabel 3. Hasil Uji tarik spesimen ECAP


Legends

No. Sampel
ECAP C0 +
50% Rolling
ECAP C2 +
50% Rolling
ECAP C3 +
50% Rolling
ECAP C4 +
50% Rolling

Width

Thick

Area
2

F max

YS

TS
2

El
2

mm

mm

mm

N/ mm

N/ mm

12.73

6.10

77.65

14855

72

191

29

12.82

6.50

83.33

18178

97

218

10

12.90

6.60

85.14

19119

97

225

10

12.70

6.10

77.47

19463

105

251

10

Dari hasil proses ECAP pada sampel C4 baik sebelum dilakukan rolling maupun
setelah dilakukan 50% rolling menunjukkan kekuatan tarik tertinggi dibanding ketiga
sampel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah passes mempengaruhi nilai kekuatan
tarik yang dihasilkan, semakin banyak jumlah passes maka nilai kekuatan tarik yang
dihasilkan juga semakin besar.
Selama proses deformasi terjadi penumpukan dislokasi pada bidang slip. Tingkat
peregangan plastis bahan terjadi akibat peningkatan kerapatan dislokasi. Tumpukan
dislokasi ini mengakibatkan tegangan balik yang melawan tegangan pada bidang slip.
Batas butir merupakan hasil interaksi bersama terhadap slip dibatas butir. Semakin halus
butir, dislokasi akan semakin banyak dan semakin besar peningkatan kekuatan dan
kekerasan bahan, serta terjadinya perbedaan orientasi butir.

Tabel 4. Hasil Uji kekerasan spesimen ECAP


Sampel No.

ECAP C0

ECAP C2

d2

mm
1.09

mm
1.09

mm
1.09

HB
63.60

HB

1.09

1.09

1.09

63.60

63.20

1.10
1.02

1.10
1.00

1.10
1.01

62.60
74.70

1.04

1.00

1.02

73.20

1.02

1.00
1.00

1.01

74.70

1.00

76.30

1.00

76.30

1.00

76.30

1.00
ECAP C3

1.00
1.00

ECAP C4

Hardness Brinell
Average (d)
Value

d1

1.00
1.00

0,98

0.98

0.98

79.50

0.99

0.98

0.99

77.90

0.99

0.98

0.99

77.90

Average Value

74.20

76.30

78.43

Tabel 5. Hasil Uji kekerasan spesimen ECAP


Sampel No.
ECAP C0 +
50% Rolling
ECAP C2 +
50% Rolling
ECAP C3 +
50% Rolling
ECAP C4 +
50% Rolling

Hardness Brinell
Average (d)
Value

d1

d2

Average Value

mm
1.00

mm
0.98

mm
0.99

HB
77.90

HB

1.00

0.98

0.99

77.90

77.90

1.00
0.98

0.98
0.98

0.99
0.98

77.90
79.50

0.98

0.96

0.97

81.30

0.98
0.97

0.96
0.94

0.97
0.96

81.30
83.00

0.98

0.94

0.96

83.00

0.98
0.97

0.94
0.93

0.96
0.95

83.00
84.90

0.96

0.92

0.94

86.80

0.96

0.93

0.95

86.80

80.70

83.00

86.17

Nilai kekerasan berbanding lurus terhadap jumlah passes dimana semakin banyak
jumlah passes maka kekerasan semakin tinggi. Hal itu disebabkan oleh fenomena
regangan plastis dimana perubahan orientasi batas butir menjadi lebih besar dan
diameter butir lebih halus sehingga menghambat pergerakan pita slip dislokasi pada
batas butir.

(a)

(b)

(c)
Gambar 3.

Struktur mikro AA5154 awal dengan pembesaran 200x, (a) tampak tepi
kanan, (b) tampak tengah dan (c) tampak tepi kiri

5
4
3
Rute C

Sebelum Pemanasan

Setelah pemanasan

1
0
10

15

20

25

30

35

40

45

50

Diameter Butir
Ukuran butir sampel baik
setelah proses ECAP dan setelah proses kombinasi ECAP + 50% rolling menghasilkan
ukuran butir yang lebih besar dari ukuran butir awalnya. Dalam hal ini temperatur juga
mempengaruhi ukuran butir yang terbentuk. Secara mikro dapat terlihat perubahan
diameter ukuran butir akibat belum mencapai proses rekristalisasi butir. Hal ini
menyebabkan penurunan orientasi batas butir yang berbanding lurus dengan kekuatan
lulus, jika nilai orientasi batas butir semakin kecil maka kekuatan luluh semakin rendah,
kerapatan dislokasi dalam bidang slip dan regangan saat deformasi plastis berkurang
akibat ukuran butir yang relatif lebih besar dari ukuran sebelumnya sehingga luas total
batas butir memudahkan pergerakan dislokasi melewati batas butir.

(a)

5
4
3
Rute C

Sebelum Pemanasan

Setelah pemanasan

1
0
0

20

40

60

Diameter Butir

(b)
Gambar 4.

Grafik perubahan butir setelah dipanaskan pada temperatur 4500C.(a)


Proses ECAP rute C, (b) Proses Kombinasi ECAP + 50% rolling

4.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:
1. Proses Kombinasi ECAP + 50% rolling memiliki peningkatan sifat mekanik yang
lebih besar daripada hasil proses ECAP saja.
2. Peningkatan sifat mekanik yang dihasilkan berbanding lurus dengan jumlah
passes yang digunakan baik pada proses ECAP saja ataupun kombinasi proses
ECAP + 50% rolling dimana semakin banyak jumlah passes maka nilai
kekerasan dan kekuatan tarik yang dihasilkan semakin besar.
3. Nilai maksimum sifat mekanik dari proses ECAP rute C yaitu kekuatan tarik
sebesar 251 Mpa, kekerasan sebesar 78,43 HB, sedangkan untuk nilai
maksimum sifat mekanik dari hasil proses kombinasi ECAP rute C + 50% rolling
yaitu kekuatan tarik sebesar 277 Mpa dan kekerasan sebesar 86,17 HB.
4. Terjadi penghalusan ukuran butir pada Aluminium AA5154 baik melalui proses
ECAP

ataupun

setelah

proses

pemanasan

pada

suhu

4500C

yang

mengindikasikan bahwa nilai mekaniknya pun meningkat.

5.

REFERENSI

[1]

William, F Smith. 1996. Principle of Materials Science and Engineering 3 rd ed.


McGraw-Hill Co., New York.

[2]

Marc Thompson Bland. 2007, Thesis Investigation of Superplastis Behavior In FSP


5154 Aluminium Alloy. Ensign : United States Navy B.S, Villanova University of
California.

[3]

Rosochowski A. 2005. Processing Metals by Severe Plastic Deformation. Solid


State Phenomena 101-102: 13-22

[4]

Mizunuma S. 2005. Large Straining Behavior and Microstructure Refinement of


Several Metals by Torsion Extrusion Process. Materials Science Forum 503-504:
185-190.

[5]

Segal VM. 1995. Materials Processing Metals by Simple Shear. Materials Science
and Engineering A. 170(2):157-164

[6]

Valiev RZ. 1997. Structure and Mechanical Properties of Ultrafine-Grained Metals.


Materials Science and Engineering A 234-236:59-66

[7]

Maki, M. 2001. Future Trend of New Metallurgy Due to Creation of Ultra Fine Grain
Steels. Metals & Technology. Kinzoku, 71/8:771-778

Das könnte Ihnen auch gefallen