Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
HIDUNG
By :
Nurcha
1.
2.
1.
2.
3.
4.
frontalis
sphenoidalis
ethmoidalis
maxillaris
Sinus
Sinus
Sinus
Sinus
Fungsi hidung :
1.
2.
3.
Pembau
Resonansi suara
Jalan udara pernafasan (respirasi)
Pengatur suhu
Pengatur kelembaban
Fungsi Resonansi
Resonansi udara adalah ikut
bergetarnya udara akibat getaran
suara yang frekuensinya sama.
Akibat resonansi maka suara akan
diperkeras.
Fungsi Respirasi
Fungsi respirasi dari hidung karena
udara didalam hidung diatur
suhunya, kelembabannya, dan
dibersihkan dari debu dan bakteri.
9
Pengatur suhu
Pengaturan suhu udara pernafasan dilakukan
oleh Concha nasalis, kalau udara terlalu panas
maka akan didinginkan dan sebaliknya sehingga
sesuai dengan temperatur tubuh.
Pengatur kelembaban
Tugas ini juga dilakukan oleh Concha nasalis.
Kalau udara terlalu kering, maka akan
dilembabkan.
Pembersihan udara
Pembersihan udara inspirasi dilakukan oleh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Simtomatology
penyakit hidung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PEMERIKSAAN HIDUNG
1. Rinoskopy anterior, untuk melihat
rongga hidung dari anterior, dengan
menggunakan spekulum hidung.
2. Rinoskopi posterior, melihat rongga
hidung dari belakang, dilakukang
dengan bantuan kaca yang
diletakkan di orofaring.
12
Pemeriksaan hidung
3. Transiluminasi/Diapanoskopi, untuk
melihat sinus maxilaris dan
frontalis, dilakukan dikamar
gelap,dengan menggunakan senter.
4. Pemeriksaan tambahan, X-foto,
sering posisi Water / SPN (sinus
paranasal)
13
1.
RHINITIS
Patofisiologi
Reaksi antigen antibodi histamin,
bradikinin, asetilkolin vasodilatasi
pembuluh darahdan peningkatan
permeabilitas kapiler odema, bersinbersin.
Penatalaksanaan
15
b. Rhinitis Chronica
Radang kronis dari mukosa hidung (> 3
bulan).
Etiologi :
16
Pencegahan
Untuk mencegah agar rinitis tidak menular
ke orang lain :
Hindari kontak dengan penderita
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara
menghindari kelelahan, makan makanan yang
bergizi.
Menghindari badan supaya tidak kedinginan.
Komplikasi
Otitis media akut
Sinusitis
Infeksi traktus respiratirius bagian bawah
( laringo-trakeo bronkitis, pneumonia).
18
c. Rhinitis Atropicans/ozaena
Penyakit dimana semua jaringan
hidung (mukosa & tulang concha)
mengalami atropi.
Etiologi :
Belum jelas
Kemungkinan :
Infeksi bakteri (proteus, bacillus,
klebsiela ozaena)
Gangguan keseimbangan hormonal
19
GEJALA :
Pemeriksaan :
Penatalaksanaan
Antibiotik
Operasi
Cuci hidung dengan :
Bicarbonas Natricus
NaCl
Ammonium Chlorida
Aquades
1 bagian obat dan 9 bagian air hangat
20
Rhinogen (90%)
Rhinitis akut/ allergica : pus dari cavum nasi
masuk kesinus maksillaris.
Odonthogen (10%)
Infeksi gigi menjalar kesinus (P1,P2,M1,M2,M3 gigi
atas)
Predisposisi :
Septum deviasi
Hypertropi concha
Polip nasi
21
Gejala
Diagnosa
Transiluminasi
Foto rongent SPN
Kaak pungsi
Penatalaksanaan/terapi
Istirahat
Drinage (kaak pungsi)
Obat-obatan (antibiotik, analgesik, dekongestan)
Operasi (gigi, septum)
22
3. Polip Nasi
Massa didalam rongga hidung yang terjadi dari
mukosa hidung atau sinus yang mengalami
degeneraatif hydropik.
Etiologi
Rhinitis allergica
Sinusitis chronik
Gejala
Penatalaksanaan
polipectomy
23
4. Epistaxis
Keluarnya darah dari rongga hidung
Epistaxis Anterior
Perdarahan hidung o.k plxus kisselbachi pecah banyak
pada anak-anak
Epistaxis Posterior
Pecahnya A. Sphenopalatina dan atau arteri ethmoidalis
posterior terdapat pada rongga hidung belakang
24
Etiologi
Kelainan hidung
Corpus alienum
Neoplasma
Trauma
Kelainan general
DHF
Defisiensi vit. K
Haemophilia
Hypertensi
Tumor
Dan lain-lain
25
Penatalaksanaan/terapi
1. Epistaxis anterior
2. Epistaxis posterior
Terapi kausal
Transfusi darah bila perlu
Tampon anterior, kp Belloque
26
5. Corpus Alienum
Terdapat suatu benda asing dalam
hidung (hidup/mati)
Etiologi ;
Anak kecil memasukkan mainan dalam hidung
Hewan yang masuk dalam hidung (lintah)
Gejala dan tanda ;
sekret purulen yang banyak
Epistaxis
Bau busuk
Inspeksi ; terdapat benda asing dlm rongga
hidung
27
Penatalaksanaan
Benda asing Eksraksi
1. Kapur barus, kacang, biji2an
menggunakan alat; speculum
hidung, ring haak, lampu kepala
2. Kapas lampu kepala, speculum
hidung, bayonet pincet
3. Hewan/ lintah lampu kepala,
speculum hidung, kom berisi air,
tampon tang.
28
Data obyektif
Pasien menangis
Nafas lewat mulut
Nafas tidak longgar
Hidung bau busuk
Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan jalan nafas
Gangguan rasa nyaman
Intervensi
PENGKAJIAN
1.
BIODATA
Pekerjaan, alamat, dll
2. Keluhan Utama
Lihat data subyektif dan obyektif
3. RPS dan RPD
Lihat data subyektif dan obyektif
4. Data Subyektif
Obstruksi hidung
Sekret hidung
Warna, konsistensi
Perdarahan hidung
Adanya crusta
5.
Data obyektif
6.
1)
2)
3)
4)
1)
2)
3)
4)
Analisa Data
Masalah keperawatan
Kurang pengetahuan
Nyeri kepala, pipi
Jalan nafas tidak efektif
Gangguan keseimbangan suhu tubuh (febris)
Kemungkinan penyebab
Informasi yang kurang
Radang pada sinus
Obstruksi hidung (sekret)
Reaksi pirogen
Analisa Data
Tujuan :
Menghindari alergen
Istirahat cukup
Diet seimbang
Pasien dapat menunjukkan pemakaian obat tetes hidung dgn benar
Pasien menyatakan rencana untuk melakukan tindakan lebih lanjut
32
Intervensi
Intervensi Keperawatan
Memberikan obat sesuai yang ditetapkan (antihistamin,
decongestan, antibioti)
Memberikan penyuluhan ;
Menghindari faktor2 yang berperan dalam sinusitis
(udara dingin, merokok, dll)
Menganjurkan untuk operasi bila ditemukan ; septum
deviasi, polip nasi
Bila gigi carries berobat ke gigi
Intervensi Medik
Pembebasan rasa sakit dan drinage sinus, selain
antibiotik.
33