Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
GEMPA RENCANA
Gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun sehingga prosentase
terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun tersebut. Pengaruh gempa
rencana harus dikalikan dengan Faktor Keutamaan Gedung (I) diatur dalam SNI 03-17262002 Pasal 4.1.2.
STRUKTUR GEDUNG
Sesuai SNI 03-1726-2002 Pasal 4.2.1 meliputi struktur gedung beraturan dan
struktur gedung tidak beraturan (tidak sesuai dengan Pasal 4.2.1).
Pengaruh gempa rencana untuk struktur gedung beraturan dapat ditinjau sebagai
pengaruh beban gempa statik ekivalen sehingga dapat menggunakan analisis statik ekivalen.
Sedangkan untuk struktur gedung tidak beraturan menggunakan pembebanan gempa dinamik,
oleh karenanya digunakan analisis respon dinamik.
PERANCANGAN KAPASITAS
Struktur gedung harus memenuhi syarat Strong Column Weak Beam yang artinya
perilaku struktur pada saat menerima pengaruh beban gempa hanya boleh terjadi sendi plastis
di ujung-ujung balok, kaki kolom dan kaki dinding geser.
Beban Mati
2.
Beban Hidup
3.
Beban Gempa
= 1,4 D
2.
= 1,2 D + 1,6 L
3.
4.
= 0,9 D 1,0 E
BAB II
DATA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG
Wilayah gempa
1.
2.
3.
Kombinasi pembebanan:
1.
1,4 D
2.
1,2 D + 1,6 L
3.
4.
0,9 D 1,0 E
Bentuk bangunan:
1.
Jumlah lantai
2.
: 3,50 m
3.
: 17,50 m
4.
Panjang gedung
: 40 m
5.
Lebar gedung
: 25 m
: 120 mm
2.
Dimensi balok
: 400 x 600 mm
3.
Dimensi kolom
: 600 x 600 mm
Mutu bahan
Fungsi gedung
: Perkantoran
Beban hidup:
1.
Lantai
: 250 Kg/ m2
2.
Atap
: 100 Kg/ m2
Beban mati:
1.
Beton bertulang
= 2400 Kg/ m3
2.
Keramik + spesi
= 45 Kg/ m2
3.
Waterproofing membrane
= 15 Kg/ m2
4.
Plumbing
= 10 Kg/ m2
5.
Ducting AC
= 20 Kg/ m2
6.
Plafond + penggantung
= 18 Kg/ m2
7.
= 90 Kg/ m2
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 Version 14.2
2.
2.
2.
3.
Input dimensi elemen struktur balok (section name, depth dan width) lalu klik Concrete
Reinforcement
4.
Langkah no. 2
Langkah no. 3
Langkah no. 4
6.
7.
Input dimensi elemen struktur balok (section name, depth dan width) lalu klik Concrete
Reinforcement
8.
10. Input ketebalan pelat 120 mm, lalu klik Modify/ Shell Design Parameters
11. Input sistem pembesian plat (two layers) dan selimut beton 20 mm
Langkah no. 11
4.
Ubah tampilan SAP2000 pada sumbu xz maka akan muncul tampilan portal
seperti gambar di bawah:
2.
3.
Assign Frame Frame Section Kolom 600x600, maka akan muncul tampilan
sbb:
4.
2.
3.
Drag pada panel pelat. Bila telah selesai klik panel pelat anda maka akan muncul
tampilan sperti dibawah:
4.
Klik semua panel pelat lalu replicate ke arah sumbu z sesuai dengan ketinggian lantai
gedung. Pilih Edit Replicate
2.
2.
3.
Tampilan gambar portal 3D yang sudah jadi, siap untuk dilanjutkan pada tahap input beban
(extrude view & fill object).
BAB IV
INPUT PEMBEBANAN PADA SAP2000 Ver. 14.2
(Analisis Portal 3D)
3.
4.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
Akan muncul tampilan beban kombinasi sebanyak 10 (sepuluh) Combos. Untuk mencek
apakah beban kombinasi yang digunakan sudah sesuai maka klik pada Modify/ Show Combo.
= 1,4 D
U2
= 1,2 D + 1,6 L
U3
U4
U5
U6
U7
U8
U9
U10
= 45 Kg/ m2
= 18 Kg/ m2
3. Akibat plumbing
= 10 Kg/ m2
4. Akibat ducting AC
= 20 Kg/ m2
qDL
= 93 Kg/ m2
qLL
= 250 Kg/ m2
= 15 Kg/ m2
= 18 Kg/ m2
3. Akibat plumbing
= 10 Kg/ m2
4. Akibat ducting AC
= 20 Kg/ m2
qDL
= 63 Kg/ m2
qLL
= 100 Kg/ m2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Ulangi langkah no. 1 s/d no. 9 untuk semua denah pelat pada masing-masing lantai. Hati-hati
pada saat memasukkan beban mati dan hidup pelat atap karena berbeda dengan beban mati
maupun beban hidup pelat lantai.
2.
Pilih portal melintang yang paling tepi. Dalam kasus ini portal As-9 dan As-1.
3.
Pilih semua frame (balok) lantai yang ada kecuali pada atap.
4.
Portal As-9
5.
Ulangi langkah no. 1 s/d no. 4 untuk input beban dinding pada portal tepi yang sisi lain
(Portal As-1).
7.
Pilih portal memanjang yang paling tepi. Dalam kasus ini portal As-A dan As-F.
8.
Pilih semua frame (balok) lantai yang ada kecuali pada atap.
9.
Portal As-A
BAB V
INPUT BEBAN GEMPA DENGAN ANALISIS 3D STATIK
= 1,25 m
= 1,00 m
Klik kanan pada salah (sembarang) frame. Pilih Edit Grid Data Modify/ Show System
2.
Input koordinat pada Grid yang sudah ada, pada X-Grid dan Y-Grid.
2.
3.
4.
Lakukan langkah no. 1 s/d no. 3 untuk setiap elevasi denah lantai.
ed(1,25 ; 1,00)
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk massa masing-masing lantai, yang
hasilnya sebagai berikut:
Massa lantai 3
= 92.757 Kg
Massa lantai 4
= 92.757 Kg
Massa lantai 5
= 92.757 Kg
= 73.539 Kg
Dengan cara yang sama dilakukan perhitungan untuk momen inersia masing-masing lantai,
yang hasilnya sebagai berikut:
Momen Inersia Lt. 3
= 17.198.615 Kg-m4
= 17.198.615 Kg-m4
= 17.198.615 Kg-m4
= 13.635.326 Kg-m4
2.
Klik pada joint/ titik pusat eksentrisitas lantai yang akan di masukkan nilainya
3.
4.
5.
6.
Ulangi langkah no. 1 s/d no. 5 untuk tiap-tiap lantai. Hati-hati untuk atap nilai massa
dan momen inersianya berbeda.
Kekakuan Struktur
Berdasarkan SNI 03-1726-2002 Pasal 5.5.1 akibat pengaruh gempa rencana,
pengaruh peretakan beton pada elemen beton bertulang, beton pratekan maupun komposit
harus diperhitungkan. Untuk itu momen inersia penampang struktur harus dikalikan dengan
suatu persentase efektifitas.
1.
2.
3.
2.
3.
Klik disini
Lakukan langkah no. 1 s/d no. 3 juga untuk semua lantai bangunan
Pertemuan antara balok dan kolom dalam portal beton bertulang dapat dianggap cukup
kaku/ rigid/ monolit. Untuk memodelkan koneksi balok-kolom yang kaku, ikuti langkahlangkah berikut:
1.
2.
Nilai beban gempa statik ekivalen di atas harus dibebankan pada Pusat Massa
Eksentrisitas Bangunan per lantai sesuai dengan SNI 03-1726-2002 Pasal 5.8.2
Pengaruh gempa rencana sebesar 100% pada arah utama dan 30% pada arah tegak lurus
arah utama.
Klik Pusat Massa Eksentrisitas Bangunan pada denah lantai yang ditinjau
Input Beban Gempa Statik Ekivalen 100% Fx dan 30% Fy pada Lantai2
Input Beban Gempa Statik Ekivalen 100% Fx dan 30% Fy pada Lantai 2
Ulangi langkah di atas untuk semua lantai. Nilai beban gempa statik ekivalen untuk tiap
lantai berbeda-beda.
BAB VI
INPUT BEBAN GEMPA DENGAN ANALISIS 3D DINAMIS
(RESPONSE SPECTRUM)
Pada grafik di atas nilai C setelah T (periode) > 0,5 detik berupa parabolik dengan fungsi C
sebesar:
Untuk mendapatkan nilai C sampai dengan T = 3 detik, perlu dibuat bantuan sebagai input
faktor respons gempa pada SAP2000. Melalui program MS-Excel dibuat 2 kolom (kolom 1 =
C dan Kolom 2 = T) untuk interval waktu 0,1 detik.
File excel ini copy dan paste ke dalam program NotePad dan simpan dalam bentuk .txt
sehingga nanti dapat di eksport ke SAP2000.
Pilih Define Function Response Spectrum
Pilih Choose Function Type to Add From File Add New Function
Klik Browse Cari dimana tadi anda menyimpan file .txt ; Bila sudah ketemu maka klik
Open
Klik pada Period vs Value
Klik Display Graph akan muncul tampilan seperti gambar di atas.
Klik Convert to User Defined OK OK
2.
3.
4.
5.
6.
Load Type
Load Name
Function
Accel
U1
FUNC
Scale Factor
Accel
U2
FUNC
Step no. 1
Step no. 2
8.
9.
Load Name
Function
Accel
U1
FUNC
Accel
U2
FUNC
Scale Factor
Analysis Modal
Pilih Define Load Cases Modal Modify/ Show Load Case akan muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini:
b.
c.
d.
e.
Klik Add
f.
g.
Klik Add OK
2.
3.
4.
2.
3.
4.
Setelah proses analysis struktur selesai, langkah terakhir adalah mendapatkan informasi
tentang design struktur, caranya sbb:
Pilih Design Concrete Frame Design Start Design/ Check Of Structure
BAB VII
KONTROL HASIL ANALISIS STRUKTUR
Pilih Structure Output Modal Information Table: Modal Participating Mass Ratios
Bilamana dikehendaki Partisipasi Massa yang lebih besar, maka jumlah maximum number
of modes pada define load case modal ditingkatkan. Sebagai contoh gedung ini memiliki 5
Lantai yang masing-masing lantainya memiliki 3 DOF (translasi x,translasi y,dan rotasi z)
sehingga modes nya dapat dibuat menjadi 3 x 5 = 15.
Jumlah total distribusi gaya geser gempa statik per lantai = base reactions dari SAP2000
Sesuai SNI 03-1726-2002 Pasal 7.1.3 Nilai akhir respons dinamik struktur gedung (V)
terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah
tertentu tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons ragam yang pertama (V1).
Berdasarkan hasil output SAP di atas nampak bahwa gaya geser gempa respons dinamik
tidak ada yang kurang dari 80% gaya geser gempa statik ekivalen. Oleh karena itu dalam
perancangan selanjutnya digunakan beban gempa dinamik.
Output displacement di lihat pada joint Pusat Massa Eksentrisitas Bangunan. Dalam kasus ini
No Joint sebagai berikut:
Kontrol Kinerja Batas Layan & Batas Ultimate Akibat Beban Gempa Statik Arah X
Kontrol Kinerja Batas Layan & Batas Ultimate Akibat Beban Gempa Statik Arah Y