Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Setelah suatu item didefinisikan sebagai pendapatan (revenue), maka selanjutnya adalah
penentuan titik atau waktu dimana item tersebut diakui sebagai pendapatan. Ada beberapa standar
yang dapat dijadikan acuan dalam pengakuan pendapatan pemerintah, antara lain:
a. Public Sector Committee (PSC) Study No.9
1) Kriteria Pengakuan Umum
Secara umum, kriteria pengakuan pendapatan dalam laporan operasi adalah:
a). Terdapat kemungkinan terjadinya arus masuk (inflow) atau kenaikan lain atau
penghematan atas arus keluar (outflow) dari manfaat ekonomi dimasa mendatang.
b). Arus masuk (inflow) atau kenaikan lain atau penghematan atas arus keluar (outflow) dari
manfaat ekonomi dimasa mendatang, dapat diukur dengan andal.
Kriteria ini diadopsi dalam kerangka kerja IASC dan sejumlah kerangka kerja konseptual
secara internasional.
Probabilitas/ Kemungkinan (Probability)
Istilah mungkin (probable) dapat diartikan bahwa kesempatan/ peluang atas adanya inflow
(atau kenaikan lain atau penghematan (savings) outflow atas manfaat ekonomi masa yang akan
datang) lebih besar daripada peluang tidak terjadinya inflow. Karena masalah probabilitas ini akan
bervariasi, penilaian tingkat kepastian (degree of certainty) atas pendapatan pada berbagai
keadaan, harus dibuat berdasarkan ketersediaan bukti.
Keterukuran (Measurability)
Walaupun beberapa item pendapatan dapat diukur dengan tingkat keandalan yang tinggi,
dalam beberapa kasus pendapatan tersebut mungkin diukur berdasarkan estimasi. Dalam kasus
tertentu, beberapa pendapatan akan memenuhi persyaratan pengakuan pendapatan hanya jika
pendapatan tersebut dapat diukur secara andal.
2) Kriteria Pengakuan Spesifik (Khusus)
Sejumlah kerangka kerja membebankan persyaratan lebih lanjut bahwa kiteria pengakuan
pendapatan perlu diaplikasikan secara bijaksana. Contohnya, FASB Statement of Financial
Accounting Concepts (SFAC) No.5 menyatakan bahwa:
selain itu, sebagai reaksi atas ketidakpastian, persyaratan yang lebih ketat secara historis telah
dibebankan untuk mengakui pendapatan (revenue) dan gains daripada untuk mengakui beban
(expenses) dan kerugian (loses), dan reaksi konservatif ini mempengaruhi pedoman untuk
mengaplikasikan kriteria pengakuan untuk komponen earnings (paragraf 81).
FASB Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.5 juga menyatakan bahwa
pengakuan pendapatan (revenue) dan gains melibatkan pertimbangan dua faktor berikut:
a
Terealisasi atau dapat terealisasi. pendapatan (revenue) dan gains terealisasi ketika
produk (barang atau jasa), merchandise, atau asset lainnya telah ditukar dengan kas atau
adanya klaim terhadap kas. pendapatan (revenue) dan gains dapat terealisasi ketika asset
yang diterima atau dimiliki tersebut siap untuk dirubah/ ditukar dengan sejumlah kas/
Selaras dengan hal tersebut, bab 4 (chapter 4) dari UK ASB Discussion Draft Statement of
Principles: The Recognition of Items in Financial Statements berpendapat bawa berkaitan
dengan ketidakpastian, kehati-hatian (prudence) membutuhkan bukti yang lebih meyakinkan/
persuasif (baik keterjadian maupun jumlahnya) untuk pengakuan atas item-item yang
menghasilkan peningkatan ekuitas daripada pengakuan item-item yang tidak menghasilkan
kenaikan ekuitas (1992, Paragraf 24). UK ASB menyatakan bahwa gains harus telah diterima/
didapatkan, misalnya gains tersebut harus tidak termasuk dalam periode yang akan datang dan
disana harus tidak ada transaksi material, kontrak atau kejadian-kejadian lainnya yang harus
terjadi sebelum perubahan aset atau kewajiban suatu entitas, yang melekat dalam gains tersebut.
(1992, Paragraf 55(a)).
3) Penerapan Kriteria Pengakuan Spesifik (Khusus)
Pemerintah memperoleh pendapatan baik dari transaksi pertukaran maupun transaksi nontimbal balik (non-exchange). Pada transaksi pertukaran yang dilakukan oleh pemerintah sebagian
besar mirip dengan transaksi yang ada pada sektor swasta, sehingga dapat pemerintah
menerapkan standar IASC. Sedangkan dalam penerapan kriteria pengakuan spesifik untuk
pendapatan non-timbal balik masih terdapat beberapa masalah.
Dalam kasus pajak, ada beberapa titik kemungkinan di mana penghasilan dapat dikatakan
penghasilan telah "diterima", yaitu, bahwa hutang kepada pemerintah lebih dahulu muncul.
Sebagai contoh, dalam kasus pajak penghasilan :
ketika wajib pajak memperoleh penghasilan kena pajak;
pada akhir tahun penghasilan;
ketika pengembalian pajak diajukan;
ketika pajak dinilai; atau
mendukung pendekatan yang berbasis pendapatan dan mengidentifikasi masalah yang mungkin
timbul jika hal itu diterapkan pada pendapatan non-timbal balik (SAC 4, paragraf A83 - A88).
Jika dianggap bahwa pendapatan harus diakui pada saat "diterima", adalah mungkin untuk
berpendapat bahwa seharusnya kontribusi diakui sebagai pendapatan barang dan jasa yang
diberikan kepada penerima manfaat. Sebagai contoh, di mana kontribusi yang digunakan untuk
memperoleh aset yang dapat disusutkan, mungkin tepat untuk mengakui kontribusi sebagai
pendapatan ketika depresiasi aset terjadi.
Namun, pengakuan atas kontribusi ketika biaya terjadi dapat menimbulkan masalah. Di mana
tidak ada hubungan yang jelas antara kontribusi dan penyediaan barang dan jasa, alokasi
kontribusi untuk barang dan jasa bisa dianggap sewenang-wenang. Lebih jauh lagi, dimana
kontribusi yang diberikan untuk mengakuisisi aset non-penyusutan, sebuah pendekatan
"penghasilan" mungkin mengakibatkan pengakuan kewajiban perpetual. Keputusan dari suatu
badan untuk membuang aset yang dapat disusutkan akan mempercepat pengakuan pendapatan
dengan hubungannya dengan depresiasi aset. Beberapa berpendapat, oleh karena hal tersebut,
dapat menyebabkan terlalu banyak kemungkinan fleksibilitas manajerial dalam pelaporan dan
mengurangi perbandingan antara entitas.
Di sisi lain, ketika ada hubungan antara kontribusi dan penyediaan barang dan jasa (pada
basis akuntansi akrual yang dimodifikasi), atau pengadaan barang dan jasa (pada basis akuntansi
akrual yang dimodifikasi), menghubungkan waktu pengakuan pendapatan untuk biaya terkait /
pengeluaran dapat dianggap sebagai ukuran yang lebih baik dari hasil operasi. Namun, seperti
yang dibahas dalam pembatasan pengakuan pendapatan bahwa tidak selalu ada konsensus ketika
hubungan seperti itu terjadi.
Saat masalah muncul dalam menerapkan penghasilan yang ketat berbasis pendekatan,
mungkin lebih mudah untuk mengenali kontribusi ketika entitas pelaporan menerima uang tunai
atau hak untuk menerima tunai, bukan pada saat diterima. Pada titik di mana entitas menerima
uang tunai, itu akan mendapatkan kontrol atas aset, sehingga memenuhi definisi pendapatan
sebagai peningkatan aktiva bersih.
4) Pendekatan Pengakuan Pendapatan Non-Timbal Balik (Non-reciprocal)
Beberapa kemungkinan titik pengakuan untuk berbagai jenis pendapatan non-timbal balik
adalah sebagai berikut:
a). Pendapatan Pajak
Penentuan
titik/saat
mengkombinasikan
antara
pengakuan
kriteria
pendapatan
probabilitas
pajak
dimungkinkan
(kemungkinan)
dan
dengan
keterukuran
pengakuannya kurang jelas, pendapatan seharusnya diakui apabila jumlah pendapatan dalam
periode pelaporan dapat secara andal/ terpercaya ditentukan.
b). Hibah dan Kontribusi
Hibah tak terikat memenuhi kriteria pengakuan segera setelah hibah tersebut diterima.
Namun pada hibah terikat, titik pengakuannya masih memerlukan beberapa pertimbangan.
Pemerintah menerima hibah terikat untuk membantu mereka dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka untuk menyediakan layanan publik. Manfaat yang diperoleh
mungkin tidak benar-benar dapat diperoleh sampai periode berikutnya karena waktu kinerja
dari kondisi yang diperlukan. Karena ada kewajiban untuk memenuhi batasan yang
dipaksakan, isu kuncinya adalah waktu dari pengakuan dari arus masuk sebagai pendapatan.
Beberapa kemungkinan alternatif bagi pengakuan pendapatan adalah:
c). Apropriasi
Apropriasi adalah otorisasi untuk membelanjakan dana, bukan pendapatan pemerintah
secara keseluruhan. Akan tetapi, untuk setiap entitas pemerintah yang menerima dana yang
telah jelas apropriasinya, dana yang digunakan untuk membiayai operasi kegiatan dalam
periode pelaporan harus diperlakukan sebagai pendapatan. Pendapatan untuk layanan yang
dilakukan tidak boleh diakui jika legislatif belum menyetujui sebuah apropriasi untuk tujuan
itu.
Undang-undang dan pengaturan administrasi peruntukan sekitarnya bervariasi dari satu
yurisdiksi dengan yang lain. Di beberapa negara (seperti Selandia Baru) yang beroperasi di
bawah dasar akrual penuh dan memiliki perjanjian eksplisit antara pemerintah dan badanbadan menentukan barang dan jasa yang akan dihasilkan, dana yang diterima di bawah
peruntukan untuk produksi output dapat dipertanggungjawabkan sebagai pendapatan
pertukaran. Yurisdiksi lain, dana yang diterima di bawah peruntukan mungkin lebih dalam
sifat hibah terikat.
Di bawah dasar akuntansi akrual penuh, apropriasi yang digunakan untuk meningkatkan
basis sumber daya dari entitas pemerintah dapat diklasifikasikan sebagai sumbangan oleh
pemilik dari pemerintah pusat yang dipandang sebagai "pemilik". Dana diterima berdasarkan
peruntukan untuk mentransfer ke pihak ketiga harus diperlakukan sebagai terpisah dari
pendapatan.
Secara umum, apropriasi tidak habis terpakai tidak boleh diperlakukan sebagai
pendapatan di mana mereka harus dikembalikan ke pemerintah pusat karena tidak ada hak
hukum terhadap apropriasi tersebut. Jika badan diijinkan untuk tetap memegang dana
apropriasi, atau beberapa bagian dari mereka, dana yang terkait dapat diperlakukan sebagai
pendapatan.
b. IPSAS
1) Revenue from exchange transactions (IPSAS 9)
a). Tingkat penyelesaian transaksi
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau potensi jasa dari sebuah
dengan andal
Biaya yang terjadi karena transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi dapat
kepemilikan barang
Entitas tidak lagi pada tingkat memiliki atau memiliki kuasa atas barang yang terjual
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi atau potensi jasa dari sebuah
dengan andal
c). Bunga, royalti, dividen atau setara (hasil penggunaan aset oleh entitas lain)
Bunga harus diakui dengan dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil
efektif aset
Royalti harus diakui pada saat diperoleh sehubungan dengan substansi dari
aset, hal itu akan mengurangi nilai tercatat kewajiban yang diakui dan mengakui
daerah.
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada peraturan
2) Pendapatan LO
Pendapatan-LO diakui pada saat:
a). Timbul hak atas pendapatan;
b). Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan diakui
pengurang pendapatan.
Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas
pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai
pengurang pendapatan pada periode yang sama.
Pendapatan usaha dari jasa layanan dan pendapatan usaha lainnya diakui pada saat
diterima atau hak untuk menagih timbul sehubungan dengan adanya barang/jasa yang
diserahkan kepada masyarakat.
Pendapatan hibah berupa barang diakui pada saat hak kepemilikan berpindah.
Pendapatan hibah berupa uang diakui pada saat kas diterima oleh BLU.