Sie sind auf Seite 1von 28

Neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), Utang dan

Modal pemilik pada saat tertentu. Dalam Neraca ini selalu menunjukkan adanya
keseimbangan antara sisi Debit dengan sisi Kredit. Keseimbangan ini selanjutnya disebut
dengan persamaan dasar akuntansi (accounting equation).

Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi


Persamaan dasar akuntansi adalah rumus dasar tentang akuntansi yang secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

H = Harta, yaitu semua milik (Kekayaan) dari suatu perusahaan.


U = Utang, yaitu kewajiban perusahaan terhadap pihak lain.
M = Modal, yaitu hak pemilik perusahaan.
Rumus lain :

B = Biaya, pengorbanan untuk memperoleh penghasilan


P = Pendapatan, adalah bertambahnya aktiva perusahaan.
Harta bersaldo normal di debet (bertambah) dan jika di kredit berkurang, sedangkan
pendapatan bersaldo normal di kredit (bertambah) dan jika di debet berkurang, biaya
mengurangi modal sedangkan pendapatan menambah modal.
Harta (assets):
Merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan memberikan nilai
ekonomis pada masa yang akan datang.
Contoh :
Harta (assets):
Kas (cash)

Piutang usaha (account receivable)

Piutang wesel (notes receivable)

Perlengkapan (supplies)

Beban beban dibayar dimuka (prepaid expenses)

Tanah (land)

Gedung (building)

Peralatan (equipment)

Mesin (machine)

Utang (liabilitiy)
Merupakan hak (klaim) terhadap harta dari pihak selain pemilik.
Contoh :
Utang usaha (accounts payable)
Utang wesel (notes payable)

Utang gaji (salary payable)

Utang bunga (interest payable)

Utang sewa (rent payable)

Utang pajak (tax payable)

Utang Obligasi (bonds payable)

Utang sewa guna usaha (lease obligation)

Dll.

Modal (owners equity)


Merupakan sisa hak terhadap harta (SD) suatu perusahaan setelah dikurangi dengan pihak
ketiga (liability). Dipengaruhi oleh:
Revenues
Expenses

Investment

Prive/ drawing/ withdrawal

Dokumen Sumber Pencatatan, Persamaan


Dasar Akuntansi
Setiap transaksi yang terjadi di perusahaan memerlukan pencatatan. Dalam proses
pencatatan ini memerlukan dokumen atau bukti terjadinya transaksi agar pencatatan
mampu menunjukkan kejadian yang sebenar-benarnya. Berdasarkan bukti transaksi
tersebut harus dicermati agar tidak terjadi kesalahan atau penyelewengan atas kekayaan
perusahaan. Adapun fungsi dari bukti transaksi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Memastikan keabsahan transaksi yang terjadi.
2. Sebagai rujukan atau dokumen atas peninjauan kembali transaksi (bukti) jika terjadi
permasalahan di kemudian hari.

Beberapa bukti transaksi yang biasanya terjadi di suatu perusahaan yang digunakan
sebagai dokumen sumber pencatatan antara lain :
1. Kuitansi atau bukti penerimaan kas, merupakan dokumen surat tanda penerimaan uang
yang ditandatangani oleh penerimaan uang dan diberikan kepada yang membayar uang
tersebut. Bagian kanan dari lembar kuitansi diberikan kepada pihak yang membayar dan
bagian kiri digunakan sebagai arsip bagi penerima uang.
2. Faktur, adalah bukti pembelian atau penjualan yang dilakukan secara kredit. Bukti
transaksi pembelian biasanya disebut faktur pembelian demikian pula bukti transaksi
penjualan dinamakan faktur penjualan.
3. Cek, adalah surat perintah tertulis dari pemegang rekening kepada bank untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada orang yang namanya tertulis pada surat cek
tersebut. Cek diterbitkan oleh suatu bank, dan diberikan kepada nasabahnya yang
mempunyai simpanan dalam jumlah tertentu di bank tersebut. Jika pengeluaran uang
dilakukan dengan cek maka strook yang tertinggal dalam buku cek dapat digunakan sebagai
bukti transaksi.
4. Bilyet giro, pemilik rekening giro selain menggunakan cek dapat juga menggunakan
bilyet giro sebagai alat pembayaran. Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah
suatu bank yang bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekeningnya
kedalam rekening pihak yang namanya tertulis pada bilyet giro pada bank yang sama atau
bank lain. Dengan demikian penerima bilyet giro tidak dapat menerima dalam bentuk uang.

Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Dasar


Akuntansi

Setiap transaksi keuangan akan memengaruhi posisi keuangan perusahaan, dengan adanya
transaksi dapat memengaruhi pada kelompok aktiva saja atau bisa juga memengaruhi
pasiva saja atau bahkan memengaruhi aktiva dan pasiva secara bersamaan. Artinya setiap
perubahan akan menunjukkan perubahan secara berpasangan baik antara harta dengan
harta, antara harta dengan utang atau antara harta dengan modal, oleh karena itu
pencatatannya dinamakan sistem akuntansi berpasangan (double entry accounting
system).
Berdasarkan pada bukti transaksi tersebut dicatat dalam persamaan dasar sebagaimana
contoh berikut :

Tn. Wahyu bertempat tinggal di Yogyakarta, pada bulan September 2006 membuka usaha
fotokopi yang diberi nama Fotokopi Cepat. Pencatatan atas pendapatan jasa dilakukan
seminggu sekali yaitu tanggal 9, 16, 23 dan 30 September 2006 (setiap akhir pekan).
Adapun transaksi yang terjadi saat memulai usaha adalah:
Tanggal 1 September 2006
Tn. Wahyu pemilik sekaligus
pengelola perusahaan Fotokopi Cepat
menyerahkan uang pribadinya sebesar
Rp120.000.000,00 sebagai modal usaha. Pada
tanggal ini pula dibayar uang sewa kios kepada
Tn. Salimi sebesar Rp3.600.000,00 untuk masa
sewa satu tahun.
Berdasarkan bukti transaksi, maka perusahaan akan mencatatnya dalam persamaan
dasar berikut ini:

Tanggal 2 September 2006


dibeli dengan tunai 5 unit mesin
fotokopi @ Rp15.000.000,00 dari Toko Eropa.

Transaksi terus terjadi dan setiap hari dicatat dalam persamaan dasar, setiap terjadi
transaksi harus dihitung saldonya sehingga setiap saat dapat diketahui posisi keuangan
perusahaan.
Tanggal 3 September 2006
dibeli kredit 50 rem kertas HVS
ukuran folio @ Rp25.000.00 dan 25 rem kertas
HVS ukuran kwarto @ Rp23.000,00 serta 10
kantong tinta fotokopi @ Rp70.000,00 di Toko
Mitra.
Tanggal 9 September 2006
dicatat penerimaan uang
sebesar Rp3.000.000 dari pelanggan sebagai
pembayaran atas pekerjaan foto kopi dan jilid
pada minggu pertama.
Tanggal 10 September 2006
dikembalikan kepada Toko
Mitra 5 rem kertas HVS ukuran folio
dikarenakan rusak.
Tanggal 11 September 2006
Tn. Adili pegawai bagian servis
fotokopi meminta uang di kasir sebesar
Rp200.000,00 untuk membeli kertas sampul
sebanyak 50 lembar.
Tanggal 15 September 2006
dicatat penerimaan uang
sebesar Rp1.600.000,00 dari pelanggan sebagai
ongkos fotokopi pada minggu kedua.
Tanggal 17 September 2006
dibayar kepada Toko Mitra
uang sebesar Rp1.400.000,00 sebagai pembayaran
atas pembelian tanggal 3 September 2006.
Tanggal 18 September 2006
dibeli tunai 50 rem kertas HVS
ukuran folio @ Rp25.000,00 dan 25 rem kertas
HVS ukuran kwarto @ Rp23.000,00 serta 10
kantong tinta fotokopi @ Rp70.000,00 di Toko
Mitra.
Tanggal 20 September 2006
dibayar listrik dan telepon
untuk bulan September masing-masing senilai
Rp475.000,00 dan Rp400.000,00.
Tanggal 23 September 2006
diterima uang hasil fotokopi dan
jilid dari Toko Sukses senilai Rp11.252.000,00
Tanggal 24 September 2006

dibayar beban iklan untuk


bulan September senilai Rp500.000,00.
Tanggal 29 September 2006
telah diselesaikan dan
diserahkan pekerjaan fotokopi dan jilid sebesar
Rp11.700.000,00 diterima pembayaran sebesar
Rp9.750.000,00 dan diterima bulan depan
senilai Rp1.950.000,00.
Tanggal 30 September 2006
dibayar gaji karyawan sebesar
Rp7.500.000,00.

Pada akhir bulan yang belum dibukukan (sebagai data penyesuaian) terdiri atas sebagai
berikut :
a. Beban depresiasi mesin fotokopi diperhitungkan dengan menggunakan metode garis lurus
tanpa nilai sisa untuk masa manfaat 10 tahun, depresiasi tiap bulan. Rp 75.000.000 / 10 x
12 bulan = Rp625.000, oleh karena itu beban depresiasi untuk bulan September 2006
sebesar
Rp625.000.
b. Beban sewa ruangan untuk bulan September 2006 Rp300.000,00
c. Perlengkapan fotokopi (kertas, tinta dan lain-lain) yang masih ada di gudang
Rp1.425.000,00

Berdasarkan transaksi tersebut, dapat dicatat dalam persamaan dasar


akuntansi selama periode waktu satu bulan sebagai berikutHome

Kontak

Daftar Pustaka

Daftar Isi BLOG

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA DI Jurnal-Akuntansi.Blogspot.Com

Home Istilah-Istilah Dalam Akuntansi

Istilah-Istilah Dalam Akuntansi


Bagikan artikel :

Tweet
Dalam belajar akuntansi sering kita temui istilah-istilah yang tidak dimengerti. Berikut ini
adalah beberapa istilah-istilah akuntansi yang ada :

Akuntan Publik Bersertifikat (Certified Public Accountace - CPA)

Akrual (Accruals)
Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Akumulasi Penyusutan (Accumulated Depreciation)
Akun Aset (Asset Accounts)
Akun Beban (Expense Accounts)
Akun Ekuitas (Equity Accounts)
Akun Kewajiban (Liability Accounts)
Akun Kontra (Contra Accounts)
Akun Modal Pemilik (Owner's Equity Account)
Akun Nominal/ Akun Laba-Rugi (Nominal Accounts)
Akun Penarikan Modal Pemilik / Prive (Owner's Withdrawal Account)
Akun Pendapatan (Revenue Accounts)
Akun Permanen (Permanent Accounts)
Akun Riil/ Akun Neraca (Real Accounts)
Akun Sementara (Temporary Accounts)
Akun/ Rekening (Accounts)
Akuntansi (Accounting)
Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Intern (Internal Accounting)
Akuntansi Keuangan/ Akuntansi Umum (Financial Accounting/ General
Accounting)
Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Akuntansi Publik (Public Accounting)
Aset (Assets)
Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)
Asuransi Dibayar di Muka (Prepaid Insurance)
Auntan Industri/ Akuntan Biaya (Cost Accountance)
Ayat Jurnal (Journal Entry)
Ayat Jurnal Koreksi (Correction Entries)
Ayat Jurnal Pembalik (Reversing Entries)
Ayat Jurnal Penutup (Closing Entries)
Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entry)
Bahasa Bisnis (Business Language)
Beban (Expenses)
Beban Gaji (Salary Expense)
Beban Iklan (Advertising Expense)
Beban Listrik, Telepon, Air/ Beban
Utilitas (Utilities Expenses)
Beban Operasi (Operasional Expenses)
Beban Penyusutan (Depreciation Expense)
Beban Sewa (Rent Expense)
Bentuk Akun (Account Form)
Bentuk Akun Skontro/ Bentuk
Horizontal/ Bentuk Akun T (T Account Form)

Bentuk Akun Stafel (Balance Column Accounts)


Bentuk Bertahap (Multiple Step Form)
Bentuk Langsung (Single Step Form)
Buku Besar (General Ledger)

ISTILAH-ISTILAH DALAM AKUNTANSI

Catatan atas Laporan Keuangan (Notes of Financial Statements)

Controller

Dasar Akrual (Accrual Basis)

Dasar Tunai/ Dasar Kas (Cash Basis)

Debit (Debit)

Dokumen Sumber (Source Document)

Ekuitas Pemilik (Owner's Equity)

Ikatan Akuntan Indonesia - IAI

Ikhtisa Laba-Rugi (Income Statement Summary)

Investasi Jangka Panjang (Longterm Investment)

Investor

Jurnal Dua Kolom (Two Column Journal)

Jurnal Khusus (Special Journal)

Jurnal Penyesuaian (Adjustment Journal)

Jurnal/ Buku Harian (Journal)

Karyawan

Kas (Cash)

Keluaran (Barang atau Jasa =

Output)

Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban Akrual (Accrued Liabilities)

Kewajiban Jangka Panjang (Longterm Debts)

Kewajiban Lain-lain (Other Liabilities)

Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Konsep Penandingan (Matching Concept)

Konsep Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Concept)

Kredit (Credit)

Kreditor (Creditur)

Laba (Profit)

Laba Bersih sebelum Pajak (Net Income before Taxes)

Laba Bersih setelah Pajak (Net Income after Taxes)

Laba Operasi

Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)

Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner's Equity)

Laporan Keuangan (Financial Statement)

Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Manajer (Manager)

Neraca (Balance Sheet)

Neraca Lajur/ Kertas Kerja (Worksheet)

Neraca Saldo (Trial Balance)

Neraca Saldo (Trial Balance)

Neraca Saldo setelah Penutupan (Post Closing Trial Balance)

Neraca Saldo yang Disesuaikan (Adjusted Trial Balace)

Organisasi Nirlaba (Non-profit Oriented Organization)

Pelanggan (Customer)

Pemegang Buku (Book Keeper)

Pemeriksa Intern (Internal Auditor)

Pemilik Perusahaan (Owner)

Pemindah Bukuan (Posting)

Penangguhan (Deferrals)

Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenue)

Pendapatan Jasa (Service Revenue)

Penjurnalan (Journalizing)

Peralatan Kantor (Office Equipment)

Periode Akuntansi (Accounting Periode)

ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM AKUNTANSI

Perlengkapan (Supplies)

Persamaan Dasar Akuntansi (Accounting Equation)

Perusahaan Dagang (Merchandising)

Perusahaan Jasa (Service Company)

Perusahaan Manufaktur (Manufacturing)

Perusahaan Persekutuan (Partnership)

Perusahaan Perseorangan (Proprietorship)

Perusahaan Perseroan (Corporation)

Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Porsekot/ Premi (Prepaid)

Proses Akuntansi (Accounting Process)

Proses Penyesuaian (Adjusting Process)

Rugi (Loss)

Saldo (Balance)

Saldo Normal Akun (Normal

Balance of Accounts)

Seimbang (Balance)

Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent Expense)

Siklus Akuntansi (Accounting Cycle)

Sistem Akuntansi Berpasangan (Double Entry System)

Sumber Daya (Input)

Tanah (Land)

Transaksi Bisnis (Business Transaction)

Transaksi Eksternal (External Transaction)

Transaksi Internal (Internal Transaction)

Utang Beban/ Beban Akrual (Accrued Expenses)

Utang Usaha (Accounts Payable

Udah sedikit mengerti tentang akuntansi kan? setelah sebelumnya kita belajar tentang apa
itu akuntansi dan apa itu persamaan dasar akuntansi, selanjutnya kita akan mempelajari

pokok bahasan yang lebih menarik lagi yaitu mengenai siklus akuntansi keuangan di
perusahaan.
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu
periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan
laporan
keuangan
pada
akhir
suatu
periode.
Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Transaksi Usaha
2. Pembuatan Bukti Asli
3. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)
4. Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan 1
5. Neraca Lajur Penyesuaian
6. Laporan Keuangan
7. Jurnal Penutup
8. Neraca Saldo setelah penutupan.
TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu
badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.3 Transaksi ini biasanya
dibuktikan dengan adanya dokumen.
Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran
rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan
gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan
transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan
transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya
dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti
yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak
mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini
merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk
menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain :
kwitansi, faktur dan bentuk bentuk lain.
Kwitansi; Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah
menerima sejumlah uang tunai.
Faktur Penjualan atau Pembelian; Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti
yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan
sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.

Bukti-bukti lain; Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: notanota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau
penerimaan barang.

PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).

Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan
kronologis dari transaksi entitas.5
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
.. Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan
terjadinya transaksi
.. Nama perkiraan.

.. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet

.. Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.

Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:


a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank,
penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan
mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau
pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi yang terjadi pacta sebuah
Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur, yaitu menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai
kedalam usaha adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan cek milik
Yudi Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening langkah pribadinya
di bank.

Langkah 2. Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan Modal
Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi Makmur adalah perkiraan
modal pemilik.

Langkah
3.
Kedua
perkiraan
tersebut
mengalami
penambahan
sebesar Rp.50.000.000.- Karena itu kas didebet: yaitu perkiraan aktiva mengalami
penambahan dan modal Yudi yang Makmur dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik
yang mengalami penambahan.

Langkah 4. Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva. Modal
Yudi Makmur dikredit untuk mencatat penambahan dalam perkiraan modal pemilik.

Langkah 5. Ayat jurnalnya adalah:

Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap pengaruh investasi dari suatu transaksi awal
dari Yudi usaha. Makmur, Jika dipelajari perkiraan kas menunjukkan suatu gambaran, yaitu
debet sebesar Rp.50.000.000,-. Setiap transaksi mempunyai suatu kredit, dan dalam contoh
sederhana ini hal itu diwakili oleh perkiraan modal.
PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
a. Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang
memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah
dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan
menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan
menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan
yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis
besarnya sendiri- sendiri.
Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom
item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam
perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet
dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar.
Transaksi investasi awal oleh Yudi Makrnur akan dipindahkan kebuku besar seperti tampak
pada gambar 2.

b. Buku Tambahan (Sub Ledger)


Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas
Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada
siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada
perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan
berapa saldo masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur dibukalah perkiraan
untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar
tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masingmasing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar langganan
(buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang membentuk
buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar hutang).

Gambar 3.
Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan
buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling
accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan
hutang.
Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling (perincian) piutang dan
hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila digambarkan tampak seperti yang
terdapat pada gambar 3.
Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan hutang dan tambahan
piutang dan buku berikut buku sebagai berikut :

NERACA LAJUR.
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo
masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol.
Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan
apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat
untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Gambar 4 adalah neraca saldo dari PT. Yudi Makmur per tanggal 31 Desember 199X.

Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan.
Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai
pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan
neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menempatkan
pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode
dimana beban itu terjadi.
Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih akurat dan
memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi
laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan
perkiraan yang tidak kelihatan.
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah:

1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar


2. Pendapatan yang masih harus diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan.8
Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dari PT. Yudi Makmur yang
dibuat pada tanggal 31 Desember.
Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember
199X adalah:
a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000
c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000
d. Penyusutan meubel Rp. 275.000
e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000
f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat dianggap sebagai pendapatan Rp.
150.000

Untuk mencatat pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat diakui


Sebagai pendapatan.

LAPORAN KEUANGAN.
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi
terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah
neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan,
nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.
a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang diperoleh dengan
mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan dan beban juga merupakan
perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, maka selisih antara pendapatan dan beban
tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi
Keuangan. Jika diperhatikan, laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah
modal pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik
b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi
Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen keseimbangan
yang paling akhir dalam neraca. Hal ini dapat ditelusuri melalui nilai Rp. 31.575.000,- pada
gambar 6 ke gambar 7.

JURNAL PENUTUP.
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan
pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.9
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan
mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan
modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian,
pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama
Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban
dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar
lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada
proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan
kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai
berikut:

1. Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit


Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan
jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
2. Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar
laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total
beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
3. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan
modal.
4. Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet
perkiraan modal pemilik perusahaan.

Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup buku pacta akhir
Desember, maka jurnal penutupnya adalah:

NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.


Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo
setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan
pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang
terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar
seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa
buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya.
Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan
tersebut dibuat.
Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca:
aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti
perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut
telah ditutup (gambar 8).

KESIMPULAN
Siklus Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk suatu
periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi transaksi yang dicatat dan
dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil
yang catatan-catatan selanjutnya.
Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal) . Selanjutnya
dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian ke Buku Besar merupakan
klasifikasi menurut sifat masing-masing transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping
Buku Besar terdapat pula Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam
Buku Besar. Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku Persediaan,
dan lain lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar
kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini
sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca setelah diadakan
pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan pos-poss tertentu yang disebut
dengan penyesuaian (adjustment).Setelah Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan
Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Buku besar / Ledger adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan
terakhir dalam akuntansi book of final entry yang menampung ringkasan data yang sudah
dikelompokan atau diklasifikasikanyang berasal dari jurnal.
Akun buku besar kadang-kadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti rekening
Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang. Untuk mengetahui Utang, Piutang dan
Persediaan Barang Dagang secara rinci, diperlukan rekening-rekening lain yang
dikelompokkan dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar
pembantu (subsidiary ledger). Dengan demikian ada buku besar pembantu utang, buku
besar pembantu piutang dan buku besar pembantu barang dagang.

Bentuk Buku Besar


Bentuk Buku Besar yang biasa digunakan adalah :

1. Bentuk T (T account) Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya
berbentuk seperti huruf T besar. Sebelah kiri menunjukan sisi Debet dan sebelah kanan
menunjukan sisi Kredit. Nama akun diletakan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan
atas. Contoh buku besar bentuk T :
Nama Akun : Kas
Kode : 101

2.Bentuk Skontro; Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro
artinyasebelah menyebelah(dibagi dua) yaitu sebelah debet dan sebelah kredit. Contoh
buku besar skontro :
Nama Akun : Utang Usaha
Kode : 201
Tanggal

Keterangan

Ref

Debet

Tanggal

Keterangan

Ref

Kredit

3. Bentuk staffle (berkolom saldo tunggal)


Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang realtif banyak.
contohnya dibawah ini :

4. Bentuk Staffle berkolom saldo rangkap


Bentuk ini hamper sama dengan bentuk kolom saldo tunggal. Hanya perbedaannya kolom
saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debet dan kolom kredit, contohnya di bawah ini :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keterangan:
Diisi tanggal transaksi secara kronologis
Diisi penjelasan transaksi
Diisi sumber posting dan halaman jurnal
Diisi jumlah uang yang didebet
Diisi jumlah uang yang dikredit
Dan 7 Diisi saldo uang yang didebet ataupun dikredit

Posting ke buku besar


Pencatatan ke dalam Buku Besar (Posting)

Pencatatan saldo awal dari data neraca awal (jika perusahaan sudah berdiri sebelum periode
bersangkutan). Rekening yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo debet dan
rekening yang di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit. Pencatatan tanggal
terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal, ke kolom tanggal
rekening buku besar yang bersangkutan.
Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal ke kolom
keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan.
Pencatatan jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan, dan
mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang bersangkutan.
Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku besar yang
bersangkutan
Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, di kolom
referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan.
Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom, carilah saldonya
dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan transaksi tersebut.
Pencatatan debet akan menambah saldo debet atau mengurangi saldo kredit, sedangkan
pencatatan kredit akan mengurangi saldo debet atau menambah saldo kredit.
Sebagai contoh pada tanggal 1 Juli 2006 cleaning service Khrisna menerima uang tunai
sebesar Rp 30.000.000,00 sebagai setoran investasi Khrisna dalam perusahaannya.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut :

Teknik Pengkodean Buku Besar


Pengkodean kolom Reff dalam Buku Besar diambilkan dari Buku Jurnal pada saat transaksi
dipindahkan ke Buku Besar, atau dengan kata lain bahwa pemberian kode di buku besar

dilakukan saat posting dilakukan. Misalnya dalam kolom referensi (Ref) Buku Jurnal ditulis
nomor 111 dan 311. Artinya data yang bersangkutan sudah dipindahkan ke dalam buku
besar akun nomor 111 dan 311. Dalam buku besar akun yang di debit (Kas) dalam kolom
referens ditulis JU-1 artinya data yang bersangkutan diposting dari Jurnal Umum halaman.
Demikian pula untuk akun yang di kredit.
Terdapat 3 (tiga) jenis-jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu
perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis
perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masingmasing pelanggan. Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur,
seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever yang
menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.

2. Perusahaan Dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi
sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang
akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.

3. Perusahaan Jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh
perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.

Jenis-jenis Organisasi Perusahaan


Hampir semua organisasi memerlukan akuntansi. Dalam hal tertentu, prosedur akuntansi
dapat tergantung pada bentuk organisasi.
Umumnya terdapat 3 (tiga) bentuk perusahaan yang berbeda, yaitu perusahaan
perorangan, perusahaan persekutuan, dan perusahaan perseroan. Masing-masing bentuk
perusahaan ini memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Jenis-jenis
perusahaan meliputi :

1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan dimiliki oleh individu, pemilik tunggal. Bentuk ini mudah
pengelolaannya, biayanya juga tidak terlalu mahal. Kelemahan utama bentuk perusahaan ini
adalah sumberdaya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

2. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu, masing-masing pemilik
menyetorkan modalnya ke perusahaan untuk bekerja secara bersama-sama. Sumber daya
keuangan tidak hanya berasal pada satu orang saja, tetapi berasal dari beberapa pemilik
perusahaan.

3. Perusahaan Perseroan
Perusahaan perseroan Sering disebut juga korporasi. Perusahaan ini dibentuk berdasarkan
peraturan pemerintah sebagai suatu badan hukum. Biasanya modalnya terdiri dari sahamsaham, yang diterbitkan oleh korporasi tersebut dan dijual kepada masyarakat yang
berminat. Keunggulan utama bentuk perusahaan korporasi adalah kemampuan untuk
mendapat sejumlah sumberdaya keuangan dengan cara menerbitkan saham tersebut.
Sehingga pemegang saham perusahaan ini bisa perorangan, atau individu yang membeli
saham
perusahaan
ini.
Jenis-jenis perusahaan tersebut adalah yang umumnya dikenal dalam ilmu ekonomi. Tidak
menutup kemungkinan masih ada lagi jenis-jenis perusahaan yang lainnya.

Neraca Saldo (saat ini sesuai dengan IFRS disebut sebagai laporan posisi keuangan /
Financial Position Statement) atau dalam bahasa inggris disebut trial balance adalah daftar
akun-akun beserta saldo-saldo (debet dan kredit) yang ada di dalam buku besar pada
periode tertentu. Dalam neraca saldo ini kita dapat mengetahui apakah jurnal-jurnal yang
telah kita buat sebelumnya sudah benar atau belum dalam penempatan rekening maupun
posisi saldo. Neraca saldo harus menunjukkan saldo rekening yang sama antara kolom
debet dengan kredit.

Tujuan Pembuatan Neraca Saldo


Dalam penyusunannya, neraca saldo ini bertujuan untuk menguji kesamaan saldo debet dan
kredit yang ada di dalam buku besar. Selain itu neraca saldo juga dibuat untuk
mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan.

Proses Pembuatan Neraca Saldo


1. Pertama kita jumlahkan terlebih dahulu kolom kredit dan debit pada rekening yang
ada dalam buku besar
2. Masukkan hasil penjumlahan tersebut ke dalam neraca saldo sesuai dengan akunakunnya dan pada posisi saldo normal (debet/kredit)
3. Hitung semua saldo rekening yang ada dalam buku besar. Lihat apakah ada selisih
antara kolom saldo dengan kolom kredit

Susun kembali neraca saldo sesuai dengan nama-nama akun yang ada beserta saldonya.
Urutan teratas berdasarkan nomor referensi adalah akun-akun bersaldo normal debet
kemudian diikuti akun-akun bersaldo normal kredit. Neraca Saldo (saat ini sesuai dengan
IFRS disebut sebagai laporan posisi keuangan / Financial Position Statement) atau dalam
bahasa inggris disebut trial balance adalah daftar akun-akun beserta saldo-saldo (debet dan
kredit) yang ada di dalam buku besar pada periode tertentu. Dalam neraca saldo ini kita
dapat mengetahui apakah jurnal-jurnal yang telah kita buat sebelumnya sudah benar atau
belum dalam penempatan rekening maupun posisi saldo. Neraca saldo harus menunjukkan
saldo rekening yang sama antara kolom debet dengan kredit.

Tujuan Pembuatan Neraca Saldo


Dalam penyusunannya, neraca saldo ini bertujuan untuk menguji kesamaan saldo debet dan
kredit yang ada di dalam buku besar. Selain itu neraca saldo juga dibuat untuk
mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan.

Proses Pembuatan Neraca Saldo


1. Pertama kita jumlahkan terlebih dahulu kolom kredit dan debit pada rekening yang
ada dalam buku besar
2. Masukkan hasil penjumlahan tersebut ke dalam neraca saldo sesuai dengan akunakunnya dan pada posisi saldo normal (debet/kredit)
3. Hitung semua saldo rekening yang ada dalam buku besar. Lihat apakah ada selisih
antara kolom saldo dengan kolom kredit
4. Susun kembali neraca saldo sesuai dengan nama-nama akun yang ada beserta
saldonya. Urutan teratas berdasarkan nomor referensi adalah akun-akun bersaldo
normal debet kemudian diikuti akun-akun bersaldo normal kredit.

Jurnal Umum Akuntansi Perusahaan Jasa


Bagikan artikel :

Tweet
Sebelumnya saya akan memberikan batasan apa yang dimaksud dengan pengertian jurnal.
Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara
kronologis (berdasarkan urutan waktu) dengan menunjukkan akun/perkiraan yang harus di
DEBET dan KREDIT beserta jumlahnya masing-masing. Jurnal merupakan catatan pertama
setelah adanya bukti transaksi sebelum dilakukan pencatatan dalam buku besar, sehingga
jurnal sering dikatakan sebagai catatan asli atau book of original entry.

Jurnal akuntansi perusahaan jasa

Apakah Anda sudah mengerti betul dalam menganalisis transaksi jurnal umum akuntansi
perusahaan jasa? Apabila Anda tidak tepat dalam menganalisis transaksi tersebut, maka
dalam
memindahkan transaksi
ke
dalam
jurnal
akan
banyak
mendapatkan
kesalahan. Supaya kita dapat membuat jurnal akuntansi perusahaan jasa, kita harus
mengerti
dahulu tentang
persamaan
dasar
akuntansi.
Setelah
kita
mengerti
tentang persamaan dasar akuntansi, kita dapat membuat jurnal dengan lebih mudah dalam
penempatan akun-akun jurnal. Jika anda belum belajar persamaan dasar akuntansi, anda
bisa membaca dulu artikel sebelumnya mengenai persamaan dasar akuntansi.
Berdasarkan rumus persamaan dasar akuntansi pada artikel sebelumnya, menimbulkan
ketentuan sebagai berikut:
1.
2.
3.

Setiap transaksi mempunyai unsur debet dan unsur kredit secara bersamaan
Jumlah debet dan kredit haruslah sama
Tentukan rekening apa saja yang terlibat, bertambah atau berkurangkah rekening
tersebut dan kemudian dilihat aturan main debet dan kreditnya
4.
Aturan main debet dan kredit

Pendebetan dilakukan bila:

-Aktiva bertambah
-Utang berkurang
-Modal berkurang
-Biaya bertambah
-Pendapatan berkurang

Pengkreditan dilakukan bila:

-Aktiva berkurang
-Utang bertambah
-Modal bertambah
-Biaya berkurang
-Pendapatan bertambah

Cara Pengisian ke dalam Jurnal


Tahap Pencatatan Akuntansi Perusahaan Jasa
. Proses pemindahan dari transaksi ke
dalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing). Agar Anda dapat memahami secara jelas
bagaimana mencatat transaksi ke dalam jurnal, maka berikut ini saya berikan cara-cara
pengisian ke dalam jurnal umum.

1. Mencatat tanggal
a. Tahun dicatat pada kolom tanggal paling atas (pada baris pertama) dan hanya ditulis satu
kali pada setiap halaman.
b. Bulan ditulis pada baris kedua pada kolom tanggal.
c. Tanggal ditulis pada baris kedua pada kolom tanggal yang berlajur kecil.

2. Mendebet perkiraan
Nama perkiraan yang harus di debet dicatat sebelah atas dan menjorok ke sebelah kiri pada
kolom keterangan.

3. Mengkredit perkiraan
Nama perkiraan yang harus di kredit dicatat sebelah bawah perkiraan yang di debet, dan
menjorok ke sebelah kanan ditulis pada kolom keterangan.

4. Lajur reference
Diisi dengan nomor kode perkiraan apabila jurnal itu telah dipindahkan ke buku besar.

5. Halaman jurnal
Diisi sesuai dengan lembaran jurnal.

6. Memindahkan jumlah jurnal


Apabila suatu halaman jurnal yang dipakai sudah penuh, maka pencatatan transaksi akan
dilanjutkan pada halaman berikutnya dengan menuliskan kata jumlah dipindahkan dalam
lajur keterangan. Setelah itu jumlahkan lajur debet dan kredit; jumlahnya harus sama. Beri
tanda sudah dicek (V) dalam lajur referenc

Das könnte Ihnen auch gefallen