Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
passes ketiga, dan 87,38% untuk passes keempat. Nilai kekerasan yang didapat yaitu
sebesar 251 Mpa dan 78,43 HB pada proses ECAP, 277 Mpa dan 86,17 HB pada proses
kombinasi ECAP + 50% rolling. Nilai peningkatan sifat mekanik tertinggi terjadi pada
passes keempat, semakin banyak jumlah passes yang diberikan maka semakin tinggi
peningkatan sifat mekanik yang dihasilkan.
Katakunci: ECAP, Aluminium AA5154, Rolling, Passes
1.
PENDAHULUAN
Metode penguatan logam terbaru melalui pemberian deformasi plastis menyeluruh
yang sedang dalam tahap pengembangan saat ini adalah Equal Channel Angular
Pressing (ECAP) yakni teknik penguatan logam dengan cara pemberian deformasi plastis
yang tinggi dan merata pada bahan. Salah satu logam yang umumnya dilakukan proses
ini ini adalah Aluminium. Aluminium banyak dimanfaatkan untuk komponen otomotif
kendaraan seperti untuk bodi mobil, pesawat terbang, industri kapal laut dan sebagainya.
Untuk itu diperlukan aluminium dengan sifat mekanik yang baik yang mampu memenuhi
standar kebutuhan industri. Oleh karena itu, kajian ini sangat menarik untuk terus
dikembangkan untuk menghasilkan aluminium super kuat. Namun begitu, masih banyak
hal lain yang harus diteliti secara cermat dari proses ECAP sebelum diterapkan pada
bidang industri karena masih terdapat pertentangan dikalangan peneliti tentang proses
mana yang dapat menghasilkan kekuatan yang paling tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan sifat mekanik
(kekuatan tarik dan kekerasan) dari proses ECAP dengan empat passes dan dari
kombinasi proses ECAP + 50% rolling. Dari hasil pengujian diharapkan akan
menghasilkan sifat mekanik yang baik dari aluminium, dapat mengetahui hubungan
antara kekuatan dengan perubahan orientasi batas butir yang mana akan dihasilkan
ukuran butir yang lebih kecil sehingga akan terjadi peningkatan kekuatan tarik dan
kekerasan aluminium serta mengetahui perbandingan peningkatan sifat mekanik yang
dihasilkan dari proses ECAP dan kombinasi proses ECAP + 50% rolling.
2.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan dengan menguji atau mengukur, menganalisa dan
membandingkan sifat mekanis, yaitu kekuatan tarik dan kekerasan sampel dengan proses
ECAP dan dengan kombinasi proses ECAP + 50% rolling. Bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah Aluminium AA5154 dengan komposisi kimia seperti pada tabel 1,
spesimen dipotong hingga berukuran panjang 250 mm, lebar 22 mm dan tebal 6 mm
sebanyak delapan untuk uji tarik, delapan sampel untuk uji kekerasan, delapan sampel
untuk uji metalografi sebelum proses pemanasan dan delapan sampel untuk uji
metalografi setelah proses pemanasan.
Alat ECAP yang digunakan terbuat dari material baja yang didesain sendiri dengan
ukuran 250 mm x 350 mm x 22 mm seperti tampak pada gambar 1. Spesimen yang telah
dipreparasi dimasukan ke dalam alat ECAP lalu diberikan beban 80 kN-100 kN dengan
rute C tanpa rolling dan rute C dengan 50% rolling dan jumlah passes yang digunakan
yaitu 0;2;3;4
Tabel 1. Kompoisisi kimia Aluminium AA5154
Unsur
%
Al
96,1
Mg
3,3
Mn
0,01
Cr
0,2
Si
0,09
Fe
0,3
Ti
0,01
V
0,01
Reduksi (%)
h0h f
h0
A 0 A f
A0
x 100%
x 100%
Keterangan:
h0
hf
A0
Af
(1)
(2)
Proses uji tarik dilakukan setelah proses ECAP dan proses rolling 50%. Proses ini
dilakukan dengan mesin uji tarik di PT Krakatau Steel, sedangkan untuk kekerasan bahan
sebelum dan sesudah proses ECAP diukur menggunakan kekerasan Brinell
Hardness
(Brinell
Brinell, spesimen dikenakan beban sebesar 62,5 kg selama 15 detik. Nilai kekerasan
HBN dihitung menurut persamaan sebagai berikut:
2P
HBN
(3)
D \{D- ( D - d ) \}
2
Keterangan:
P
: beban (kg)
Rute C
1.
2.
3.
4.
ECAP
ECAP
ECAP
ECAP
Passes
Passes
Passes
Passes
1.
2.
3.
4.
ECAP
ECAP
ECAP
ECAP
Passes
Passes
Passes
Passes
0
2
3
4
Literatur
PEMBAHASAN
Tabel 2 dan tabel 3 di bawah ini menggambarkan hasil pengujian tarik pada sampel
No.
Width
Thick
Area
F max
YS
TS
El
Sampel
ECAP C0
ECAP C2
ECAP C3
ECAP C4
mm
12.73
12.82
12.90
12.70
Mm
6.10
6.50
6.60
6.10
mm2
77.65
83.33
85.14
77.47
N
14855
18178
19119
19463
N/ mm2
72
97
97
105
N/ mm2
191
218
225
251
%
29
10
10
10
No. Sampel
ECAP C0 +
50% Rolling
ECAP C2 +
50% Rolling
ECAP C3 +
50% Rolling
ECAP C4 +
50% Rolling
Width
Thick
Area
2
F max
YS
TS
2
El
2
mm
mm
mm
N/ mm
N/ mm
12.73
6.10
77.65
14855
72
191
29
12.82
6.50
83.33
18178
97
218
10
12.90
6.60
85.14
19119
97
225
10
12.70
6.10
77.47
19463
105
251
10
Dari hasil proses ECAP pada sampel C4 baik sebelum dilakukan rolling maupun
setelah dilakukan 50% rolling menunjukkan kekuatan tarik tertinggi dibanding ketiga
sampel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah passes mempengaruhi nilai kekuatan
tarik yang dihasilkan, semakin banyak jumlah passes maka nilai kekuatan tarik yang
dihasilkan juga semakin besar.
Selama proses deformasi terjadi penumpukan dislokasi pada bidang slip. Tingkat
peregangan plastis bahan terjadi akibat peningkatan kerapatan dislokasi. Tumpukan
dislokasi ini mengakibatkan tegangan balik yang melawan tegangan pada bidang slip.
Batas butir merupakan hasil interaksi bersama terhadap slip dibatas butir. Semakin halus
butir, dislokasi akan semakin banyak dan semakin besar peningkatan kekuatan dan
kekerasan bahan, serta terjadinya perbedaan orientasi butir.
ECAP C0
ECAP C2
d2
mm
1.09
mm
1.09
mm
1.09
HB
63.60
HB
1.09
1.09
1.09
63.60
63.20
1.10
1.02
1.10
1.00
1.10
1.01
62.60
74.70
1.04
1.00
1.02
73.20
1.02
1.00
1.00
1.01
74.70
1.00
76.30
1.00
76.30
1.00
76.30
1.00
ECAP C3
1.00
1.00
ECAP C4
Hardness Brinell
Average (d)
Value
d1
1.00
1.00
0,98
0.98
0.98
79.50
0.99
0.98
0.99
77.90
0.99
0.98
0.99
77.90
Average Value
74.20
76.30
78.43
Hardness Brinell
Average (d)
Value
d1
d2
Average Value
mm
1.00
mm
0.98
mm
0.99
HB
77.90
HB
1.00
0.98
0.99
77.90
77.90
1.00
0.98
0.98
0.98
0.99
0.98
77.90
79.50
0.98
0.96
0.97
81.30
0.98
0.97
0.96
0.94
0.97
0.96
81.30
83.00
0.98
0.94
0.96
83.00
0.98
0.97
0.94
0.93
0.96
0.95
83.00
84.90
0.96
0.92
0.94
86.80
0.96
0.93
0.95
86.80
80.70
83.00
86.17
Nilai kekerasan berbanding lurus terhadap jumlah passes dimana semakin banyak
jumlah passes maka kekerasan semakin tinggi. Hal itu disebabkan oleh fenomena
regangan plastis dimana perubahan orientasi batas butir menjadi lebih besar dan
diameter butir lebih halus sehingga menghambat pergerakan pita slip dislokasi pada
batas butir.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.
Struktur mikro AA5154 awal dengan pembesaran 200x, (a) tampak tepi
kanan, (b) tampak tengah dan (c) tampak tepi kiri
5
4
3
Rute C
Sebelum Pemanasan
Setelah pemanasan
1
0
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Diameter Butir
Ukuran butir sampel baik
setelah proses ECAP dan setelah proses kombinasi ECAP + 50% rolling menghasilkan
ukuran butir yang lebih besar dari ukuran butir awalnya. Dalam hal ini temperatur juga
mempengaruhi ukuran butir yang terbentuk. Secara mikro dapat terlihat perubahan
diameter ukuran butir akibat belum mencapai proses rekristalisasi butir. Hal ini
menyebabkan penurunan orientasi batas butir yang berbanding lurus dengan kekuatan
lulus, jika nilai orientasi batas butir semakin kecil maka kekuatan luluh semakin rendah,
kerapatan dislokasi dalam bidang slip dan regangan saat deformasi plastis berkurang
akibat ukuran butir yang relatif lebih besar dari ukuran sebelumnya sehingga luas total
batas butir memudahkan pergerakan dislokasi melewati batas butir.
(a)
5
4
3
Rute C
Sebelum Pemanasan
Setelah pemanasan
1
0
0
20
40
60
Diameter Butir
(b)
Gambar 4.
4.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Proses Kombinasi ECAP + 50% rolling memiliki peningkatan sifat mekanik yang
lebih besar daripada hasil proses ECAP saja.
2. Peningkatan sifat mekanik yang dihasilkan berbanding lurus dengan jumlah
passes yang digunakan baik pada proses ECAP saja ataupun kombinasi proses
ECAP + 50% rolling dimana semakin banyak jumlah passes maka nilai
kekerasan dan kekuatan tarik yang dihasilkan semakin besar.
3. Nilai maksimum sifat mekanik dari proses ECAP rute C yaitu kekuatan tarik
sebesar 251 Mpa, kekerasan sebesar 78,43 HB, sedangkan untuk nilai
maksimum sifat mekanik dari hasil proses kombinasi ECAP rute C + 50% rolling
yaitu kekuatan tarik sebesar 277 Mpa dan kekerasan sebesar 86,17 HB.
4. Terjadi penghalusan ukuran butir pada Aluminium AA5154 baik melalui proses
ECAP
ataupun
setelah
proses
pemanasan
pada
suhu
4500C
yang
5.
REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
Segal VM. 1995. Materials Processing Metals by Simple Shear. Materials Science
and Engineering A. 170(2):157-164
[6]
[7]
Maki, M. 2001. Future Trend of New Metallurgy Due to Creation of Ultra Fine Grain
Steels. Metals & Technology. Kinzoku, 71/8:771-778